Anda di halaman 1dari 135

SIAP MENGHADAPI UJIAN PEJABAT PEBUAT AKTA TANAH

Dr. M. Sudirman, SH, MH, SpN, MKn, ME. CIM

HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH

SUDIRMAN LAW TRAINING CENTER (SLTC) & MJW INSTITUTE


RABU & KAMIS, 26-27 Oktober 2022
HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS TANAH, SATUAN RUMAH SUSUN DAN
PENDAFTARAN TANAH PASCA PPRI NOMOR 18 TAHUN 2021
DALAM PRAKTIK JABATAN PPAT
Bismillahi Rahmanir Rahim
(Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)

Assalâmu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakâtuh


(Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah tercurah
untukmu)
Chapter 1

FUNDAMENTAL LAW (DASAR HUKUM)


PENDAFTARAN TANAH TERKAIT JABATAN
PPAT, PENGECEKAN SERTIPIKAT,
PERIZINAN DAN LAINNYA
KETENTUAN

1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN


1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA

2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24


TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

3. PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN


PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

4. PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA
AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR
3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH
KETENTUAN

5. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR


14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
6. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI
NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN
NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24
TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH LAINNYA
KETENTUAN

7. UU Nomor 11 Tahun 2008 (Informasi dan Transaksi Elektronik);


8. UU Nomor 14 Thn 2008 (Keterbukaan Informasi Publik);
9. UU Nomor 30 Tahun 2014 (Administrasi Pemerintahan);
10. PP Nomor 61 Tahun 2010 (Pelaksanaan UU 14 Tahun 2008);
11. PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT (PJ-PPAT).
12. Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan PPAT.
13. PP Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan PPAT (PJ-PPAT-P)
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 10
Tahun 2017 tentang Tata Cara Ujian, Magang, Pengangkatan dan Perpanjangan Masa Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah.
KETENTUAN

15. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2021 Tentang Uang Jasa Pejabat Pembuat Akta
Tanah.
16. Kode Etik PPAT Nomor: 112/KEP-4.1/IV/2017, Tanggal 27 APRIL 2018, diputuskan
dalam Kongres KE IV IPPAT, Tanggal 31 Agustus 2007–1 September 2007
17. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
18. PP Nomor 128 Tahun 2015 (PNBP Yang Berlaku pada Kementerian ATR);
19. PP Nomor 71 Thn 2019 (Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik)
20. PP Nomor 18 Thn 2021 (Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun
dan Pendaftaran Tanah);
21. Perpres Nomor 47 Tahun 2020 (Kementerian ATR);
22. Perpres Nomor 48 Tahun 2020 (BPN);
23. Permen Negara Agraria/Ka. BPN Nomor 3 Tahun 1997 jo Permen ATR Nomor 16
Tahun 2021 (Ketentuan Pelaksaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997);
KETENTUAN
24. Permen ATR Nomor 16 Tahun 2020 (Organisasi & Tata Kerja Kementerian ATR);
25. Permen ATR Nomor 17 Tahun 2020 (Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah BPN dan
Kantor Pertanahan);
26. Permen ATR Nomor 19 Tahun 2020 (Layanan Informasi Pertanahan Secara Elektronik);
27. Permen ATR Nomor 18 Tahun 2021 (Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas
Tanah);
28. Permenkeu Nomor 188/PMK.05/2021 (Tata Cara Pembayaran Atas Transaksi
Pengembalian Penerimaan Negara);
29. Permenkeu Nomor 213/PMK.06/2020 (Petunjuk Pelaksanaan Lelang);
30. PP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
31. Petunjuk Teknis No.3/Juknis-HK.02/IVI/2022 (Layanan Pengecekan Sertipikat
dan SKPT Secara Elektronik);
32. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16
Tahun 1997 Tentang Perubahan Hak Milik Menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak
Pakai dan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai.

Note: Agar ketentuan tersebut selalu di cek Kembali, apakah


peraturan tersebut sudah ada perubahan dan atau dicabut.
KETENTUAN PERTANAHAN TERBARU
TERKAIT PPAT
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2O20
TENTANG CIPTA KERJA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
3. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN
2021 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI
NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH
4. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18
TAHUN 2021 TENTANG HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS TANAH,
SATUAN RUMAH SUSUN, DAN PENDAFTARAN TANAH.
5. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN
2021 TENTANG UANG JASA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH.
6. LAINNYA
Chapter 2

PPRI NOMOR 18 TAHUN 2021


TENTANG
HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS
TANAH, SATUAN RUMAH SUSUN
DAN PENDAFTARAN TANAH
PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2021
TENTANG HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS
TANAH, SATUAN RUMAH SUSUN, DAN
PENDAFTARAN TANAH
(PP 18 Tahun 2021)
HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS
TANAH, SATUAN RUMAH SUSUN, DAN
PENDAFTARAN TANAH

Hak Atas
Tanah atau
Hak
Ruang HGU,HGB, Satuan Pengelolaan
Ketentuan Hak Pendaftaran Ketentuan Ketentuan Ketentuan
HP atas Rumah pada Ruang
Umum Lingkup Pengelolaan
tanah Susun Atas Tanah
Tanah Lain-lain Peralihan Penutup
dan Ruang
Bawah
Tanah
HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS
TANAH, SATUAN RUMAH SUSUN, DAN
PENDAFTARAN TANAH

1. Ketentuan Umum
2. Ruang Lingkup
3. Hak Pengelolaan
4. HGU, HGB, HP Atas Tanah
5. Satuan Rumah Susun
6. Hak Atas Tanah atau Hak Pengelolaan pada Ruang Atas Tanah dan
Ruang Bawah Tanah
7. Pendaftaran Tanah
8. Ketentuan Lain-lain
9. Ketentuan Peralihan
10. Ketentuan Penutup
1. KETENTUAN UMUM
1. Tanah
2. Tanah Negara atau Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara
3. Hak Pengelolaan
4. Hak Atas Tanah
5. Ruang Atas Tanah
6. Ruang Bawah Tanah
7. Perpanjangan Jangka Waktu Hak
8. Pembaruan Hak
9. Pendaftaran Tanah
10. Satuan Rumah Susun
1. KETENTUAN UMUM
11. Tanah Telantar
12. Tanah Musnah
13. Tanah Ulayat
14. Orang Asing
15. Pemerintah Pusat
16. Pemerintah Daerah
17. Menteri
18. Kementerian
19. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
20. Kantor Pertanahan
2. RUANG LINGKUP

a. Hak Pengelolaan
b. Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
Hak Pakai Atas Tanah
c. Satuan Rumah Susun
d. Hak Atas Tanah atau Hak Pengelolaan pada
Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah
dan
e. Pendaftaran Tanah.
3. HAK PENGELOLAAN

1. Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan Hak


Pengelolaan
2. Subjek Hak Pengelolaan
3. Pemanfaatan Tanah Hak Pengelolaan
4. Terjadinya Hak Pengelolaan
5. Pembebanan, Peralihan, dan Pelepasan Hak
Pengelolaan dan Hak Atas Tanah di atas Hak
Pengelolaan
6. Hapusnya Hak Pengelolaan
7. Pengawasan dan Pengendalian
8. Tanah Reklamasi
4. HGU,HGB,HP Atas Tanah

A. Hak Guna Usaha


B. Hak Guna Bangunan
C. Hak Pakai Atas Tanah
A. HAK GUNA USAHA

1. Subjek HGU
2. Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan HGU
3. Jangka Waktu HGU
4. Terjadinya HGU
5. Kewajiban, Larangan, dan Hak Pemegang HGU
6. Pembebanan, Peralihan, Pelepasan, dan Perubahan HGU
7. Hapusnya HGU
HGU diberikan kepada:

a. Warga Negara Indonesia dan


b. Badan Hukum yang didirikan menurut Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia. (Pasal 19).

1) Pemegang Hak Guna Usaha yang tidak lagi memenuhi syarat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dalam jangka waktu
1 (satu) tahun wajib melepaskan atau mengalihkan Hak
Guna Usaha kepada pihak lain yang memenuhi syarat.
(Pasal 20)

2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) haknya tidak dilepaskan atau dialihkan maka hak
tersebut hapus karena hukum.
B. HAK GUNA BANGUNAN

1. Subjek HGB
2. Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan HGB
3. Jangka Waktu HGB
4. Terjadinya HGB
5. Kewajiban, Larangan, dan Hak Pemegang HGB
6. Pembebanan, Peralihan, Pelepasan, dan Perubahan
HGB
7. Hapusnya HGB
HGB diberikan:

a. Warga Negara Indonesia dan


b. badan hukum yang didirikan menurut hokum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.

1) Pemegang hak guna bangunan yang tidak lagi memenuhi syarat


sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 34, dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak guna bangunan
kepada pihak lain yang memenuhi syarat. (Pasal 35)

2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


haknya tidak dilepaskan atau dialihkan maka hak tersebut hapus
karena hukum.
C. HAK PAKAI

1. Subjek HP
2. Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan HP
3. Jangka Waktu HP
4. Terjadinya HP
5. Kewajiban, Larangan, dan Hak Pemegang HP
6. Pembebanan, Peralihan, Pelepasan, dan Perubahan
HP
7. Hapusnya HP
1) Hak Pakai terdiri atas:
a. Hak Pakai dengan jangka waktu dan
b. Hak Pakai selama dipergunakan.

2) Hak Pakai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a diberikan kepada:
a. Warga Negara Indonesia
b. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia
c. Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia
d. Badan Keagamaan dan Sosial dan
e. Orang Asing. (Pasal 49)
3) Hak Pakai selama dipergunakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b diberikan kepada:
a. Instansi Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
c. Pemerintah Desa dan
d. Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Badan
Internasional.

(Pasal 49)
5. SATUAN RUMAH SUSUN

A. Subjek Hak Milik atas Satuan Rumah Susun


B. Pemecahan dan Penggabungan Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun
C. Rumah Tempat Tinggal atau Hunian untuk Orang
Asing
5A. SUBJEK HMSRS-Pasal 67

a. WNI
b. Badan Hukum Indonesia
c. Orang Asing yang mempunyai izin sesuai dengan
PerUUan.
d. Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan
di Indonesia atau
e. Perwakilan
f. Negara Asing dan Lembaga Internasional yang
berada atau mempunyai perwakilan di Indonesia.
HMSRS diberikan kepada Instansi Pemerintah Pusat atau
Instansi Pemerintah Daerah

Tidak dapat dijaminkan dengan dibebani Hak Tanggungan

(Pasal 67)
5B. PEMECAHAN DAN PENGGABUNGAN
HMSRS-Pasal 68

1) HMSRS dapat dilakukan pemecahan atau penggabungan


dengan melampirkan perubahan akta pemisahan HMSRS
yang sudah disetujui atau disahkan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan PerUUan.

2) Dalam hal HMSRS dibebani Hak Tanggungan (HT),


pemecahan atau penggabungan dilaksanakan setelah
memperoleh persetujuan tertulis dari Pemegang HT.
5C. RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU
HUNIAN UNTUK ORANG ASING-Pasal 69

1. Orang Asing yang dapat memiliki rumah tempat tinggal atau


hunian merupakan Orang Asing yang mempunyai dokumen
keimigrasian sesuai peraturan PerUUan.

2. Orang Asing meninggal dunia, rumah tempat tinggal atau


hunian dapat diwariskan kepada ahli waris.

3. Apabila Ahli Waris merupakan Orang Asing, Ahli Waris harus


mempunyai dokumen keimigrasian sesuai PerUUan.
DOKUMEN KEIMIGRASIAN DAN AHLI WARIS
Penjelasan Pasal 69

Visa, Paspor atau Izin Tinggal yang


Dokumen
Keimigrasian
dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan
perUUan mengenai keimigrasian.

WNI atau Orang Asing yang mempunyai


Ahli
dokumen keimigrasian sesuai dengan
Waris ketentuan PerUUan
WNI DAPAT MEMILIKI HAK ATAS TANAH
(DALAM PERKAWINAN WNI DAN WNA)

 WNI yang melaksanakan perkawinan dengan Orang Asing


dapat memiliki Hak Atas Tanah yang sama dengan WNI
lainnya.

 Hak Atas Tanah tersebut BUKAN merupakan Harta


Bersama yang dibuktikan dengan Perjanjian Pemisahan
Harta antara Suami dan Istri yang dibuat dengan Akta
Notaris.
PEMBERIAN & BATASAN KEPEMILIKAN
RUMAH TINGGAL/HUNIAN UNTUK ORANG ASING
RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN
YANG DAPAT DIMILIKI ORANG ASING

PP 18 Tahun 2021 (Pasal 71)

A. RUMAH TAPAK di atas Tanah:


1.Hak Pakai; atau
2.Hak Pakai di atas:
a)Hak Milik, yang dikuasai berdasarkan perjanjian pemberian hak
pakai di atas hak milik dengan akta PPAT; atau
b)Hak Pengelolaan, berdasarkan perjanjian pemanfaatan Tanah
dengan pemegang Hak Pengelolaan.

B. RUMAH SUSUN yang dibangun di atas bidang Tanah:


1. Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan di atas Tanah Negara;
2. Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan; atau
2. Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Milik.
KAWASAN-KAWASAN RUSUN YANG DIBANGUN DI ATAS TANAH
HAK PAKAI ATAU HGB

Kawasan
Kawasan Perdagangan
Ekonomi Bebas dan
Khusus Pelabuhan
Bebas

Kawasan
Ekonomi
Kawasan lainnya
Industri
BATASAN KEPEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU
HUNIAN ORANG ASING

Minimal
Harga;

Peruntukan
untuk luas
rumah bidang
tinggal atau Tanah;
hunian.

jumlah bidang Tanah


atau unit Satuan
Rumah Susun;
ORANG ASING PEMILIK DOKUMEN
KEIMIGRASIAN DAPAT MEMILIKI
RUMAH TINGGAL ATAU HUNIAN
Permen ATR 18 Tahun 2021
Permen ATR 18 Tahun 2021 (Pasal 185)
(Ps. 185)

A. RUMAH TAPAK di atas tanah:


1. Hak Pakai di atas Tanah Negara;
2. Hak Pakai di atas:
a) Hak Milik, yang dikuasai berdasarkan perjanjian pemberian Hak Pakai
di atas Hak Milik dengan akta PPAT; atau
b) Hak Pengelolaan, berdasarkan perjanjian pemanfaatan tanah dengan
pemegang HPL

B. RUMAH SUSUN yang dibangun di atas bidang tanah:


1. Hak Pakai atau HGB di atas Tanah Negara;
2.Hak Pakai atau HGB di atas tanah Hak Pengelolaan; atau
3.Hak Pakai atau HGB di atas tanah Hak Milik.
BATASAN KEPEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU
HUNIAN ORANG ASING
Pasal 72 PP 18 Tahun 2021

jumlah bidang peruntukan


minimal luas bidang Tanah atau untuk rumah
harga; Tanah; unit Satuan tinggal atau
Rumah Susun; hunran.

Pembelian rumah/unit baru atau rumah/unit


lama dan harga rumah tempat tinggal atau
hunian ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 187 (2) Permen ATR 18/2021
Ditetapkan KEPUTUSAN MENTERI. Saat ini belum terbit
BATASAN KEPEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU
HUNIAN ORANG ASING
Pasal 186 Permen ATR 18 Tahun 2021

a. untuk rumah tapak:


1. rumah dengan kategori rumah mewah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
2. 1 (satu) bidang tanah per orang/keluarga;
3. tanahnya paling luas 2.000 m2 (dua ribu meter persegi);
b. untuk rumah susun dengan kategori rumah susun komersial.

Pembelian rumah/unit baru atau rumah/unit


lama dan harga rumah tempat tinggal atau
hunian ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 73 PP 18/2021
Ditetapkan KEPUTUSAN MENTERI. Saat ini belum terbit
6. HAK ATAS TANAH ATAU HAK
PENGELOLAAN PADA RUANG ATAS TANAH
DAN RUANG BAWAH TANAH
1. Objek Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah.
2. Terjadinya Hak Pengelolaan, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai pada Ruang Atas Tanah atau Ruang Bawah Tanah.
3. Subjek, Jangka Waktu, Pembebanan, Peralihan dan
Pelepasan, dan Pembatalan Hak Pengelolaan, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai pada Ruang Atas Tanah atau
Ruang Bawah Tanah.
4. Hapusnya Hak Pengelolaan, Hak Guna Bangunan, dan Hak
Pakai pada Ruang Atas Tanah atau Ruang Bawah Tanah.
7. PENDAFTARAN TANAH
PENDAFTARAN TANAH adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, rnengenai bidang-
bidang Tanah, Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah dan satuan-satuan
rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-
bidang Tanah, Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas Satuan Rumah Susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya.
Pasal 1 Angka 9 PP 18 2021
RUANG ATAS TANAH (RAT)
Ruang yang berada di atas permukaan Tanah
yang digunakan untuk kegiatan tertentu yang
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatannya terpisah dari penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
pada bidang Tanah.

Pasal 1 Angka 5 PP 18 2021


RUANG BAWAH TANAH (RBT)
Ruang yang berada dibawah permukaan
Tanah yang digunakan untuk kegiatan tertentu
yang penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatannya terpisah dari penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan pada
bidang Tanah.

Pasal 1 Angka 6 PP 18 2021


1. PENYELENGGARAAN
PENDAFTARAN TANAH
SECARA EKTRONIK
1. PENYELENGGARAAN
PENDAFTARAN TANAH SECARA
EKTRONIK
1. Penyelenggaraan dan pelaksanaan Pendaftaran Tanah dapat
dilakukan secara elektronik.
2. Hasil penyelenggaraan dan pelaksanaan Pendaftaran Tanah secara
elektronik berupa data, informasi elektronik, dan atau dokumen
elektronik.
3. Data dan informasi elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti hukum yang sah.
4. Data dan informasi elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang
berlaku di lndonesia.
5. Penerapan Pendaftaran Tanah elektronik dilaksanakan secara
bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sistem elektronik
yang dibangun oleh Kementerian.
PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN
TANAH SECARA EKTRONIK

1. Seluruh data dan atau dokurnen dalam rangka kegiatan


Pendaftaran tanah secara bertahap disimpan dan disajikan
dalam bentuk dokumen elektronik dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.

2. Data dan/atau disimpan secara elektronik di pangkalan


data Kementerian.

3. Untuk keperluan pembuktian di pengadilan dan/atau


pemberian informasi pertanahan yang dimohonkan
instansi yang memerlukan untuk pelaksanaan tugasnya, data
dan/atau dokumen dapat diberikan akses melalui sistem
elektronik.
AKTA PPAT ELEKTRONIK

Pembuatan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah


dapat dilakukan secara elektronik.
2. PERCEPATAN
PENDAFTARAN TANAH
2. PERCEPATAN PENDAFTARAN
TANAH
1. Dalam rangka percepatan Pendaftaran Tanah
maka pelaksanaan Pendaftaran Tanah
secara sistematik wajib diikuti oleh pemilik
bidang Tanah.

2. Dalam hal pemilik bidang Tanah tidak


mengikuti Pendaftaran Tanah secara
sistematik, pemilik bidang Tanah wajib
mendaftarkan tanahnya secara sporadik.
PERCEPATAN PENDAFTARAN TANAH

1. Pengumuman hasil pengumpulan data fisik dan data


yuridis:
a.Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama
14 (empat belas) hari kalender;
b.Pendaftaran Tanah secara sporadik selama 30 (tiga
puluh) hari kalender.

2. Pengumuman dapat dilakukan melalui website yang


disediakan oleh Kementerian.
PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN (HT)

Pendaftaran HT dilakukan oleh Kantor Pertanahan


secara elektronik paling lama 7 (tujuh) hari kalender
setelah dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran
HT dinyatakan memenuhi syarat.
3. PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH
3. PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH

1. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan


permohonan pencatatan perjanjian pengikatan jual beli
atau perjanjian sewa atas Tanah terdaftar ke Kantor
Pertanahan.

2. Pencatatan dilakukan pada daftar umum dan/atau


sertipikat Hak Atas Tanah.
PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH

1. Dalam hal Tanah menjadi objek perkara di pengadilan,


pihak yang berkepentingan dapat mengajukan
permohonan pencatatan ke Kantor Pertanahan bahwa
suatu Hak Atas Tanah atau hak milik atas Satuan Rumah
Susun menjadi objek perkara di pengadilan dengan
menyampaikan salinan surat gugatan.

2. Catatan sebagaimana dimaksud hapus dengan sendirinya


dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
terhitung dari tanggal pencatatan atau apabila pihak yang
mengajukan pencatatan telah mencabut permintaannya
sebelum jangka waktu berakhir.
PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH

3. Apabila hakim yang memeriksa perkara memerintahkan


status quo atas Hak Atas Tanah atau hak milik atas Satuan
Rumah Susun yang bersangkutan maka atas perintah
hakim, permohonan tersebut dicatatkan ke Kantor
Pertanahan

4. Catatan mengenai perintah status quo hapus dengan


sendirinya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari karender
kecuali apabila diikuti dengan putusan sita jaminan yang
salinan resmi dan berita acara eksekusinya disampaikan
kepada kepala Kantor Pertanahan.
PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH

1. Dalam hal Tanah merupakan objek perkara pengadilan, objek


penetapan status quo oleh hakim yang memeriksa perkara atau
objek sita pengadilan, kepala Kantor Pertanahan menolak untuk
melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak.

2. Setelah jangka waktu catatan objek perkara pengadilan dan/atau


catatan objek penetapan status quo hapus dan objek perkara tidak
diikuti penetapan sita jaminan maka pendaftaran peralihan atau
pembebanan hak dapat dilaksanakan.

3. Penolakan kepala Kantor Pertanahan dilakukan secara tertulis yang


memuat alasan penolakan.
PENERTIBAN ADMINISTRASI
PENDAFTARAN TANAH

1. Untuk memastikan letak dan batas Tanah objek gugatan


yang sedang diperkarakan, hakim yang memeriksa perkara
dapat meminta pengukuran pada Kantor Pertanahan
setempat.

2. Sebelum pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan,


panitera pengadilan wajib mengajukan permohonan
pengukuran kepada Kantor Pertanahan atas objek
eksekusi untuk memastikan letak dan batas Tanah objek
eksekusi yang ditujukan oleh juru sita dan bertanggung
jawab atas letak dan batas Tanah objek eksekusi yang
ditunjukannya.
4. PERUBAHAN HAK
PERUBAHAN HAK

Perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan


atau Hak Pakai & Perubahan Hak Guna Bangunan
menjadi Hak Pakai
(Pasal 145 jo Pasal 158 s/d Pasal 169 Permen
ATR Nomor 18 Tahun 2021)

Perubahan HGB atau Hak Pakai menjadi Hak Milik


untuk Ruko/Rukan (Pasal 94 Permen ATR Nomor
18 2021 jo. Pasal 149 s/d 153)
4. PERUBAHAN HAK

Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai yang dimiliki oleh


Warga Negara Indonesia, yang digunakan dan
dimanfaatkan untuk rumah tinggal termasuk rumah
toko dan rumah kantor, dapat diberikan Hak Milik
atas permohonan pemegang hak.
PERUBAHAN HAK
Pasal 1 Angka 17
Permen ATR
18/2021

Penetapan Pemerintah mengenai penegasan


bahwa sebidang tanah yang semula dipunyai
dengan sesuatu Hak Atas Tanah tertentu atas
permohonan pemegang haknya, menjadi
Tanah Negara dan sekaligus memberikan
tanah tersebut kepadanya dengan Hak Atas
Tanah jenis lainnya.
PENETAPAN
HAK ATAS
TANAH Pasal 1 Angka 18
Permen ATR
18/2021

Penetapan Pemerintah untuk


memberikan Hak Atas Tanah melalui
pemberian, perpanjangan jangka
waktu hak dan/atau pembaruan
hak
PENETAPAN
HAK ATAS TANAH

2.
1.Pemberian 3.Pembarua
Perpanjangan
Hak Atas n Hak
Jangka Waktu
Tanah
Hak
1. PEMBERIAN
HAK ATAS
TANAH Pasal 1 Angka 11
Permen ATR
18/2021

Penetapan Pemerintah yang


memberikan suatu Hak Atas Tanah
di atas Tanah Negara atau di atas
Hak Pengelolaan.
2.PERPANJANGAN
JANGKA WAKTU
HAK
Pasal 1 Angka 15
Permen ATR
18/2021

Penambahan jangka waktu


berlakunya sesuatu hak tanpa
mengubah syarat-syarat dalam
pemberian hak.
3.PEMBAHARUAN
HAK
Pasal 1 Angka 16
Permen ATR
18/2021

Penambahan jangka waktu


berlakunya sesuatu hak setelah
jangka waktu berakhir atau sebelum
jangka waktu perpanjangannya
berakhir.
PERPANJANGAN DAN PEMBARUAN HAK
TERHADAP OBJEK YANG DIBEBANI HAK
TANGGUNGAN

Pasal 18
Hapusnya Hak Tanggungan
a.hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;
b.dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan;
c. pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan
Negeri;
d.hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.

Pasal 11 ayat (2)


Dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan dapat dicantumkan janji-janji, antara lain
d. janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan untuk menyelamatkan obyek
Hak Tanggungan, jika hal itu diperlukan untuk pelaksanaan eksekusi atau untuk mencegah menjadi
hapusnya atau dibatalkannya hak yang menjadi obyek Hak Tanggungan karena tidak dipenuhi atau
dilanggarnya ketentuan undang-undang;
Penjelasan:

Dalam janji ini termasuk pemberian kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan untuk atas biaya
pemberi Hak Tanggungan mengurus perpanjangan hak atas tanah yang dijadikan obyek Hak
Tanggungan untuk mencegah hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah, dan
melakukan pekerjaan lain yang diperlukan untuk menjaga agar obyek Hak Tanggungan tidak berkurang
nilainya yang akan mengakibatkan berkurangnya harga penjualan sehingga tidak cukup untuk melunasi
utang yang dijamin.
PEMBERIAN HAK

1 2 3
PEMBERIAN HAK SECARA
PEMBERIAN HAK SECARA KOLEKTIF: PEMBERIAN HAK ATAS
INDIVIDUAL: TANAH SECARA UMUM:
Pemberian hak atas sebidang Pemberian hak atas beberapa Pemberian hak atas
tanah kepada perorangan atau bidang tanah masing-masing sebidang tanah kepada
badan hukum atau kepada kepada perorangan atau badan pihak yang memenuhi
beberapa orang atau badan hukum atau kepada beberapa syarat yang dilakukan
hukum secara bersama sebagai orang atau badan hukum dengan 1 (satu) penetapan
penerima hak bersama yang sebagai penerima hak, yang pemberian hak.
dilakukan dengan 1 (satu) dilakukan dengan 1 (satu)
penetapan pemberian hak.
penetapan pemberian hak.
PENETAPAN PEMBERIAN HAK
ATAS TANAH SECARA UMUM
KATEGORI KETENTUAN YANG MENGATUR

1. Untuk rumah tinggal 1. Keputusan Menteri Negara


dengan luas ≤ 600 m2 Agraria/Kepala BPN No. 6 Tahun
2. Untuk rumah tinggal 1998
yang dibeli pegawai 2. Keputusan Menteri Negara
negeri dari Pemerintah Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun
3. Untuk RSS/RS dengan 1998
luas ≤ 200 m2  3. Keputusan Menteri Negara
4. Untuk perubahan HM Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun
menjadi HGB/HP atau 1997 jo No. 15 Tahun 1997 jo No.
Perubahan HGB 01 Tahun 1998
menjadi HP 4. Keputusan Menteri Negara
Agraria/Kepala BPN No. 16 Tahun
1997
PERUBAHAN HM MENJADI
HGB/HP SURAT KEPUTUSAN
PEMBERIAN HAK

Perubahan HM menjadi HGB/HP


termasuk Pemberian Hak atas
Tanah Secara UMUM.

Perubahan Hak (Keputusan


Menteri Negara Agraria/Kepala
BPN No. 16 Tahun 1997).

Tanpa Pengurusan Surat


Keputusan Pemberian Hak.

Pasal 145 Permen ATR 18 Tahun 2021


RUKO DAN RUKAN
DAPAT MENJADI HAK MILIK

Pasal 94 PP 18/2021 Pasal 149 Permen ATR 18/2021

HGB dan Hak Pakai yang • HGB atau Hak Pakai yang masih berlaku
dimiliki oleh WNI yang atau sudah berakhir haknya yang dipunyai
digunakan dan oleh perorangan WNI dan dipergunakan
dimanfaatkan untuk rumah serta dimanfaatkan untuk Rumah Tinggal,
tinggal termasuk Rumah Rumah Toko atau Rumah Kantor dapat
Toko dan Rumah Kantor diberikan Hak Milik.
dapat diberikan Hak Milik
atas permohonan • Rumah Kantor dimaksud merupakan
Pemegang Hak Rumah Tunggal yang dipergunakan untuk
Rumah sekaligus Kantor.

Ketentuan lebih lanjut mengenai perubahan hak guna bangunan dan hak pakai menjadi hak
milik diatur dalam Peraturan Menteri (Pasal 99 PP 18/2021)
PEMEGANG HAK ATAU
BEKAS PEMEGANG HAK

Dalam hal pemegang


hak atau bekas Pemberian Hak Milik
pemegang hak sekaligus dengan
sebagaimana perubahan nama
dimaksud dalam Pasal kepada ahli waris
149 meninggal dunia, sebagaimana
Pemberian Hak Milik dimaksud dikenakan
dapat diberikan biaya dan/atau pajak
sekaligus dengan sesuai dengan
perubahan nama PerUUan.
kepada ahli waris.

Ps. 150 Permen 18/2021


PERALIHAN HAK ATAS TANAH
BERDASARKAN PP NOMOR 18 TAHUN 2021

Pasal 92 ayat (1) Dalam hal Tanah merupakan objek perkara pengadilan, objek penetapan
status quo oleh hakim yang memeriksa perkara atau objek sita pengadilan, kepala Kantor
Pertanahan MENOLAK untuk melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak.

Pasal 92 ayat (2) Setelah jangka waktu catatan objek perkara/objek penetapan status quo
hapus dan tidak diikuti penetapan sita jaminan maka pendaftaran peralihan atau
pembebanan hak DAPAT DILAKSANAKAN

Pasal 103 huruf c Ketentuan Pasal 45 ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
SYARAT PERMOHONAN PEMBERIAN HAK
MILIK ATAS TANAH UNTUK RUMAH TINGGAL,
RUMAH TOKO ATAU RUMAH KANTOR

Identitas Pemohon identitas Pemohon dan kuasanya serta surat kuasa apabila
dikuasakan;

Surat kematian dan surat keterangan ahli waris dalam hal pemegang hak/bekas
pemegang hak meninggaldunia;
Pasal 151
Permen Sertipikat HGB atau Hak Pakai yangbersangkutan;
18/2021
Bukti Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Waris, dalam
hal permohonan Hak Milik yang diajukan oleh ahli waris;

Izin mendirikan bangunan/persetujuan bangunangedung atau surat keterangan


dari kepala desa/lurahatau izin/keterangan yang sejenis;

Surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa di atas tanah yang
dimohon telah didirikan bangunanuntuk rumah tinggal, rumah toko atau rumah
kantor.
SUBJEK dan OBJEK
PERUBAHAN HAK
PERMEN ATR/KBPN NOMOR 18 TAHUN 2021

HGB, Hak Pakai atau Tanah Negara bekas HGB atau Hak Pakai yang
dipunyai oleh WNI yang dipergunakan dan dimanfaatkan untuk rumah
tinggal, rumah toko dan rumah kantor, dapat diberikan Hak Milik.
HGB atau Hak Pakai diatas tanah HPL yang dipunyai oleh WNI yang
diperuntukkan untuk rumah tinggal dapat diberikan Hak Milik.
Apabila pemegang hak/bekas pemegang hak meninggal dunia, pemberian
Hak Milik dapat diberikan sekaligus dengan perubahan nama kepada ahli
waris.
Pemberian hak milik kepada ahli waris dilakukan dengan tetap
memperhatikan ketentuan yang berlaku terkait perpajakan
a. Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor;
b. Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh pegawai
negeri dari pemerintah;
c. Perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, Hak
Guna Bangunan menjadi Hak Pakai atau Hak Pakai menjadi Hak Guna
Bangunan;
d. Perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
“Dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus mencantumkan
keputusan pemberian hak secara umum”
LAYANAN PERUBAHAN HGB/HP MENJADI HM UNTUK RUMAH TINGGAL, RUKO DAN RUKAN
Pasal 149 s.d. Pasal 153 Permen ATR/KBPN No. 18 Tahun 2021

PEMOHON LOKET PELAYANAN BACK OFFICE

Pemohon menyiapkan dokumen


kelengkapan permohonan 1. PEMERIKSAAN DOKUMEN PERMOHONAN
 memeriksa dan meneliti kelengkapan
dan kebenaran Data Fisik dan Data
Yuridis berkas permohonan
 dalam hal masih terdapat
Petugas ketidaksesuaian Data Fisik dan Data
Syarat permohonan:
memeriksa Yuridis maka diberitahukan kepada
1. identitas Pemohon, atau identitas Pemohon
berkas Pemohon
dan kuasanya serta surat kuasa apabila dalam hal terdapat perubahan kondisi
permohonan 
dikuasakan; di lapangan baik fisik maupun tata
2. surat kematian dan surat keterangan ahli waris batasnya maka dapat dilakukan
dalam hal pemegang hak/bekas pemegang pengukuran ulang dan/atau penataan
hak meninggal dunia; batas
3. Sertipikat HGB atau HP yang bersangkutan; STTD +SPS
4. bukti Surat Setoran BPHTB Waris, dalam hal
permohonan diajukan oleh ahli waris; 2. PENDAFTARAN PERUBAHAN HAK
5. IMB/PBG atau surat keterangan dari kepala
desa/lurah atau izin/keterangan yang sejenis; Notif SPS  mendaftar Hak Milik atas tanah bekas
Pemohon Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
telah
6. surat pernyataan dari Pemohon yang Melakukan
dibayar dengan mencatatnya dalam buku
menyatakan bahwa di atas tanah yang Pembayaran
tanah, sertipikat, dan daftar umum
dimohon telah didirikan bangunan untuk lainnya
rumah tinggal, rumah toko atau rumah kantor  menc antumkan keputusan Pemberian
Hak Atas Tanah Sec ara Umum sebagai
dasar pemberian haknya
 Dalam hal pemegang hak atau bekas
pemegang hak meninggal dunia maka
sertipikat langsung didaftarkan atas
nama ahli waris
Sertipikat HM
hasil perubahan hak ANDI TENRI ABENG
Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang
5. BUKTI HAK LAMA
5. BUKTI HAK LAMA

1. Alat bukti tertulis Tanah bekas hak barat dinyatakan tidak berlaku dan
statusnya menjadi Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara.
2. Pendaftaran Tanah bekas hak barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendasarkan pada surat pernyataan penguasaan fisik yang diketahui 2 (dua)
orang saksi dan bertanggung jawab secara perdata dan pidana, yang
menguraikan:
a. Tanah tersebut adalaLr benar milik yang bersangkutan bukan milik orang
lain dan statusnya adalah Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara bukan
Tanah bekas milik adat;
b. Tanah secara fisik dikuasai;
c. penguasaan tersebut Cilakukan dengan iktikad baik dan secara. terbr"rka
oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas Tanah; dan
d. penguasaan tersebut tidak dipermasalahkan oleh pihak lain.
5. BUKTI HAK LAMA

1. Alat bukti tertulis Tanah bekas milik adat yang dimiliki


oleh perorangan wajib didaftarkan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan
Pemerintah ini.

2. Dalam hal jangka waktu berakhir maka alat bukti tertulis


Tanah bekas milik adat dinyatakan tidak berlaku dan tidak
dapat digunakan sebagai alat pembuktian Hak Atas Tanah
dan hanya sebagai petunjuk dalam rangka Pendaftaran
Tanah
5. BUKTI HAK LAMA

Surat Keterangan Tanah, Surat Keterangan Ganti Rugi, Surat


Keterangan Desa dan lainnya yang sejenis yang dimaksudkan
sebagai keterangan atas penguasaan dan pemilikan Tanah
yang dikeluarkan oleh kepala desa/lurah camat hanya dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam rangka Pendaftaran
Tanah.
5. BUKTI HAK LAMA

1. Tanah swapraja atau bekas swapraja merupakan Tanah yang


Dikuasai Langsung oleh Negara.
2. Tanah swapraja atau bekas swapraja dapat diberikan kepada bekas
pemegang Tanah swapraja atau bekas swapraja, apabila memenuhi
syarat dan mengusahakan atau menggarap sendiri Tanah untuk
kepentingan swapraja.
3. Tanah swapraja atau bekas swapraja yang dikuasai oleh pihak lain,
diberikan kepada pihak yang mengusahakan atau menggarap Tanah
dengan iktikad baik.
4. Konsesi atau sewa atas Tanah bekas swapraja hapus dan menjadi
Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara.
5. Ketentuan tersebut tidak berlaku untuk Tanah swapraja atau bekas
swapraja yang diatur menurut Undang-Undang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Pendaftaran Tanah secara elektronik, penyimpanan dan
penyajian data dan/atau dokumen elektronik, bentuk, isi dan
tata cara pembuatan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah secara
elektronik, percepatan Pendaftaran Tanah, pendaftaran hak
tanggungan secara elektronik, pencatatan perjanjian
pengikatan jual beli dan perjanjian sewa, pencatatan objek
perkara dan perintah stats quo, perubahan hak guna
bangunan dan hak pakai menjadi hak milik, dan Pendaftaran
Tanah bekas hak barat atau Tanah bekas milik adat serta
Tanah swapraja atau bekas swapraja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84 sampai dengan Pasal 98 diatur dalam
Peraturan Menteri
8. KETENTUAN LAIN-LAIN

• Dalam hal Peraturan Pemerintah ini


memberikan pilihan tidak mengatur, tidak
lengkap, atau tidak jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan, Menteri dapat
melakukan diskresi untuk mengatasi
persoalan konkret dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan di bidang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
(Pasal 1OO)
9. KETENTUAN PERALIHAN

Pada saat PP ini mulai berlaku:

1. Hak Pengelolaan, HGU, HGB atau Hak Pakai yang


telah diberikan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, tetap sah dan berlaku.

2. Permohonan HGU, HGB atau Hak Pakai yang telah


diterima lengkap dan beium diterbitkan surat
keputusan pemberian haknya sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini, diselesaikan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
(Pasal 101)
10. KETENTUAN PENUTUP
Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan
yang merupakan ketentuan pelaksanaan dari :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643).
b. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696) dan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan
Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing Yang
Berkedudukan di Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 325, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5793).
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
(Pasal 102)
Pada saat PP ini mulai berlaku:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nornor 3643);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan
Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing Yang
Berkedudukan di Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 325, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5793) dan
c. Ketentuan mengenai jangka waktu pengumuman Pendaftaran Tanah
secara sistematik dan jangka waktu pengumuman Pendaftaran Tanah
secara sporadik dalam Pasal 26 ayat (1) dan ketentuan Pasal 45 ayat
(1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3696), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(Pasal 103)
Chapter 3

PENCATATAN PPJB DAN


PERJANJIAN SEWA ATAS
TANAH
PERSYARATAN JUAL BELI
PerkaBPN Nomor 1 Tahun 2010

PPAT wajib menyampaikan akta selambat-lambatnya 7 hari kerja


sejak tanggal ditandatangani kepada Kantor Pertanahan

1. Formulir permohonan 1. Identitas pihak yang mengalihkan


2. Fotocopy identitas pemohon, para dan menerima peralihan hak
pihak (KTP, KK) 2. Para pihak mengetahui bahwa
3. Surat Kuasa apabila dikuasakan objek tanah yang akan dialihkan
4. Fotocopy Akta Pendirian dan masih dalam perkara
Pengesahan Badan Hukum, bagi 3. Para pihak akan tunduk kepada
badan hukum putusan pengadilan yang telah
5. Sertipikat asli memperoleh kekuatan hukum
6. Akta Jual Beli dari PPAT tetap dengan segala
7. Izin Pemindahan Hak apabila di keuntungan/ kerugian/beban
dalam sertipikat/keputusannya yang didapat atas putusan
dicantumkan harus mendapat izin pengadilan dimaksud.
pejabat berwenang
9. Foto copy SPPT PBB Tahun berjalan
10.bukti perpajakan yang telah
PENCATATAN PPJB DAN PERJANJIAN SEWA
PP NOMOR 18 TAHUN 2021 jo. PERMEN ATR/KBPN NOMOR 16 TAHUN 2021

Pencatatan PPJB atau


Perjanjian Sewa Atas Tanah Persyaratan Penghapusan

 Pihak yang 1. menyampaikan Salinan akta Dilakukan setelah permohonan


perjanjian pengikatan jual beli ata penghapusan catatan oleh pemohon
berkepentingan uperjanjian sewa identitas para atas pencatatan dan dilakukan pada daftar
dapat mengajukan tanah dari pihak ke Kantor umum dan/atau Sertipikat Hak Atas
Pertanahan; dan Tanah atau Hak Milik Atas Satuan
permohonan 2. membawa asli Sertipikat Hak Atas Rumah Susun
pencatatan Tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun yang bersangkutan
perjanjian untuk dicatat.
pengikatan jual beli
atau perjanjian
sewa atas Tanah
terdaftar ke Kantor
Pertanahan;
 Pencatatan
dilakukan pada
daftar umum
dan/atau sertipikat
Hak Atas Tanah
LAYANAN PENCATATAN PPJB/PERJANJIAN SEWA
Pasal 127B Permen ATR/KBPN No. 16 Tahun 2021

PEMOHON LOKET PELAYANAN BACK OFFICE

Pemohon menyiapkan dokumen


kelengkapan permohonan  memeriksa kelengkapan berkas
permohonan
 mencatat pada Sertipikat HAT
atau HMSRSmengenai PPJB
Petugas
atau Perjanjian Sewa
Syarat permohonan:
memeriksa
1. identitas Para Pihak, dan identitas berkas
kuasanya serta surat kuasa permohonan
apabila dikuasakan; Pencatatan dilakukan pada halaman
2. salinan akta perjanjian sebab perubahan dengan kalimat:
pengikatan jual beli atau “HAT/HM SRS ini merupakan objek
perjanjian sewa atas tanah STTD +SPS (PPJB/Perjanjian Sewa) antara
3. asli Sertipikat Hak Atas Tanah atau Pemegang Hak dengan …. sesuai
Hak Milik Atas Satuan Rumah dengan (Akta Perjanjian Jual
Susun yang bersangkutan untuk Beli/Perjanjian Sewa) Nomor ….
dicatat Notif SPS
tanggal … yang dibuat oleh ….,
Pemohon Notaris di ….”
telah
Melakukan
dibayar
Pembayaran

Catatan dihapus setelah


permohonan penghapusan catatan,
dengan kalimat:
“Pencatatan HAT/HM SRS ini sebagai
objek (PPJB dengan Akta Perjanjian
Jual Beli/Perjanjian Sewa dengan
Akta Perjanjian Sewa) Nomor ….
Sertipikat HAT/HM SRS yang terdapat tanggal … yang dibuat oleh ….,
c a tatan PPJB atau Perjanjian Sewa Notaris di …., hapus”

ANDI TENRI ABENG


Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang
Chapter 4

PERMEN ATR/BPN NOMOR 19


TAHUN 2020 TENTANG
LAYANAN INFORMASI
PERTANAHAN SECARA
ELEKTRONIK
PENGECEKAN SERTIPIKAT ELEKTRONIK
APLIKASI LAYANAN INFORMASI PERTANAHAN
SISTEM ELEKTRONIK
IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK
PROBLEMA
PERMEN ATR/BPN NOMOR 19 TAHUN 2020
TENTANG LAYANAN INFORMASI
PERTANAHAN SECARA ELEKTRONIK

1 2
Memperluas subjek pelayanan
Meningkatkan pelayanan informasi pertanahan dan
informasi pertanahan dengan mendorong peningkatan
MUDAH, CEPAT dan BIAYA investasi dan memberikan
RENDAH kemudahan berusaha di
Indonesia
APLIKASI LAYANAN INFORMASI PERTANAHAN

Layanan Informasi Pertanahan


elektronik
MELALUI SISTEM ELEKTRONIK. Pasal 2 Permen ATR 19/2020
Aplikasi Layanan Informasi
Pertanahan disediakan Kementerian
SISTEM ELEKTRONIK

SISTEM ELEKTRONIK adalah Pasal 1 UU No. 11 Tahun 2008 (ITE).


serangkaian perangkat dan prosedur PP No. 71 Tahun 2008
elektronik yang berfungsi (Penyelenggaraan Sistem dan
mempersiapkan, mengumpulkan, Transaksi Elektronik). Permen ATR
mengolah, menganalisis, No. 19 Tahun 2020 (Layanan
menyimpan, menampilkan, Informasi Pertanahan Secara
mengumumkan, mengirimkan, Elektronik) Romawi I huruf E Juknis
dan/atau menyebarkan Informasi No.3/2022
Elektronik.
SISTEM ELEKTRONIK

SISTEM KOMPUTER DALAM ARTI LUAS, yang tidak hanya


mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi
juga mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem
komunikasi elektronik.
PERANGKAT LUNAK ATAU PROGRAM KOMPUTER: sekumpulan
instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema,
ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang
dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer
bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau untuk mencapai hasil
yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi
tersebut.
PPAT DAPAT MENOLAK UNTUK
MEMBUAT AKTA

a. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan
rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang
bersangkutan atau sertipikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar
yang ada di Kantor Pertanahan;
Penjelasan:
PPAT bertanggung jawab untuk memeriksa syarat-syarat untuk sahnya
perbuatan hukum yang bersangkutan, dengan antara lain
mencocokkan data yang terdapat dalam sertipikat dengan daftar-daftar
yang ada di Kantor Pertanahan;
f. obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa
mengenai data fisik dan atau data yuridisnya;

Pasal 39 ayat (1) PP Nomor 24 Tahun 1997


PPAT WAJIB MELAKUKAN
PENGECEKAN SERTIPIKAT

Layanan pengecekan yang diajukan oleh PPAT merupakan bagian dari


kewajiban PPAT sebelum membuat Akta (Pemindahan dan
Pembebanan)
Pasal 97 ayat (1) Permen ATR/KBPN No. 16 Tahun 2021: “Sebelum
melaksanakan pembuatan akta mengenai pemindahan atau pembebanan
Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, Pejabat
Pembuat Akta Tanah wajib:
a.memastikan kesesuaian data fisik dan data yuridis pada Sertipikat
dengan data elektronik pada pangkalan data melalui layanan
informasi pertanahan elektronik; dan
b.memastikan dan yakin objek fisik bidang tanah yang akan dialihkan
dan/atau dibebani hak tidak dalam sengketa”
JANGKA WAKTU
PENGECEKAN SERTIPIKAT

Pasal 11 ayat (3) Permen ATR/KBPN No. 19 Tahun 2020: Dalam hal
layanan informasi pertanahan berupa pengecekan Sertipikat maka:
a.hasil Layanan Pengecekan Sertipikat berlaku selama 7 (tujuh) hari
kalender; dan
b.apabila terdapat perubahan informasi pertanahan di pangkalan data
dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sejak hasil Layanan Pengecekan
Sertipikat diterbitkan, dan hasil Layanan Pengecekan Sertipikat
sebelumnya tidak berlaku maka Kepala Kantor Pertanahan
menyampaikan perubahan informasi pertanahan kepada Pemohon.
ANDI TENRI ABENG
Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang
HASIL PRODUK LAYANAN
PENGECEKAN SERTIPIKAT/SKPT SECARA ELEKTRONIK
PENGECEKAN
ELEKTRONIK
SKPT
ELEKTRONIK

ANDI TENRI ABENG


Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang
IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK

Harus melalui Proses Validasi oleh


Pelaksana Pelayanan (Kantah).
PROBLEMA DALAM PRAKTIK
PENGECEKAN SERTIPIKAT SECARA
ELEKTRONIK

Membutuhkan
Jangka Waktu
waktu lama,
Hasil Layanan
karena Buku
Pengecekan
Tanah di Kantor
Sertipikat secara
Pertanahan
Elektronik hanya
tidak ditemukan
7 (tujuh) hari
atau masih butuh
kalender;
waktu pencarian;
BUKU TANAH SUSAH DICARI DAN
BAHKAN TIDAK DITEMUKAN
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PENGECEKAN
KETENTUAN HUKUM PRAKTIK
SERTIPIKAT ADALAH 1 (SATU) HARI.

Pasal 169 ayat (3) Peraturan “Semua buku tanah disimpan dalam
Menteri Negara Agraria/ Kepala tempat yang aman dan terlindung”.
Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997.

Masih
Pasal 192 Peraturan Menteri
Semua daftar umum dan dokumen- Belum
Negara Agraria/Kepala Badan
dokumen yang telah dipergunakan Maksimal
Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997 sebagai dasar pendaftaran
merupakan dokumen negara yang
harus disimpan dan dipelihara
menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BUKU TANAH SUSAH DICARI DAN
BAHKAN TIDAK DITEMUKAN
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
KETENTUAN HUKUM PENGECEKAN SERTIPIKAT ADALAH PRAKTIK
1 (SATU) HARI.

 Peraturan Kepala BPN Nomor 1


Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
dan Pengaturan Pertanahan, Lampiran
II, Romawi III, Angka 2 Informasi
Pertanahan, huruf a, JANGKA WAKTU
Masih
PENYELESAIAN
 website atr.bpn.go.id Belum
PENGECEKAN SERTIPIKAT
Maksimal
 Bagian layanan sub pengecekan ADALAH 1 (SATU) HARI.
sertipikat dan dalam aplikasi sentuh
tanahku bagian info layanan, sub
pengecekan sertipikat, yang saat ini
dapat diakses oleh masyarakat umum;
BUKU TANAH SUSAH DICARI DAN
BAHKAN TIDAK DITEMUKAN
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PENGECEKAN
KETENTUAN HUKUM PRAKTIK
SERTIPIKAT ADALAH 1 (SATU) HARI.

Dalam hal layanan informasi pertanahan


berupa pengecekan Sertipikat maka: hasil
Layanan Pengecekan Sertipikat berlaku
selama 7 (tujuh) hari kalender; dan
 Pasal 11 ayat(3)
apabila terdapat perubahan informasi
Permen ATR
pertanahan di pangkalan data dalam
No.19/2020 Tentang Masih Belum
tenggang waktu 7 (tujuh) hari sejak hasil
LAYANAN INFORMASI Maksimal
Layanan Pengecekan Sertipikat
PERTANAHAN SECARA
diterbitkan, dan hasil Layanan
ELEKTRONIK
Pengecekan Sertipikat sebelumnya tidak
berlaku maka Kepala Kantor Pertanahan
menyampaikan perubahan informasi
pertanahan kepada Pemohon
Chapter 5

PP NOMOR 5 TAHUN 2021


TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO
PENDAFTARAN PEMINDAHAN/PERALIHAN HAK
ATAS TANAH KEPADA
BADAN HUKUM DALAM RANGKA BERUSAHA
Perizinan Berusaha Berupa
KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
(KKPR)

Salah Satu Persyaratan


Dasar Perizinan
Berusaha

KESESUAIAN KEGIATAN
PEMANFAATAN RUANG
(KKPR) (Pasal 5 PP
5/2021).
Perizinan Berusaha Berupa
KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
(KKPR)

Sistem OSS melaksanakan


pemeriksaan lokasi usaha yang
diajukan oleh Pelaku Usaha.

Pemeriksaan lokasi usaha dilakukan


berdasarkan ketersediaan Rencana
Detail Tata Ruang Daerah dalam
sistem di Kementerian Agraria &
Tata Ruang yang terintegrasi dengan
Sistem OSS (Pasal 179 PP 5/2021)
Chapter 6
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN
KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA
AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR
3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997
TENTANG PENDAFTARAN TANAH
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN
KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997
TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH
AKTA KETERANGAN HAK MEWARIS
(AKHM)
PASAL 111 AYAT (1) PERMEN 16/2021
Permohonan pendaftaran peralihan Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
diajukan
oleh ahli waris atau kuasanya dengan melampirkan:
a. Sertipikat Hak Atas Tanah atau Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun atas nama
pewaris atau alat bukti pemilikan tanah lainnya;
b. surat kematian atas nama pemegang hak yang tercantum dalam Sertipikat yang
bersangkutan dari kepala desa/lurah tempat tinggal pewaris waktu meninggal dunia, rumah
sakit, petugas kesehatan, atau instansi lain yang berwenang;
c. surat tanda bukti sebagai ahli waris dapat berupa:
1. wasiat dari pewaris;
2. putusan pengadilan;
3. penetapan hakim/ketua pengadilan;
4. Surat Pernyataan Ahli Waris Yang Dibuat Oleh Para Ahli Waris Dengan Disaksikan Oleh 2
(Dua)orang Saksi Dan Diketahui Oleh Kepala Desa/Lurah Dan Camat Tempat Tinggal
Pewaris Pada Waktu Meninggal Dunia
5. Akta Keterangan Hak Mewaris Dari Notaris Yang Berkedudukan Di Tempat Tinggal
Pewarispada Waktu Meninggal Dunia; Atau
6. surat keterangan waris dari Balai Harta Peninggalan.
d. Surat Kuasa Tertulis dari ahli waris apabila yang mengajukan permohonan pendaftaran
peralihan hak
bukan ahli waris yang bersangkutan;
e. bukti identitas ahli waris.
AKTA KETERANGAN HAK MEWARIS
(AKHM)

Pembatasan Akta Keterangan Hak


Mewaris hanya boleh dibuat oleh:
Notaris yang berkedudukan di tempat
tinggal pewaris pada waktu meninggal
dunia.

KTP Pewaris = Tempat Kedudukan Notaris


(Kabupaten atau Kota, bukan Provinsi)
Pasal 111 ayat (4) Permen 16/2021

Apabila ahli waris lebih dari 1 (satu) orang dan belum


ada pembagian warisan, maka pendaftaran
peralihan haknya dilakukan kepada para ahli waris
sebagai pemilikan bersama, dan pembagian hak
selanjutnya dapat dilakukan melalui pembagian hak
bersama sesuai dengan ketentuan peraturan
BPN

perundang-undangan.
PASAL 111 AYAT (5) PERMEN 16/2021

Apabila ahli waris lebih dari 1 (satu) orang dan pada waktu
pendaftaran peralihan haknya disertai dengan AKTA
WARIS yang memuat keterangan bahwa Hak Atas Tanah
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun tertentu jatuh
kepada 1 (satu) orang penerima warisan

Maka pencatatan peralihan haknya dilakukan kepada


penerima warisan yang bersangkutan berdasarkan akta
waris tersebut
PERALIHAN HAK KARENA PEWARISAN

I. Praktik selama ini belum adanya pembagian waris dan ahli


waris lebih dari 1 orang, sehingga selama ini sertipikat
dilakukan baliknama waris terlebih dahulu ke atas nama
seluruh ahli waris terlebih dahulu.
II. Apabila mau dialihkan kepada salah satu dari ahli waris,
maka menggunakan Akta Pembagian Hak Bersama (Akta
PPAT) sebagai solusinya
III. Apabila para ahli waris telah menunjuk salah satu ahli waris
sebagai penerima hak yang dicantumkan dalam (Akta
Waris), maka balik nama Sertipikat dapat langsung
dilakukan kepada penerima hak tanpa didahului oleh Akta
APHB.
IV. Aspek Perpajakan terkait hal tersebut di atas.
Chapter 7
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN
NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33
TAHUN 2021 TENTANG UANG JASA
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(UANG JASA PPAT)
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2021 TENTANG
UANG JASA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(UANG JASA PPAT)
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2021 TENTANG UANG JASA PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH.

1) Uang Jasa Pejabat Pembuat Akta Tanah dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara
atas biaya pembuatan akta tidak boleh melebihi 1% (satu persen) dari harga transaksi
yang tercantum di dalam akta.
2) Uang Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah termasuk honorarium saksi
dalam pembuatan akta.
3) Uang Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada nilai ekonomis.
4) Nilai ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditentukan dari harga transaksi
setiap akta dengan rincian sebagai berikut:
a. kurang dari atau sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), paling
banyak sebesar 1% (satu persen);
b. lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), paling banyak sebesar 0,75% (nol koma
tujuh lima persen);
c. lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), paling banyak sebesar
0,5% (nol koma lima persen); atau
d. lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), paling banyak
sebesar 0,25% (nol koma dua lima persen).
Pasal 1
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2021 TENTANG UANG JASA PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH.

1) Pejabat Pembuat Akta Tanah dan Pejabat Pembuat Akta


Tanah Sementara wajib memberikan jasa pembuatan
akta tanpa memungut biaya kepada orang yang tidak
mampu.
2) Orang yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak
Mampu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

Pasal 2
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2021 TENTANG UANG JASA PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH.

1) Dalam hal Pejabat Pembuat Akta Tanah dan Pejabat Pembuat


Akta Tanah Sementara memungut uang jasa melebihi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dan
ayat (4) dikenakan sanksi pelanggaran ringan berupa
pemberhentian sementara paling lama 6 (enam) bulan.
2) Dalam hal Pejabat Pembuat Akta Tanah dan Pejabat Pembuat
Akta Tanah Sementara memungut uang jasa kepada seseorang
yang tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.
3) Tata cara pemeriksaan dan pengenaan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
Pasal 3
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2021 TENTANG UANG JASA PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH.

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,


ketentuan mengenai Jenis Pelanggaran dan Sanksi
nomor 9 huruf a dan nomor 32 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 395),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4
Chapter 8

USULAN-USULAN
USULAN-USULAN
1. Sosialisasi Berkelanjutan dan Terus Menerus yang dilakukan
oleh Kantor Pertanahan kepada Para PPAT dan Para
Pemangku Kepentingan (Perbankkan, Developer dan
lainnya) serta Masyarakat.
2. SOP yang jelas agar dapat dilaksanakan dan dipatuhi
(compliance) oleh pihak terkait khususnya mengenai jangka
waktu penyelesaian pengecekan sertipikat secara
elektronik.
3. Adanya komitmen dari Kantor Pertanahan dengan Pengurus
PPAT terkait jangka waktu hasil pengecekan sertipikat
secara tepat waktu dan akurat.
4. Adanya pelayanan secara komprehensif baik secara offline,
online atau call center pada seluruh Kantor Pertanahan.
5. Merubah Pasal 11 Permen ATR No. 19 Tahun 2020 dengan
melibatkan Pengurus PPAT dan Para Pemangku
Kepentingan serta Masyarakat.
REFERENSI

 Andi Tenri Abeng


 Anriz Halim
 BPN
 Edna Hanindito
 Habib Adjie
 I Made Pria Dharsana
 MJ Wididjatmoko
 Udin Narsudin
 UU dan Peraturan terkait dan Lainnya
“ADAB DAN ILMU”
Al Adab Qablal 'Ilm Al 'Ilm Qablal 'Amal

Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak
melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya aroma Surga pada hari
Kiamat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Hibban dan selainnya).

Imam Sufyan Ats-Tsauri:


“Mereka tidak menyuruh anak-anak mereka untuk menuntut ilmu hingga mereka mempelajari adab dan beribadah selama dua puluh tahun.” Imam Ibnul Mubarak
mengatakan:
“Adab itu dua pertiga ilmu”.
Do'a Kafaratul Majelis (Penutup Majelis)

Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.

(HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.)


Sudirman & Associates Law Firm

Sudirman Law Training Center (SLTC)


“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh”

Salam Hormat

Anda mungkin juga menyukai