Anda di halaman 1dari 28

Pemeliharan dan Perawatan Ternak Perah

Oleh
Dr. Ir. Raguati, M.P.
PEMELIHARAAN TERNAK PERAH
Umum Khusus
A.Kandang
-Pemeliharaan &perawatan betina bunting
- Kandang harus selalu dalam keadaan bersih
- Selokan harus selalu bersih, air dapat mengalir - Pemeliharaan& perawatan betina beranak
terus - Pemeliharaan dan perawatan anak
- Bak dan alat-alat makan harus bersih - Pemeliharaan betina laktasi
- Tempat penampungan air susu selalu bersih
-Pemeliharaan pejantan
B.Pengaturan Pemberian Ransum
- Frekuensi dan waktu pemberian ransum
- Kuantitas dan kualitas ransum
- Cara pemberian ransum :
` a)sistem penggembalaan (pasture fattening)
b)kereman (dry lot fattening)
c)kombinasi cara pertama dan kedua.
C. Kebersihan Ternak
- Dimandikan, kebersihan dan pemotongan kuku
Pemeliharaan dan Perawatan Sapi Bunting
• Ciri-cirinya bunting:
• Biasanya birahi tidak timbul lagi, tingkah laku tenang
• Napsu makan meningkat
• Perut sebelah kanan semakin membesar
• Sapi yang sedang laktasi nyata menurun produksi
• Pada sapi yang pertama kali bunting ambing tampak mulai
membesar
• kadang-kadang timbul sifat “pica” dan makan apa saja
• Suka menyendiri pada tempat yang tenang
• Mulai bulan ke 5 terlihat gerakan fetus
• Akhir kebuntingan akan terlihat lendir kental yang kotor kehitam-
hitaman nempel di ujung bibir vagina dan kadang-kadang sukar
dibersihkan
Hal- hal yang harus diperhatikan pada Sapi Bunting

Tempat
khusus
Kandang
Gerak badan

Ternak
bunting
Pemerahan Berselang
Pemerahan tidak lengkap
Kering kandang

Pakan mengejar ketinggalan 3-4


Steaming Up minggu menjelang kehaliran
di berikan Protein kasar
Pemeliharaan&
Perawatan Sapi Beranak

• Tanda-tanda Melahirkan
– Ambing membesar dan merenggang
– Otot sekitar vulva mengendor
• “Kanan-kiri pangkal ekor” cekung ke dalam (anak lahir : 1-3 hari
lagi)
• Sapi gelisah, berputar-putar, bangun tidur, kerap buang kotoran,
vulva keluar lendir, (+ 4 jam lagi melahirkan), Selalu gelisah, ingin
keluar dari kandang
Persiapan beranak

Pindah ke kandang beranak (3-4 hari sbl)


Kandang di beri jerami
Sediakan 2 potong tali kecil panjang 2-3 m + tongkat kecil 2 buah
Sediakan 1 – 2 sendok minyak kelapa
Perawatan sapi setelah beranak
1. Pengaruh Uterus
Waktu yang dibutuhkan uterus untuk kembali 12-56 hari
2. Kembalinya masa birahi
Setelah 30-72 hari setelah beranak jumlah produksi
meningkat (7-10 hari)

- Lama saat birahi 6-36 jam dengan rata-rata 18 jam (sapi


betina dewasa) + 15 jam (sapi betina dara)
- Saat yang tepat adalah + 10,5 jam setelah tanda birahi
tampak
- Pembuahan harus dilakukan dalam 85 hari setelah
beranak dan jarak beranak 12 bulan
3. Kapan dikawinkan
• Sapi yang baru beranak, baru boleh dikawinkan lagi setelah 60
hari
Bila sapi tidak dapat bunting 90-95 hari setelah beranak dan
daya produksi menurun
– Bila dikawinkan sebelum 60 hari sesudah beranak
mengakibatkan :
– Turunnya fertilitas , sebab uterus belum sehat betul
– Walaupun kebuntingan terjadi dan produksi akan
turun pada laktasi berikutnya.
Sapi dikawinkan setelah 20 hari beranak pembuahan +
25%, + 40-60 hari setelah beranak 50%, > 60 hari
menjadi 60%
Masa Perkawinan
Sapi betina
Rata-rata periode
birahi sapi = 21 hari
sekali (17-26 hari) ,
• lama masa Birahi =
6 – Jam
(+ 18 Jam betina
dewasa, + 15 jam
untuk dara)
• Birahi
Rata-rata periode birahi sapi =Dikawinkan
21 hari Dikawinkan
sekali (17-26 hari) ,
• Pagi
lamainimasa Birahi = 6 – Jam Harus siang ini Besok pagi-terlambat
(+ 18 Jam betina dewasa, + 15 jam untuk dara)

sesudah jam 12 siang Harus siang ini atau Besok pagi ssd jam 12 siang-
besok pagi sebelum jam 12 terlambat
siang
Tanda-tanda Sapi Betina birahi

-Sering menaiki sapi betina lainnya


- Sapi gelisah dan berjalan kesana kemari
- Keluar cairan kental, jernih dari vagina
- Vulva (bibir kemaluan) berwarna merah, bengkak , hangat

–Sering ditemui sifat birahi yang diam atau tenang (Silent Heat) gejala
birahi tidak ada.
–Sapi-sapi yang sudah beranak dapat dikawinkan lagi setelah 40-60
hari dan tidak boleh lebih dari 90 hari sesudah beranak
Pemeliharaan & Perawatan Anak & Dara
Keberhasilan suatu peternakan sapi
Biarkan anak sapi bersama
perah tergantung pada keberhasilan induknya selama 24 – 48
jam sesudah beranak agar
program pembesaran anak dan dara sianak memperoleh

sebagai replacement stock untuk kolostrum .


dapat meningkatkan produksi susu.
immunoglobulin(IgG, IgA, IgM dan
laktoferin dalam kolostrum susu sapi
lebih tinggi dibandingkan dalam susu
ASI.

Pedet harus mendapat


kolostrum 3-5 % dari bobot
tubuh selama 4 jam setelah
melahirkan.
kolostrum buatan (1 butir telur dikocok + 300 cc air hangat + ½
sendok minyak kastroli + 600 cc susu murni). Diberi 3 kali sehari
selama 4 hari.

Pemberian tanda pada anak


sapi biasanya setelah umur 6
- Pemotongan puting berlebih/
bulan – 1 tahun supernumery teat

- Menghilangkan
tanduk( dehorning)
MANAGEMEN SAPI PERAH DARA (HEIFERS)
Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah betina yang
merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 6-8 bulan)
sampai beranak pertama kali.
• Mulai umur 3 bulan pedet sudah dapat
dikategorikan sebagi sapi perah dara dan
sudah dapat dikeluarkan dari kandang untuk
melakukan gerakan badan di tempat yang
terlindung.
• Setelah berumur 3 bulan sapi dara sebaiknya
ditempatkan di dalam kandang kelompok
yang berjumlah anrtara 3-4 ekor, dengan
jenis kelamin, umur dan berat badan yang
seragam (Soetarno, 2003).
• Pedet sapi perah umumnya sudah mulai
disapih pada umur 3 bulan
A. Managemen Pemeliharaan Sapi Dara
• Heifers yang terlalu gemuk menyimpan lemak di ambingnya,
dimana nantinya akan menghambat pembentukan sel-sel yang
mensekresi susu. Jika heifers terlalu gemuk, mungkin akan terjadi
akumulasi lemak pada saluran reproduksi sehingga bisa
mengakibatkan berkurangnya fertilitas dan dapat menimbulkan
distochia. Heifers yang lebih tua dan terlalu gemuk akan lebih
mudah mengalami gangguan metabolisme seperti sapi laktasi pada
saat calving. Heifers yang terlalu kurus juga akan mengalami
penurunan fertilitas serta dikhawatirkan akan menimbukan
masalah kesehatan yang lain dibandingkan dengan heifers yang
bobot badannya berukuran ideal dan tumbuh secara baik.
Pembesaran sapi perah dara untuk dijadikan calon induk
ditujukan terhadap dua kepentingan, yaitu:
• 1) Pengganti Induk
Pada suatu usaha sapi perah sangat sering terjadi adanya pengeluaran
(culling) sapi perah induk dalam setiap tahunnya yang mencapai
prosentase 25%. Oleh karena itu, jumlah sapi dara yang akan dijadikan
sebagai induk pengganti (replacement stock) seharusnya disesuaikan
dengan jumlah induk yang akan di culling dan ditambah dengan
jumlah mortalitas yang mungkin terjadi pada sapi dara tersebut.
2) Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan cara menambah populasi induk dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Membesarkan sapi perah dara yang berasal dari turunan sapi perah
sendiri (self replacement).
b) Membeli dari luar (new comer replacement).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sapi
perah dara (heifers) :

a. Bangsa sapi
b. Besar waktu lahir, mempunyai daya lebih besar
untuk tumbuh pada waktu dewasa
c. Pertumbuhan pada periode pedet sampai umur 6
bulan
d. Pengaruh pakan
e. Pengaruh kebuntingan pada waktu pertumbuhan
Kandang
• Persyaratan secara umum
a. Ada sumber air atau sumur
b. Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan
c. Jauh dari daerah hunian masyarakat
d. Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas yang memadai
dan berventilasi
e. Transportasi mudah
f. Daerah yang tidak rawan bencana serta iklim yang cocok
bagi ternak
g. Kandang menghadap ke timur, dimungkinkan adanya intensitas
sinar matahari
h. Kebersihan kandang terjaga
• Persyaratan secara khusus :
• a. Ukuran kandang yang dibuat untuk sapi betina dewasa
adalah 1,8 x 2 m, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari tanah.
b. Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm
c. Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50
cm
• d. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak
melebihi tinggi persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm
e. Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang
f. Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring
(bedakan ± 3 cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih
guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari
tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi.
Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang
yang hangat.
g. Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air
kencing dan air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D)
= 35 x 15 cm
• h. Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas
air cucian bak pakan dan minum : L x D = 10 x 15 cm
i. Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari
lantai kandang
j. Atap kandang dibuat dari genteng serta luas atap 50 cm
lebih luas dari bangunan sehingga air hujan tidak masuk.
k. Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air
dan lebih tinggi dari lokasi tanaman rumput. (Hasanudin,
1988). Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran
rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33
derajat C) dan kelembaban 75%.
Pemeliharaan dan Perawatan Sapi Jantan

• Pemeliharaan anak sapi jantan disamakan dengan betina sampai umur 5-6 bulan.
Setelah itu berbeda
• Umur 6-8 bulan, perlu diberi cincin hidung, cincin hidung harus yang tidak
berkarat. Dengan diameter + 3,75 cm
• Umur 12 bulan harus cincin diganti dengna diameter + 7,5 cm
• Umur 15-18 bulan mulai dipakai sebagai pemacek 1-2 x seminggu
• 2 tahun harus sebanyak-banyaknya 3x seminggu
• Jantan dewasa (4-5 th) dan dapat mengawini 4 x seminggu (istirahat 10-14 hari )

Pemeliharan kuku sangat


penting
terutama
calon jantan
Pejantan

Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


• umur sekitar 4-5 tahun,
• memiliki kesuburan tinggi,
• daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
• berasal dari induk dan pejantan yang baik,
• besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-
sifat pejantan yang baik,
• kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
• muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
• paha rata dan cukup terpisah,
• dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
• badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
• sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada
keturunannya.
Pemotongan kuku sapi
pemotongan kuku sapi
B. Pemotongan kuku sapi
Pemotongan kuku sapi ini dilakukan untuk menjaga
kesehatan ternak dengan menghindari atau mencegah
kemungkinan terjadinya peradangan akibat dari kotoran
yang melekat pada celah-celah kuku.
C. Pemotongang kuku terutama diperuntukkan pada ternak
yang terus menerus dipelihara di dalam kandang.
Perlakukan :
a. Pemeriksaan dan pemotongan kuku dilaksanakan setiap
6 bulan sekali.
b. Sebelum pemotongan kuku sebaiknya ternak dibiarkan
di tempat yang agak basah agar kuku menjadi lunak.
c. Sangat penting untuk mengetahui susunan anatomi kaki
(kuku) secara lengkap dan detail.
d. Jangan terlalu banyak kuku yang dipotong.
e. Hindari terjadinya perdarahan.
f. Bersihkan bagian kuku yang kotor.
g. Peralatan yang diperlukan :
- Pahat untuk meratakan/membentuk kuku.
- Palu untuk memukul pahat.
- Tang pemotong kuku.
- Alat kikir untuk menghaluskan tepi kuku.
- Pisau pemotong kuku untuk membersihkan celah-
celah kuku.
- Alat untuk membersihkan kuku bagian bawah.
- Balok kayu untuk ganjal memotong kuku.
h. Untuk mencegah terlalu banyak bergerak dan
menjaga keamanan, ternak yang akan dipotong
kukunya perlu dijepit di bagian lehernya.
i. Kaki yang akan dipotong kukunya diangkat dan
digantung dengan tali.
j. Pemotongan kuku dimulai dari pinggir atas
terus ke ujung.
k. Pemotongan dengan pahat, sebaiknya ternak
berdiri di atas balok kayu agar pahat tidak
menjadi tumpul karena kerasnya lantai

Anda mungkin juga menyukai