Anda di halaman 1dari 26

LK 0.

1 : LEMBAR KERJA BELAJAR MANDIRI


NAMA : ABDUL AZIZ
PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI
NIM : 233171703479

MODUL 1

Judul Modul 1 Perpetaan, Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis


Judul Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar ( KB ) pada modul 1 ini ada 4 judul yang
(KB) dipelajari :
1. Pemetaan Sebagai Keterampilan Geografis Pada Era Industri
4.0.
2. Pengindraan Jauh dan SIG untuk Pengolahan Data Geografis.
3. Pemanfaatan pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
untuk Pengelolaan Sumberdaya, Mitigasi, dan Pembangunan
Wilayah.
4. Pemanfaatan Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
untuk Tata Guna Lahan dan Perkotaan.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari Pemetaan Sebagai Keterampilan Geografis Menyongsong Era
Industri 4.0

Secara garis besar materi yang dipelajari pada kegiatan belajar 1


ini adalah Pemetaan Sebagai Keterampilan Geografis Pada abad
21 menyongsong Era Industri 4.0, sebagai upaya untuk memahami
lebih mendalam tentang perpetaan, pemanfaatan dan penerapan
peta. Dengan uraian materi sebagai berikut :
1. Peran peta pada era Industri 4.0
2. Pengertian Peta
3. Fungsi peta
4. Jenis-jenis peta
5. Komponen-komponen peta
6. Proyeksi peta
7. Pemanfaatan peta

Kegiatan Belajar 2
Mengolah Data Geografis melalui Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis

Pada kegiatan belajar 2 ini tema yang dipelajari adalah Mengolah


Data Geografis melalui Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis. Pengelolaan data geografis yang sering digunakan
dalam analisis kewilayahan dapat berupa peta, citra penginderaan
jauh dan data-data tabular lain yang memerlukan pengetahuan dan
keterampilan mengenai karakteristik data dan cara pengolahannya.
Uraian materi Pengindraan Jauh Sebagai Sumber Data
Geografis dalam hal ini :
1. Pengertian penginderaan Jauh

2. Konsep gelombang elektromagnetik

3. Sistem penginderaan jauh

4. Sistem Informasi Geografis sebagai pengolah data Geografis

a. Pengertian Sistem Informasi Geografis

b. Data spasial pada sistem informasi geografi

c. Operasi spasial dalam Sistem Informasi Geografis

Kegiatan Belajar 3
Sinergi dan Pemanfaatan pengindraan jauh dengan Sistem
Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumberdaya,
Mitigasi, dan Pembangunan Wilayah, yakni :
1. Sinergi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

2. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi


Geografis

untuk Pengelolaan Sumber Daya :

a. PJ dan SIG untuk analisis sumber daya lahan


b. PJ dan SIG untuk analisis sumber daya air
c. PJ dan SIG untuk analisis sumber daya mineral
3. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk
mitigasi bencana
4. PJ dan SIG untuk pembangunan wilayah

Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan PJ dan SIG untuk Tata Guna Lahan dan
Perkotaan
1. Pengindraan Jauh dan SIG untuk Tata Guna Lahan
2. Pengindraan Jauh dan SIG untuk kajian perkotaan
3. Pengembangan sistem transportasi

2 Daftar materi yang 1. Proyeksi Peta


sulit dipahami di 2. Pengindraan Jauh
modul ini 3. Sistem Informasi Geografis

3 Daftar materi yang 1. Proyeksi peta


sering mengalami 2. Pengindraan jauh
miskonsepsi 3. Sistem Informasi Geografis
MODUL 2

Judul Modul 2 Wilayah dan Pewilayahan


Judul Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar pada modul 2 ini ada 4 judul yang dipelajari :
(KB) 1. Konsep dasar, prinsip, pendekatan geografi dan teori lokasi
2. Wilayah perdesaan dan perkotaan
3. Interaksi desa-kota
4. Negara maju dan negara berkembang
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari konsep, pendekatan dan prinsip Geografi

Materi ini dapat dijabarkan lebih rinci sebagai berikut :


1. Ruang lingkup dan Obyek Geografi Obyek material geografi
2. Cabang-Cabang Geografi
3. Konsep konsep Geografi
4. Pendekatan Geografi
5. Prinsip Geografi
6. Teori Teori Lokasi

Kegiatan Belajar 2
wilayah perdesaan dan perkotaan, dalam hal ini :
1. Pengertian desa menurut para ahli, Istilah istilah desa, Desa dan
paradigma modernisasi, Unsur unsur desa.
2. Pola Penggunaan Tanah di Desa
3. Penggunaan Tanah Untuk Kegiatan Ekonomi
4. Klasifikasi Desa
5. Fungsi Desa
6. Potensi Desa
7. Pembangunan Desa
8. Desa Pusat pertumbuhan
9. Pengertian kota
10. Perkembangan kota di Indonesia
11. Teori teori yang melandasi struktur ruang kota

Kegiatan Belajar 3
Pada kegiatan ini lebih menekankan interaksi antara desa-kota
pada yakni :
1. Hubungan Keruangan (Interaksi) Desa dan Kota
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi
3. Pengaruh interaksi
4. zona interaksi desa-kota
5. Interaksi kaitannya degan segi ekonomi, sosial, budaya
6. Urbanisasi
7. Pemanfaatan lahan permukiman suatu wilayah
8. Model pusat pertumbuhan

Kegiatan Belajar 4
Negara Maju dan Negara Berkembang,
1. Ciri-ciri negara maju dan berkembang
2. Variasi pembangunan negara-negara di dunia
3. Pusat pembangunan dan Pinggiran
4. Indeks Pembangunan Manusia dan Faktor-faktornya
5. Interaksi negara maju dan negara berkembang
6. Bentuk kerjasama internasional dan klasifikasinya
7. Peran penting kerjasama internasional bagi negara dan
anggotanya
8. Manfaat kerjasama internasional

2 Daftar materi yang 1. Teori-teori yang melandasi struktur ruang kota


sulit dipahami di 2. Model model pusat pertumbuhan
modul ini 3. Variasi pembangunan negara negara di dunia
3 Daftar materi yang 1. Teori-teori yang melandasi struktur ruang kota
sering mengalami 2. Model model pusat pertumbuhan
miskonsepsi 3. Variasi pembangunan negara negara di dunia
MODUL 3

Judul Modul 3 Dinamika Bumi dan Bencana Alam


Judul Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar pada modul 3 ini ada 4 judul yang dipelajari :
(KB) 1. Litosfer
2. Tenaga Eksogen dan Endogen
3. Barang Tambang
4. Bencana Alam
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari LITOSFER

A. Lapisan Tubuh Bumi


Beberapa ahli menyampaikan susunan lapisan-lapisan tubuh
bumi dengan cara yang berlainan. Secara garis besar susunan
lapisan tubuh bumi terdiri dari 2 bagian lapisan yaitu Lapisan
Mantel (selubung) di bagian atas dan di bawahnya Lapisan Inti
Bumi. Lapisan Mantel mempunyai ketebalan kurang lebih 2.900
Km, terbagi menjadi lapisan Mantel Bagian Atas dan lapisan
Mantel Bagian Bawah. Lapisan Inti Bumi mempunyai kedalaman
6.371 Km sampai ke pusatnya.

B. Litosfer
Litosfer terletak paling atas dari lapisan-lapisan penyusun
bumi. Litosfer berasal dari lithos (batuan) dan sphaira
(lingkungan), jadi litosfer diartikan sebagai lapisan batuan yang
membungkus bola bumi. Menurut Suess dan Wiechert, litosfer
meliputi kerak bumi dengan tebal 30 sampai 70 km dan selubung
bumi bagian paling atas (upper most mantle) (Gambar No. 2)
Holmes membagi kerak bumi menjadi beberapa bagian sebagai
berikut:
1. Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis
kurang lebih 2,7 dan mempunyai tipe magma granit.
2. Bagian tengah yang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis
3,5 dan mempunyai tipe magma basalt.
3. Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis
3,5 dan mempunyai tipe magma peridotit dan magma eklogit
C. Mineral
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu benda padat yang homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara an-organik, mempunyai
komposisi kimia pada batas-batas tertentu, dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur. Mineral merupakan
suatu benda padat homogen
Kristal adalah suatu benda atau zat padat yang homogen
dengan permukaan terdiri dari bidang-bidang datar yang
dibentuk oleh atom-atom.
Mineral Pembentuk Batuan
Dari analisis kimia pada batuan, terbukti hanya 8 unsur kimia
yang berperanan penting dalam pembentukan kerak bumi,
yaitu: O2, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, dan Mg. Unsur-unsur
tersebut bersenyawa membentuk bermacam-macam silikat
dan oksida sebagai bahan pembentuk mineral dalam batuan.
Senyawa lain yang mungkin terbentuk adalah sulfida, halida,
oksida, hidroksida, karbonat, sulfat, dan fosfat. Unsur mulia
(native element), seperti emas, platina, intan, grafit meskipun
dalam jumlah yang relatif kecil merupakan unsur yang cukup
penting dalam pembentukan mineral.

D. Batuan
Batuan tersebar di permukaan bumi, benda keras tersebut
mempunyai berbagai macam jenis. Jenis apa yang dimaksud,
berikut ini penjelasannya.

1. Pengertian Batuan
Batuan pada dasarnya merupakan zat padat (keras) yang
tersusun dari satu atau lebih mineral secara bersama-sama,
atau merupakan suatu agregat mineral mineral yang telah
mengeras. dan terbentuk secara alamiah. Setiap batuan
mempunyai sifat yang berbeda, tergantung pada mineral
penyusunnya maupun proses pembentukannya, baik sifat
fisik maupun sifat kimianya.
2. Siklus batuan
Jumlah batuan selama sekian juta tahun akan bertambah
karena ada tambahan dari hasil letusan gunung api, namun
kenyataannya adalah jumlah batuan tidak bertambah
karena di tempat lain batuan yang telah terbentuk
tenggelam lagi menjadi magma. Proses ini selalu berulang
sepanjang masa sehingga batuan akan mengalami siklus
yakni siklus batuan.
3. Batuan Beku
Seperti dijelaskan si atas, batuan beku berasal dari magma
yang mengalami pendinginan dan makin lama makin
mengeras akhirnya membatu
4. Batuan Sedimen
Proses pelapukan yaitu proses perombakan yang bersifat
fisis, khemis, dan biologis merupakan awal dari
pembentukan batuan sedimen. Batuan yang tersingkap (out
crop rock) mengalami proses perombakan karena
berhubungan langsung dengan atmosfer, hidrosfer, biosfer.
Singkapan batu yang mengalami pelapukan tersebut akan
menghasilkan bahan-bahan rombakan padat dan lepas-
lepas maupun dalam bentuk larutan-larutan. Rombakan
padat dan lepas-lepas tersebut dinamakan sedimen.
5. Batuan Metamorf
Metamorfisme dapat diartikan sebagai gabungan berbagai
proses yang aktif bekerja pada suatu batuan dan
mengakibatkan perubahan fisiknya. Perubahan batuan
tersebut disebabkan karena pengaruh perubahan
lingkungan, misalnya pengaruh suhu, tekanan, dan reaksi
kimia. Ketika pengaruh tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan pada komposisi mineral batuan semula dan
terbentuklah mineral baru yang lebih dapat menyesuaikan
diri terhadap adanya lingkungan baru. Jadi metamorfosa
menghasilkan adanya sebagian atau keseluruhan
rekristalisasi suatu batuan dan tekstur batuan yang baru
pula.
6. Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh
proses litifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari
pusat volkan selama erupsi yang bersifat eksplosif. Bahan-
bahan lepas yang jatuh sampai di permukaan bumi seperti
debu, pasir, lapili, bom, maupun gumpala-gumpalan
magma, selanjutnya mengalami litifikasi di tempat
jatuhnya ataupun di tempat lain setelah mengalami
transportasi oleh air atau es.

Kegiatan Belajar 2
TENAGA EKSOGEN DAN ENDOGEN

A.Tenaga Endogen
Tenaga Endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang terwujud dalam gerakan litosfer dan gerakan magma.
Gerakan litosfer menimbulkan tektonisme dan terjadi gempa bumi
atau seisme, sedangkan gerakan magma menimbulkan vulkanisme
dengan segala bentuk muka bumi yang terjadi.
Apa dan bagaimana tektonisme, volkanisme dan seisme,
cermatilah uraian materi berikut ini.
1. Tektonisme
Tektonisme adalah gerakan-gerakan lapisan penyusun kerak
bumi. Gerakan-gerakan karena tenaga tektonik mengakibatkan
struktur lapisan kulit bumi mengalami perubahan sehingga dapat
terbentuk berbagai macam bentuk patahan (fault), lipatan (fold),
retakan (joint), dan belahan (cleavage).
Dampak Tektonisme.
1). Gerak Lempeng Bertabrakan (konvergen)
2). Gerak lempeng saling mejauh (divergen)

2. Vulkanisme.
Vulkanisme adalah gerakan magma dari dalam bumi menuju
permukaan bumi. Dalam perjalanannya, terdapat magma yang
dapat mencapai permukaan bumi dinamakan ekstrusi sedangkan
magma yang tidak dapat mencapai permukaan bumi dinamakan
intrusi.
Vulkanisme dan Kehidupan Manusia.
Gunung Merapi di Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di
dunia yang letusannya sering menimbulkan korban. Bencana yang
ditimbukannya terutama akibat awan panas dan lahar dingin.
Banjir lahar dingin dapat menghanyutkan lahan pertanian dan
permukiman sedangkan awan panas menghanguskan apapun yang
dilaluinya. Letusan Gunung Krakatau menimbulkan bencana tidak
langsung melalui tsunami yang disebabkan karena letusannya,
tsunami inilah yang menimbulkan bencana bagi manusia baik
moril maupun material. Letusan gunungapi Visuvius di Itali
mengubur seluruh kota Pompeji dengan material vulkanik yang
panas dan menewaskan seluruh penduduknya. Letusan gunung
api sering menimbulkan bencana bagi manusia, menelan korban
jiwa, harta benda, dan merusak infrastruktur di suatu wilayah.
Keuntungan adanya gunung api di suatu wilayah, antara lain
sebagai berikut.
a. Menyuburkan Tanah.
b. Menghasilkan berbagai jenis bahan tambang.
c. Menimbulkan hujan orografis.
d. Menimbulkan Variasi Iklim
e. Sebagai salah satu penyedia sumber energi.
f. Potensial sebagai objek wisata.
2. Seisme.
Gempa bumi merupakan salah satu kejadian alam selain letusan
gunung api, namun antara keduanya ada perbedaan. Jika letusan
gunung api didahului dengan tanda atau gejala yang jauh sebelum
kejadian, gempabumi datangnya selalu mendadak, tidak ada tanda-
tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui datangnya gempa
bumi.
B. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah suatu tenaga yang berasal dari aktivitas
atmosfer, hidrosfer dan biosfer yang bekerja pada kulit bumi.
1. Pelapukan
Pelapukan (weathering) adalah proses penghancuran batuan yang
terjadi di atas atau di dekat permukaan bumi sehingga batuan
tersebut mengalami
2. Pengikisan dan Pengendapan.
Material hasil pelapukan akan berpindah tempat karena dibawa
oleh air, angin,atau salju/es, tanpa didahului proses pelapukan
batuan di tempat asalnya sulit berpindah tempat.
3. Pengaruh tenaga Eksogen terhadap Kehidupan Manusia.

a) Pengaruh Positif : Tanah yang lapuk dalam waktu lama bisa


untuk bercocok tanam, tanaman untuk konsumsi hewan dan
manusia, pasir dan bahan tambang lainnya hasil pelapukan dan
pengikisan untuk pembangunan

b) Pengaruh Negatif : bencana alam badai, berkurangnya tingkat


kesuburan tanah, dll.

Kegiatan Belajar 3

BARANG TAMBANG

Pertambangan Mineral
1. Bahan Galian
Berdasarkan Undang-undang Pokok Pertambangan :
a. Bahan galian strategis atau Golongan A,
b. Bahan galian vital atau Golongan B,
c. Bahan galian Industri atau Golongan C.
Berdasarkan kandungan mineralnya : bijih dan bukan bijih

2. Industri Pertambangan
Industri pertambangan merupakan suatu industri yang
memisahkan bahan galian mineral dari material pengikut yang
idak diperlukan. Sebagai contoh, dalam pertambangan emas akan

memisahkan emas dari bahan-bahan yang lain dari bahan galian


yang diambil.

3. Dampak Lingkungan Pada Pertambangan


Dapat mengakibatkan degradasi lingkungan bila tidak dikelola
dengan baik dan diksplorasi secara terus menerus.
4. Jenis jenis bahan Tambang
Diantaranya : Emas, Tembaga, Nikel, Belerang, Bauksit
5. Sumber daya Energi
A. Hidroelektrik : sumber energi dari air
B. Pasang surut air laut
C. Minyak dan Gas Alam
D. Batu bara
E. Panas Bumi
F. Panas Matahari

Kegiatan Belajar 3
BENCANA ALAM

Bencana merupakan peristiwa yang mengakibatkan timbulnya


korban jiwa manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
dan dampak psikologis bagi yang terkena bencana. Bencana dapat
ditimbulkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor
manusia. Disamping karena faktor alam sendiri, manusia dapat
memicu terjadinya bencana alam seperti banjir, dan tanah
longsor, bahkan kekeringan.
1. Klasifikasi bencana berdasarkan sifat bencana
Klasifikasi bencana berdasarkan sifat dibedakan antara
kejadian (event), bencana (disaster), dan katarastropik
(catastrophe).
2. Klasifikasi bencana perdasarkan kemampuan pengelolaannya
a. Bencana Lokal
b. Bencana Nasional
c. Bencana Internasional
3. Klasifikasi bencana berdasarkan kecepatan terjadinya
a. Rapid disaster
b. Slow Disaster
4. Klasifikasi bencana berdasarkan jumlah kejadiannya
Dilihat dari jumlah kejadiannya, hanya ada satu jenis bencana
(single disaster) dan ada multi bencana (compound disaster).
5. Klasifikasi bencana berdasarkan penyebab bencana yakni :
Bencana alam (natural disaster), bencana industri (bencana
yang disebabkan oleh industrialisasi), dan bencana akibat
perbuatan manusia (humanistic disaster).
6. Kalsifikasi bencana berdasarkan penyebabnya
a. Bencana alam
b. Bencana industri
c. Bencana akibat manusia

Manajemen Penanggulangan Bencana


Bakornas PBP (2005) menyatakan bahwa peran pemerintah
dalam usaha dan upaya penanggulangan bencana alam secara
nasional meliputi kegiatan yang bersifat prevensi, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Kesiap-siagaan Menghadapi Bencana Alam


Kesiapsiagaan bencana merupakan serangkaian tindakan
yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui sikap dan
tindakan yang tepat. Agar supaya tindakan yang dilakukan untuk
menanggulangi bencana berlangsung efektif harus ditempuh
melalui tiga tahapan yaitu sebelum terjadi bencana, saat terjadi
bencana, dan setelah terjadi bencana. Tindakan-tindakan yang
dilakukan pada setiap tahapan, mempunyai cara dan tujuan
berbeda. Kesiapsiagaan msyarakat dalam menghadapi bencana
sangat menentukan banyak sedikitnya jumlah korban jiwa dan
kerugian harta benda akibat terkena bencana.
2 Daftar materi yang 1. Jenis-jenis batuan secara konkrit
sulit dipahami di 2. Proses pembentukan mineral
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Jenis-jenis batuan sesuai kondisi aslinya
sering mengalami
miskonsepsi
MODUL 4

Judul Modul 4 DINAMIKA ATMOSFER DAN HUBUNGANNYA DENGAN

KEHIDUPAN

Judul Kegiatan Belajar 1. Dinamika cuaca


(KB) 2. Perubahan iklim dan dampaknya
3. Dinamika Biosfer
4. Pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari Dinamika Cuaca
Atmosfir tersusun dari gas-gas yang dibutuhkan bagi kehidupan.
Atmosfir berfungsi melindungi bumi dari radiasi matahari yang
berenergi tinggi sekaligus dari hujan meteor. Keadaan atmosfir
mengalami perubahan setiap saat. Keadaan atmosfir pada waktu
singkat dan di tempat tertentu disebut cuaca. Dinamika cuaca
disebabkan oleh gabungan berbagai unsur cuaca antara lain: suhu
udara, tekanan udara, angin, kelembaban dan presipitasi

a. Terbentuknya atmosfer bumi


Menurut ahli kosmologi, kemungkinan besar planet bumi
berasal dari matahari sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, setelah
bertemu dengan bintang yang lewat, mengikuti peristiwa
kosmik, yang dikenal sebagai “Big Bang”. Setelah terpisah dari
matahari, ia mulai berputar di sekitar matahari di bawah
pengaruh tarikan gravitasi matahari dan berputar pada
sumbunya seperti bola api, dikelilingi oleh selubung gas yang
sangat panas yang disebut sebagai atmosfer purba.
b. Komposisi Atmosfer
Komposisi atmosfer terdiri dari, Nitrogen (78,08%), Oksigen
(20,95%), Argon \(0,93%), Karbon dioksida (0,03%) dan gas
lainya (0,01)%
c. Struktur Atmosfer Bumi
Atmosfer secara vertikal (dari bawah ke atas)dapat dibedakan
menjadi: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer.
d. Cuaca
Kondisi udara yang mempengaruhi cuaca adalah: 1. suhu udara,
2. tekanan udara, 3. angin, 4. kelembaban udara, 5. curah hujan.
e. Musim penghujan dan kemarau di Indonesia
1) Musim penghujan di Indonesia terjadi bersamaan dengan
bertiupnya angin muson barat yang berasal dari benua Asia
menuju benua Australia, bertiup pada bulan Oktober hingga April.
2) Musim kemarau terjadi bersamaan dengan angin muson timur,
yang bertiup dari benua Australia menuju benua Asia. bertiup
antara bulan April hingga Oktober. Angin muson timur ini bertiup
ketika matahari sedang berada di belahan bumi utara.
f. Fenomena Hujan Es
Hujan es terjadi jika memenuhi faktor berikut:
1) Tersedianya energi potensial di udara
2) Tersedianya kelembaban yang memadai
3) Adanya lapisan udara kering yang menumpang di atas lapisan
udara lembab dan panas
Kegiatan Belajar 2
Perubahan Iklim Dan Dampaknya
A. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang
panjang untuk suatu lokasi. Studi tentang iklim disebut
klimatologi.
- Iklim mikro adalah kondisi iklim di wilayah yang sempit,
seperti taman kota, landasan bandara atau perkebunan.
- Iklim makro adalah kondisi iklim daerah yang lebih luas,
seperti negara.
- Iklim global adalah kondisi iklim yang membentang di atas
seluruh planet bumi.
B. Faktor yang menghasilkan iklim di suatu tempat, disebut
“kontrol iklim”, diantaranya:
1. Intensitas sinar matahari dan variasinya dengan garis lintang
2. Distribusi tanah dan air
3. Arus laut
4. Angin
5. Posisi area bertekanan tinggi dan rendah
6. Barisan pegunungan
7. Altitude
C. Klasifikasi iklim menurut beberapa ahli :
a. Iklim matahari : pembagian wilayah iklim berdasarkan
letak lintang dan penyinaran matahari.
b. Iklim Junghuhn : pembagian wilayah iklim berdasarkan
ketinggian tempat dan suhu udara
c. Iklim Schmidt-Ferguson : pembagian wilayah iklim
berdasarkan rata-rata bulan basah dan bulan kering
d. Iklim Köppen : pembagian wilayah iklim berdasarkan rata-
rata curah hujan dan suhu udara
e. Sistem Thornthwaite : pembagian wilayah iklim
berdasarkan berdasarkan pada vegetasi, evaporasi, curah
hujan dan suhu
f. Sistem Oldeman pembagian wilayah iklim berdasarkan
pada panjang pendeknya periode bulan basah dan kering
dari rata-rata curah hujan setiap bulan selama periode
pengamatan
a. Definisi perubahan iklim
Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan
oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi
atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah
yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
b. Penyebab perubahan iklim
Faktor penyebab perubahan iklim :
1. Radiasi matahari
2. Perubahan komposisi atmosfer
3. Perubahan di permukaan bumi
4. Aktivitas manusia
c. Perubahan iklim karena faktor ilmiah
Perubahan iklim karena faktor alamiah diantaranya disebabkan
oleh:
1. Mekanisme umpan balik
2. Mekanisme lempengan tektonik
3. Perubahan orbit bumi
4. Variasi radiasi matahari
5. Partikel di atmosfer
d. Penyebab perubahan iklim karena aktivitas manusia
1. Emisi aerosol
2. Gas-gas rumah kaca
3. Perubahan lahan
4. Pemanasan global
e. Dampak perubahan iklim
Dampak perubahan iklim diantaranya adalah:
a. Terjadinya gelombang panas
b. Memburuknya kesehatan manusia
c. Kenaikan muka air laut
d. Badai mematikan
e. Perubahan produksi pertanian
f. Rusaknya terumbu karang
g. Berkurangnya keragaman hayati
f. Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
Terdapat 4 prinsip dalam mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim : Eliminasi, Pengurangan, Substitusi, Offset

Kegiatan Belajar 3
Dinamika Biosfer
1. Pengantar biosfer
Pengertian biosfer adalah lapisan yang ditempati oleh makhluk
hidup atau seluruh ruang yang dihuni oleh makhluk hidup.
Biosfer meliputi litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Ketiga lapisan
tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer
tempat ditemukannya kehidupan di bumi
2. Faktor yang mempengaruhi persebaran flora fauna
a. Kemampuan makhluk hidup menghasilkan individu baru.

b. Daya tumbuh dari diaspora,

c. Cara pemencaran (dispersal) diaspora

d. Tuntutan terhadap faktor lingkungan, seperti iklim, edafik,

relief dan biotik

e. Daya adaptasi terhadap lingkungan.

f. Adanya kekuatan yang memacu atau menghambat

perkembangan

3. Distribusi, disjungsi dispersal makhluk hidup


4. Persebaran flora fauna di Indonesia
5. Konservasi flora fauna

Kegiatan Belajar 4
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN
1. Pengertian pembangunan
2. Pengertian lingkungan
3. Dampak positif dan negatif pembangunan
4. Pembangunan berkelanjutan
5. Upaya pelestarian lingkungan dalam pembangunan
berkelanjutan
6. Aspek hukum pelestarian lingkungan
7. AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
8. UKL-UPL (Ulpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan)
9. Perizinan
10. Instrumen ekonomi lingkungan hidup
11. Peraturan perundangan berbasis lingkungan hidup
12. Anggaran berbasis lingkungan hidup
13. Analisis resiko lingkungan hidup
14. Audit lingkungan hidup
15. Instrumen lain sesuai kebutuhan dan / perkembangan ilmu
pengetahuan Pengelolaan lingkungan berbasis Good
Governance
2 Daftar materi yang 1. Dinamika cuaca diberbagai tempat dan perubahan iklim global
sulit dipahami di 2. AMDAL
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Perhitungan suhu, tekanan, kelembaban udara
sering mengalami 2. Pengkajian AMDAL
miskonsepsi
MODUL 5

Judul Modul 5 Dinamika Hidrosfer Dan Hubungannya Dengan Kehidupan


Judul Kegiatan Belajar 1. Perairan Darat Dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
(KB) 2. Wilayah Pesisir
3. Wilayah Kelautan Dan Potensinya
4. Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari PERAIRAN DARAT DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS)

1. Hidrologi
2. Cabang Hirologi
3. Daur Air/Siklus Air
4. Macam siklus air
5. Danau
6. Klasifikasi danau
7. Air Tanah
8. Sifat batuan terhadap airtanah
9. Daerah Aliran Sungai (DAS)
10. Morfometri DAS
11. Alur Sungai
12. Komponen aliran sungai
13. Factor distribusi runoff
14. Tipe aliran sungai
15. Bentuk lahan fluvial
16. Macam pola aliran
17. Arah aliran sungai
18. Struktur geologi sungai
19. Perairan darat untuk kehidupan manusia
20. Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau
21. Kualitas air Parameter kualitas air

Kegiatan Belajar 2
WILAYAH PESISIR
1. Zona pesisir
2. Karakteristik zona pesisir
3. Tipe pesisir
4. Proses kepesisiran
5. Factor kepesisiran
6. Aerodinamik dan hidrodinamik di Kepesisiran
7. Bentuk lahan marin
8. Proses lahan marin
9. Ekosistem kepesisiran
10. Karakteristik estuary
11. Klasifikasi kelas genangan
12. Pesisir untuk ruang kehidupan
13. Penataan ruang pesisir terpadu
14. Permasalahan wilayah pesisir

Kegiatan Belajar 3
WILAYAH KELAUTAN DAN POTENSINYA
1. Pembentukan morfologi laut
2. Bentuk relief dasar laut
3. Laut dan samudra
4. Lingkungan laut
5. Sifat air laut
6. Zona lingkungan laut (pelagic dan bentik)
7. Kehidupan zona laut (pelagic dan demersial)
8. Arus laut
9. Arus lintas sabuk benua
10. Upwelling dan downwelling
11. Gelombang laut
12. Arus lintas Indonesia
13. Potensi sumberdaya laut
14. Kegunaan airlaut

\\ Kegiatan Belajar 4
POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS
MARITIM
1. Paradigma Geomaritim
2. Deklarasi Djuanda dan UNCLOS
3. Perairan territorial Indonesia
4. Batas – batas maritime
5. Konektivitas maririm
6. Alur laut kepulauan Indonesia (ALKI)
7. Jalur pelayaran
8. Pertahanan maritime
9. Penegakan kedaulatan dan penegakan hukum
10. Konsep pertahanan Negara
11. Strategi Pertahanan Laut Nusantara
12. Budaya maritim
13. Karakteristik masyarakat pesisir
14. Sejarah kemaritiman Indonesia
15. Bajau : Suku Maritim di Indonesia permasalahan sosial
budaya dan sosial ekonomi
2 Daftar materi yang 1. Pola aliran sungai
sulit dipahami di 2. Morfometri DAS
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Aerodinamik dan hidrodinamik
sering mengalami 2. Uplwelling dan down welling
miskonsepsi

MODUL 6

Judul Modul 6 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia


Judul Kegiatan Belajar 1. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia
(KB) 2. Ketahanan Pangan
3. Pertumbuhan Penduduk dan Bonus Demografi
4. Migrasi

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari POTENSI SUMBERDAYA ALAM INDONESIA
1. Pengertian dan Peranan Sumber Daya Alam
a. Pengertian Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang
berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
b. Peranan Sumber Daya Alam adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia akan memiliki dampak
pada lingkungan global
2. Penggolongan Sumber Daya Alam
a. Berdasarkan bentuk yang bisa dimanfaatkan, SDA di bumi
dapat digolongkan sebagai berikut :
1) SDA materi, yakni apabila yang dimanfaatkan oleh
manusia berupa materi SDA itu. Misalnya
keanekaragaman jenis tambang mineral magnetik,
bauksit, timah, hematit, kapur, kwarsa, pasir, siderit,
limonit mampu dilebur menjadi bijih besi ataupun
baja.
2) SDA hayati, merupakan SDA dalam wujud makhluk
hidup, baik berupa hewan (hewani) maupun
tumbuhan (hayati)
3) SDA energi, yakni apabila materi tersebut digunakan
oleh manusia untuk tenaga penggerak alat , mesin,
listrik atau sejenisnya, yang terkandung dalam SDA
tersebut.
4) SDA ruang, merupakan lahan atau tempat yang
dibutuhkan manusia untuk hidup.
5) SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak
berdiri sendiri melainkan terikat dengan pemanfaatan
sumber daya alam lainnya
b. Berdasarkan proses pembentukannya, SDA digolongkan
sebagai berikut:
1) SDA yang dapat diperbaharui. Contoh: SDA hayati,
SDA hewani, air, udara
2) SDA yang tidak dapat diperbaharui. Contoh: bahan
mineral, batubara, dll
c. Berdasarkan nilai ekonomisnya, SDA digolongkan sebagai
berikut:
1) Sumber daya alam ekonomis tinggi. Contohnya
mineral logam mulia, seperti emas dan perak.
2) Sumber daya alam ekonomis rendah. Contohnya
pasir, batu, dan gamping.
3) Sumber daya alam nonekonomis. Contohnya sinar
matahari, udara, temperatur, dan angin.
3. Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di
Indonesia, diantaranya:
a. Air ; digunakan untuk pengairan bahan dasar industri
minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Pada bidang
energi sumbersaya air dapat dijadikan sebagai energi
pembangkit listrik (PLTA).
b. Angin ; dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga
Bayu (PLTB)
c. Geothermal (panas bumi) ; dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga panas bumi
d. Tanah ; menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai
sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup.
e. Hasil tambang ; minyak bumi, batubara, biji besi, tembaga,
bauksit, gas alam, emas dan perak, marmer, belerang,
yodium, nikel, mangan, timah, alumunium, fosfat, kaolin.
4. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang Berwawasan
Lingkungan Berkelanjutan, dapat dilakukan dengan cara
berikut:
a. Penghijauan dan reboisasi
b. Sengkedan
c. Pengembangan daerah aliran sungai (DAS)
d. Pengelolaan air limbah
e. Penghentian penambangan liar
f. Penertiban pembuangan sampah
g. Konservasi pada lahan terdegradasi
h. Konservasi lahan kritis
i. Konservasi secara kimiawi
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip
Mengurangi, yaitu dengan memilih alternatif pemanfaatan
sumberdaya terbarukan melalui perubahan gaya hidup dan
penciptaan teknologi modern yang lebih ramah lingkungan.
6. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Daur
Ulang, yaitu dengan cara mengolah kembali suatu massa atau
bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tidak
mempunyai nlai ekonomi menjadi suatu barang yang berharga
dan berguna bagi kehidupan manusia. Bahan-bahan bekas
tersebut, antara lain, plastik, kertas, karton, kardus, seng, besi,
logam, aluminium, kaleng, serbuk, gergaji, potongan kain,
kaca dan kulit.

Kegiatan Belajar 2
KETAHANAN PANGAN

1. Pengertian Ketahanan Pangan


a. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
b. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan
kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah
rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika
penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau
dihantui ancaman kelaparan.
2. Faktor Ketahanan Pangan Nasional
a. Lahan ; menentukan jumlah hasil panen/pertanian
b. Infrastruktur ; ketersediaan jaringan irigasi yang baik akan
menentukan kualitas hasil pertanian
c. Teknologi dan sumberdaya manusia ; teknologi yang
canggih diiringi dengan SDM yang mampu di bidangnya
akan meningkatkan produksi pertanian
d. Energi ; energi berupa listrik/BBM, pupuk, dan pembasmi
hama
e. Dana ; pengadaan dana khusus untuk memperluas usaha
pertanian seperti koperasi
f. Keadaan lingkungan fisik ; selalu menjaga kondisi
lingkungan agar tetap kondusif untuk usaha pertanian
g. Relasi kerja: menentukan proporsi nisbah ekonomi yang
akan terbagi kepada para pelaku ekonomi di pedesaan
h. Ketersediaan input lainnya ; ketersediaan pupuk
3. Ketahanan Pangan di Indonesia
Ketahanan pangan menjamin keterpenuhan setiap individu
penduduk Indonesia mendapatkan akses pangan yang
berkecukupan. Kedaulatan pangan menjamin petani Indonesia
mampu berproduksi untuk memenuhi kesejahteraannya.
4. Indikator Ketahanan Pangan Rumah Tangga
a. Ketahanan pangan rumah tangga adalah kemampuan untuk
memenuhi pangan anggota keluarga dari waktu ke waktu
dan berkelanjutan baik dari produksi sendiri maupun
membeli dalam jumlah, mutu dan ragamnya sesuai dengan
lingkungan setempat serta sosial budaya rumah tangga agar
dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-
hari secara produktif (Suhardjo, 1996; Committe on Work
Food Security 1995 dalam Soetrisno, 1997).
b. Faktor-faktor tersedianya pangan, yaitu:
1) Cukup dalam jumlah, mutu, maupun gizi, meliputi
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat,
dan air.
2) Aman, meluputi bahan baku dan penyajiannya.
3) Beragam. Keberagaman pangan dapat menyediakan
sumber gizi yang berfariasi dan mengurangi kebosanan
pada pangan tertentu
4) Merata. Ketersedian pangan secara merata dapat
ditinjau secara distribusi kewilayahan dan waktu
5) Terjangkau. Keterjangkauan pangan merupakan
kondisi wilayah maupun rumah tangga yang mampu
mengakses pangan
6) Sesuai agama, keyakinan, dan budaya masyarakat
7) Sehat, aktif, dan produktif
8) Berkelanjutan. Keseluruhan aspek di atas harus dapat
tersedia setiap saat
5. Tantangan dan Hambatan Serta Solusi Dalam Memenuhi
Ketahanan Pangan di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan pangan
b. Distribusi pangan
c. Konsumsi dan keamanan pangan
d. Manajemen ketahanan pangan

Kegiatan Belajar 3
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN BONUS DEMOGRAFI
1. Sumber data penduduk
a. Sensus penduduk yaitu penghitungan jumlah penduduk oleh
Pemerintah dalam jangka waktu tertentu secara serentak (10
tahun sekali).
b. Survey penduduk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk melakukan penelitian hanya sebagian dari
penduduk yang dicacah atau yang diambil sebagai sampel.
a. Registrasi penduduk yaitu proses kegiatan pemerintah yang
meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan
pekerjaan secara rutin.
2. Komposisi pendudukadalah pengelompokan kependudukan atas
dasar kriteria tertententu. Misalnya pengelompokan umur
berdasarkan : biologis, sosial, ekonomi, geografis.
3. Pertumbuhan penduduk yaitu dinamika penduduk yang
menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan
penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi.
4. Pengertian fertilitas adalah fertilitas adalah kemampuan seorang
wanita atau sekelompok wanita untuk memberikan keturunan
yang diukur dengan bayi lahir hidup (hasil nyata).
5. Pengukuran fertilitas
a. Pengukuran fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah
kelahiran pada tahun tertentu dan dihubungkan dengan
jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan
pada tahun tertentu
b. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah
rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai
mengakhiri batas usia subur.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelahiran
dibagi 2, yaitu:
a. Faktor demografi, yaitu struktur atau komposisi umur,
status perkawinan, umur kawin pertama, lama perkawinan,
paritas, disrupsi perkawinan, fekunditas, dan proporsi
penduduk yang kawin
b. Faktor non demografi, yaitu keadaan ekonomi penduduk,
tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi
dan industrialisasi
7. Pengertian mortalitas (kematian) adalah hilangnya semua
tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup

8. Pengukuran mortalitas
a. Tingkatkematian kasar(Crute Death rate/CDR) adalah
banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun dibagi
jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
b. Tingkat Kematian Umur Khusus (Age Specific Death Rate),
tingkat kematian pergolongan penduduk dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan lain-lain.
c. TingkatKematian Bayi ( Infant Mortality Rate/ IMR ),
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi
yang berumur kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran pada
suatu waktu tertentu.
d. Angka Kematian Balita, banyaknya kematian anak berumur
0-5 tahun selama satu tahun tertentu per 1.000 anak umur
yang sama pada pertengahan tahun.
e. Angka Kematian Ibu/AKI (Maternal Mortality), menurut
WHO adalah kematian yang berkaitan dengan kehamilan
dan persalinan oleh sebab apapun, tetapi bukan kecelakaan
atau kelalaian, dan terjadi selama kehamilan sampai dengan
42 hari setelah persalinan (masa nifas) serta tidak
tergantung umur atau letak kehamilan.
9. Faktor yang mempengaruhi mortalitas ada 2, yaitu faktor dari
dalam individu atau faktor dari luar individu.
10. Kelangsungan hidup anak mosley dan chen
Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua,
yaitu:
a. Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi
(seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat, dan faktor
regional)
b. Variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola
pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi).
11. Determinan kematian ibu
a. Determinan kontekstual
1) Status perempuan dalam keluarga dan masyarakat
2) Status keluarga dalam masyarakat
3) Status masyarakat
b. Determinan antara
1) Status kesehatan
2) Status reproduksi
3) Akses ke pelayanan kesehatan
4) Perilaku sehat
5) Faktor-faktor lain yang tidak diketahui
c. Determinan proksi
1) Kejadian kehamilan
2) Komplikasi kehamilan dan persalinan
12. Permasalahan kependudukan
a. Jumlah penduduk besar
b. Pertumbuhan penduduk yang cepat
c. Persebaran penduduk tidak merata
d. Kualitas penduduk rendah
e. Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif.
13. Bonus demografi
a. Pengertian Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomis
disebabkan menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai
hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin,
dkk. 2003).
b. Prasyarat terjadi Bonus Demografi
1) Proses transisi demografi karena penurunan fertilitas dan
mortalitas dalam jangka panjang
2) Terjadi perubahan struktur umur penduduk:
a) penurunan fertilitas akan menurunkan proporsi
anak-anak
b) penurunan kematian bayi akan meningkatkan
jumlah bayi yang terus hidup dan mencapai usia
kerja
3) Rasio ketergantungan menurun karena penurunan
proporsi penduduk muda dan peningkatan proporsi
penduduk usia kerja.
c. Peluang Bonus Demografi
1) Peningkatan usia produktif disertai meningkatnya
pendapatan kelompok usia produktif. Pada tahun 2003-
2010 terjadi kenaikan pengeluaran per kapita kelas
menengah Indonesia sebesar 18,8% (Susenas , 2010).
2) Pertumbuhan usia produktif yang menghasilkan kelas
menengah dengan pendapatan yang meningkat,
memberikan kontribusi terhadap peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB). Hal ini dikarenakan golongan
masyarakat kelas menengah membutuhkan ketersediaan
konsumsi yang besar.
3) Meningkatnya daya saing bangsa
4) Tumbuh kembangnya karya kreatif dan inovatif oleh
pemuda sebagai kontribusi pembangunan negara
5) Pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, sehingga
Indonesia berpeluang menjadi negara maju
d. Tantangan Bonus Demografi
1) Jika tidak mampu memanfaatkan peluang, Indonesia
akan mengalami jebakan kelas menengah, yaitu
stagnansi bahkan kemunduran dari kelas menengah
menjadi kelas bawah karena menurunnya kualitas SDM
2) Banyaknya penduduk dengan tingkat pendidikan rendah
3) Pengangguran besar-besaran
4) Produktivitas nasional menurun
5) Penduduk usia muda tergerus oleh “budaya asing”

Kegiatan Belajar 4
MIGRASI
1. Pengertian Migrasi
a. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah
lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan
(Mantra, 2015)
b. Migrasi adalah bentuk mobilitas geografis atau mobilitas
spasial antara satu unit geografi dan lainnya; umumnya
melibatkan perubahan tempat tinggal dari tempat asal ke
tempat tujuan (United Nation)
c. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik atau negara ataupun batas administratif atau batas
bagian dalam suatu negara (Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia).
2. Transisi Mobilitas
Ada 5 tahap transisi demografi (Mantra, 1993):
a. Masyarakat tradisional, dimana tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas sama-sama tinggi, sehingga
pertumbuhan penduduk rendah
b. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas
tetap bahkan cenderung naik, dan tingkat mortalitas sudah
mulai turun. Hal ini mengakibatkan tingkat pertumbuhan
penduduk meningkat
c. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas menurun dan tingkat pertumbuhan
penduduk mulai menurun
d. Masyarakat modern, dimana tingkat fertilitas dan tingkat
mortalitas sama-sama rendah, sehingga tingkat
pertumbuhan penduduk rendah
e. Masyarakat super modern pada masa yang akan datang,
dimana tingkat fertilitas sudah benar-benar dapat dikontrol,
dan tingkat mortalitas rendah dan stabil.
3. Jenis-Jenis Migrasi
a. Migrasi masuk (In Migration) yaitu masuknya penduduk ke
suatu daerah tujuan (area of destination).
b. Migrasi keluar (Out Migration) yaitu perpindahan
penduduk keluar dari suatu daerah asal (area origin).
c. Migrasi Netto (Net Migration) merupakan selisih antara
jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar . Jika migrasi
yang masuk lebih besar daripada migrasi yang keluar
disebut netto positif, sedangkan jika migrasi yang keluar
lebih besar daripada migrasi yang masuk disebut netto
negatif.
d. Migrasi bruto (Gross Migration) adalah jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi total (Total Migration) adalah seluruh kejadian
migrasi, mencakup migrasi semasa hidup (life time
migration) dan migrasi pulang (return migration) Migran
Total adalah semua orang yang pernah pindah
f. Migrasi internasional (international migration) adalah
perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu
Negara disebut Imigrasi (Imigration), sedangkan jika
migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu
Negara disebut Emigrasi (Emigration).
g. Migrasi semasa hidup (Life Time Migration) adalah migrasi
berdasarkan tempat kelahiran, adalah mereka yang pada
waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang
berbeda dengan daerah tempat lahirnya.
h. Migrasi parsial (Partial Migration) adalah jumlah migran
ke suatu daerah tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah
asal ke satu daerah tujuan.
i. Arus migrasi (migration stream) adalah jumlah atau
banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke
daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
j. Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proposisi
penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan
oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat
dari perluasan kota.
k. Transmigrasi (transmigration), istilah ini mempunyai arti
yang sama dengan resettlement atau settlement.
Transmigrasi adalah pemindahan dan perpindahan
penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain
yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna
kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan-
alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
l. Migrasi Nonpermanen Sikuler (Tidak Tetap) Mobilitas
penduduk sirkuler adalah gerak penduduk dari satu wilayah
menuju wilayah lain tanpa menetap didaerah tujuan.
4. Pengukuran Migrasi
a. Angka mobilitas
b. Tingkat migrasi keluar secara kasar (The Crude Out
Migration Rate)
c. Tingkat Migrasi Masuk Secara Kasar (The Crude
Imigration Rate)
d. Tingkat Migrasi Netto (The Net Migration Rate)
e. Tingkat Migrasi Bruto (The Gross Migration Rate)
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi
a. Faktor pendorong (push factors)
1) Sumber daya alam yg semakin berkurang
2) Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya
teknologi. Banyaknya orang desa pindah ke kota karena
makin berkurangnya lapangan pekerjaan. Hal ini selain
akibat sistem warisan juga banyaknya lahan pertanian
digunakan untuk permukiman atau indutri.
3) Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik,
agama, suku dan lain-lain.
4) Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat
asal
5) Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan
tidak bisa mengembangkan karir pribadi.
6) Bencana alam atau adanya wabah penyakit
b. Faktor penarik (pull factors)
1) Adanya rasa superior di tempat yang baru atau
kesempatan memasuki lapangan pekerjaan. Terbukanya
kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan di kota
yang non agraris, jenis pekerjaan jauh lebih banyak
daripada di desa seperti menjadi pegawai, ABRI,
pedagang, bidang jasa, wiraswasta dan lain-lain
2) Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan
ekonomi)
3) Kesempatan mendapatkan pendidikan
4) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah, fasilitas lain
dan lain-lain)
5) Tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat
berlindung
6) Tersedianya berbagai fasilitas kesehatan. Di kota
tersedia dokter umum, dokter spesialis, rumah sakit,
poliklinik dalam jumlah yang cukup
7) Tersedianya fasilitas Transportasi dan Komunikasi
8) Adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi
orang-orang dari desa atau kota kecil
6. Urbansasi adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk
yang hidup di perkotaan.
Dalam perspektif kependudukan, proses urbanisasi dipengaruhi
oleh tiga aspek yaitu :
a. Pertumbuhan alamiah, di daerah perkotaan itu sendiri,
b. Pertambahan net-migrasi, antara migrasi masuk dan keluar;
c. Reklasifikasi dari daerah-daerah “per-urban” di sekitar
kota yang dianggap tidak lagi sebagai daerah perdesaan,
dan secara administratif diputuskan untuk menjadi bagian
dari wilayah perkotaan

2 Daftar materi yang 1. Proyeksi penduduk


sulit dipahami di 2. Pengukuran riil natalitas dan mortalitas
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Proyeksi penduduk
sering mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai