III-1
III-2
Kesimpulan
Interaksi spasial terjadi karena 5 faktor yaitu:
1. Faktor Keterkaitan Ruang
2. Faktor Pertumbuhan Penduduk
3. Faktor Kebijakan Pembangunan Daerah
4. Faktor Kegiatan Pengembang (developer)
5. Faktor Alih Fungsi Lahan
III-3
Kabupaten Gianyar
Desa Batubulan
Kota Denpasar mengalami
perkembangan spasial menuju
Desa Batubulan
Kota Denpasar
Jalan Raya Batubulan
Komuter (masyarakat yang merupakan akses utama
bertempat tinggal di Desa yang menghubungkan
Batubulan tetapi bekerja di Kota Kab. Gianyar dengan
Denpasar dan Kabupaten Badung) Kota Denpasar.
terjadi terlebih dahulu. Selain itu, peran akses juga sangat penting dalam
menghubungkan pusat kegiatan dengan daerah sekitarnya. Lahan yang potensial
dan ditunjang oleh akses yang memadai menuju lokasi tersebut mengakibatkan
percepatan pertumbuhan penggunaan lahan.
Katalisator merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
spasial di Desa Batubulan. Urban Katalis dapat berupa pusat-pusat perbelanjaan,
fasilitas kesehatan, sarana transportasi, dan bangunan -bangunan lainnya yang
memiliki fungsi kuat yang dapat mempengaruhi bangkitan pada sebuah koridor
ataupun kawasan.
B. Pola Pergerakan Spasial
Pergerakan adalah hasil interaksi dari sistem kegiatan dengan sistem
jaringan yang dapat berwujud lalu lintas orang dan barang. Pola pergerakan
spasial adalah pola pergerakan yang dilakukan atas dasar kegiatan perjalanan di
lokasi tertentu dengan memperhatikan kondisi tata guna lahan dari sebuah ruang
atau kawasan. Pergerakan spasial dalam ruang kawasan terdiri dari pola
perjalanan orang dan pola perjalanan barang, dimana kedua komponen ini sangat
bergantung pada sebaran pola tata guna lahan yang ada di sebuah kawasan.
1. Pola Perjalanan Orang
Pola perjalanan orang merupakan pergerakan yang dipengaruhi oleh
aktivitas bekerja dan bermukim. Pola perjalanan ini memiliki sebaran
spasial seperti perkantoran, permukiman, pertokoan, fasilitas kesehatan
dan fasilitas pendidikan.
2. Pola Perjalanan Barang
Pola perjalanan barang merupakan pola perjalanan yang dipengaruhi oleh
aktivitas produksi dan konsumsi dengan ditandai adanya pergerakan
distribusi dari pusat produksi ke lokasi konsumsi. Seperti contohnya di
Desa Batubulan banyak terdapat pusat oleh-oleh dan supermarket.
Distribusi dari gudang atau pusat produksi menuju lokasi oleh-oleh dan
supermarket inilah kemudian menjadi perjalanan barang sehingga
pergerakan yang terjadi memiliki tujuan untuk memindahkan barang.
KAJIAN TEORI
3.5. Konsep Penelitian METODE KUANTITATIF HASIL DAN
▪ Aspek Geografi. ANALITIK PEMBAHASAN
Gambaran Umum ▪ Aspek Kebijakan.
Desa Batubulan ▪ Aspek Kependudukan.
▪ Aspek Orbitasi. TEKNIK ANALISIS : Gambaran Umum
Spasial Desa
1. Teknik Overlay Sistem Batubulan
Informasi Geografis (SIG) K
Proses penyatuan peta untuk E
menghasilkan data yang S
diperlukan dalam menganalisis I
perkembangan morfologi M
PENGARUH INTERAKSI kawasan permukiman di Desa
TEORI MORFOLOGI P
SPASIAL TERHADAP Batubulan.
PERKEMBANGAN Bagaimana morfologi Morfologi kawasan U
MORFOLOGI perumahan dan ▪ Analisis Penggunaan Lahan. 2. Metode Skalogram permukiman di Desa L
PERUMAHAN DAN kawasan permukiman ▪ Analisis Konektivitas. Metode ini bertujuan untuk Batubulan A
KAWASAN di Desa Batubulan ▪ Analisis Kepadatan mengetahui pusat kegiatan di N
PERMUKIMAN DI DESA Bangunan. Desa Batubulan.
BATUBULAN D
3. Model Gravitasi:
A
▪ Menghitung tingkat
interaksi spasial di Desa N
Batubulan.
▪ Semakin tinggi nilai S
Bagaimana pengaruh TEORI INTERAKSI SPASIAL gravitasinya maka Pengaruh interaksi A
interaksi spasial katalisator yang terdapat di spasial terhadap R
terhadap ▪ Analisis Urban Katalis. Desa Batubulan semakin perkembangan A
perkembangan ▪ Analisis Pusat Kegiatan. berpengaruh terhadap morfologi kawasan N
morfologi perumahan ▪ Analisis Interaksi Spasial perkembangan morfologi permukiman di Desa
Dengan Model Gravitasi kawasan permukiman.
dan kawasan Batubulan
Sebagai Pendorong
permukiman di Desa
Pertumbuhan Kawasan
Batubulan Permukiman.
3.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan ilmiah yang dilandasi oleh kajian teoritik
dan merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi. Adapun
hipotesis awal peneliti terhadap penelitian “Pengaruh Interaksi Spasial Terhadap
Perkembangan Morfologi Kawasan Permukiman di Desa Btaubulan” yang akan
dilakukan ialah pola morfologi yang terbentuk adalah berbentuk Gurita atau
mengikuti jalan utama. Hal ini dikarenakan koridor pada jalan Raya Batubulan
terdapat katalisator atau pusat perkembangan seperti pusat-pusat perbelanjaan,
rumah sakit dan terminal yang terkumpul di selatan dekat perbatasan dengan Kota
Denpasar. Setelah mengetahui pola morfologi, kemudian dapat diidentifikasi tiga
batang tubuh morfologi di Desa Batubulan yaitu bagian inti, bagian kerangka, dan
bagian badan morfologi. Ketiga bagian ini dapat menunjukkan rona kawasan inti
dan mana kawasan sebagai penyangga. Interaksi spasial yang terjadi adalah
berupa peran katalisator atau pusat perkembangan berupa pusat-pusat
perbelanjaan, rumah sakit dan terminal, sehingga dengan analisis hubungan antara
pola morfologi serta interaksi spasial didalamnya dapat diketahui perubahan pola
morfologi di Desa Batubulan. Adapun perubahan pola morfologi disebabkan
konektivitas antara pertumbuhan hunian baru dengan kedekatan jaraknya dengan
pusat perkembangan seperti pusat-pusat perbelanjaan, rumah sakit dan term inal
yang ada di Desa Batubulan.