Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Desa wisata menjadi isu yang hangat diperbincangkan baik di kalangan


akademisi, pemerintah, penggiat wisata bahkan masyarakat awam yang menilai
desanya pantas/ layak untuk dijadikan desa wisata. Namun, sebagian besar
masyarkat salah kaprah dalam mengartikan antara desa wisata dan objek wisata.
Dalam membangun sebuah desa wisata harus memperhatikan kawasan desa
termasuk nilai-nilai lokal desa, bukan hanya berfokus pada satu titik wisata saja.
Saya kerap melihat beberapa fakta di lapangan, membangun desa wisata disamakan
dengan membuat objek wisata. Buktinya? Dengan semakin maraknya pembuatan
spot berswafoto/selfie, kemudian beberapa desa secara mudah mengklaim dirinya
sebagai desa wisata. Seharusnya membangun desa wisata dan pariwisata itu
sewajarnya saja. Jangan berlebihan apalagi sampai berdampak buruk pada alam .
Membiarkannya saja tetap alami bisa menjadi pilihan namun harus memiliki nilai
jual.
Bambu adalah tumbuhan berbunga menahun hijau abadi dari subfamili
Bambusoideae yang termasuk famili Poaceae. Nama lain dari bambu adalah buluh,
aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam
sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung
pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Pemanfaatan tanaman
bambu di Indonesia telah berlangsung sangat lama. Masyarakat pedesaan kita sejak
zaman dahulu sudah menggunakan bambu untuk berbagai keperluan penunjang
hidup, seperti membuat rumah atau perabotan rumah tangga. Namun tanaman ini
sebenarnya tidak hanya bisa mendatangkan manfaat ekonomi belaka. Bambu juga
punya potensi besar untuk dijadikan sebagai tanaman konservasi lingkungan.

Salah satu keunggulan bambu sebagai tanaman konservasi lingkungan


adalah kemampuannya dalam menjaga ekosistem air. Sistem perakaran tanaman
bambu sangat rapat. Akar-akarnya menyebar ke segala arah, baik menyamping atau
pun ke dalam. Lahan tanah yang ditumbuhi rumpun bambu biasanya menjadi
sangat stabil. Tak mudah terkena erosi. Oleh karena itu air juga lebih mudah
menyerap ke dalam tanah yang ditumbuhi tanaman tersebut. Penggunaan bambu
sebagai tanaman konservasi air dan tanah sudah dilakukan di negara-negara lain
seperti Cina dan India. Mereka telah berhasil memanfaatkan tanaman bambu untuk
kepentingan konservasi air dan tanah. Sebuah laporan penelitian yang terbit di Cina
menyebutkan bahwa bambu mempunyai kemampuan menyimpan air tanah lebih
banyak hingga 240% jika dibandingkan dengan tanaman pinus.

Desa Ngulanwetan merupakan desa yang memiliki cakupan wilayah hutan


yang terluas di Kecamatan Pogalan. Sehingga banyak ditemukan pohon bambu yang
tumbuh lebat disekitar wilayah Desa. Dari masa lampau masyarakat Ngulanwetan
sudah terbiasa berdampingan dengan bambu, sebagian dari mereka banyak
memenfaatkan pohon bambu untuk menunjang perekonomian. Salah satu karya
masyarakat desa yang terbuat dari pohon bambu yaitu : anyaman teple, besek,
copil, pithi, dan masih banyak lagi. Selain itu tunas bambu juga dimanfaatkan
sebagai makanan khas desa yaitu sompil dengan sayur rebung yang dimasak santan.

Namun sebagian besar dari masyarakat belum mengerti banyak segudang


manfaat dari sebuah pohon bambu. Oleh karena itu saya mengemukan sebuah ide
“WISATA NGISOR PRING NGULANWETAN” sebagai upaya mengembangkan
ekonomi masyarat desa dan salah satu langkah penyeimbangan kawasan konservasi
untuk penyimpanan cadangan air di Desa Ngulanwetan. Secara umum konsep dari
wisata ngisor pring ini yaitu peremajaan kembali kawasan kebun bambu untuk
dijadikan sebagai mini wisata desa sehingga nantinya akan banyak pelaku usaha
mikro yang berjualan di wisata bambu tersebut. Karena ngulanwetan pernah
melaksanakn event lomba laying-layang pada tahun 2020 kemarin dan suskes diikuti
masyarakat umum lingkup jawa timur, maka dengan terlaksannya program ini akan
menajikan festifal layangan menjadi agenda rutin tahaunan desa Ngulanwetan
bahkan agenda rutin tahunan Kecamatan Pogalan yang berlokasi di lapangan Desa
Ngulanwetan.
ISI PROPOSAL

A. GAMBARAN UMUM

Gambar A.1. Contoh Gate Wisata Bambu


Konsep yang saya ajukan yaitu berupa pengembangan kawasan kebun
bambu di dusun Jatimalang menjadi sebuah taman bermain edukasi dan wisata
serta sebagai rehabilitasi kawasan konvervasi untuk cadangan air ketika musim
hujan datang. Nantinya kita membuat pintu gate masuk sebagai icon dari wisata ini
dan tentunya tetap menggunakan media bambu.
Gambar A.2 Contoh wisata bambu

Gambar A.3 Contoh panggung hiburan

Untuk meningkatakan daya Tarik wisatan nantinya kita buat sebuah


panggung hiburan yang mana akan diisi oleh kegiatan-kegiatan kebudayaan desa
setempat. Selain itu nantinya panggung hiburan ini bisa dipakai untuk semua
kalangan baik untuk lembaga pendidikan, pemerintahan bahkan komunitas lainnya.
Dan dari sewa ini bisa menghasilkan retrubusi untuk pengembangan wilayah desa
wisata secara mandiri.
Gambar A.4. Contoh penjualan UMKM

Disisi ekonomi pengembangan program wisata ini juga bisa meningkatkan UMKM
desa yang sudah lumayan dikenal masyarkat luas. Mulai dari pithi, teple, copil,
kukusan,dll.

Gambar A.5. Penyewaan Sepeda

Kita juga bisa berinovasi untuk pengembangan kawasan ini misalkan dengan
membuat paket wisata sepeda menelusuri kawasan desa, dengan cara ini sangat
bisa mengajak seluruh elemen desa untuk bergabung sehingga akan sangat
mengurangi angka pengangguran.
Sebagai contoh permisalaan pendapatan :
Sewa sepeda = Rp. 5000
Jumlah pengguna = 30 orang/ hari
Pendapatan perbulan = Rp. 1.500.000
Angka yang cukup tinggi untuk dapat menjadikan program wisata mandiri.

Gambar A.6. Kawasan persawahan dusun Jatimalang


Dengan penerapan paket wisata untuk menelusuri kawan desa saya sangat
yakin akan banyak para pengunjung yang tertarik dari kalangan anak muda maupun
kalangan orang dewasa.
B. LOKASI
Rencana pengembangan desa wisata ngisor pring ini akan diterapkan di
dusun Jatimalang RT 15 Mengingat wilayah ini memiliki banyak kawasan kebun
bambu yang cukup rindang dan luas.

Gambar B.1. Foto satelit menggunakan Goggle Mapper


Gambar B.2. Lokasi Kebun Bambu Dusun Jatimalang

C. SARANAN PRASARA PENDUKUNG


Saranana dan prasarana pendukung nantinya tetap ditekankan pada
pemanfaatan pohon bambu mulai dari kamar mandri, start point, bahkan spot spot
foto pun menggunakan media pohon bambu.
D. ANALISIS SUMBER PENDANAAN
Berikut Rencana Anggaran Biaya untuk mengembangkan “Wisata Ngisor Pring
Ngulanwetan” :
No Uraian Volume Harga Satuan Harga Total
1 Cetak Banner Promosi 5 Buah 50.000,00 Rp. 250.000
2 Pembangunan Start Point 1 Ls 500.000,00 Rp. 500.000
(Bambu sederhana)
3 kerja bakti 1 Ls 2.000.000 Rp. 3.000.000
4 Pemgembangan UMKM 1 Paket 500.000 Rp. 500.000
5 Cetak Tiket Retribusi 1 Paket 100.000 Rp. 100.000
SUB TOTAL Rp. 3.350.000

Dari nilai anggaran biaya yang terbilang cukup sedikit sebernya bisa mengajak
kerjasamnya dengan para pengusaha lokal sebagai dana CSR mereka. Sebagai
contoh permisalan ada 5 pengusaha di Desa Ngulanwetan dan mereka support @Rp
500.000 sudah memenuhi anggraan tersebuat tanpa membebani anggaran desa.
Dan bisa juga membuat sebuah event lomba trail yang mana nantinya akan menarik
retribusi peserta, sehingga nantinya sisa penyelenggaraan akan bisa dialokasi ke
program ini.
E. DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT
1. Dampak Sosial Masyarakat
Dampak yang akan timbul dari terlaksananya program ini yaitu
meningkatkan kekompakan antar warga, meningkatkan rasa gotong royong karena
akan seringnya kerja bakti untuk persiapan pembuatan desa wisata. Membuat pola
fikir masyarakat menjadi jauh kebih berkembang karena akan terus membuat ide
dan inovasi pengembangan desa wisata.

2. Dampak Ekonomi Masyarakat


Secara langsung mapun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat desa. Semakin banyak pengunjung semakin besar
kemungkinan terjadinya perputaran ekomi masyarakat baik UMKM ataupun berbasis
usaha mandiri masyarakat sekitar. Akan sangat mengurangi angka pengangguran,
sehingga Desa Ngulanwetan akan bisa pelopor Desa Mandiri se Kabupaten
Trenggalek.
F. PENGEMBANGAN FESTIFAL PENDUKUNG (FESTIFAL LAYANGAN)
Pada dasarnya lomba layang-layang sudah pernah dilakukan oleh oleh
Karang Taruna Desa Ngulanwetan dan diikuti sekitar 350 peserta yang tersebar mulai
dari Ponorogo, Surabaya, Madiun bahkan luar provinsi yaitu Kota Semarang.
Nantinya jika program wisata ini jalan festifal laying-layang ini akan ditetapkan
sebagai festifal tahunan desa ataupun dapat di akuisi sebagai festifal tahunan
Kecamatan Pogalan.
Gambar F.1. Festifal layangan tahun 2020 Desa Ngulanwetan

Berikut contoh respon positif dari berbagai kalangan:

PENUTUP

Sukses tidaknya program harus ada kerjasamnya yang baik antar lembaga
ataupun instansi tak terkecuali dengan program Desa Wisata “Wisata Ngisor Pring
Ngulanwetan” ini. Sehingga harapan saya apabila ide ini dapat terlaksana
Pemerintah Desa setempat harus banyak memberdayakan masyarakat sekitar
melalui LPMD ataupu Karang Taruna.
Mohon maaf kepada tim penilai apabila terdapat tata bahasa yang kurang
tepat sehingga memerlukan waktu untuk memahami setiap kalimat, besar harapan
saya untuk bisa diberikan kesempatan untuk presentasi secara langsung sehingga
dapat menjelaskan maksud ide ini secara lebih terperinci. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai