KEBUNTINGAN
1.NRR, 2.Progesteron test, 3.USG dan
4. Palpasi rektal
Pemeriksaan
• 1. NRR, adalah singkatan dari Non Return Rate atau tingkat
tidak kembali birahi. Jumlah sapi yang tidak kembali/ sapi
yang di IB ataudikawini x 100%.
• 2. Progesteron adalah bila kadar progesterone tinggi pada
siklus birahi berikutnya maka sapi kemungkinan bunting.
• 3. USG, adalah Ultrasonografi untuk mendeteksi adanya fetus
dalam uterus.
• 4. Pemeriksaan per rektal, adalah memeriksa fetus sapi
dengan memasukkan tangan perrektal dan meraba apakan
ada fetus atau perubahan yang menandakan bahwa sapi
tersebut bunting.
1. NRR
• Pada sapi yang birahi dan dikawini, bila terjadi
pembuahan dan implantasi maka blastosit
menghasilkan Anti prostaglandin sintetase.
Akibatnya endometrium tidak menghasilkan PgF2α
dan CL tetap persisten.
• Pada sapi yang birahi dan dikawini, bila tidak terjadi
pembuahan, maka endometrium akan menghasilkan
PgF2α. Prostaglandin ini menyebabkan CL regresi
atau lisis, kadar progesteron turun. Akibatnya sapi
menunjukkan tanda birahi.
Metode pelaksanaan
Pengamatan tanda yang benar: sapi birahi akan
diam bila dinaiki sapi jantan atau sapi betina lain.
Didahului dengan tanda tingkah laku yang lain.
Pengamatan visual: vulva bengkak, merah,
terdapat lendir.
Deteksi tidak kembali birahi dilakukan dengan
melakukan deteksi birahi 18- 24 hari (21±3 hari)
setelah kawin atau IB.
Hasil pemeriksaan
• Benar: sapi terdeteksi birahi pada siklus berikutnya
adalah sapi tidak bunting. Sapi yang tidak terdeteksi
birahi adalah sapi yang bunting.
• Salah positif (False positive)= yaitu sapi di deteksi birahi
padahal sapi tidak bunting.
• Salah negatif (False negative)= sapi tidak terdetekdi
birahi dan ternyata sapi tidak bunting.
• Kesalahan bisa terjadi karena 1. Anomali= 5% sapi
bunting kembali birahi. 2. Kesalahan deteksi, 3. sapi
tidak birahi hiper aktif, 4. sapi birahi tetapi (silent
estrus)
• Kesalahan deteksi birahi= kesalahan penentuan NRR
2. Progesteron test
• Pemeriksaan progesterone untuk deteksi
sapi bunting.
• Pada sapi yang tidak bunting maka sapi
akan mempunyai siklus, pada akhir fase
diestrus endometrium uterus
menghasilkan PGF2α, yang menyebabkan
CL regresi, progesterone turun dan diikuti
dengan birahi (lihat gambar sebelah)
• Pada sapi bunting Blastosit menghasilkan
enzyme anti prostaglandin sintetase,
sehingga roduksi PGF2α tidak terjadi
akibatnya progesterone tetap tinggi pada
saat sapi yang tidak bunting progesterone
nya turun.
Progesterone pada siklus dan
kebuntingan
Allantois 23.2 22 to 25
Amnion 29.5 28 to 33
Placentomes 35.2 33 to 38
30 days + +
45 days + +
60 days + +
75 days + + +
90 days + + +
105 days + + +
4 months + + +
5 months + + + +
6 months + + +
7 months + + + +
Corpora lutea sapi bunting