Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-5 1

Penentuan Kesenjangan Ekonomi Wilayah


Berdasarkan Tipologi Peri Urban di Kabupaten
Sidoarjo
Vely Kukinul Siswanto, Eko Budi Santoso
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: eko_budi@urplan.its.ac.id

Abstrak Salah satu wilayah yang terkena dampak adanya Hal ini dapat terlihat dari perubahan guna lahan dari lahan
urban sprawl dari Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo. tidak terbangun menjadi terbangun. Peristiwa ini hampir
Adanya pergeseran perkembangan kawasan perkotaan ke arah terjadi diseluruh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Dengan
pinggiran akan dapat merubah karakteristik diwilayah urban prosentase rata-rata konversi perubahan guna lahan pertanian
maupun peri urban yang pada akhirnya dapat menyebabkan
menjadi non pertanian pada tahun 2006-2009 mencapai 8,38%
terjadinya disparitas perkotaan dalam hal ekonomi. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu penelitian untuk dapat melihat di seluruh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, dan konversi
karakteristik kesenjangan ekonomi berdasarkan tipologi peri lahan yang terjadi secara drastis terjadi di Kecamatan Taman,
urban yang ada, apakah semakin urban suatu wilayah maka Waru dan Buduran yang secara dministrasi berbatasan
semakin tinggi kesenjangan ekonominya ataukah malah langsung dengan Kota Surabaya (Hasil analisis data Sidoarjo
sebaliknya. Penelitian kali ini menggunakan empat alat analisis. Dalam Angka; 2012).
yaitu analisis cluster untuk mentipologikan wilayah, indeks theil Menurut Koesparmadi (2005), salah satu ciri khas
untuk menghitung nilai kesenjangan dan terakhir menggunakan permasalahan di Kawasan pinggiran adalah pada wilayah ini
multivariate correlation. Hasil dari analisis tersebut memiliki kesenjangan hampir pada setiap aspek, hal ini
menunjukkan bahwa tipologi peri urban di Kabupaten Sidoarjo
dikarenakan terdapat kawasan “lama” dan kawasan “Baru”.
selalu berubah setiap tahun dengan kesenjangan ekonomi
tertinggi dimiliki oleh wilayah semi urban dan faktor penyebab Kesenjangan, terutama kesenjangan ekonomi di wilayah peri
terjadinya disparitas ekonomi antar tipologi antara lain urban Kota Sidoarjo dapat terlihat dari kontribusi setiap
perbedaan pada panjang jalan dengan kondisi baik dan rusak, kecamatan dalam menyumbang PDRB Kabupaten Sidoarjo
besarnya produktivitas disektor primer serta penambahan disetiap tahunnya terdapat banyak sekali kecamatan yang
kualitas sumber daya manusia. prosentase PDRB-nya hanya menyumbang kurang dari 5%
setiap tahunnya, kecamatan ini antara lain kecamatan
Kata Kunci Kesenjangan Ekonomi., Peri urban, Tipologi Buduran, Porong, Krembung,Tulangan, Jabon,
Wilayah Balongbendo,Wonoayu, Tarik,Prambon dan Sukodono.
Sedangkan terdapat juga beberapa kecamatan yang prosentase
PDRB-nya menyumbang lebih dari 10% setiap tahunnya,
I. PENDAHULUAN antara lain Kecamatan Sidoarjo, Taman dan Sedati (hasil
analisis data Sidoarjo Dalam Angka; 2012).
Menurut Webster dalam Desrainy (2010)
Berdasarkan penjabaran permasalahan yang sedang terjadi
menyatakan bahwa area peri-urban merupakan area yang
dalam Kabupaten Sidoarjo inilah maka perlu adanya suatu
memiliki kombinasi karakteristik perdesaan dan karakteristik
studi untuk mengetahui gambaran tentang karakteristik, pola
perkotaan. Fenomena timbulnya area ini dikenal dengan Peri-
dan struktur kesenjangan ekonomi berdasarkan tipologi
Urbanisasi.
wilayah peri urban di Kabupaten Sidoarjo. Karakteristik pola
Kawasan Gerbangkertasusila merupakan suatu kawasan maupun struktur dari daerah peri urban inilah yang nanti
yang secara administratif terpisah tetapi secara fisik, ekonomi akan diteliti lebih lanjut, apakah daerah yang semakin menuju
dan sosial menyatu akibat adanya dampak resiprokal ke karakteristik urban menunjukkan tingkat kesenjangan
perekonomian kota Surabaya terhadap Kabupaten Gresik, semakin tinggi , ataukah malah semakin menjadi urban suatu
Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo dan Lamongan (Meiriya: daerah maka semakin kecil nilai kesenjangannya.
2010). Penyatuan kegiatan baik ekonomi maupun sosial di
wilayah ini dapat mengindikasikan adanya peristiwa urban
II. URAIAN PENELITIAN
sprawl dengan Kota Surabaya sebagai Kota Intinya dan
Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu wilayah peri A. Tipologi Peri Urban
urbannya. Peristiwa ini menyebabkan adanya pengalih a. Pengertian Tipologi Peri Urban
fungsian lahan yang ada di sekitar kota (urban periphery)
mengingat terbatasnya lahan yang ada di pusat kota (Rosul; Menurut Webster dalam Desrainy (2010) menyatakan
2008). bahwa area peri-urban merupakan area yang memiliki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 2

kombinasi karakteristik perdesaan dan karakteristik perkotaan. Tipologi Karakteristik Pinggiran


Fenomena timbulnya area ini dikenal dengan Peri-Urbanisasi.
3. Kegiatannya masih rural
Wehrwein dan Balk dalam Koesparmadi (2005), 4. Sebagian besar penggunaan lahan masih berupa
mengatakan bahwa rural-urban fringe secara geografis adalah pertanian dan ladang
5. Industri berorientasi pada tenaga kerja
suatu ‘no mans lands’. Suburbia atau dalam bahasa latinnya 6. Guna lahan campuran antara rural dan urban
‘suburbis’ (di bawah tembok kota) hingga sekarang secara 7. Akses ke kota inti terbatas
spatial berlokasi di agricultural hinterland, tetapi pola tata Potential 1. Ciri utamanya masih berkarakteristik rural tetapi
guna lahannya terus mengalami perubahan. Densitas Urban memiliki peluang untuk menjadi urban
2. Tidak berbatasan langsung dengan kota inti
penduduk terus meningkat dan harga tanah naik terus. Adapun 3. Tersedia aksesibilitas berupa jaringan jalan atau
secara ekologis suburbia adalah kawasan dimana terjadi kereta api melalui kawasan
invasi (menyerbu masuknya orang baru). 4. Harga lahan masih cenderung rendah
5. Kepadatan masih rendah, kegiatan cenderung ke
pertanian dan perkebunan serta masih banyak lahan
b. Penyebab Tumbuhnya Tipologi Peri Urban belum terbangun
6. Akses ke kota inti terbatas dan hampir tidak ada
Perluasan kota dan masuknya penduduk kota ke daerah Sumber : Metropolitan di Indonesia (Dirjen Penataan Ruang, 2006)
pinggiran telah banyak mengubah tata guna lahan di daerah
pinggiran terutama yang langsung berbatasan dengan kota. B. Kesenjangan Wilayah
Banyak daerah hijau yang telah berubah menjadi permukiman a. Pengertian Kesenjangan Wilayah
dan bangunan lainnya (Bintarto, 1983). Hal ini menyebabkan Menurut Mudrajad Kuncoro dalam Damarjati (2010)
terjadinya proses densifikasi permukiman di daerah pinggiran kesenjangan mengacu pada standar hidup relatif dari seluruh
kota. masyarakat. Sebab kesenjangan antar wilayah yaitu adanya
perbedaan faktor anugerah awal (endowment faktor).
Whynne Hammond dalam Koesparmadi (2005) Perbedaan inilah yang menyebabkan tingkat pembangunan di
mengemukakan lima alasan tumbuhnya pinggiran kota, berbagai wilayah dan daerah berbeda-beda, sehingga
sebagai berikut : menimbulkan gap atau jurang kesejahteraan di berbagai
­ Peningkatan pelayanan transportasi kota. wilayah tersebut.
­ Pertumbuhan penduduk. Ketimpangan pembangunan antar daerah dengan
­ Meningkatnya taraf hidup masyarakat. pusat dan antar daerah dengan daerah lain adalah merupakan
­ Gerakan pendirian bangunan pada masyarakat. suatu yang wajar, karena adanya perbedaan dalam sumber
­ Dorongan dari hakikat manusia sendiri. daya dan awal pelaksanaan pembangunan antar daerah
(Williamson, 1997).
c. Karakteristik Wilayah Peri Urban
b. Faktor Penyebab Kesenjangan Wilayah
Dirjen Penataan Ruang, (2006), mengklasifikasikan
wilayah Peri urban berdasarkan penggunaan lahan serta Menurut Anwar dalam Faisal (2011), beberapa hal yang
fungsi kegiatan ekonominya menjadi tiga tipologi antara lain: menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan yang
­ Predominantly Urban = kawasan yang didominasi kondisi menyebabkan ketimpangan (kesenjangan), diantaranya adalah:
dan kegiatan berciri perkotaan. ­ Perbedaan karakteristik limpahan sumber daya alam.
­ Semi Urban = kawasan ini adalah wilayah transisi dari ­ Perbedaan demografi.
perdesaan ke perkotaan. ­ Perbedaan kemampuan sumber daya manusia.
­ Potential Urban = adalah kawasan yang pada saat ini ciri ­ Perbedaan potensi lokasi.
utamanya masih rural. ­ Perbedaan dari aspek aksesibilitas dan kekuasaan dalam
Berikut ini akan ditunjukkan tabel kriteria kawasan pengambilan keputusan.
pinggiran kota berdasarkan Dirjen Penataan Ruang. ­ Perbedaan dari aspek potensi pasar.
Tabel 2.1. Di Indonesia faktor-faktor penyebab terjadinya
Kriteria Kawasan Pinggiran kota ketipangan ekonomi antar provinsi atau wilayah. menurut
Tambunan dalam Faisal (2011), diantaranya adalah:
Tipologi Karakteristik Pinggiran ­ Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah.
­ Alokasi invetasi.
Predominantly 1. Perumahan berkepadatan tinggi
Urban 2. Lahan untuk perdagangan dan jasa ­ Tingkat mobolitas faktor produksi yang rendah antar
3. Industri ringan/ manufaktur daerah.
4. Kegiatannya lebih berciri urban ­ Perbedaan sumber daya alam antar provinsi.
5. Akses ke kota inti relative baik ­ Pembangunan ekonomi didaerah yang kaya sumber daya
6. Tercipta karena telah ada kota-kota atau
permukiman sebelumnya di kawasan ini alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur
Semi Urban 1. Perumahan hunian berkepadatan campuran tinggi dibandingakan dengan daerah yang miskin sumber daya
dan rendah alam.
2. Terdapat perukiman berskala kecil maupuun besar ­ Perbedaan kondisi demografis antar wilayah.
dengan kepadatan campuran antara kepadatan tinggi
dan rendah
­ Kurang lancarnya perdagangan antar provinsi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3

c. Macam-macam Kesenjangan Wilayah ­ Wonoayu


­ Tarik
­ Prambon
Kesenjangan wilayah atau yang biasa disebut dengan ­ Sedati
ketimpangan wilayah memliki berbagai jenis dan bentuk yang 2009 ­ Sidoarjo ­ Krian ­ Jabon
berbeda-beda disetiap wilayah. Menurut Handayani (2006), ­ Taman ­ Balongbendo ­ Sedati
berbagai ketimpangan suatu wilayah dapat dibedakan menjadi ­ Waru ­ Buduran
lima bentuk, antara lain: ­ Gedangan ­ Candi
­ Tanggulangin
­ Ketimpangan Ekonomi ­ Sukodono
­ Ketimpangan Pengeluaran Konsumsi ­ Porong
­ Ketimpangan Investasi ­ Krembung
­ Kesenjangan Sosial ­ Tulangan
­ Wonoayu
­ Ketidakmerataan dan Kemiskinan ­ Tarik
­ Prambon
Sumber : Hasil Analisis, 2012
III. HASIL DAN DISKUSI
Dalam penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan Karakteristik setiap kluster yang telah ditemukan adalah
tiga alat analisis untuk dapat menentukan kesenjangan sebagai berikut :
ekonomi berdasarkan tipologi peri urban di Kabupaten ­ Predominantly Urban : Merupakan suatu kecamatan yang
Sidoarjo. Berikut hasil dan pembahasan dari setiap analisis: memiliki karakteristik kepadatan penduduk dan terbangun
tinggi, prosentase untuk lahan permukiman dan industri
A. Penentuan Tipologi Peri Urban cenderung tinggi. Jarak tempuh dari kota inti (Surabaya)
Analisis yang digunakan untuk dapat mentipologikan 18 dengan kelompok ini sangatlah dekat. Prosentase pekerja
kecamatan di Kabupaten Sidoarjo menjadi tipologi peri urban disektor non pertanian sangat besar jika dibandingkan
antara lain predominantly urban,semi urban dan potential dengan pekerja pada sekor pertanian. PDRB perkapita
urban adalah dengan menggunakan analisis Cluster. sangat tinggi dengan prosentase keluarga pra sejahtera
Hasil analisis cluster pada 18 kecamatan di Kabupaten yang sangat sedikit. Jumlah migrasi masuk semakin tahun
Sidoarjo terjadi perbedaan anggota tiap kelompok disetiap semakin meningkat. Ketersediaan sarana pendidikan,
tahun penelitiannya. Pengelompokan ini dilakukan dengan prasarana listrik dan air sangat baik dan mudah untuk
menggunakan variabel kepadatan terbangun, proporsi guna ditemukan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin
lahan permukiman dan industri, jarak tempuh ke pusat kota tinggi ditahun.
(Surabaya), proporsi penyediaan fasilitas pendidikan, air dan ­ Semi Urban : Merupakan suatu kecamatan yang memiliki
listrik, kepadatan penduduk, proporsi tenaga kerja pertanian karakteristik kepadatan penduduk dan terbangun sedang,
dan non pertanian, PDRB perkapita, pertumbuhan PDRB dan prosentase untuk lahan permukiman dan industri sedang.
proporsi keluarga prasejahtera. Variabel ini didapatkan dari Jarak tempuh dari kota inti (Surabaya) dengan kelompok
penelaahan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan dengan ini cukup dekat. Prosentase pekerja disektor non pertanian
menggunakan analisis uji asumsi klasik dalam analisis cluster. dan pertanian hampir seimbang. PDRB perkapita sedang
Berikut akan ditunjukkan tabel keanggotaan kelompok dengan prosentase keluarga pra sejahtera yang sedang.
disetiap tahun perencanaan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah migrasi masuk sedang. Ketersediaan sarana
pendidikan, prasarana listrik dan air cukup mudah untuk
Tabel 3.1. ditemukan dalam kluster ini. Serta pertumbuhan ekonomi
Keanggotaan cluster di Tahun 2006, 2007 dan 2009 di yang cukup pesat.
Kabupaten Sidoarjo ­ Potential Urban : Merupakan suatu kecamatan yang
memiliki karakteristik kepadatan penduduk dan terbangun
Cluster Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 rendah, prosentase untuk lahan permukiman dan industri
sangat sedikit. Jarak tempuh dari kota inti (Surabaya)
Tahun dengan kelompok ini cukup jauh. Prosentase pekerja
2006 ­ Sidoarjo ­ Buduran ­ Jabon
­ Taman ­ Candi ­ Sedati disektor non pertanian lebih sedikit jika dibandingkan
­ Waru ­ Tanggulangin dengan prosentase pekerja disektor pertanian. PDRB
­ Gedangan ­ Krian perkapita cukup rendah dengan prosentase keluarga pra
­ Porong sejahtera yang sangat tinggi. Jumlah migrasi masuk
­ Krembung
­ Tulangan sangat sedikit. Ketersediaan sarana pendidikan, prasarana
­ Balongbendo listrik dan air cukup sulit untuk ditemukan dalam kluster
­ Wonoayu ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang kurang pesat.
­ Tarik
­ Prambon
­ Sukodono
2007 ­ Sidoarjo ­ Buduran ­ Porong
­ Krian ­ Candi ­ Jabon B. Penilaian Kesenjangan Ekonomi berdasarkan tipologi
­ Taman ­ Krembung peri urban
­ Waru ­ Tulangan
­ Gedangan ­ Tanggulangin Untuk menganalisis nilai kesenjangan berdasarkan
­ Sukodono ­ Balongbendo karakteristik ekonomi di Kabupaten Sidoarjo tipologi peri
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 4

urban yang telah terbentuk dilakukan dengan menggunakan Grafik 3.2.


Indeks Entropi Theil. Adapun rumus perhitungan sebagai Nilai Kesenjangan Ekonomi di Kabupaten Sidoarjo 2006,
berikut: 2007 dan 2009

18 1.330 1.3269
I ( y)    yj / Y  Log  yj / Y  /  xj / X  (2) 1.3211
1.320 1.3176 1.3175
i 1
1.3125

Dimana : 1.310
­ I(y) = Indeks Ketimpangan Entropi Theil
­ yj = PDRB per kapita kecamatan – i 1.300
­ Y = rata-rata PDRB per kapita di Kabupaten Sidoarjo 2006 2007 2008 2009 2010
­ xj = jumlah penduduk Kecamatan - i Indeks Theil
­ X = jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo Sumber :Hasil Analisis, 2012

Berikut akan ditunjukkan hasil perhitungan nilai Nilai kesenjangan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo dari
kesenjangan ekonomi disetiap tipologi di Kabupaten Sidoarjo tahun 2006 hingga tahun 2010 sekitar 1,3. Hal ini
menunjukkan bahwa kesenjangan ekonomi untuk kabupaten
Grafik 3.1. Sidoarjo yang merupakan daerah heterogen lebih besar dari
Nilai Kesenjangan Ekonomi di Kabupaten Sidoarjo pada nilai kesenjangan ekonomi antar tipologi yang memiliki
Berdasarkan Tipologi Peri Urban Tahun 2006, 2007 dan 2009 nilai tertinggi 1,11. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis nilai kesenjangan ekonomi antar tipologi masih dapat
1.50 ditoleransi.
1.10 1.09 1.11 Dari sini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa wilayah
1.00 0.80 yang semikin cenderung berkarakteristik Semi Urban atau
0.64 0.63 suatu wilayah yang memiliki karakteristik urban dan rural
0.50 0.34 0.32 0.33 cenderung memiliki kesenjangan ekonomi yang semakin
besar. Sedangkan untuk wilayah yang memiliki
0.00 kecenderungan berkarakteristik rural memiliki nilai
2006 2007 2009
kesenjangan ekonomi yang semakin kecil.
Predominantly Urban Semi Urban Potential Urban
Sumber :Hasil Analisis, 2012
C. Penetuan Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan
Ekonomi
Dari hasil perhitungan nilai kesenjangan dengan Analisis yang akan digunakan untuk mengetahui faktor
menggunakan indeks Entropi Theil terlihat bahwa dari tahun penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi antar Kecamatan di
2006 hingga tahun 2009 terlihat karektersitik kesenjangan Kabupaten Sidoarjo adalah dengan menggunakan teknik
ekonomi dimasing-masing tipologi. Tipologi semi urban analisis Multivariate Correlation.
memiliki kesenjangan ekonomi yang lebih tinggi dari pada Variable yang mempengaruhi kesenjangan ekonomi
tipologi lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang berdasarkan hasil analisis Multivariate Correlation adalah
sangat mencolok antar wilayah dalam satu tipologi tersebut. variable yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05,
Terdapat beberapa kecamatan yang karakteristik ruralnya Variable yang mempengaruhi nilai kesenjnagan ekonomi antar
masih sangat tinggi, tetapi beberapa kecamatan lainnya tipologi di Kabupaten Sidoarjo antara lain :
memiliki karakteristik urban yang lebih besar. Hal ini dapat ­ Produktivitas Primer : memiliki hubungan positif dengan
mempengaruhi besarnya PDRB perkapita yang notabenenya tingkat korelasi sebesar 0,784. Hal ini berarti, peningkatan
merupakan salah satu variabel utama dalam penilaian produktivitas primer disuatu wilayah dapat meningkatkan
kesenjangan perekonomian. kesenjangan ekonomi antar tipologi peri urban di
Untuk lebih memperkuat penilaian kesenjangan Kabupaten Sidoarjo. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi
ekonomi antar tipologi wilayah peri urban dilakukanlah penurunan produktivitas primer akan dapat menurunkan
perhitungan kesenjangan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo nilai kesenjangan ekonomi.
secara keseluruhan dengan menggunakan indeks enthropi ­ Lulusan SD, SMP, SMA dan SMK : memiliki hubungan
theil. positif dengan tingkat korelasi sebesar 0,677 ; 0,877;
0,676 dan 0,786. Hal ini berarti, peningkatan jumlah
lulusan SD dalam hal ini yang berarti peningkatan
kualitas sumber daya manusia juga diiringi dengan
peningkatan nilai kesenjangan ekonomi. Begitu pula
sebaliknya.
­ Panjang Jalan dengan Kondisi Baik dan rusak :memiliki
hubungan korelasi yang positif dengan tingkat korelasi
sebesar 0,712 dan 0,91. Hal ini berarti, semakin banyak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5

panjang jalan yang dalam kondisi baik dan rusak di suatu DAFTAR PUSTAKA
wilayah akan dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi
antar tipologi peri urban di Kabupaten Sidoarjo. Begitu [1] Badan Pusat Statistika Sidoarjo (BPS) (2009) Kabupaten Sidoarjo
pula sebaliknya. dalam angka 2010, Sidoarjo
[2] Bintarto, R, (1983), Interaksi Kota – Desa dan Permasalahannya, Toko
Berdasarkan penjelasan diatas dapat terlihat bahwa Buku Ghalia Indonesia, Yogyakarta
terdapat beberapa variable yang dapat mempengaruhi besar [3] Damarjati, Annisa Ganis, (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang
kecilnya nilai kesenjangan antar tipologi peri urban di Mempengaruhi Kesenjangan Pendapatan di Proponsi Jawa Tengah, S,T
Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan tingkat korelasi antara tugas akhir, Universitas Diponegoro
[4] Desrainy, L, (2011), Karakteristik Wilayah Peri- Urban pada
variabel dengan nilai kesenjangan dapat terlihat bahwa Metropolitan Jabodetabekpunjur, S,T tugas akhir, Institut Teknologi
variabel yang sangat mempegaruhi nilai kesenjangan ekonomi Bandung
antar tipologi peri urban di Kabupaten Sidoarjo adalah [5] Dirjen Penataan Ruang (2006) Metropolitan di Indonesia, Indonesia
variabel panjang jalan dengan kondisi baik dan rusak, [6] Faisal, B, (2011), Analisis Disparitas Pembangunan Antar Wilayah Di
Provinsi Sumatera Selatan, M,T thesis, Institut Pertanian Bogor
besarnya produktivitas disektor primer serta penambahan [7] Handayani, Fitri Ami, (2006), Analisis Kesenjangan Wilayah di
kualitas sumber daya manusia. GERBANGKERTASUSILA ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan, S,T tugas akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[8] Koesparmadi, dkk, (2005), Peri Urban Sebagai Perhatian Kualitas
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Hidup: Jurnal DinamikaPeriurban, Vol,I, Halaman 2
[9] Meiriya, N, (2011), Pola Pengendalian Perkembangan Kawasan Mega-
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, Urbanisasi Gerbangkertasusila Plus, S,T tugas akhir Institut Teknologi
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Sepuluh Nopember
­ Tipologi wilayah peri urban di Kabupaten Sidoarjo dapat [10] Rosul, M (2008): “Urban Sprawl (Pemekaran Kota)“
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu Predominantly http://mrosul,edublogs,org diakses tanggal 6 Oktober 2011,
[11] Williamson, J.G. (1997) Industrialization, Inequality and Economic
Urban, Semi Urban dan Potential Urban. Tetapi, tipologi Growth. Edward Elgar Publishing Limited, Cheltenham, Glos, UK.
dari peri urban ini setiap tahun selalu mengalami
perubahan, antara lain :
 Predominantly Urban : kecamatan Sidoarjo, Taman,
Waru dan Gedangan
 Semi Urban : Kecamatan Porong, Krembung,
Tulangan, Balongbendo, Wonoayu, Tarik, Prambon,
Sukodono, Buduran, Candi, Tanggulangin dan
Kecamatan Krian.
 Potential Urban : Kecamatan Jabon dan Sedati .

­ Berdasarkan hasil analisis kesenjangan ekonomi dengan


menggunakan metode analisis indeks Entropi Theil dapat
terlihat bawa wilayah semi Urban cenderung memiliki
kesenjangan perekonomian yang tinggi untuk setiap tahun
penelitian . Dari sini dapat terlihat bahwa wilayah yang
menunjukkan karakteristik urban dan rural maka
kesenjangan perekonomian antar wilayah pun semakin
tinggi.
­ Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan
perekonomian antar tipologi wilayah peri urban di
Kabupaten Sidoarjo adalah panjang jalan dengan kondisi
baik dan rusak, besarnya produktivitas disektor primer
serta penambahan kualitas sumber daya manusia.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis Vely Kukinul Siswanto mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah tugas akhir, Bapak Dr.
Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer.Reg. dosen pembimbing mata
kuliah thesis, Ibu Dr.Ir.Rima Dewi, M.I.P dan Bapak Putu Gde
Ariastita ST. MT. yang telah banyak membantu memberikan
bimbingan, masukan dan nasehat selama penyusunan
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai