com
Abstrak
Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik merupakan desa termiskin yang berhasil menjadi desa miliarder melalui pengelolaan
BUMDesa wisata setigi. Keberhasilan tersebut mampu meningkatkan pendapatan asli desa dan perekonomian masyarakat. Penelitian ini akan
memvalidasi penerapan agile governance di Desa Sekapuk untuk dapat mengetahui penerapan yang telah dilakukan pemerintah desa dalam
pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan agile governance dalam pengelolaan wisata setigi yang
dahulunya merupakan bekas penggalian dan pembuangan tambang batu kapur menjadi objek wisata yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik observasi, wawancara,
dokumentasi dan penelitian terdahulu.Kata kunci:Desa Sekapuk, Badan Usaha Milik Desa, Pemerintahan Tangkas, Pariwisata Setigi, Pariwisata. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BUMDesa Sekapuk telah menerapkan prinsip agile governance dalam mengelola wisata setigi dengan baik. Pertama,
tata kelola yang cukup baik, pengelolaan wisata setigi sudah mencakup pembagian kerja, struktur pengelolaan, dan mempunyai tujuan
pengembangan pariwisata. Kedua, business-driven, ditunjukkan dengan penjualan saham pariwisata kepada masyarakat. Ketiga, human focus, yaitu
kontribusi masyarakat terhadap penjualan saham dalam pengembangan pariwisata setigi. Keempat, berdasarkan quick win, terdapat peningkatan
pendapatan asli desa setiap tahunnya. Kelima, pendekatan sistematis dan adaptif, pengembangan wisata setigi dengan berbagai ornamen dan
miniatur patung yang menjadi daya tarik wisatawan. Keenam, desain sederhana dan penyempurnaan berkelanjutan, setiap akhir tahun diadakan
Rapat Akhir Tahun untuk menjelaskan program dan evaluasi agar rencana kerja ke depan lebih baik.
Kata Kunci: Desa Sekapuk; Badan Usaha Milik Desa; Tata Kelola yang Tangkas; Pariwisata Setigi; Pariwisata
kesejahteraan yaitu Badan Usaha Milik Desa dan praktik yang muncul dari filosofi tangkas
(BUMDesa) [5]. dan cepat itulah yang diharapkan masyarakat
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) merupakan [10].
lembaga yang dibentuk oleh pemerintah desa Dari uraian diatas peneliti dapat mendeskripsikan
dan masyarakat dalam mengelola pemenuhan penerapan agile governance dalam mengoptimalkan
kebutuhan masyarakat dan meningkatkan potensi Desa Sekapuk. Dalam penelitian ini peneliti
perekonomian desa. Badan Usaha Milik Desa mengambil judul “Implementasi Agile Governance
(BUMDesa) dibentuk berdasarkan peraturan Dalam Mengoptimalkan Potensi Desa Sekapuk
perundang-undangan dengan berlakunya Kabupaten Gresik”.
kesepakatan antara masyarakat desa dan
pemerintah desa. Pengembangan Badan Usaha 2. Metode Penelitian
Milik Desa (BUMDesa) juga memerlukan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu
informasi yang akurat mengenai karakteristik bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data
lokal, termasuk karakteristik sosial dan budaya yang dilakukan melalui observasi, wawancara,
Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah untuk peristiwa yang dialami objek penelitian seperti
memberikan pertumbuhan ekonomi desa. perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan lainnya.
Salah satu daerah di Jawa Timur, Desa Sekapuk, Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini yang
merupakan desa termiskin yang berhasil menjadi governance pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
desa miliarder melalui pengelolaan Badan Usaha di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah,
Milik Desa (BUMDesa) dalam memanfaatkan Kabupaten Gresik dengan menggunakan enam prinsip
potensi desa. Desa Sekapuk yang memiliki luas teori agile governance. Penelitian kualitatif mempunyai
wilayah 2,97 km2 berpenduduk kurang lebih 5.000 landasan yang cukup kuat, baik dari segi filosofi
meliputi potensi pertanian dan pertambangan kebiasaan tertentu dalam ilmu-ilmu sosial yang pada
yang mempunyai peluang besar dalam dasarnya bergantung pada pengamatan manusia dalam
pengembangan dan pengelolaan potensi desa bidangnya sendiri dan menghubungkan orang-orang
secara efektif, transparan dan efisien. Dalam hal ini dengan pekerjaannya dalam bahasa dan terminologi [11].
letak geografis tidak dapat dipisahkan, sehingga Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang akan
potensi pemanfaatan alam dapat digunakan untuk meneliti suatu objek di alam, dimana
mengembangkan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan peneliti merupakan instrumen kunci, teknik, metode
mengurangi pengangguran di Desa Sekapuk. Oleh pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan,
karena itu, dari hal tersebut perlu adanya tata analisis data induktif, serta hasil penelitian. penelitian
kelola suatu organisasi publik yang mampu kualitatif yang mengutamakan penekanan pada makna
Tata kelola yang tangkasatau disebut pemerintahan nilai di luar data tersebut, oleh karena itu penelitian
yang cakap, tangkas dan cepat dalam merespon dan kualitatif tidak menekankan pada generalisasi atau
Konsep agile governance sudah sering dibicarakan di adalah membuat gambaran atau lukisan secara
dunia akademis, khususnya administrasi publik. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, ciri-ciri
Metode agile governance ini menyederhanakan yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.
DOI: https://doi.org/10.31004/riggs.v1i2.24
Lisensi: Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY 4.0)
36
Muhammad Chasan Amruloh, Rumanintya Lisaria Putri
Jurnal Artificial Intelligence and Digital Business (RIGGS) Volume 1 Nomor 2 Januari 2023
awal mula terbentuknya BUMDes Sekapuk A. Pengolahan Air Masyarakat (PAM) Desa
berasal dari UED (Usaha Ekonomi Desa) dan Sekapuk untuk memenuhi kebutuhan air
PDMKE (Pemberdayaan Daerah Dalam masyarakat melalui pengolahan air mandiri.
Mengatasi Krisis Ekonomi) yang bergerak Pengolahan air masyarakat di Desa Sekapuk
dalam bidang usaha simpan pinjam dan mempunyai sumber dan jaringan sendiri yang
bertujuan pada pelayanan usaha. BUMDesa tidak terhubung dengan perusahaan air minum
Sekapuk didirikan dengan latar belakang daerah. Pengolahan air ini memiliki sumur
belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat sendiri yang berjumlah 8 titik
yaitu kebutuhan akan permodalan untuk B. Unit Bisnis Multi Layanan
usaha masyarakat. Unit usaha multijasa bergerak di bidang simpan
Pada awal berdirinya BUMDesa Sekapuk hanya pinjam dan jasa PPOB (Payment Point Online
memiliki dua usaha yaitu PAM (Pengelolaan Air Bank). PPOB merupakan loket layaknya bank yang
Masyarakat) dan usaha multijasa yang bergerak dapat digunakan untuk membayar berbagai
di bidang simpan pinjam serta PPOB (Payment tagihan dalam satu tempat, antara lain: membayar
Point Online Bank). Modal awal Desa Sekapuk tagihan listrik, mentransfer uang, menarik uang
berasal dari bantuan yang mengarah pada UED tunai, dan lain sebagainya. Unit usaha ini
dan PDMKE dengan bantuan dana sekitar 50 juta bekerjasama dengan beberapa bank.
rupiah. Selama tahun 2009 hingga tahun 2017, c.Unit Usaha Pengelolaan Tambang Desa Sekapuk
BUMDesa berjalan stagnan, pengelolaannya memiliki tambang batu kapur. Dalam mengelola
masih sederhana, dan jumlah pegawainya masih wilayah pertambangan ini, BUMDesa Sekapuk
sedikit. tidak bisa mengelolanya sendiri. Oleh karena itu,
Hingga akhir tahun 2017, BUMDesa unit usaha pengelolaan tambang bermitra dengan
Sekapuk melakukan terobosan dengan PT. Polowijo Gosari.
menata manajemen profesional dan D. Unit Kebersihan Desa
mengembangkan unit usaha. Unit kebersihan desa bertanggung jawab atas
Perkembangan tersebut berdampak pada kebersihan di Desa Sekapuk. Sampah merupakan
peningkatan jumlah pegawai, peningkatan masalah besar yang sedang dihadapi dunia. Desa
jumlah unit usaha, dan peningkatan laba Sekapuk berupaya mengelola sampah tersebut hingga
bersih yang berdampak pada peningkatan ke tempat pembuangan akhir
Pendapatan Asli Desa (PADes). e.Unit Sarana Penyortiran Desa
Pada tahun 2018 terdapat inovasi investasi saham di Unit sarana olah raga desa terkait mengenai
Desa Sekapuk. Awalnya program ini dimaksudkan pengelolaan aset yang dimiliki desa. Aset ini
sebagai modal awal bagi BUMDesa dalam merupakan lapangan yang digunakan untuk
membangun unit usaha pariwisata. Hingga akhirnya permainan bola voli. Aset ini dilengkapi dengan
terkumpul 1019 saham dengan harga per saham Rp tribun dan dapat disewakan kepada
2.400.000. Setiap tahun dividen akan dibagikan masyarakat umum.
kepada pemegang saham. Pemegang sahamnya F. Wisata Desa
hanya orang-orang yang mempunyai KTP Desa Wisata desa merupakan wujud visi dan misi
Sekapuk [14]. kepala desa. Pariwisata di Desa Sekapuk
Bentuk pengelolaan lainnya di Desa Sekapuk mengoptimalkan lahan bekas tambang dan
adalah dengan membuka lowongan kerja khusus tempat pembuangan sampah menjadi tempat
kepada masyarakat yang memiliki Kartu Tanda wisata. Tempat wisata ini diberi nama Wisata
Penduduk (KTP) Desa Sekapuk. Persyaratan inilah Setigi. Wisata Setigi menawarkan alternatif
yang paling penting dalam mendaftar di unit wisata dengan pemandangan perbukitan kapur
usaha milik BUMDesa Sekapuk. dan danau buatan disertai air terjun.
DOI: https://doi.org/10.31004/riggs.v1i2.24
Lisensi: Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY 4.0)
37
Muhammad Chasan Amruloh, Rumanintya Lisaria Putri
Jurnal Artificial Intelligence and Digital Business (RIGGS) Volume 1 Nomor 2 Januari 2023
sesuai dengan kondisi lingkungan pembangunan desa. Hingga saat ini terdapat
organisasi diperlukan. Prinsip tata kelola 1.019 saham dengan nilai Rp 2.400.000 per saham.
yang cukup baik menjadi pedoman dalam Syarat kepemilikan saham di Desa Sekapuk adalah
merefleksikan dan mempertimbangkan memiliki tanda pengenal sebagai anggota
kendala-kendala yang dialami organisasi masyarakat Desa Sekapuk. Keterlibatan
dengan memperhatikan peraturan. masyarakat dalam kepemilikan saham merupakan
Penerapan tata kelola organisasi sesuai keselarasan antara kepentingan dunia usaha dan
dengan kebutuhan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Masyarakat desa dapat
karakteristik lingkungan organisasi [15]. ikut serta dalam pengembangan pengelolaan
BUMDesa Sekapuk menjalankan kegiatan potensi desa sekaligus memperoleh manfaat
perekonomian masyarakat secara profesional, ekonomi berupa deviden setiap tahunnya.
namun tetap mengandalkan potensi asli desa. 3. Berfokus pada Manusia
Hal ini ditunjukkan oleh seluruh pegawai di seorang pemimpin yang mampu menciptakan nilai
BUMDesa Sekapuk dan unit usahanya adalah organisasi yang memiliki tujuan bisnis dan manfaat bagi
masyarakat yang memiliki KTP Desa Sekapuk. Hal masyarakat. Nilai yang diciptakan ditransmisikan melalui
ini menjadikan masyarakat lebih produktif dan motivasi, rasa kepemilikan, dan struktur manajemen [16].
DOI: https://doi.org/10.31004/riggs.v1i2.24
Lisensi: Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY 4.0)
38
Muhammad Chasan Amruloh, Rumanintya Lisaria Putri
Jurnal Artificial Intelligence and Digital Business (RIGGS) Volume 1 Nomor 2 Januari 2023
masyarakat sebagai bagian penting dalam wisata edukasi dan akan menjadi
pembangunan. wisata alternatif bagi masyarakat.
4. Berdasarkan Quick Wins 5. Pendekatan Sistematis dan Adaptif
Untuk mencapai hasil yang maksimal, perlu dilakukan Pembangunan dengan sistematik dan adaptif
mempunyai semangat dan keseriusan dalam mengelola pendekatan menuntut untuk bekerja sama.
potensi desa. Untuk memperoleh hasil yang optimal Organisasi menghadapi perubahan dengan
diperlukan suatu kelompok/tim. Keuntungan yang telah beradaptasi terhadap perubahan faktor lingkungan
diperoleh hendaknya dapat diketahui kesamaan dan kebutuhan bisnis. Jadi organisasi perlu
intensitas dan keseriusannya dalam menghadapi atau mengembangkan kemampuan internalnya untuk
menyelesaikan permasalahan. menangani perubahan secara sistematis.
Program akselerasi yang berasal dari akumulasi Pembangunan Desa Sekapuk yang dilakukan
impuls-impuls kecil yang diarahkan secara bersama- Badan Usaha Milik Desa sudah tepat untuk
sama. Arah program ini tercermin dari akselerasi dievaluasi perkembangannya. Melalui pelatihan
jangka panjang yang baik bagi BUMDesa. Program bagi pegawai di unit usaha BUMDesa
percepatan dilakukan secara bertahap dan diharapkan mampu meningkatkan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kematangan kemampuan bekerja sama dan memecahkan
program tercermin dari gerakan-gerakan yang masalah. Hal ini berguna bagi pembangunan
dilakukan tidak sembarangan dan tidak menimbulkan desa dalam pengambilan keputusan yang
kerugian. Pembangunan program percepatan melibatkan naluri, daya pikir, dan rangkaian
mengutamakan koordinasi antar pihak yang terlibat. kreativitas dalam pembangunan desa.
Pengembangan Desa Sekapuk memanfaatkan
sumber daya alam yang dilestarikan dan saat ini
Tabel 1 Pendapatan Asli Desa Sekapukj
telah dioptimalkan sebagai sumber pendapatan
(PADES) untuk tahun 2018-2021
Program percepatan yang dilakukan BUMDesa 6. Desain Sederhana dan Perbaikan Berkelanjutan
Untuk menciptakan hasil yang cepat dan selalu
dalam mengoptimalkan potensi yang ada di
tumbuh, diperlukan solusi untuk mencapai
Desa Sekapuk berjalan cukup baik. Hal ini
keseimbangan tersebut. Solusi difokuskan antara
terlihat dari Pendapatan Asli Desa (PADes) yang
hasil yang diinginkan dan ketersediaan sumber daya
selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
yang tersedia. Berbagai alternatif dihadirkan untuk
2018 hingga tahun 2021 terjadi peningkatan
mencari desain program yang sederhana namun
PADes sekitar 49%.
dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Peningkatan pendapatan asli desa ini tidak
Untuk mengembangkan dan
lepas dari keberhasilan program akselerasi
menyempurnakan desain program desa,
yang dilakukan BUMDesa Sekapuk. Salah satu
diadakan pertemuan setiap awal bulan.
program percepatan yang dilakukan adalah
Pertemuan ini melibatkan seluruh
pembangunan di bidang pariwisata. Setelah
pemangku kepentingan di Desa Sekapuk.
berhasil menyulap bekas TPA menjadi destinasi
Agenda pertemuan ini adalah evaluasi dan
wisata berkelas. Kini telah dilakukan program
sosialisasi pengembangan Desa Sekapuk.
wisata berbasis pertanian atau dikenal dengan
Pertemuan ini diselenggarakan sebagai bagian dari
agrowisata. Program ini merupakan upaya
pembangunan berkelanjutan. Dengan tujuan
percepatan yang dilakukan di Desa Sekapuk
menjadikan Desa Sekapuk sebagai salah satu desa di
untuk menarik minat masyarakat untuk
Jawa Timur yang mampu mandiri dan unggul dalam
berkunjung dan belajar di Desa Sekapuk.
inovasi dalam mengelola potensi desa. Program ini
Program yang masih dalam proses digarap ini
dapat mempercepat perbaikan dan penciptaan
akan berbentuk pertanian
DOI: https://doi.org/10.31004/riggs.v1i2.24
Lisensi: Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY 4.0)
39
Muhammad Chasan Amruloh, Rumanintya Lisaria Putri
Jurnal Artificial Intelligence and Digital Business (RIGGS) Volume 1 Nomor 2 Januari 2023
keseimbangan. Perbaikan yang segera dapat memberikan Usaha pada Perusahaan Konveksi Gunting di Surabaya.
Jurnal Teori dan Manajemen Terapan | Jurnal Teori dan
hasil yang lebih cepat, dibandingkan melalui yang rumit
Manajemen Terapan, 7(3), 173–198. https://doi.org/
proses yang memakan banyak waktu dan sumber daya. 10.20473/jmtt.v7i3.2710
[4] Budio, S. (2019). Strategi Manajemen Sekolah. Jurnal
4. Kesimpulan Pengorganisasian,2(2),56–72.https://jurnal.stai-
yaptip.ac.id/index.php/menata/article/view/163
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian,
[5] Agunggunanto, EY, Arianti, F., Kushartono, EW, & Darwanto.
hal ini menunjukkan bahwa konsep agile (2016). Pembangunan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan
governance telah diterapkan dengan baik di Desa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Dinamika
Sekapuk melalui pengelolaan BUMDesa menuju Ekonomi & Bisnis, 13(1), 67–81.
[6] Alfrian, GR, & Pitaloka, E. (2020). Strategi Usaha Mikro,
optimalisasi potensi desa. Secara khusus agile
Kecil dan Menengah (UMKM) Bertahan Dalam Kondisi
governance dibahas dengan menggunakan 6 Pandemi Covid 19 di Indonesia. Seminar Nasional
prinsip, antara lain:Tata kelola yang cukup baik Penelitian Inovatif Terapan (SENTRINOVE), 6(2), 139–146.
Penerapan prinsip tersebut tergambar pada [7] Gonibala, N., Masinambow, V. . AJ, & Maramis, MTB
(2019). Analisis Pengaruh Modal dan Biaya Produksi
seluruh pegawai di unit BUMDesa Sekapuk yang
Terhadap Pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu. Jurnal
merupakan warga KTP Desa Sekapuk. Hal ini Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(01), 56–67.
menunjukkan karakteristik lingkungan organisasi. [8] Octaviani Mahendra Putri, C., & Puspaningtyas, M. (2021).
Didorong oleh bisnis, pengembangan unit usaha Prosiding Seminar Nasional Akuntansi, Keuangan,
Ketahanan UMKM di Masa Pandemi COVID-19. Prosiding
BUMDesa Sekapuk ditujukan untuk kepentingan
Seminar Nasional Akuntansi, Keuangan, Ketahanan
usaha namun tetap selaras dengan kebutuhan UMKM di Tengah Pandemi COVID-19, 1(3), 1–12.
masyarakat. Adanya sistem stok di Desa Sekapuk [9] Hastuti, ES (2018). Tabungan Sukuk: Investasi Syariah
juga menunjukkan adanya kepentingan bisnis Mendorong Pembangunan Ekonomi Inklusif. Jurnal Fikih,
7(2), 114–122.
dengan melibatkan masyarakat. Fokus pada
https://doi.org/10.23917/jurisprudence.v7i2.4096
manusiaMasyarakat sebagai unsur penting [10] Susanti, N. (2018). Desain Tas Kerajinan Umkm E-
ditunjukkan kepada pegawai pada unit usaha Marketing. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Listrik dan Ilmu
BUMDesa Sekapuk yaitu masyarakat yang Komputer,9(1),717–722. https://doi.org/10.24176/
simet.v9i1.2042
mempunyai KTP Desa Sekapuk.
[11] Rosmadi, MLN (2019). Pembatasan Perkembangan UMKM
Berdasarkan kemenangan cepat, program akselerasi di Kabupaten Bandung. Jurnal Informasi dan Pemodelan
BUMDesa Sekapuk menunjukkan hasil yang cukup baik Kimia, 2(2), 87–94.
dengan peningkatan pendapatan asli desa sebesar 49% [12] Prasanti, D. (2018). Pemanfaatan Media Komunikasi
Remaja Putri dalam Mencari Informasi Kesehatan.
pada periode 2018-2021.
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21. https://
Pendekatan sistematis dan adaptifPengembangan doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645
internal melalui pelatihan pegawai pada unit usaha [13] Fakhruddin, M. (2017). Strategi Adaptasi Pedagang di
BUMDesa bertujuan agar siap menghadapi faktor Sentra Ikan Bulak Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak
Kota Surabaya.
perubahan lingkungan.
[14] Sunariani, NN, Suryadinata, AO, & Mahaputra, IIR (2017).
Desain sederhana dan perbaikan berkelanjutan, Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
mengembangkan desain program sederhana di Desa melalui program pendampingan di provinsi Bali. Jurnal
Sekapuk melalui pertemuan yang diadakan setiap Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 2(1), 1–20.
[15] Sufi, RA, & Suharti, L. (2021). Pengaruh Motivasi Intrinsik
awal bulan agar cepat mendapatkan hasil.
dan Pengetahuan ICT Terhadap Kesiapan Digitalisasi
UMKM dengan Faktor Demografi Sebagai Variabel
Referensi Moderating (Studi pada UMKM Kuliner di Salatiga). 10
[1] Probosiwi, R. (2017). Desa Inklusif sebagai Perwujudan (September), 107–120.
Pembangunan Berkelanjutan bagi Penyandang Disabilitas. Media [16] Aisyah, S., & Ismunawan. (2020). Analisis Kompetensi SDM,
DALAM, 41(3), 217–228.
Informasi Akuntansi, Teknologi Informasi, dan Penerapan
[2]Arifuddin Akil. (2017). Eksplorasi Gaya Hidup Masyarakat SAK-EMKM Terhadap Kualitas Kinerja UMKM. Jurnal
Bugis Sebagai Dasarnya. Jurnal Fakultas Teknik Ekonomi, Bisnis Digital, Ekonomi Kreatif, dan Pengusaha,
Universitas Hasanuddin, 1(1), 327–334. 1–8
[3] Faruq, MA, & Usman, I. (2016). Penyusunan Strategi Bisnis
dan Strategi Operasional Usaha Kecil dan Menengah
DOI: https://doi.org/10.31004/riggs.v1i2.24
Lisensi: Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY 4.0)
40