KECAMATAN SEMPARUK
KABUPATEN SAMBAS
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2093); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 89);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa ( Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2093);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2093);
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3. Kepala Desa adalah pimpinan Desa Singaraya Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas.
5. Peraturan Desa adalah Peraturan Kepala Desa Singaraya adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa.
6. Keputusan Kepala Desa Singaraya . adalah Keputusan yang ditetapkan Kepala Desa baik
yang bersifat peraturan maupun penetapan.
8. Pembangunan Desa adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang
lebih baik bagi kepentingan masyarakat yang ditujukan sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan masyarakat Desa.
9. Kewenangan desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkann prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa.
10. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
11. Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau yang muncul karena
perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa.
12. Partisifasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
13. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintahan Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
14. Lembaga Kemasyarakatan Desa selanjutnya disingkat LKD adalah wadah partisipasi
masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
15. Rukun Warga selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Pemerintah
Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di
wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
16. Rukun Tetangga selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
17. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa, untuk selanjutnya
disebut TP PKK Desa adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah
dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana,
pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk
pelaksanaan program PKK.
19. Pos Pelayanan Terpadu, untuk selanjutnya disingkat Posyandu adalah Lembaga atau
wadah pemeliharaan kesehatan yang melaksanakan kegiatan dasar dan diselenggarakan
dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
20. Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa
yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
21. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
22. Badan Kerjasama Antar Desa, yang selanjutnya disebut BKAD, adalah pelaksana
kerjasama antar Desa yang ditetapkan melalu Peraturan Bersama Kepala Desa
23. Lembaga kemasyarakatan lainnya adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang
berfungsi sebagai mitra Pemerintah Desa dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
27. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah
Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (Enam) tahun.
28. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa adalah penjabaran dari
RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
29. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara
yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransper melalui anggaran pendapatan dan belanja
daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
30. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus
31. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah Desa.
32. Rencana Kerja Anggaran adalah kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dengan
menggunakan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa pada Tahun Anggaran yang berkenaan.
BAB II
JENIS LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Pasal 2
(2) Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk LKD selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
BAB III
RUKUN TETANGGA
Pasal 3
RT dibentuk di Desa, berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa yang mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintah dan kemasyarakatan
meliputi.
a. membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah;
b. membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. menyerap aspirasi masyarakat untuk disampaikan dalam musyawarah rencana
pembangunan desa;
d. membantu terciptanya ketentraman, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
e. menggerakan swadaya gotong royong, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat
diwilayahnya; dan
f. membantu terciptanya keberhasilan dan kelestarian lingkungan hidup.
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
RUKUN WARGA
Pasal 6
RW dibentuk di Desa, berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa yang mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintah dan kemasyarakatan
meliputi.
a. membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah;
b. membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. megkoordinir dan mensinkronisasikan tugas RT dalam wilayahnya; dan
d. mengkoordinasikan dan menyalurkan aspirasi RT dalam bidang pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat untuk disampaikan
dalam musyawarah rencana pembangunan desa;
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Masa bhakti pengurus RW dan RT adalah 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Keputusan
Kepala Desa dan setelahnya dapat dipilih kembali.
BAB V
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Pasal 10
Pasal 11
Tugas TP PKK adalah sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja PKK Desa, sesuai dengan hasil Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA) Kabupaten;
b. melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang disepakati;
c. menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK, Dusun, RW, RT dan Dasa
Wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati;
d. menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat khususnya keluarga
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan;
e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan
bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera;
f. mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja;
g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan
keluarga di Desa;
h. membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan
tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat;
i. melaksanakan tertib administrasi; dan
j. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
Pasal 12
Tim Penggerak PKK Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
mempunyai fungsi:
a. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK; dan
b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, Pembina dan pembimbing Gerakan
PKK.
Pasal 13
(1) Susunan keanggotaan Tim Penggerak PKK Desa adalah sebagai berikut:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris;
d. Bendahara dan Wakil Bendahara; dan
e. 4 (empat ) kelompok kerja.
(2) Ketentuan susunan anggota pengurus TP PKK desa diatur sebagai berikut:
a. Ketua Tim Penggerak PKK Desa adalah Istri Kepala Desa.
b. Ketua Tim Penggerak PKK Desa dilantik oleh Ketua TIM Penggerak PKK
Kecamatan dan dikukuhkan oleh Kepala Desa.
c. Anggota Tim Penggerak PKK Desa adalah laki-laki dan perempuan, bersifat
perorangan, sukarela, tidak mewakili organisasi atau partai politik.
d. Calon anggota TP PKK diusulkan oleh pemuka masyarakat desa yang
bersangkutan.
e. Pemilihan anggota TP PKK dilakukan secara musyawarah dalam rapat yang
diselenggarakan khusus oleh BPD dan dipimpin oleh Kepala Desa.
f. Susunan keanggotaan TP PKK yang terpilih dalam rapat khusus ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
g. Masa bhakti pengurus TP PKK ditetapkan 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal penetapan dan dapat dipilih kembali setelah masa bhaktinya habis.
BAB VI
KARANG TARUNA
Pasal 14
Karang Taruna dibentuk di Desa, berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa yang
mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam menanggulangi berbagai masalah
kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda baik yang bersifat preventif,
rehabilitatib, maupun pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya.
Pasal 15
Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagai dimaksud dalam pasal 14 mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
c. penyelenggara pemberdaya masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan;
d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi
muda di lingkungannya;
e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung
jawab sosial generasi muda;
f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
g. Pemupukan kreativitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung
jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomi produktif dan
kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;
h. Memberikan referensi, pendamping dan advokasi sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial;
i. Meningkatkan kerjasama, informasi dan kemitraan dengan lembaga/instansi
terkait;
j. Penyelenggara usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual;
k. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan
obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
l. Penanggulangan masalah sosial, secara preventif dalam rangka pencegahan
kenakalan remaja.
Pasal 16
(2) Ketentuan susunan anggota pengurus Karang Taruna desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. Calon pengurus Karang Taruna diusulkan oleh pemuka-pemuka masyarakat
desa yang bersangkutan.
b. Pemilihan pengurus Karang Taruna dilakukan secara musyawarah dalam rapat
yang diselenggarakan khusus oleh BPD dan dipimpin oleh Kepala Desa.
c. Susunan keanggotaan pengurus yang terpilih dalam rapat khusus ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
d. Masa bhakti pengurus Karang Taruna ditetapkan 3 (tiga) tahun terhitung sejak
tanggal penetapan dan dapat dipilih kembali setelah masa bhaktinya habis; dan
e. Usia para anggota paling rendah 19 (Sembilan belas) tahun dan paling tinggi
45 (empat puluh lima) tahun.
BAB VII
POSYANDU
Pasal 17
Posyandu dibentuk di Desa, berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa, yang mempunyai
tugas membantu Kepala Desa dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Desa.
Pasal 18
Posyandu dalam melaksanakan tugas sebagai dimaksud dalam Pasal 17 mempunyai fungsi:
a. sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat
dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak dan Balita (AKABA); dan
b. sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak dan Balita (AKABA).
Pasal 19
BAB VIII
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Pasal 20
Pasal 21
(2) Ketentuan susunan anggota pengurus LPMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sebagai berikut:
a. Calon pengurus LPMD diusulkan oleh pemuka masyarakat desa yang
bersangkutan.
b. Pemilihan pengurus LPMD dilakukan secara musyawarah dalam rapat
yang diselenggarakan khusus oleh BPD dan dipimpin oleh Kepala Desa.
c. Susunan keanggotaan pengurus LPMD yang terpilih dalam rapat khusus
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.
d. Masa bhakti pengurus LPMD ditetapkan 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal penetapan dan dapat dipilih kembali setelah masa bhaktinya habis.
BAB IX
PENDANAAN DAN PELAPORAN
Pasal 23
(2) Setiap LKD yang sumber pendanaan kegiatannya bersumber dari sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib menyampaikan laporan penggunaan anggaran.
(3) Bentuk serta format laporan sebagaimana dimaksud ayat (2) mengikut tata aturan yang
ditentukan oleh pihak yang mendanai.
BAB X
PENUTUP
IRFAN
MULYADI