Anda di halaman 1dari 230

ANATOMI REPRODUKSI JANTAN

DAN BETINA TERNAK BABI


ANATOMI REPRODUKSI BABI
JANTAN

 Fungsi umum alat reproduksi jantan yaitu


memproduksi sel jantan yang disebut
spermatozoa
 Dan memasukkan sperma pada alat reproduksi
betina pada waktu yang tepat.
Alat reproduksi babi
jantan terdiri atas :
 Testis
 Tubulus semiferus
 Rete testis
 Saluran efferens
 Epidydimis
 Vas deverens
 Kelenjar prostat
 Kelenjar cowper’s
 Uretra
 Penis
TESTIS

 Babi memiliki dua buah testis (sepasang) yang berada di luar tubuh
dan terbungkus oleh scortum.
 Testis memiliki beberapa fungsi yaitu :
 Memproduksi sperma
 Menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi untuk
:
 Memilihara kedewasaan
 Memilihara organ reproduksi
 Menumbuhkan nafsu sexual
 Menimbulkan sifat atau ciri kelamin
TUBULUS SEMINIFERUS

 Tubulus seminiferus merupakan bagian yang berbentuk


tabung yang dapat dijumpainpada testis sebagai tempat yang
digunakan untuk memproduksi sperma.
 Tubulus seminiferus berfungsi untuk memproduksi sperma
dalam jumlah besar pada testis.
EPIDYDIMIS

 Merupakan bagian dari organ reproduksi yang ada dalam testis


dan berbentuk tabung bergulung-gulung.
 Epidydimis berfungsi antara lain
 Sebagai tempat penyimpanan sperma
 Sebagai tempat keluarnya cairan yang bisa membri nutrisi bagi
sperma.
 Sebagai tempat pematangan sperma.
VAS DEFERENS

 Merupakan saluran diantara rete testis dan epidydimis.


 Vas deferens berfungsi sebagai pembawa sperma masuk ke
dalam uretra pada saat ejakulasi.
KELENJAR PROSTATE

 Terletak pada leher kandung kencing (balader). Kelenjar ini


menghasilkan cairan kental dan banyak mengandung protein
serta garam yang berbau khas.
 Kelenjar prostate berfungsi untuk membersihkan uretra selama
ejakulasi ser ta melebarkan saluran agar sperma dapat keluar
dengan lancar.
KELENJAR COWPER’S

 Terletak di uretra dan menghasilkan cairan yang dapat


membersihkan uretra pada saat semen terlepas.
URETRA

 Merupakan alat reproduksi yang menghubungkan kandung air


kencing dengan glan penis.
 Uretra berfungsi mengalirkan urine dan semen.
PENIS
 Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berfunsi sebagai
alat kopulasi
 Penis berfungsi sebagai alat kopulasi, yaitu memsukkan sperma
ke dalam alat reproduksi betina. Penis pada babi berbentuk
lebih runcing, hal ini disebabkan ovarium pada babi betina
berlekuk-lekuk sehingga dengan bentuk penis yang runcing
dapat menyemprotkan sperma keseluruh bagian ovarium
ANATOMI REPRODUKSI BABI BETINA
Organ reproduksi betina terdiri atas :
1.Organ internal:
a. ovarium
b. b. Oviduct
c. c. uterus
d. d.Serviks
2. Organ eksternaL:
a. Vagina
b. b.Vulva
OVARIUM
 berbentuk lonjong, berat 3,0 – 7,0 gram, secara normal
berdiameter 8,0 – 12,0 mm dan corpora lutea kurang lebih 10,0 -
15,0 mm.
OVIDUCT

 terdiri dari beberapa bagian yang berurutan dari cranial ke


caudal yaitu: Infundibulum → Ampulla → Isthmus berfungsi
sebagi saluranyang menghubungkan ovarium dan uterus.
UTERUS

pada babi panjang dan berkelok-kelok.


 terdiri dari 3 bagian: Cornu uteri, Corpus uteri, Cervix uteri,
yang terletak dalam cavum abdominalis.
 fungsi penting dalam proses reproduksi , dari sejak hewan
betina birahi sampai bunting dan melahirkan,
SERVIX

 Pada babi ada di central, Fungsi cervix difasilitasi oleh sekresi


organ ini yang kental dan dapat menutupi lumen cervix selama
terjadi kebuntingan.
 2. Organ eksternaL:
 a. Vagina, Vagina dibatasi oleh Rectum (dorsal), Vesica Urinaria
(ventral), Cavum pelvis (laterl), berfungsi sebagi saluran
reproduksi yang mempunyai kontak dengan udara luar dan
merupakan gerbang bagi mikroorganisme memasuki tubuh.
 b. Vulva, Vulva pada babi berbatasan dengan rectum dan anus
(dorsal), dasar cavum pelvis (vebtral),dengan
m.Semimembranosus (lateral)
TERIMA KASIH
• Dewasa Kelamin
• ♀ umur 4 – 5 bulan
• ♂ umur 5 – 6 bulan
Berahi
• Menentukan saat yg tepat utk kawin
•Tanda berahi :
• Babi gelisah
• Bila punggung ditekan diam
• Nafsu makan turun
• Vulva bengkak, merah dan berlendir (3B)
• Lama Berahi
• Lama berahi 1-5 hari
• Siklus berahi 21 hari
• Ovulasi 16 – 18 ova
Mengawinkan Babi
• Sistem perkawinan
• Kelompok
• Individu
• Saat tepat mengawinkan babi
• Hari ke-2
• Kawin 2 kali  pagi – sore
• Mengawinkan babi dara
• Berahi pertama 5 – 6 bulan dilewatkan
• Kawin pada umur 7.5-8 bulan
• Mengawinkan babi setelah
beranak
• Setelah sapih 5 – 9 hari
• Induk yg sehat

• Kebuntingan
• Lama bunting rata-rata 114 hari
(112-119 hari)
Penyapihan
• Memisahkan anak dr induk
• Secara alami 8 minggu (2 bulan)
• Penyapihan dilakukan berdasarkan :
• Umur
• Berat badan
• Konsumsi pakan 0.4 kg/ekor/hari
• Penyapihan dini 14, 21, 47 hari, dst
• Umur sapih 21 hari Frekuensi beranak
• Bunting 115 hari = 365/(21+115+7)
• Menyusui 21 hari = 2.55 kali/tahun
• Sapih-kawin 7 hari
2 tahun = 5.1 kali

• Umur sapih 60 hari Frekuensi beranak


• Bunting 115 hari = 365/(60+115+7)
• Menyusui 60 hari
• Sapih-kawin 7 hari
= 2.00 kali/tahun
2 tahun = 4 kali
A. Babi Pejantan
Pemerik
saan
darah
Rasio
Dewasa
pejantan
kelamin
dan betina
Babi
pejantan
Membantu Pemeriksa
mengawinkan an
pejantan fertilitas
Beban
mengawini
• Pemeriksaan darah
• Permeriksaan utk penyakit brucellosis dan
leptospirosis.
• Dewasa Kelamin
• umur dimana spermatozoa aktif terdapat sewaktu
ejakulasi.
• Pejantan harus berumur 8 bulan baru dapat
digunakan utk keperluan bibit.
o Sifat-sifat yg diperiksa :
o . Warna
o . Motilitas
o . Morfologi
o . Rasio hidup dan yang mati
o . Volume
Perbedaan sifat semen pejantan disebabkan perbedaan umur
dan frekuensi pengawinan dan hal ini didasarkan pengurangan
jumlah sperma pada frekuensi pengawinan yg tinggi

Umur Pejantan Frekwensi Penggunaan (per


minggu)
Kurang dari 7 bulan Tidak boleh digunakan
7 – 9 bulan 2
9 – 12 bulan 5–7
12 – 18 bulan 7–8
Lebih dari 18 9 - 10
• Pengawinan pertama merupakan masa krisis bagi
pejantan muda
• Pengamatan secara seksama terutama pada
pengawinan pertama sangat diperlukan
• Sebaiknya jantan muda dikawinkan dg induk yg
telah pernah beranak (induk)
• Jumlah babi pejantan yg dibutuhkan oleh
sekelompok ternak tergantung kepada:
• Jumlah babi induk yg produktif,
• Babi dara pengganti,
• Umur pejantan,
• Ukuran babi betina,
• Frekuensi pengawinan betina pada satu masa
pengawinan.
Rencana pengawinan dlm satu periode birahi,
maka jumlah pejantan yg dianjurkan :

Banyak Banyak jantan Banyak betina


pengawinan per
birahi
1 kali pengawinan 1 pejantan muda 20 ekor babi dara muda
1 pejantan >15 bulan 30 ekor induk
2 kali pengawinan 1 pejantan >15 bulan 15 ekor induk
2 pejantan 25 ekor induk
B. Babi Betina
Pemeriksaan
darah
Laju
pelontaran Birahi pada
sel telur babi dara

Babi
betina Umur babi
Laju
dara
kebuntingan
dikawinkan

Deteksi
Pemacuan
birahi dan
(flushing)
waktu
pengawinan
1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Leptospirosis dan Brucellosis kira-kira tiga
minggu sebelum dikawinkan
2. Dewasa kelamin atau Birahi Pada Babi Dara
Ditandai dg babi dara melepaskan sel telur (ovulasi) dan
mengalami birahi pertama kalinya (umur 190 – 200 hari).
Babi dara sebaiknya dikawinkan saat berumur 8 bulan atau pd
birahi kedua dg bobot badan 90-100kg.
Beberapa cara utk merangsang pencapaian dewasa kelamin
• Melepaskan babi dara ke pejantan menjelang umur 150-
170 hari
• Pejantan yg digunakan harus berumur lebih dari 10
bulan sehingga aktif merangsang birahi
• Rangsangan yg diterima babi dara lebih efektif utk
mencapai umur dewasa kelamin
• Pengeluaran babi pejantan dilakukan setiap hari
selama 15-30 menit
• Penggunaan sejumlah pejantan dg merotasikannya
tiap hari dapat meningkatkan pengaruhnya.
Pemacuan adalah pemberian ransum terhadap ternak babi dg
kandungan energi yg tinggi beberapa waktu sebelum dikawinkan.
Pemacuan diperlukan utk meningkatkan laju pelontaran sel telur.

Lama pemacuan sebelum Peningkatan sel telur


pengawinan (hari) (st)
6 1,3 st
10 1,7 st
14 2,0 st
Ciri-ciri babi birahi :
• Alat kelamin berwarna merah dan kebasahan
• Dari lubang alat kelamin keluar cairan kental
• Sering bergerak dan gelisah
• Suka menaiki babi lain dalam kandang
• Berusaha lebih sering kencing terutama kalau ada jantan
• Jika dilakukan penekanan pada bagian punggung maka
posisinya akan dlm keadaan siap kawin
• Daun telinga tegak, kaki kaku, dan gemetar pada bagian
otot paha atau pinggang.
Waktu Pengawinan
(Alami dan IB)
Ternak babi
Tatalaksana
Pemeliharaan Babi
Ternak Babi dewasa sangat sensitif
terhadap panas
• Perlu ventilasi yg baik
• Memandikan ternak
Kubangan

Menjaga
Penyiraman
suhu

Kesejukan
Tata Laksana Induk Babi
Pemberian Pakan
Perlu
pembatasan

Peberian makanan
sesuai kebutuhan
babi

Pertumbuhan
embrio tergantung
zat makanan dari
induk
Pakan
berlebihan

Induk babi
kegemukan

Distokia

Pengurangan
jumlah embrio

Pemborosan
pakan
Persiapan kandang babi induk
beranak
 Siklus penyakit dlm kandang induk beranak
diputus dg cara kandang di desinfektan
 Kandang dibersihkan dg menyapu,
menggosok, mencuci lantai dg air
bertekanan tinggi.
 Pemindahan induk bunting ketempat yg baru
harus dilakukan secara hati-hati,
penanganan yg kasar dapat mengakibatkan
keguguran.
Persiapan Induk Beranak
• Induk dipindahkan ke kandang induk beranak 5-7 hari
sebelum tanggal beranak
• Induk/dara dibersihkan terutama bagin putting susu
dan belakang
• Waktu melahirkan 1 – 8 jam
• Kandang dibersihkan tujuh hari sebelumnya
• Kontrol penyakit dan parasite
• 10 hari sebelum melahirkan
diberi obat cacing
Induk
membuat
sarang

Air susu Induk


keluar juka menjadi
ambing tidak
dipencet Ciri tenang
induk
akan
beranak

Ambing Alat
terentang kelamin
penuh basah
Induk Menyusui
• 12 jam sebelum dan sesudah beranak dipuasakan
• Induk diberi suntikan vit. B-complex dan antibiotika
• Induk di beri pakan 2.5 kg + (0.25 kg x jumlah anak)
• Pakan anak diberikan anak umur 5-
7 hari
• Induk kehilangan lemak 7.5 % dari
bobot hidup
• Beberapa hari sebelum disapih
ransum dikurangi 1/3 – ½ kg
Tatalaksana Anak Babi Menyusu
Tatalaksana yg dilakukan setelah anak babi
lahir adalah:
 Memotong tali pusar

 Memotong gigi

 Memotong ekor

 Mendapatkan kolostrum

 Penyuntikan zat besi (Fe)

 Penitpan anak babi

 Makanan tambahan

 Pembuatan tanda dan nomor

 Catatan
Tatalaksana Pemeliharaan babi
Periode Bertumbuh Pengakhiran

 Berkisar pada berat 20 – 100 kg


 Tata laksana lebih sederhana dibanding dg
periode yg lain (sebelumnya)
 Pada umumnya dipelihara pada kandang yg
sebagian alasnya berbentuk kisi (slat) dan
sebagian lantai padat (solid)

09/06/2022 18
Pemberian Ransum
 Perubahan ransum harus dilakukan secara
bertahap utk mempertahankan tingkah laku
makan normal
 Ransum babi grower mengandung 14%
protein kasar, 3300 kkal energi dapat dicerna,
0,5% kalsium, 0,4% posfor.
 Ransum babi finisher sama dg grower, hanya
ada perbedaan jumlah protein kasar yaitu
pada finisher 13%.

09/06/2022 19
Tabel 1. Kebutuhan Konsumsi Ransum dg Umur dan Berat yg Berbeda
Umur babi Berat hidup Konsumsi ransum
(minggu) (kg) harian
(kg)
10-12 20-25 Sampai 1,2
12-13 25-30 1,2-1,4
13-16 30-35 1,4-1,6
16 35-40 1,6-1,8
17 40-45 1,8-1,9
18 45-50 1,9-2,0
19 50-55 2,0-2,1
20 55-60 2,1-2,2
21 60-65 2,2-2,3
22 65-70 2,3-2,4
23 70-75 2,4-2,5
24 75-80 2,5-2,6
25 80-85 2,6-2,7
26 85-90 2,7-2,8
09/06/2022 20
28 95-100 2,9-3,0
Tabel 2. Rataan Konsumsi Ransum dg Frekuensi
Pemberian Ransum yg Berbeda

Frekuensi Berat Badan Babi (kg)


Pemberian 10-25 25-40 40-60 60-90 10-90
pakan
2 kali 0,60 1,24 1,65 2,67 1,54
3 kali 0,84 1,72 2,32 2,80 1,92
Tidak 1,44 2,08 2,67 3,25 2,61
terbatas

09/06/2022 21
Pemberian Obat Cacing
 Cacing gelang atau askaris adalah jenis
cacing pada ternak babi
 Pemberian obat cacing 1-2 minggu setelah
disapih sangat dianjurkan
 Pemeriksaan hati setelah dipotong atau
pemeriksaan kotoran dapat memberi
petunjuk adanya askaris dlm tubuh ternak
babi

09/06/2022 22
Vaksinasi Terhadap Kolera Babi (Hog Cholera)

 Pemberian vaksinasi dilakukan seminggu setelah


pemberian obat cacing
 Hal-hal berikut harus diperhatikan:
1. Membeli vaksin dan serum dari penjual obat yg
dapat dipercaya
2. Menggunakan alat suntik babi yg bersih dan
steril
3. Menghindari pembuangan vaksin di pekarangan
4. Suntikkan vaksin sesuai dosis
5. Bedakan alat suntik vaksin dg serum
6. Lakukan vaksinasi dalam jumlah banyak
09/06/2022 23
Vaksinasi tidak boleh dilakukan
apabila:
 Anak babi berumur kurang dari enam
minggu
 Anak babi yg kelihatannya tidak sehat
 Apabila terjadi faktor cekaman atau stress
 Ternak babi memperlihatkan gejala infeksi

09/06/2022 24
Tabel 3. Pengaruh Mencret Terhadap Laju Kematian dan
Pertumbuhan

Kejadian Jumlah Laju Laju Laju


mencret ternak babi kematian pertumbuhan pertumbuhan
(ekor) (%) (g/ekor) karkas (g/ekor)

Tidak
mencret 1648 6,3 182 393
1 hari 275 8,7 171 388
2 hari 90 12,2 161 380
3 hari 59 18,6 154 377
7/4 hari 34 21,8 135 370

09/06/2022 25
Kontrol Terhadap Radang Paru-paru
 Radang paru-paru disebabkan oleh
Mycoplasma hyopneumonia dan
Haemophylus pleuropneumonia
 Pengobatan dilakukan dg memberikan
antibiotik
 Merubah ventilasi kandang
 Mengurangi jumlah ternak perluasan tertentu

09/06/2022 26
Penyapihan Anak Babi
• Penyapihan adalah tindakan pemisahan anak
dari induknya atau sebaliknya yg dilakukan pd
umur tertentu.
• Dasar penyapihan :
• Kemampuan induk
• Ada beberapa peternak yg membuat
batasan pemeliharaan anak maksimal 10
ekor anak per induk
• Dilakukan awal saat hari pertama anak
babi lahir
• Mempercepat induk kawin kembali
Penyapihan dilakukan berdasarkan :
• Umur anak babi
• Capaian bobot anak babi
• Konsumsi pakan
Umur Penyapihan.
• Secara alami anak babi disapih umur 8
minggu
• Ada penyapihan dini (early weaning)
• 14 hari
• 21 hari
• 30 hari
• 56 hari
• Penyapihan dini memungkinkan induk babi
beranak kira-kira 4-5 kali dlm dua tahun
• induk biasanya birahi pd hari ke 3-7
setelah penyapihan.
Prosedur Penyapihan.
• Anak babi dipindahkan dari tempat induk
beranak ke kandang anak babi sapihan.
• umumnya anak babi dari beberapa induk yg
disapih pada hari yg sama digabung dan
dikelompokkan menurut ukuran dan atau
jenis kelamin.
 Mudahnya pengelolaan dan pengawasan
 Memodifikasi iklim dan menghasilkan
suatu lingkungan yg lebih baik.
› laju pertumbuhan yg lebih cepat dan
penggunaan makanan yg lebih efisien
› Terutama bagi induk babi yg melahirkan.
 sebab anak babi yg baru lahir sistem regulator
panasnya belum berfungsi sempurna
 Sedikit tenaga kerja
 Lingkungan lebih
terkendali dan stabil
 Sedikit parasit
 Masalah penyakit
berkurang
 Produksi meningkat
KERUGIAN
• Bangunan dan perlatan sangat
mahal
• Energi tinggi dan mahal
• Masalah reproduksi
• Masalah penanganan limbah
 Kandang ternak babi harus
dirancang dan dibangun scr baik
utk menjamin penampilan
maksimum dr ternak babi dan
efisien dlm penggunaan tenaga
kerja.
 Kandang yg baik belum tentu dpt
memperbaiki kondisi kesehatan
ternak, akan tetapi perkandangan
yg jelek (buruk) sudah pasti
meningkatkan masalah penyakit
 Ternak mengalami stress
 Cenderung menulari atau tertulari penyakit
 Menurunkan laju pertumbuhan, dan EPM
 Menimbulkan hal lain dlm menejemen
• Lokasi Peternakan
• Penduduk sekitarnya toleran
• Jauh dr pemukiman
• Akses jalan yg baik
• Sumberdaya air yg cukup
• Tersedia bahan pakan
• Topografi & drainase yg baik
• Tenaga kerja trampil
• Ada pasar
• Syarat kandang
• Cukup sinar matahari
• Bahan kuat, tahan lama, murah dan mudah
didapat
• Tersedia tempat pakan dan minum
• Luas kandang disesuaikan dg babi
• Pola kandang
• Lokasi
• Lingkungan usaha
• Luas & kondisi topografi
• Sistem Produksi
• Sistem pengelolaan
• Skala usaha
 Lantai harus dibangun di atas tanah yg keras, bebas
dari bahan organik, di atas batu kerikil atau pecahan
batu
 Lantai harus miring minimum 1,2 cm/m, dan lebih baik
3,75 cm/m ke arah selokan atau kesaluran
pembuangan kotoran
 Lantai harus setebal 8,75-10 cm.
 Lantai yg kuat: perbandingan bahan campuran yg
digunakan utk membuat lantai yg kuat adalah kira-kira 1
bagian semen: 2/3 bagian air: 9/4 bagian pasir: 3
bagian bahan yg kasar/kerikil
 Kalau belum kuat rubah porsi/proporsi pasir dan kerikil
 Tinggi kandang babi betina, pejantan,
dan sapihan masing-masing 90, 122,
dan 76 cm.
 Tinggi bangunan yg dianjurkan utk
semua kelas ternak babi adalah 2,22-
2,54 m dari lantai ke puncak kuda-kuda
 Pintu dg lebar 86 cm dan tinggi 122 cm
utk semua kelas ternak babi sudah
memadai
Bentuk kandang
• Kandang kelompok
• Induk atau dara 4-6
ekor/kandang
• Sapihan, grower, dan finisher
30 ekor/kandang, syarat :
• Perbedaan berat 10 kg
• Seumur

• Kandang individual
 Manure disposal is a critical part of raising pigs in total
confinement.
 Typical methods of handling waste in confinement
buildings include:
› Gutter flush to a lagoon
› Manure pit
› Mechanical scraper
 Solid concrete
 Partially slotted
 Total slotted
 Expanded metal
 Plastic coated expanded metal
 Plastic
 In the past individual farrowing houses were quite
common when sows and pigs were raised on pasture
 Today most farrowing houses are ‘central’ in design.
 Central farrowing houses consist of one or more
rooms that accommodate groups of sows
 Most producers use farrowing crates
 Years ago the majority of sows were kept in individual
pens prior to and after farrowing
 Crates are preferred today because they result in
more pigs weaned per litter
 Nursery barns often contain several rooms with each
room designed to accommodate the number of pigs from
an individual farrowing room
 Small pens designed to handle 6 to 8 pigs are very
common although some pens may be large enough to
handle 16 to 25 pigs
 The facilities are designed to provide a fairly stable
environment
 These facilities may be designed to accommodate 3
week old pigs or perhaps 10 d old pigs
 Supplemental heat is provided via heat lamps, radiant
heaters or perhaps heat in the floor
 Nipple waterers are very popular in confinement
 Water cups are also popular
 Some buildings (particularly gestation buildings) may
use a concrete feed trough as a place to provide water
after feeding
 Rule-of-thumb = provide one waterer/15 pigs
 Self feeders are generally used for nursery and grow-finish
pigs
 Breeding stock are generally limit fed via floor feeding or in
self feeders
 Pigs per feeder space range from 2 for nursery pigs to 4-5
for finishing pigs.
• Jenis Kandang
• Kandang pejantan
• Kandang babi bunting
• Kandang melahirkan
• Kandang anak sapihan
• Kandang pertumbuhan –
pengakhiran
Ukuran Kandang
Kriteria Luas lantai (m2)
Pejantan 5.0
Induk + anak 5.0
Induk/dara 2.0
Pejantan muda 2.5
Berdasarkan bobot badan
5 – 15 kg 0.3
15 – 30 kg 0.5
30 – 45 kg 0.6
45 – 65 kg 0.75
> 65 kg 1.0
Tinggi atap 4 m
Tinggi ujung atap dr lantai 2.5 m
Anjungan atap 1.5 m
Tinggi dinding 1.20 – 1.5 m
 Lingkunga panas dr seekor ternak babi
adalah kombinasi dr temperatur udara,
kelembapan, kecepatan udara di atas
ternak babi, tipe lantai dan perobahan
pancaran panas
› mengontrol keseimbangan energy ternak
babi tersebut
 Berapa energi ransum yg digunakan utk
pertumbuhan dan utk tubuh agar tetap
hangat.
 Ruangan/bentuk dan ukuran kandang
 lebih mudah diatasi menempatkan babi/luasan
tertentu.
 Ternak babi menggunakan ruangan/space
kandang tergantung pada:
1. Temperatur udara
2. Bentuk kandang
3. Ukuran
4. Tipe lantai
5. Lokasi tempat minum dan makan
6. Tingkat sosial babi dlm kelompok
1. Konduksi >>> pemindahan panas
antara permukaan dg bersentuhan ke
lantai
2. Konveksi >>> pemindahan panas dg
pergerakan udara atau gas
3. Evaporasi >>> pemindahan panas
melalui paru-paru, evaporasi dpt
ditingkatkan dg
a. Panting
b. Membasahi tubuhnya
TEMPERATUR YG SESUAI BAGI TERNAK BABI

UMUR ATAU BERAT BADAN TEMPERATUR ( 0C )

0 – 1 MINGGU 25 – 30

1 – 5 MINGGU 22 – 27

5 – 8 MINGGU 19 – 24

KURANG DARI 50 kg 18 – 24

LEBIH DARI 50 kg 15 – 24
 Temperatur kritis atas (TKA)
 Daerah temperatur netral (DTN)
 Temperatur kritis rendah (TKR)

1. Temperatur Kritis Terendah (TKR): yaitu


temperatur udara di bawah dimana
ternak babi membakar tambahan
energi makanan agar tubuhnya tetap
hangat
Berat Badan (kg) Konsumsi Ransum Keperluan Energi
1M 2M 3M 4M Tambahan dibawah
TKR (MJ/E/Hr)
Lantai padat 0C

20 28 24 20 16 0,45
50 25 21 16 12 0,69
100 22 18 14 9 0,94
Lantai kayu berkisi
20 26 22 17 12 0,38
50 23 18 12 7 0,59
100 20 15 10 5 0,82
Lantai logam berkisi
20 29 25 21 17 0,46
50 26 22 17 13 0,73
100 23 19 15 11 1,01
Yaitu temperatur udara di atas dimana
ternak babi harus mengurangi konsumsi
ransumnya utk menurunkan produksi
panasnya, dg demikian temperatur
tubuhnya tdk naik
Berat Badan (kg) Konsumsi Ransum Keperluan Energi
1M 2M 3M 4M Tambahan dibawah
TKR (MJ/E/Hr)
Lantai padat 0C

20 36 33 32 28 0,59
50 35 32 29 27 0,98
100 34 32 29 27 1,45
Lantai kayu berkisi
20 35 32 29 26 0,49
50 34 31 28 25 0,85
100 33 31 28 25 1,28
Lantai logam berkisi
20 36 33 31 29 0,62
50 35 33 30 28 1,07
100 34 32 30 28 1,62
 Bila babi berkumpul rapat
› kondisi babi kedinginan
 Bila babi ada ditempat kotoran, air
kencing dan berbaring
› kondisi kepanasan
Berat Badan Minimum Minimum Kode Kisaran Berat
(kg) Ruangan Kesejahtraan (kg)
(m2/ekor) (m2/ekor)
10 0,16 0,11 10
15 0,21 0,18 11-20
20 0,25
30 0,33 0,32 21-40
40 0,40
50 0,47 0,44 41-60
60 0,53
70 0,59 0,56 61-80
80 0,64
90 0,69 0,65
100 0,74
 Bila babi berdesakan
› menekan konsumsi ransum
› laju pertumbuhan akan menurun
› PBBH meningkat dg meningkatkan ruangan
 Kebisingan dan cahaya kecil
pengaruhnya thdp penampilan ternak.
 Bau dan gas
 NH3 dpt dideteksi pd konsentrasi
5ppm
 Jika NH3 50-7- ppm pengaruhnya
kecil thdp laju pertumbuhan akan
tetapi konsentrasi harus dijaga pd
taraf 10 ppm
 H2S dpt dideteksi pd taraf kurang dari 1
ppm.
 Batas aman adalah 10 ppm, dan ini adalah
batas maksimum utkk babi.
 CO2 hasil dari pernafasan tdk lebih dr
3000 ppm konsentrasi normal CO2 dlm
udara adalah 340ppm
1.Insulasi
Umumnya digunakan dinegara 4 musim
Insulasi dpt mengurangi biaya operasional
suatu peternakan babi
Ventilasi diperlukan untuk:
a) Mengeluarkan CO2 yg dihembuskan dan
digantikan dg O2
b) Mengeluarkan gas dr kotoran, amoniak,
dan hidrogen sulfida
c) Mengeluarkan air yg dihasilkan dlm musim
dingin
d) Mengeluarkan panas kelebihan tubuh
akibat penyinaran pd musim panas
e) Mengeluarkan air evaporasi (penguapan)
dr penyiraman utk pendinginan pd musim
panas
Sistem ventilasi ada 2 macam yaitu:
1. Sistem ventilasi dg kipas angin >> hasilnya
kurang baik
 Tidak/kurang mencukupi pd musim
panas
 Kipas angin diperbanyak maka akan
membutuhkan biaya listrik yg semakin
besar
 Peternak banyak merubah di kipas
angin menjadi ventilasi alami karena
tdk ada biayanya
2. Sistem ventilasi alami.
 Bekerja dg angina, dg peningkatan
udara panas
 Daerah ventilasi ≥ 25% dr luas lantai
dan tersebar 10% dlm tiap panjang
dinding
 Menggunakan krei (buka tutup) yg
terkontrol secara otomatis
Umur/kelompok Unit (kandang) Jarak kisi (cm)

Anak babi menyusu Beranak-menyusu 0,95

Babi berat 10-25 kg Penyapihan 1,90

Babi berat 25-100 kg Sedang bertumbuh- 2,50


pengakhiran
1. Tempat induk beranak (farrowing crate)
2. Lampu pemanas atau “brooder”
3. Tempat makan atau “self feeder”
4. Air minum/water nipple
Menghitung jumlah kandang induk beranak
perlu dipertimbangkan hal-hak sbb:
1. Interval penggunaan tempat beranak
2. Lama waktu yg digunakan induk
menyesuaikan diri
3. Jumlah hari setelah beranak sebelum induk
dan anak-anaknya dipindahkan dari
kandang beranak (masa menyusu)
4. Frekwensi beranak induk
5. Jumlah induk yg dipelihara dlm kelompok
 Farrowing crates
 Litter size ~ 8-15 piglets
 Birth Weight ~ 2-3 lbs
 Grafting may be done if necessary
 Sows will need to be fed more
 Ransum yg terbuang
sesedikit mungkin
 Laju pengeluaran makanan
dpt diatur
 Ransum tdk dpt
diterbangkan oleh angin dan
tdk basah
 Kuat, tahan lama dan
mudah dibersihkan
 Alat tersebut dpt diisi ransum
utk kebutuhan beberapa
hari
Kelas Ternak Jumlah Konsumsi (l/hari)

Induk bunting:
Tiga (3) bulan pertama kebuntingan 8-12
Bulan terakhir kebuntingan 10-15
Induk menyusui:
Induk dengan 5-7 ekor anak 15-20
Induk dengan 8-10 ekor anak 20-25
Induk dengan 11-14 ekor anak 25-30
Bibit sedang bertumbuh pengakhiran:
Berat badan 25 kg 2-3
Berat badan 50 kg 3-5
Berat badan 100 kg 5-6
 Alatnya ditempatkan setinggi 60-75
cm dr lantai utk induk
 Alatnya ditempatkan setinggi 30 cm
dr lantai utk anak babi

Satu alat minum otomatis cukup utk 20-


25 ekor ternak babi sedang bertumbuh
 Feeder pig
› Weight ~ 25 - 40 kg
 Market hog
› Weight ~ 40 – 90 kg

 Not a seasonal market


 Identify culls due to
problems
› Structure
› Underlines bad
 Breed gilts at 5-6
month of age
 Will always be a big problem for hog
producers
 Causes problems with neighbors
 No real fix for this problem
Penanganan Induk Babi
&
Anak Babi
Penanganan Induk Babi
• 7 hari sebelum melahirkan Induk yg akan
melahirkan dipindahkan ke kandang beranak
• Lantai kandang harus bersih, kering dan tidak
berlubang-lubang (permukaan rata)
• Penggunaan kandang beranak
Tanda-tanda
• 2-3 hari sebelum beranak Induk terlihat seperti
membuat sarang
• Air susu keluar
• Vulva bengkak, berwarna pink-merah dan
basah(mengeluarkan lendir)
• Gelisah, aktif bergerak dan mengeluarkan suara.
• Bagian Abdomonal terlihat turun
Tahapan Beranak
Tahap 1:
• Induk memperlihatkan kondisi tidak
nyaman
• Kontraksi uterus dan pembukaan
servik.
• Selang 2 – 12 jam kemudian induk
babi beranak
Tahap 2:
• Kontraksi bagian Abdominal,
• Kemudian anak babi keluar.
• Keseluruhan anak babi yg lahir tidak
lebih dari 4 jam.
• Apabila jarak antar anak lebih dari 30
menit, induk perlu dibantu.
Tahap 3
• Keluarnya placenta, paling lama
sekitar 4 jam kemudian setelah babi
beranak.
Ada tiga kategori keadaan anak babi
• Normal lahir
– Anak babi sehat dan bergerak lincah
– Anak babi normal dalam waktu 1-2
menit sudah berdiri
– Menyusu dalam waktu 10-15 menit
– Anak yg lahir lebih dulu akan mendapat
clostrum yg lebih banyak
• Lemah
– Bobot lahir 1.23-1.5 kg
– Lamban mendapatkan susu
– Kedinginan
– Lemah dari lahir
• Mati

7
• 12 Jam Pertama
– Belajar berjalan, mencari putting susu,
belajar menyusu
– Anak babi selalu berada dekat ambing
– Putting susu paling depan yg paling
diinginkan
• Air susu banyak
• Kejadian mastitis rendah
• Kecil kemungkinan ditendang induk
• Mudah untuk mencapai putting susu

8
Anak babi baru lahir
• Tidak ada antibodi terhadap pathogens
–No transfer of antibodies prepartum
–Colostrum only way of getting
passive immunity
• Keberadaan peternak/petugas kandang
diperlukan pada saat induk babi mau
beranak.
• Mortalitas sebelum sapih 12.27%
• Penyebab utama kematian sebelum
sapih
–Tertindih induk (± 50%)
–Kelaparan (±. 20%)
• Setengah dari kematian terjadi pada
hari 2-3 setelah beranak

10
• Lemak tubuh anak babi 1-2%
–Sangat kecil insulasi utk mencegah
panas tubuh keluar
• Terbatas kemampuan
glukoneogenesis

11
• Cadangan glikogen bertahan
sampai 24 jam
–Butuh energy cepat
• Terbatas kemampuan utk regulasi
temperature tubuh.
–Butuh pemanas buatan
• Born wet
–looses more body heat
Weak Piglets

• Often born last in litter


–get less colostrum
• Often have low birth weight
–difficulty competing for teat
–receive less colostrum
How to help weak piglets

• Help them get started suckling


• Stomach feed with colostrum or
milkreplacer (or cow colostrum)
–15-20 ml per feeding
–warm to 35oC
• Inject glucose intraperitoneal
–15 - 20 ml per injection
–warm to 35oC
Crossfostering
• Use crossfostering to even up litters
and match number of pigs with the
sow’s ability to raise them
• Management Tips
–Colostrum from their dam before
moving
–Crossfoster with 24-48 hours to
maintain teat order
–Standardize by number and size

15
Crossfostering/Standardizing
• Reduce weight variation in litters
• Match number of piglets to sows
ability to nurse
–usually 10-12 pigs/sow
• All small pigs are placed on the
same sow
Crossfostering, cont.
• Not before 12 h
–All pigs should have had colostrum
from dam
• Not after 48 h
–Piglets establish teat identity after
48 h
–Later crossfostering increases
spread of diseases
Processing of new born
piglets and daily
management
What to do when they are born?
• Provide zone heating with heat lamps,
heat pads
• The first milk, colostrum, is rich in
disease-preventing immunogloblins; the
very first colostrum is the richest and
best, because the quality of colostrum
declines over time
• Prevent chilling so piglets stay warm and
active
• Split suckle. Remove part of the litter for
one to two hour periods the first 12
hours after farrowing. Remove the
largest, strongest piglets for a 1-2 hour
period in the morning and afternoon
Tatalaksana Anak Babi Menyusu
Tatalaksana yg dilakukan adalah:
 Memotong gigi
 Memotong tali pusar
 Memotong ekor
 Mendapatkan kolostrum
 Penyuntikan zat besi (Fe)
 Penitipan anak babi
 Makanan tambahan
 Pembuatan tanda dan nomor
 Catatan
 Kastrasi
Terimakasih
Penanganan Anak Babi
Mendapatkan Kolostrum
• Kolostrum mengandung molekul
antibodi atau immunoglobulin
• Perubahan kolostrum mjd air susu biasa
tjd pd hari ke-2 atau ke-3 sejak
beranak
• Anak babi yg lemah diutamakan
mendapatkan kolostrum
Pemberian Zat Besi
Penyuntikan Zat Besi
• Anak babi lahir dg Fe 40 mg, hanya
cukup utk 7 hari.
• Anak babi membutuhkan 7 mg zat
besi/hari selama 3 minggu
• Induk memberikan 1-2 mg per hari zat
besi/anak babi
• Kekurangan zat besi mengakibatkan
ANEMIA

• Simptoms Anemia
• Pertumbuhan terhambat
• Lemah
• Bulu kasar
• Pucat
• Bernafas berat
• Mengatasi kekurangan zat besi dibantu dg:
– Suntikan Zat besi
– Mengoleskan pasta ferro sulfat di putting susu
induk
– Pemberian segenggam tanah
Pemotongan Ekor
Pemotongan Ekor
• Pemotongan ekor dilakukan utk mencegah
terjadinya luka pada sewaktu anak babi
saling menggigit pada saat perkelahian
• Pemotongan ekor dg gunting atau tang potong.
• Potong ekor sekitar 2/3-3/4 bagian dari ekor.
• Celupkan bagian ekor yg dipotong ke dlm yodium
tincture.
Identifikasi
Pembuatan Tanda :
• Tato
• Ear tag
• Cap bakar
• Phylox/Cat
• Chip
• Barcode
• Penyobekan daun telinga (ear notching)
Tattoo
• Sudah jarang dilakukan krn merusak kulit babi
• Dilakukan dg menggunakan jarum dan tinta
• Angka /huruf yg sudah tersedia
• Sulit utk dibaca dari jauh
• Tidak cocok utk babi warna hitam
Tato
Ear Tag
• Bahan dr plastik atau aluminium
• Dipasang menggunakan tang aplikator,
Cap Bakar
• Sudah jarang dilakukan krn merusak kulit
babi
• Dilakukan dg memanaskan nomor/ huruf
yg sdh ditentukan
• Ternak babi ditangkap dan masukkan
dlm kerangkeng.
Phylox/Cat
• Pemberian identitas dg menggunakan phylox/cat
• Identitas tdk permanen krn mudah hilang
• Biasanya dilakukan pd saat seleksi atau pemisahan.
Phylox/cat
Chips
• Menggunakan chips electrinic yg bisa dibaca
dg pembaca khusus.
Barcode
Ear Notching
• Metode penyobekan telinga
merupakan cara yg paling
umum dan banyak digunakan.
• Tidak ada sistem yg universal,
setiap peternak mempunyai
kunci sendiri.
• Dilakukan pd saat anak babi
umur satu hari.
Pelaksanaan:
• Alat berupa V-notcher atau gunting.
• Bersihkan daun telinga dg antiseptik.
• Gambarkan nomor yg akan dibuat di kertas.
• Sobek daun telinga (jangan terlalu kecil atau
terlalu dlm dan lebar).
• Oleskan Yodium tincktur pd bagian luka.
900 9000
300 3000

30
100 1000
3

90

9
10
1
2014
Kelemahan Sistem Sobek Telinga:
• Kelihatan tidak indah
• Apabila ada perkelahian dan telinga jadi
sobek maka sulit untuk dibaca
Kastrasi
Kastrasi
• Kastrasi dilakukan terutama utk
mencegah inividu yg tdk di-inginkan
mengawini induk babi.
• Memperbaiki kualitas daging, namun
dg kemajuan teknologi pakan dan
pemuliaan ternak (genetik), babi telah
siap jual sebelum dewasa kelamin, shg
babi tdk perlu dikastrasi
• Mengurangi tingkat agresifitas ternak babi jantan.
• Untuk penggemukan hewan jantan.
Langkah-langkah Kastrasi
 Kastrasi dilakukan dg membuang/ mengambil
testis.
 Peralatan : Pisau tajam (scalfel, atau silet),
antiseptik, yodium tinckture, dan kapas.
 Sterilkan semua peralatan
 Pegang anak babi shg tdk bisa meronta
 Bersihkan skrotum dg cairan antiseptik.
 Skrotum bisa disayat dg dua cara yaitu:
 cara satu sayatan
 cara dua sayatan
 Utk mengeluarkan testis sayat pembungkus tunica
vaginalis
 Pencet testis dg ibu jari dan jari telunjuk supaya
keluar melalui sayatan
 Setelah testis keluar, tarik secara perlahan supaya
saluran sperma keluar
• Saluran sperma dijepit dg dua tang atau
diikat dg sehelai benang kemudian dipotong
beberapa cm di bawah jepitan/ikatan.
• Bersihkan bagian luka dan oleskan antiseptik
utk menghindari gangguan lalat.
Castration
Castration
Castration
Castration
Pemotongan Ekor
• Pemotongan ekor dilakukan utk mencegah
terjadinya luka pada sewaktu anak babi
saling menggigit pada saat perkelahian
• Pemotongan ekor dg gunting atau tang
potong.
• Potong ekor sekitar 2/3-3/4 bagian dari
ekor.
• Celupkan bagian ekor yg dipotong ke dlm
yodium tincture.
Creep Feeding
• Use phase 1 pre-starter diet
• Start around day 8 or 10 ???
• Feed in little trough under heat lamp
• Feed 2 times a day
• Keep clean all time
• Helps piglets get used to dry feed
Water
• Always have fresh and clean water
available for piglets
–From water cup
–let run at all times
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai