Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN DESA CIBUNTU

NOMOR 05 TAHUN 2016

TENTANG

PENGELOLAAN DESA WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA CIBUNTU

Menimbang : a. bahwa potensi sumber daya alam, kekhasan tradisi budaya


yang dimiliki merupakan kekayaan yang harus dikelola dan
dilestarikan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat ;
b. bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana dimaksud huruf a, perlu adanya inovatif dan
kreatif yang salah satunya melalui pengelolaan Desa Wisata ;
c. bahwa untuk menjamin keberlangsungan pengelolaan Desa
Wisata sebagaimana dimaksud huruf b, perlu disusun
pedoman pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Pengelolaan Desa Wisata.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ;


2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan ;
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ;
4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tantang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,
Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025 ;
10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :
KM.67/UM.001/MKP/2004 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Pariwisata ;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006
tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan
Peraturan Desa ;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Kabupaten/Kota
kepada Desa ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa ;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan
Bidang Kebudayaan, Keraton dan Lembaga Adat Dalam
Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah ;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2007
tentang Hasil Hutan Bukan Kayu ;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2007
tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat
Istiadat dan Nilai Budaya Sosial Masyarakat ;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.49/Menhut-II/2007
tentang Hutan Desa ;
18. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :
PM.04/UM.001/MK/2008 tentang Sadar Wisata ;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009
tentang Pedoman Pengembangan Ekowosata di Daerah ;
20. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.50/Menhut-II/2009
tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan ;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa ;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 7 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Museum, Kepurbakalaan, Kesejarahan
dan Nilai Tradisional ;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun2013
tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan ;
24. Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kuningan Nomor : 556.31/Kpts.178.A-
Disparbud/2012 tentang Penetapan Desa Cibuntu sebagai
Obyek dan Daya Tarik Wisata (Desa Wisata).

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIBUNTU
dan
KEPALA DESA CIBUNTU

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENGELOLAAN DESA WISATA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Cibuntu
2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Cibuntu
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Cibuntu
4. Perangkat Desa Perangkat Desa Cibuntu
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Badan
Permusyawaratan Desa Cibuntu
6. Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk mendayagunakan potensi dan sumber
daya wisata secara bertanggungjawab dan berkelanjutan serta memenuhi
kebutuhan masyarakat, wisatawan, dengan tetap menjaga dan meningkatkan
pemenuhan kebutuhan di masa yang akan dating
7. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu tertentu
8. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
9. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah
10. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha
11. Pembangunan pariwisata adalah pola pengembangan dan pemanfaatan tradisi
budaya, kearifan local dan potensi sumber daya yang tersedia untuk menunjang
destinasi wisata yang dikelola dalam satu kesatuan usaha yang terpadu dan
memadai dengan tetap menjaga keutuhan dan kelestariannya demi pemenuhan
kebutuhan masyarakat
12. Desa Wisata adalah wilayah pelestarian alam lingkungan ekosistem serta simpul
budaya tradisional masyarakat dan berbasis model pengembangan komunitas
local dengan produk utama mengacu pada prinsip-prinsip pelestarian lingkungan
alam, ekonomi, dan social budaya dengan tidak menghambat perkembangan
warganya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui usaha
kepariwisataan
13. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
14. Kompepar yang selanjutnya Organisasi Masyarakat Bidang Pariwisata disebut
adalah organisasi masyarakat yang ber visi kebangsaan dengan tujuan
melestarikan dan mengembangkan destinasi wisata Desa
15. Wisata Budaya adalah kegiatan wisata sebagai upaya untuk melestarikan dan
menumbuhkan kembali nilai-nilai tradisi budaya yang dikemas sedemikian rupa
sehingga layak sebagai atraksi wisata
16. Kearifan Lokal adalah ekspresi individu atau masyarakat yang mengandung nilai,
norma dan tradisi atau kebiasaan yang berlaku secara turun temurun dan
mencerminkan cara hidup masyarakat
17. Kerajinan Lokal adalah kegiatan yang berbahan baku alami dan merupakan
kekhasan lokal yang proses pembuatannya masih menggunakan alat-alat
sederhana dan merupakan hasil karya budaya masyarakat setempat
18. Usaha Daya Tarik Wisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata
19. Usaha Kawasan Wisata adalah merupakan usaha pembangunan dan atau
pengelolaan kawasan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan sesuai Peraturan
Perundang-undangan
20. Usaha Informasi Wisata adalah merupakan usaha yang menyediakan data,
berita, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan
dalam bentuk bahan cetak dan atau elektronik
21. Usaha Akomodasi Wisata adalah merupakan usaha yang menyediakan
pelayanan penginapan untuk wisatawan yang dapat dilengkapi dengan
pelayanan pariwisata lainnya
22. Usaha makanan dan minuman adalah merupakan usaha penyediaan makanan
dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan dan atau penyajiannya
23. Pengusaha Pariwisata adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata
24. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, social dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan
25. Produk Pariwisata adalah berbagai jenis komponen daya tarik wisata, fasilitas
pariwisata, dan aksestabilitas yang disediakan bagi dan atau dijual kepada
wisatawan yang saling mendukung secara sinergi dalam suatu kesatuan system
untuk terwujudnya pariwisata
26. Pemasaran Pariwisata adalah upaya memperkenalkan, mempromosikan serta
menjual produk dan destinasi pariwisata di dalam dan luar negeri
27. Atraksi Pariwisata adalah segala sesuatu yang memiliki daya tarik, meliputi
atraksi alam, atraksi buatan manusia dan atraksi event yang menjadi obyek dan
tujuan kunjungan.

BAB II
ASAS, MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2
Penyelenggaraan Desa Wisata diselenggarakan berdasarkan asas :
a. Kekeluargaan ;
b. Kemanfaatan ;
c. Keberlanjutan ;
d. Keadilan ;
e. Keterbukaan ;
f. Kepatutan ;
g. Berwawasan lingkungan, dan
h. Kepastian hukum.

Pasal 3

Pengelolaan Desa Wisata dimaksudkan agar pengelolaan potensi wisata yang ada di
Desa Cibuntu dilaksanakan secara terencana dan terkoordinasi dengan
memperhatikan nilai-nilai agama, budaya, kearifan lokal, kelestarian lingkungan dan
aturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

Pengelolaan Desa Wisata bertujuan untuk :

a. Mendorong partisipasi masyarakat ikut ambil bagian dalam mengelola dan


memanfaatkan potensi wisata berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.
b. Menjaga, melindungi dan melestarikan tradisi budaya dan kearifan lokal.
c. Memanfaatkan potensi sumber daya alam, budaya dan kearifan lokal untuk
pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat.
d. Menata dan mengelola potensi dan sumber daya Desa untuk mendukung
pembangunan pariwisata.
e. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa melalui pemanfaatan hasil-hasil
pembangunan kepariwisataan secara bertanggungjawab dan berkelanjutan.

Pasal 5

Ruang lingkup pengelolaan Desa Wisata Cibuntu meliputi perencanaan dan


pengembangan kawasan wisata Desa Cibuntu.

Pasal 6

1) Perencaanaan dan pengembangan Desa Wisata sebagaimana dimaksud Pasal 5


dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat, nilai agama,
kearifan lokal dan lingkungan secara berkelanjutan.
2) Perencaanaan dan pengembangan Desa Wisata sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan melalui inventarisasi, dokumentasi dan pembangunan
pariwisata.
3) Perencaanaan dan pengembangan Desa Wisata sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dilaksanakan secara fungsional oleh Kelompok Penggerak Pariwisata
(KOMPEPAR) yang ditunjuk oleh Kepala Desa.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penunjukan Kelompok Penggerak Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam Peraturan Kepala Desa.

BAB III
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN

Bagian Kesatu
Perencanaan

Pasal 7

1) Rencana pengelolaan Desa Wisata dilaksanakan secara terpadu dengan


melibatkan masyarakat dan pelaku pariwisata yang ada di Desa Cibuntu.
2) Rencana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

Pasal 8

Rencana pengelolaan Desa Wisata sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (1)


adalah :

a. Identifikasi nilai-nilai budaya yang sudah punah dan masih ada yang potensial
dilestarikan dan dikembangkan
b. Pemberdayaan potensi pariwisata Desa untuk dibangun dan dikembangkan
c. Pemanfaatan kawasan hutan sebagai destinasi wisata
d. Aktualisasi budaya dan pariwisata Desa dalam kegiatan strategis Desa, Daerah
dan Nasional
e. Koordinasi, informasi, promosi dan komunikasi antar Pemerintah Desa, Daerah
dan pelaku pariwisata dalam upaya pengembangan Desa Wisata yang
berkelanjutan.

Bagian Kedua
Pengembangan

Pasal 9

1) Pengembangan Desa Wisata Cibuntu meliputi :


a. Wisata alam yang meliputi daya tarik wisata berbasis sumber daya alam
perdesaan seperti sumber mata air, hamparan persawahan, bumi
perkemahan, kawasan hutan dan perkebunan untuk pengembangan
agrowisata
b. Wisata budaya yang meliputi daya tarik wisata berbasis tradisi budaya dan
kearifan lokal seperti upacara adat, musik tradisional, tari tradisional, kerajinan
local dan kekhasan budaya lainnya di Desa
c. Wisata Sejarah yang meliputi daya tarik wisata berbasis kesejarahan seperti
sejarah Desa Cibuntu, situs-situs peninggalan sejarah
d. Wisata buatan yang meliputi daya tarik wisata berbasis kreasi dan kreatifitas
orang perorang maupun kelompok seperti kerajinan tangan, taman rekreasi,
galeri, home industry dan sanggar budaya
e. Wisata aktraktif yang meliputi daya tarik wisata berbasis pertunjukan
tradisional dan kreasi berkembang seperti permainan tradisional, pagelaran
budaya, hiburan dan pertunjukan lainnya.
f. Wisata belajar yang meliputi daya tarik wisata berbasis pendidikan dan
keterampilan seperti pelatihan cara bercocok tanam, pembuatan kuliner khas
Desa Cibuntu.
2) Ketentuan mengenai pengembangan Desa Wisata sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Kepala Desa
3) Dalam hal pengembangan wisata yang berada dalam kawasan hutan,
dilaksanakan secara terpadu dan wajib membangun kemitraan dengan Balai
Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan

Pasal 10

1) Pengembangan Desa Wisata dilaksanakan melalui pembangunan :


a. Destinasi wisata ;
b. Produk wisata ;
c. Kelembagaan kepariwisataan, dan
d. Promosi dan pemasaran.
2) Rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

Pasal 11

1) Pembangunan destinasi wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)


huruf a, meliputi :
a. Pemberdayaan masyarakat ;
b. Pengembangan daya tarik wisata ;
c. Pembangunan sarana prasarana pariwisata, dan
d. Kemitraan usaha pariwisata.
2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dilaksanakan dengan melibatkan Kelompok Penggerak Pariwisata sebagai
pendukung penyediaan produk local kepariwisataan
3) Pengembangan daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dilaksanakan melalui penataan dan pengelolaan obyek wisata serta
penganekaragaman atraksi seni budaya di Desa.
4) Pembangunan sarana prasarana pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, dilaksanakan melalui optimalisasi fasilitas kepariwisataan
5) Pengembangan sarana prasarana pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) harus mencerminkan ciri khas masyarakat Desa dan dilaksanakan secara
terpadu dan berkesinambungan.

Pasal 12

Pengembangan produk wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal10 ayat (1) huruf
b, meliputi :
a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata
b. Pengembangan fasilitas dan kemudahan akses destinasi wisata
c. Miniatur
d. Cindera mata
e. Souvenir

Pasal 13

1) Pengembangan kelembagaan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10


ayat (1) huruf c, meliputi :
a. Pemberdayaan koperasi dan usaha lainnya yang bergerak dibidang
kepariwisataan ;
b. Kerjasama swasta dan pihak ketiga
2) Pemberdayaan koperasi dan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa.

Pasal 14

1) Pengembangan promosi dan pemasaran pariwisata sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d, dilaksanakan secara terpadu dan
berkesenambungan melalui pemanfaatan media cetak, elektronik dan IT.
2) Pengembangan promosi dan pemasaran pariwisata sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
dan bertanggungjawab dalam membangun citra Desa sebagai destinasi
pariwisata yang berdaya saing.

BAB IV
WILAYAH PENGEMBANGAN

Pasal 15

1) Wilayah pengembangan Desa Wisata Cibuntu, meliputi :


a. Kawasan hutan lokasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai
b. Situs-situs peninggalan purbakala lokasi di Desa Cibuntu dan Kawasan
Taman Nasional Gunung Ciremai
c. Air terjun Gongseng lokasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai
d. Bumi perkemahan lokasi di Blok Gongseng
e. Kawasan obserfasi bambu betung lokasi di Kawasan Taman Nasional
Gunung Ciremai
f. Kawasan Kampung Kambing
g. Pengelolaan aneka makanan ringan lokasi di Dusun Sacatuhu
h. Kerajinan bambu, kayu, tanah liat dan kerajinan lainnya lokasi di Dusun
Kahuripan
2) Penetapan wilayah pengembangan Desa Wisata beserta obyek wisata lainnya
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa

BAB V
USAHA DESA WISATA

Pasal 16

Usaha pariwisata di kawasan wisata Desa Cibuntu, meliputi :


a. Daya tarik wisata ;
b. Kawasan pariwisata ;
c. Informasi wisata ;
d. Akomodasi wisata ;
e. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi ;
f. Jasa makanan dan minuman ;
g. Jasa transportasi wisata, dan
h. Jasa pramuwisata.

Pasal 17

1) Usaha daya tarik wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, terdiri
atas :
a. Pengelolaan pusat kerajinan dan aneka olahan masyarakat lokal yang
berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ;
b. Pengelolaan seni budaya masyarakat ;
c. Pengelolaan tempat bersejarah ;
d. Pengelolaan agrowisata ;
e. Pengelolaan wisata forest tracking ;
f. Pengelolaan wisata air terjun ;
g. Pengelolaan wahana bermain anak-anak
h. Pengelolaan bumi perkemahan ;
i. Pengelolaan usaha daya tarik wisata lainnya.
2) Ketentuan mengenai jenis usaha daya tarik wisata lainnya sebegaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf I, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa

Pasal 18

1) Usaha kawasan wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, terdiri


atas :
a. Penggunaan lahan yang telah dilengkapi dengan prasarana sebagai tempat
untuk menyelenggarakan usaha wisata dan fasilitas pendukung lainnya ;
b. Penyediaan bangunan untuk menunjang kegiatan wisata di dalam kawasan
wisata, dan
c. Pemanfaatan kawasan hutan sebagai destinasi wisata.
2) Usaha kawasan wisata sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, wajib
dilaksanakan melalui koordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Kabupaten Kuningan.

Pasal 19

1) Usaha informasi wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c, terdiri


atas :
a. Usaha penyediaan data dan atau berita ;
b. Usaha penyediaan gambar, foto, video ; dan
c. Usaha pembuatan website dan media social lainnya.
2) Usaha informasi wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Koperasi, perorangan dan atau badan
usaha yang menyelenggarakan usaha penyebarluasan informasi dan promosi
Desa Wisata.
Pasal 20

Usaha akomodasi wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d, terdiri


atas:

a. Bumi perkemahan dan atau kamping ground yaitu kawasan perkemahan yang
dapat berfungsi sebagai tempat berkemah dan atau menginap bagi orang
perorangan ataupun kelompok ;
b. Pondok wisata dan atau home stay yaitu bangunan rumah tinggal yang dihuni
oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan
memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari pemiliknya.

Pasal 21

1) Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 16 huruf e, terdiri atas :
a. Gelanggang seni adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
melakukan kegiatan seni atau menonton karya seni dan atau pertunjukan
seni;
b. Gelanggang bercocok tanam adalah usaha yang menyediakan tempat dan
fasiltas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dan cara bercocok tanam.
2) Usaha hiburan dan rekreasi sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Kepala Desa.

Pasal 22

1) Usaha makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf f,


terdiri atas :
a. Kelompok usaha yang menyediakan makanan dan minuman dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan penyajian di dalam 1 (satu) tempat tetap
yang tidak berpindah-pindah
b. Jasa boga usaha penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyajian, untuk
disajikan di lokasi yang diinginkan oleh pemesan
c. Pusat penjualan makanan dan minuman yang menyediakan tempat untuk
lesehan, rumah makan dan atau kafe yang dilengkapi dengan mejadan kursi,
dan
d. Pusat olahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
2) Usaha jasa makanan dan minuman sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d, di
dalam kawasan wisata dilaksanakan dengan skema kemitraan
Pasal 23

Usaha jasa transportasi wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf g,


terdiri atas :
a. Penyewaan kuda, dan
b. Jasa transportasi lainnya yang tersedia di Desa Cibuntu

Pasal 24

1) Usaha jasa pramuwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf h, terdiri


atas penyediaan jasa pemandu wisata lokal.
2) Pemandu wisata sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berasal dari masyarakat
Desa Cibuntu dan sudah mengikuti pelatihan khusus sebagai pemandu wisata
dan memiliki pengalaman dalam memandu wisatawan
3) Pelatihan pemandu wisata sebagaimana dimaksud ayat (2) difasilitasi oleh
Pemerintah Desa dan Kompepar.

BAB VI
PENDAFTARAN USAHA WISATA

Pasal 25

1) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, wajib mendaftarkan


kegiatan usahanya berdasarkan jenis usaha yang diselenggarakannya kepada
Pemerintah Desa melalui Kompepar
2) Dalam melaksanakan pendaftaran usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Kompepar wajib berkoordinasi dengan Pemerintah Desa
3) Penyelenggara usaha wisata yang tidak mendaftarkan kegiatan usahanya dapat
dikenakan sanksi administrasi
4) Tata cara pelaksanaan pendaftaran dan sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa.

BAB VII
PENANGANAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA

Pasal 26

1) Pelaku usaha pariwisata wajib menyediakan fasilitas tempat sampah di kawasan


wisata
2) Pemerintah Desa dapat membentuk tim khusus yang menangani sampah di
kawasan wisata
3) Tim khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terdiri dari unsure masyarakat
setempat yang peduli terhadap pengembangan Desa Wisata

PASAL VIII
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 27

1) Pemerintah Desa dan Kompepar sebagai pengelola Desa Wisata, berhak :


a. Melakukan kerjasama, konsultasi dan koordinasi antar lembaga, lintas sector
dan atau wilayah dalam kegiatan pengembangan Desa Wisata
b. Memfasilitasi sumber daya, tempat dan organisasi pengembangan pariwisata
Desa
2) Masyarakat Desa berhak :
a. Mendapatkan informasi dan kemudahan dalam pelayanan dan
penyelenggaraan usaha pengembangan Desa Wisata ;
b. Mendapatkan ruang dan waktu serta mengambil bagian dalam kegiatan
pengembangan Desa Wisata ;
c. Mendapatkan apresiasi atas hasil, mutu karya dan kegiatan pengembangan
Desa Wisata ;
d. Mendapatkan perlindungan dan kenyamanan hokum dalam melakukan
kegiatan pengembangan Desa Wisata ;
e. Mendapatkan prioritas dalam mengembangkan usaha ; dan
f. Mendapatkan pengembangan dan penguatan kapasitas sumber daya
manusia.

Pasal 28

1) Pemerintah Desa dan Kompepar sebagai pengelola Desa Wisata, wajib :


a. Merencanakan dan menata upaya pengembangan Desa Wisata secara adil,
bijaksana, bertanggungjawab, efisien dan efektif ;
b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan Desa Wisata
;
c. Menyediakan fasilitas yang memadai demi usaha pengembangan Desa
Wisata ;
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara terpadu ;
e. Mengalokasikan anggaran dalam pengembangan Desa Wisata ;
f. Mengadakan pengendalian dan evaluasi secara berkelanjutan ;
g. Mendorong upaya pelestarian, pengembangan dan pengelolaan potensi
wisata secara intensif dan berkelanjutan ; dan
h. Menyediakan fasilitas pembuangan sampah di semua kawasan wisata.
2) Masyarakat desa wajib :
a. Melakukan upaya pengembangan Desa Wisata ;
b. Menciptakan kondisi yang dinamis dan kondusif pada lokasi pengembangan
Desa Wisata ;
c. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana pada lokasi pengembangan
Desa Wisata ; dan
d. Melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggungjawab
3) Dalam hal kegiatan usaha yang dilakukan di kawasan hutan, koperasi,
masyarakat dan pelaku usaha berkewajiban :
a. Ikut serta menjaga kelestarian alam ;
b. Melaksanakan pengamanan terhadap kawasan wisata beserta potensinya
dan setiap pengunjung yang menggunakan jasanya ;
c. Merehabilitasi kerusakan yang ditimbulkan akibat dari pelaksanaan kegiatan
usahanya ;
d. Member akses kepada petugas Pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan
kegiatan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pembinaan kagiatan izin
usaha penyediaan sarana wisata alam ; dan
e. Memelihara asset Negara bagi pemegang izin yang memanfaatkan sarana
milik Pemerintah.

BAB IX
KEWENANGAN PEMERINTAH DESA

Pasal 29

1) Dalam pengelolaan Desa Wisata, Pemerintah Desa dan Kompepar berwenang :


a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan Desa Wisata ;
b. Menetapkan destinasi wisata ;
c. Menetapkan daya tarik dan produk wisata ;
d. Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di Desa ;
e. Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru ;
f. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan dan pendataan usaha wisata ;
g. Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan Desa Wisata ;
h. Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi wisata dan produk wisata ;
i. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan Desa Wisata ;
dan
j. Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata.
2) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan secara
terkoordinasi dengan koperasi dan atau organisasi dibidang pariwisata

BAB X
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 30

1) Pemerintah Desa mengutamakan konsep pemberdayaan masyarakat dalam


rangka memfasilitasi upaya pengembangan Desa Wisata.
2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
secara terkoordinasi dan terpadu.
3) Dalam rangka fasilitasi pelestarian Desa Wisata sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Pemerintah Desa dapat membentuk kelompok kerja.
4) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) dan Desa Wisata sebagai mitra Pemerintah Desa dalam
pengembangan Desa Wisata.
5) Ketentuan mengenai pembentukan kelompok kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut melalui Peraturan Kepala Desa.

BAB XI
PENDANAAN

Pasal 31

1) Dalam upaya pengembangan Desa Wisata, Pemerintah Desa dan Kompepar


mengalokasikan dana yang bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ;
d. Anggaran Kompepar ;
e. Swadaya masyarakat ; dan
f. Sumber dan yang tidak mengikat dan sah.
2) Pemerintah Desa mengalokasikan anggaran untuk pengembangan Desa Wisata
dengan memperhatikan prinsip proporsional.
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 31

1) Pemerintah Desa melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap setiap usaha


pengembangan Desa Wisata meliputi monitoring dan evaluasi
2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi
bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 33

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Cibuntu.

Ditetapkan di Cibuntu
pada tanggal 11 Juli 2016
KEPALA DESA CIBUNTU

H. A W A M

Diundangkan di Cibuntu
pada tanggal 11 Juli 2016
SEKRETARIS DESA

IBNU SUNGKAWA, SH

LEMBARAN DESA CIBUNTU TAHUN 2016 NOMOR 05

Anda mungkin juga menyukai