Anda di halaman 1dari 17

ABSTRACT

Etawah crossbreed Goats is the result of a cross between a Etawah goat


(from India) with Beans goat. The kind of goats are Sapera, Saanen, Senduro and
Alpine. goat developmental stages starting from the phase starter at the age of 0-3
months, at the age of 2-3 months it’s begin to weaning. Grower phase at 4-12 months
with the body weight is 20-50 kg. The last phase is finisher phase at >12 months with
the body weight is 80-90 kg. Goats have good prolificacy rate of reproduction.
Within on one year the goats can give birth 2-3 times, so that milk production is the
biggest advantage of the raising goats. In the CV.Sahabat Ternak farm, goat used as
producer of meat, fertilizer and provide aesthetic value.
Keywords : Etawah crossbreed Goats , stage of development of Etawah goats, Etawah
goats reproduction and product.

ABSTRAK

Kambing PE (Peranakan Etawa) merupakan kambing hasil persilangan antara


kambing Etawa (dari India) dengan kambing Kacang. Terdapat beberapa jenis kambing
yaitu Sapera, Saanen, Senduro dan Alpine. Kambing PE memiliki tahap perkembangan
yaitu fase starter mulai umur 0-3 bulan, umur 2-3 bulan kambing PE mulai disapih.
Fase grower pada umur 4-12 bulan dengan berat badan mencapai 20-50 kg. Fase yang
terakhir adalah fase finisher, pada umur >12 dengan berat badan mencapai 80-90 kg.
Kambing PE memiliki tingkat prolifikasi reproduksi yang cukup baik. Dalam satu
tahun kambing PE mampu melahirkan 2-3 kali, sehingga produksi susu merupakan
manfaat terbesar dari berternak kambing. Selain memproduksi susu, pada peternakan
CV.Sahabat Ternak kambing PE memiliki daya guna sebagai penghasil daging, pupuk
dan menjadi objek wisata ternak.
Kata kunci : Kambing Peranakan Etawa, tahap perkembangan kambing PE, reproduksi
kambing PE dan manfaat dari kambing PE.
BAB 1
PENDAHULUAN

Pembangunan peternakan memiliki nilai yang ekonomis untuk meningkatkan


pembangunan Nasional. Salah satu peternakan yang strategis dilakukan adalah
peternakan kambing. Produksi kambing di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh
petani peternak kecil di pedesaan sehingga petani peternak kambing ini menjadi
tumpuan sebagai peningkat populasi kambing.
Pengembangan dan pengetahuan tentang kambing sangat penting karena dapat
memberikan berbagai kontribusi yaitu menghasilkan daging, susu dan pupuk. Biologi
perkembangan dan biologi reproduksi menjadi sarana untuk pengembangan kambing
yang merupakan hewan konsumsi untuk meningkatkan produktivitas dan distribusi.
Kambing PE (peranakan etawa) merupakan salah satu kambing peliharaan yang
menghasilkan susu sebagai konstribusi utama, selanjutnya daging dan pupuk. Kambing
PE merupakan hasil persilangan antara kambing etawa dari India dengan kambing
kacang, yang penampilannya mirip dengan kambing etawa tetapi lebih kecil.
Pola pengembangan dan pemeliharaan kambing PE memberikan pengaruh pada
produk yang dihasilkan sehingga dibutuhkan perawatan yang intensif dan teratur seperti
pemberian pakan dan vaksin/obat walaupun kambing bersifat adaptatif dan tidak
mempunyai hambatan sosial. Menganalisis potensi kambing untuk dikonsumsi
didasarkan pada populasi kambing PE, jenis kelamin dan status perkembangan kambing
PE.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui populasi kambing
PE, pola pengembangan dan produk yang dihasilkan di peternakan kambing PE
CV.Sahabat Ternak di desa Kemirikebo, RT.04/RW.07 Girikerto, Sleman, Yogyakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Kambing Peranakan Etawa


Peranakan Etawa merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa (dari India)
dengan kambing Kacang, yang penampilannya mirip kambing Etawa tetapi lebih kecil.
Sebagai kambing peliharaan, kambing Peranakan Etawa memiliki dua kegunaan, yaitu
sebagai penghasil susu (perah) dan pedaging (Sarwono, 2011).
Karakteristik Kambing PE ialah bertubuh besar dengan bobot badan kambing
jantan mencapai 90 kg dan betina 60 kg, bentuk hidung benguk, kuping, kaki dan bulu
yang panjang, serta ambing besar dan produksi susu tinggi, warna bulu belang hitam
putih atau merah dan cokelat putih, hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol,
telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Heryadi, 2004).
Dengan tata cara pemeliharaan yang baik, kambing Peranakan Etawa mampu
beranak tiga kali dalam dua tahun. Jumlah anak bervariasi, yaitu 1-3 ekor. Produksi
susunya sangat beragam, yaitu antara 1,5-3,7 liter/hari dengan masa laktasi 7-10 bulan
(Sarwono, 2002). Cempe adalah anak domba atau kambing dari lahir sampai pada umur
enam bulan. Pemeliharaan cempe dimulai sejak masih dalam kandungan, yakni dimulai
dari induk bunting (Murtidjo, 1993).
2. Reproduksi Kambing PE

Sumber : kambing peranakan etawa sumberdaya ternak penuh berkah,


2011
Siklus birahi adalah sebuah siklus dalam kehidupan kambing betina yang sudah
dewasa dan setiap siklus akan diakhiri dengan proses ovulasi (keluarnya sel-sel telur
untuk dibuahi). Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila dilakukan pada saat
kambing betina dalam keadaan birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6
– 8 bulan tetapi belum dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12.
Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan. Tanda –
tanda birahi pada kambing betina antara lain : Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas
– kibaskan serta terus – menerus mengembik, Alat kelamin bengkak, berwarna merah
serta mengeluarkan sedikit lendir bening dan masa birahi berlangsung selama 24 – 45
jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari (Shodiq dan Abidin, 2008).
Perkawinan alami adalah perkawinan yang terjadi karena adanya kontak fisik
antara pejantan dengan betina, artinya seluruh proses perkawinan menggunakan
pejantan dalam membuahi betina yang sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh serta
sudah birahi (keinginan untuk kawin) (Setiawan dan Tanius, 2008).
3. Produksi susu

Sumber : Balai penelitien ternak di Ciawi –


Bogor.
Produksi susu kambing masih sangat bervariasi 0,45-2,2 liter/hari, dengan
panjang masa laktasi sangat beragam yaitu 92 - 256 hari (rataan 156,1 hari) pada laktasi
pertama dan 127 – 287 hari (rataan 170 hari) pada laktasi ketiga. (Obst dan Napitupulu,
1984; Sutama et al., 1995).
Dari populasi kambing PE yang ada di Balitnak, diketahui beberapa ekor ternak
secara konsisten menghasilkan susu lebih dari 2 kg/hari, dan produksi susu tertinggi
yang pernah diperoleh adalah 3,7 kg/hari . Dari saat laktasi produksi susu meningkat
tajam hingga sekitar hari ke 20 - 45 masa laktasi, tergantung tingkat produksi kambing
tersebut (Grafik).
Secara umum rataan produksi susu kambing PE ini lebih rendah dari produksi
susu kambing perah di daerah sub-tropis seperti kambing Saanen, British Alpine,
Toggenburg, Anglo Nubian, yang khusus diseleksi sebagai ternak perah. Kambing
tersebut dapat menghasilkan susu 5 – 6 liter/ekor/hari pada kambing produksi tinggi
atau sekitar 2 - 3 liter/ekor/hari bagi kebanyakan kambing perah (Stemmer, 1991).
4. Keunggulan kambing PE
Menurut Sutama (2011) kambing PE memiliki berbagai manfaat antara lain:
1. Sebagai sumber gizi: Susu kambing mempunyai beberapa kelebihan di
antaranya butir-butir lemaknya lebih kecil dari butir-butir lemak susu sapi dan
oleh karena itu susu kambing mudah dicerna. Susu kambing dengan kandungan
gizi yang seimbang, sangat baik untuk bayi dan bagi penderita sakit maag. Susu
kambing dapat membantu penyembuhan penyakit pernafasan (ashma,
bronchitis, TBC). Satu atau dua ekor kambing sudah cukup memberikan susu
untuk konsumsi satu keluarga dalam sehari, dan hal ini tidak harus tersedia
referigerator untuk menyimpannya.
Kandungan gizi susu kambing PE dan saanen.

2. Sebagai sumber pendapatan.


3. Sumber Pupuk Organik: Setiap ekor kambing dewasa akan menghasilkan feses
300-500 g/hari, dan urine sebanyak 0.5 -1 liter/hari. Feses dan urine dapat
digunakan sebagai pupuk untuk kebun/sawah, guna meningkatkan kesuburan
tanah, dan akhirnya meningkatkan produksi tanaman. Sebelum dipakai
sebaiknya feses/urine diproses terlebih dahulu. Manfaat pengomposan antara
lain manfaat dari pupuk lebih baik, pencemaran lingkungan dapat
dihindari/dikurangi.
4. Sebagai Ternak Hiburan: Kambing ternak yang bersih, dan jika dipelihara
dengan baik akan sangat jinak dan manja. Bagi yang suka kambing, bermain
atau sekedar mengawasi atau memandang kambing di kandang atau di tempat
penggembalaan akan sangat menyenangkan dan terasa sangat rilex
(menghilangkan stres).
BAB lll
PEMBAHASAN

Parameter Kisaran
Berat Disapih 20 kg
Dewasa Jantan 80 kg – 90 kg
betina 40 kg – 50 kg
Umur starter 0-3 bulan
Populasi hewan grower 4- 12 bulan
finisher >12 bulan
Bibit Peranakan ettawa

Ras Sapera, senduro, saanen


dan alpin
Jumlah hewan CV 1 32 ekor
di kandang
CV 2 72 ekor
Status hewan Disapih 30 ekor
Dewasa 43 ekor
Bunting 11 ekor
laktasi 20 ekor
Organisme Jantan pejantan 4 ekor
berdasarkan jenis
Betina Bunting 11 ekor
kelamin
Induk 31 ekor
Organisme Starter 30 ekor
berdasarkan status
Grower 28 ekor
perkembangan
Finisher 46 ekor
Sumber : Peternakan kambing CV.Sahabat Ternak bulan Februari 2017.

A. Biologi perkembangan kambing PE


Biologi perkembangan kambing PE dimulai dari fase starter pada umur 0- 3
bulan yaitu fase ketika kambing PE masih menyusui. Pada fase ini cempe memerlukan
perhatian khusus seperti diletakkan pada ruangan yang dialasi dengan jerami dan diberi
lampu 65 watt supaya kambing yang baru lahir tetap hangat. Pada umur 2-3 bulan
cempe dipisah dari induknya supaya merangsang induk untuk menghasilkan susu lebih
maksimal dan akan lebih cepat mengalami birahi, artinya kambing betina bisa lebih
cepat dikawinkan. Jumlah kambing PE fase starter di peternakan CV.Sahabat Ternak
terdapat 30 ekor dan biasanya sudah langsung dijual sebelum disapih.

Fase starter
Setelah fase starter, kambing memasuki fase grower yaitu pada umur 4-12 bulan
dengan berat badan mulai dari 20 kg hingga bisa mencapai 50 kg. Pada fase ini
kambing tubuh dengan cepat, sehat dan kuat. Kambing PE pada fase grower memiliki
nilai estetik yaitu rambut yang indah sehingga dibutuhkan perawatan rutin seperti
dimandikan dan disisir. Pada umur 6-8 bulan kambing PE sudah dewasa kelamin
namun belum bisa dikawinkan karena alat reproduksinya belum bertumbuh sempurna.
Jumlah kambing PE pada fase grower terdapat 28 ekor dan dominan kambing PE ras
senduro.

Fase grower
Fase terakhir tahap perkembangan kambing PE adalah fase finisher. Fase finisher
yaitu pada umur >12 bulan dengan berat badan mencapai 80-90 kg untuk jantan dan 40-
50 kg untuk betina. Pada fase ini, kambing sudah dapat dikawinkan atau dipotong.

Pejantan jenis Alpine fase finisher.


Peternakan CV.Sahabat Ternak menjalin kerjasama dengan Malaysia, sehingga
setiap bulan pada hari tertentu kambing dipotong dan dibagikan kemasyarakat setempat
bahkan sudah mencapai Jakarta.
Jenis pakan yang diberikan pada semua fase adalah ampas tahu dan ampas
singkong diberikan pada pagi hari, air pada siang hari dan hijauan jenis adlibitum pada
sore hari. Di di peternakan CV.Sahabat Ternak ampas tahu dan ampas singkong dikirim
dari Magelang dengan porsi 6 karung dihabiskan dalam 4 hari. Sedangkan hijauan 1
ikat adalah Rp.17.000.00, 1 hari kambing di CV.Sahabat Ternak menghabiskan 5 ikat.
Hijauan juga bisa didapat disekitar kandang kambing sehingga pakan yang diberikan
masih segar.

Pemberian air minum pada siang hari.

Pemberian ampas tahu pada pagi hari.

Hijauan untuk sore hari.


Penyakit kambing dibagi menjadi dua yaitu (1) penyakit menular ( yang
disebabkan oleh virus, bakteri, parasit darah, jamur, cacing dan kutu ), (2) penyakit
tidak menular ( diantara lain kurang gizi, kurang mineral, makanan beracun dan racun )
Penyakit yang sering menyerang kambing adalah mastitis, scabies dan bloat adalah
penyakit yang sering menyerang kambing perah.
Peternakan CV.Sahabat Ternak adalah peternakan yang mengembangkan
kambing organik. Pada semua fase tidak diberikan vaksin atau obat supaya menjaga
kualitas air susu yang dihasilkan mengingat jenis kambing di peternakan CV.Sahabat
Ternak adalah kambing perah. Pemberian obat diberikan jika dalam keadaan mendesak
seperti jika kambing terserang sakit. Peternakan CV.Sahabat Ternak masih
menggunakan pengobatan tradisional seperti menggunakan antangin untuk mengatasi
jika kambing terkena kembung belerang atau bloat atau tympani.

B. Biologi reproduksi kambing PE


Di Indonesia, ternak kambing menunjukan aktivitas reproduksi sepanjang tahun
dengan tingkat prolifikasi yang cukup baik. Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
populasi ternak, maka ternak harus melakukan suatu pembiakan atau reproduksi.
Kambing PE betina birahi pertama pada saat umur 6-8 bulan, namun belum dapat
dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada saat umur 10-12 bulan atau setelah berat
badan sekitar 60-70% dari berat badan dewasa. Sedangkan kambing PE jantan
mengalami birahi setiap saat, bila pertumbuhannya baik akan dapat dikawinkan dengan
umur yang relatif muda 6-10 bulan namun sebaiknya pejantan muda tersebut mulai
digunakan sebagai pemacek pada umur 15-18 bulan.
Perkawinan kambing PE di peternakan CV.Sahabat Ternak dilakukan secara
alami di kandang yang ada di peternakan CV.Sahabat Ternak. Kambing PE yang
dijadikan indukan di peternakan CV.Sahabat Ternak memiliki kriteria sebagai berikut :
untuk betina mempunyai tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan
pinggang lurus, tubuh besar, tidak terlalu gemuk, ambing simetris tidak menggantung
dan berputing dua. Untuk jantan memiliki karakteristik seperti tubuh besar dan panjang,
tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido ( nafsu kawin ) yang tinggi.
Perkawinan dalam peternakan kambing PE sangat penting untuk menjaga produksi air
susu.

C. Populasi kambing PE
N Jenis Jumlah Perah Buntin Kering Jantan Dara bakalan cempe
O kambin g
g
1 PE 25 8 - 3 2 4 3 5

2 Saanen 11 3 - - 3 1 - 4

3 Sapera 33 14 - 5 2 2 2 8

4 Senduro 1 1 - - - - - -

5 Alpine 1 - - - 1 - - -

Jumlah 71 26 8 8 7 5 17

Sumber : Peternakan CV.Sahabat Ternak bulan Januari 2017.


Pejantan yang digunakan sebagai pemacek adalah kambing jantan jenis PE. Kambing
betina yang digunakan sebagai indukan adalah kambing betina jenis PE, sedangkan
kambing betina jenis saanen dipelihara untuk memproduksi susu. Kambing jenis lain
dipelihara sebagai penghasil daging dan sebagai objek wisata kambing.

D. Kandang di Peternakan CV.Sahabat Ternak.


Kandang di peternakan CV.Sahabat Ternak terdiri dari dua bagian, CV 1 sebagai
kandang pembesaran dan CV 2 sebagai kandang pembibitan dan tempat produksi susu.

Kandang CV 2
1 6 1 6 1 6
Produksi pakan
2 7 2 7 2 7

3 8 3 8 3 8

4 9 4 9 4 9

5 10 5 10 5 10

F E D C B A

Keterangan :
Kandang F, E, A7-A10 : Kambing dewasa
Kandang D5 : Domba
Kandang C8,C9 dan C10 : Anak kambing
Kandang C5 dan C6 : kambing jantan
Kandang B : Bunting
Kandang A6 : Kambing jantan.

E. Kambing PE sebagai penghasil susu


Kambing PE di peternakan CV.Sahabat Ternak menghasilkan 1-2 liter per hari
dalam masa produksi. 30 ekor kambing yang dalam masa laktasi bisa menghasilkan 60
liter susu. Di peternakan CV.Sahabat Ternak susu dari kandang akan dikirim ke tempat
pengolahan susu menjadi susu bubuk, keripik dan permen karamel. Susu kambing
memiliki banyak khasiat seperti menyembuhkan penyakit TBC, osteoporesis,
mengatasi masalah impotensi, menetralisis asam lambung, memperbaiki jaringan lemak
sehingga dapat menghaluskan kulit serta tidak menyebabkan alergi.
Pada pengolahan susu di peternakan CV.Sahabat Ternak, produk yang dihasilkan
sudah mencapai Aceh, Kalimantan, Bandung dan Mojokerto. Susu yang di hasilkan
sudah melewati uji laboratorium UGM dan MUI.

Produk olahan susu kambing


DAFTAR PUSTAKA

Heryadi, D. 2004. Standarisasi Mutu Bibit Kambing Peranakan Ettawa. Kerjasama


Penelitian antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran. Bandung.
Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Ternak Kambing Sebagai ternak potong dan Perah.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Obst, J.M. and Z. Naprrupulu. 1984. Milk yields of Indonesian goats. Proc. Aust. Soc.
Anim. Prod. 15 : 501-504.
Sarwono, B. 2011. Beternak Kambing Unggul. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke – VIII. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Setiawan.T. dan A. Tanius. 2008. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan
Etawa. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sutama, I-K., IGM. Budiarsana, H . Setianto and A. Priyanti . 1995 . Productive and
reproductive performances of young Peranakan Etawah does. Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner (submitted) .
Sutama, I-K., I .G .M. Budiarsana din Y . Saefudin . 1994. Kinerja reproduksi sekitar
pubertas dan beranak pertama kambing Peranakan Etawah. Ilmu dan Peternakan 8: 9
-12.
Sutama, I-K. 2011. Kambing Peranakan Etawah Sumberdaya Ternak Penuh Berkah.
Badan Litbang Pertanian. Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII.
Stemmer, A. 1991 . Husbandry and kid raising methods . In "Goat Husbandry and
Breeding in The Tropics" . Eds. J.M. Panandam, S. Sivaraj, T.K. Mukherjee and O:
Horst. German Foundation for International Development, Feldafing, pp. 151-161 .

LAMPIRAN

Peternakan CV.Sahabat Ternak adalah peternakan mandiri yang dirintis oleh :


Nama : Amanta.
Alamat : Kemirikebo , RT 04/RW 07 Girikerto, Sleman, yogyakarta.
No. HP : 081809454700
081328655569
PIN BB : 311BA470
PIN BB : 517BCFBA
Email : amantafarm@yahoo.com
Tahun 2005 mulai dalam kelompok tani, pada tahun 2009 memulai peternakan
kambing PE.
Manager peternakan CV.Sahabat Ternak adalah :
Nama : Agus Purnomo.
Alamat : Kemirikebo , RT 04/RW 07 Girikerto, Sleman, yogyakarta.
NO.HP : 081915552632.

Tempat pengolahan susu di Peternakan CV.Sahabat Ternak dibawahi oleh :


Nama :Fatimah
Alamat : Kemirikebo , RT 04/RW 07 Girikerto, Sleman, yogyakarta.
NO.HP : 081804241330.
WA : 089608934851.

Anda mungkin juga menyukai