GAMETOGENESIS
6.1 Oogenesis
Sel telur atau ovum (jamak: ova) adalah suatu sel yang sanggup dibuahi dan
selanjutnya dapat mengalami perkembangan embrional. Pengadaan ovum terjadi di
dalam ovarium dan meliputi oogenesis, follikulogenesis, dan ovulasi.
Pada minggu-minggu pertama masa embrional, sel-sel kecambah primitif
pembentuk gamet jantan maupun betina (disebut gonocyt) berkembang di kaudal
entoblast ekstraembrional atau kantong kuning telur. Sel-sel kecambah ini bermigrasi
dengan pergerakan amuboid dari kantong kuning telur melewati mesentrium dorsalis
ke lereng-lereng benih. Perpindahan tersebut pada sapi terjadi kira-kira 35 hari masa
kebuntingan.
Proses oogenesis diawali dari perubahan bakal sel telur atau oogonia dan
diakhiri dengan terbentuknya ovum atau oosit yang siap diovulasikan. Pertumbuhan
oosit ditandai oleh pembesaran sitoplasma karena penumpukan granula-granula
deutoplasma (kuning telur) dalam berbagai ukuran, pembentukan zona pelusida
sebagai suatu selaput sel telur, serta proliferasi mitosis epitel folikuler dan jaringan
sekitarnya. Sel-sel folikuler ini dapat berfungsi sebagai sel-sel pemberi makan bagi
oosit dengan jalan menyediakan deutoplasma bagi bakal sel telur tersebut. Menjelang
pubertas, sel telur telah mengumpulkan materi sebagai sumber energi untuk
perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan oosit terbagi atas dua fase. Selama fase pertama, oosit
bertumbuh cepat dan erat berhubungan dengan perkembangan folikel ovarii. Ukuran
dewasanya tercapai kira-kira pada waktu pertumbuhan antrum dimulai di dalam
folikel. Selama fase kedua, oosit tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang
berespon terhadap hormon-hormon hipofisis sangat bertambah besar diameternya.
Pada umumnya, pertumbuhan ini hanya berlaku bagi folikel pada saat ovum telah
mencapai ukuran yang maksimal. Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oosit
mengalami pematangan. Nukleus yang telah memasuki profase, pembelahan meosis
selama pertumbuhan oosit bersiap-siap untuk menjalani pembelahan reduksi. Pada
pembelahan pertama, dua anak sel terbentuk dan masing-masing mengandung
I. OȌGONIUM
(poliferasi)
2n
2n 2n
2n 2n 2n 2n
(pertumbuhan)
OVULASI
IV. OȌTID (hypophetis)
VI. (Atresia)
FERTILISASI + (Sper
ma) 1n
1n
IV. ZYGOTE
6.2 Follikulogenesis
Selama kehidupan fetal/fetus atau segera sesudah lahir, beberapa folikel
primordial mulai tumbuh secara kontinyu. Folikel tumbuh dan berkembang akibat
pengaruh hormon FSH dan LH. Follikulogenesis merupakan proses pertumbuhan
atau perkembangan folikel dari folikel primer menjadi folikel masak atau folikel de
Graaf (Gambar 13). Proses follikulogenesis sudah dimulai sejak masa fetal.
Pada permulaan pematangan folikel, oosit berada di dalam suatu masa sel-sel
epitel yang bertaut pada lapisan granulosa. Sel-sel granulosa sekitar ovum
membentuk cumulus oophorus. Di antara sel-sel kumulus dan oosit terdapat corona
radiata, suatu lapisan sel-sel kompak yang mengelilingi zona pelusida. Sewaktu
folikel mendekati pematangan dan ovulasi, cumulus oophorus terpisah dari membran
granulosa dan terapung bebas di dalam cairan folikel atau tetap bertaut secara
longgar. Folikel akan tumbuh ke permukaan ovarium bertepatan dengan terbentuknya
lapisan-lapisan theca.
Pertumbuhan folikel menjadi folikel masak sangat penting karena tanpa
adanya folikel de Graaf tanda-tanda estrus tidak akan terlihat, ova tidak dapat
dibebaskan dan corpus luteum tidak dapat terbentuk.
Keterangan:
Tingkatan-tingkatan perkembangan dan deferensiasi folikel tercantum di sebelah atas kiri ke
kanan. Folikel yang matang dapat menjadi atresis (kanan bawah) atau berovulasi dan
membentuk corpus luteum (kiri bawah). G.e. germinal ephitelium (epitel kecambah); T.a.
tunic albugenia; P.F. golikel primer; S.f. folikel sekunder; T.f. foliker tersier; G.f. folikel de
Graaf; C.a. corpus albicans; A.f. folikel atresis; I.c. sel-sel interstitial; H. Hilus; C.l. corpus
luteum.
Pada sapi, kuda, dan jenis-jenis ternak lain dinding luar folikel yang tipis
biasanya tegang dan kenyal selama proestrus dan permulaan estrus akan bertambah
lunak dan mengecil segera sebelum ovulasi. Pada semua jenis hewan pemeliharaan
kecuali kuda, ovulasi dapat terjadi pada seluruh permukaan ovarium. Pada kuda,
6.4 Spermatogenesis
Spermatozoa dibentuk di dalam testis melalui proses yang disebut
spermatogenesis, tetapi mengalami pematangan lebih lanjut di dalam epididimis
dimana sperma disimpan sampai ejakulasi. Kapasitas produksi sperma sudah
ditentukan terlebih dahulu oleh hereditas dan dikendalikan oleh kelenjar
adenohipofisis dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi testis secara langsung atau
tidak langsung.
Sperma terbentuk di dalam tubuli seminiferi dari sel-sel induk sperma atau
spermatogonia. Spermatogenesis merupakan suatu proses kompleks yang meliputi
pembelahan dan diferensiasi sel. Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi
dari diploid (2n) menjadi haploid (n) pada setiap sel. Spermatogonia menjadi
spermatid dan spermiogenesis yaitu perubahan spermatid menjadi spermatozoa.
Proses spermatogenesis dapat dibagi menjadi empat fase. Fase (15—17 hari)
merupakan pembelahan mitotik spermatogonia menjadi dua sel anak yaitu satu
SPERMATOGONIUM
Spermatogonium Spermatogonium
dormant aktif (Type A)
SPERMATOGONIA
Type A (2n)
Type
intermedialis
Mitosis
SPERMATOCYT PRIMER
(2n) (15-17 hari)
Mitosis
SPERMATOCYT SEKUNDER
(2n) (30-32 hari)
Mitosis
SPERMATID
(n) (31-32 hari)
Metamorphosis
SPERMATOZOA
(n) (46-49 hari)
6.5 Ringkasan
Proses oogenesis diawali dari pertumbuhan bakal sel telur atau oogonia dan
diakhiri dengan terbentuknya ovum yang siap diovulasikan. Pertumbuhan oosit
terbagi atas dua fase, yaitu oosit bertumbuh cepat dan erat hubungannya dengan
perkembangan folikel ovarii dan oosit tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii
yang berespons terhadap hormon-hormon hipofisis sangat bertambah besar
diameternya.
Follikulogenesis merupakan proses pertumbuhan atau perkembangan folikel
dari folikel primer menjadi folikel de Graaf yang terjadi semenjak masa fetal.
Hormon yang berpengaruh adalah FSH dan LH. Ovulasi merupakan proses pelepasan
ovum dari folikel de Graaf. Ovulasi terjadi melalui proses penipisan dan pemecahan
dengan sedikit pendarahan pada bagian luar dinding folikel.
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa yang meliputi
pembelahan dan diferensiasi sel. Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi
dari diploid menjadi haploid pada setiap sel.
6.6 Latihan
1. Apa yang saudara ketahui tentang oogenesis, follikulogenesis, ovulasi dan
spermatogenesis. Jelaskan !
2. Apa tujuannya saudara harus mengetahui waktu ovulasi, jelaskan !
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi hormon-hormon yang berperan dalam proses
follikulogenesis dan spermatogenesis!
4. Bagaimana proses spermatogenesis terjadi?
Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals. Sixth Ed. Lea and Febiger.
Philadelpia
Salisbury, G.W. dan N.L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan pada Sapi. Diterjemahkan oleh R. Djanuar. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta
Sorensen, A.M. 1995. Animal Reproduction: Principles and Practices. McGraw Hill
Book Company. New York