Anda di halaman 1dari 5

Korelasi Genetik Pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh di Kecamatan

Indrapuri Provinsi Aceh


(The genetic correlation of growth traits in Aceh cattle at indrapuri district Aceh Province)

Widya Pintaka Bayu Putra1, Sumadi1, dan Tety Hartatik1


1
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT This research was conducted to was positive and high categorized (> 0.50). The
estimate genetic correlation of growth traits on lowest SE value showed on correlation between
Aceh cattle including birth weight (BW), weaning birth weight and pre-weaning ADG (0.55+0.54),
weight (WW), yearling weight (YW), and Average birth weight and post-weaning ADG (0,63+0,62),
Daily Gain (ADG). The research was done at pre-weaning ADG and post-weaning ADG
Indrapuri Breeding and Forage Centre (IBFC) of (0.71+0.33), pos-weaning ADG and weight/age or
Aceh cattle from March 2013 to April 2013. The W/A (0.72+0.33) then final weight and W/A
materials of this research consist of growth records (0.94+0.69). It could be concluded that most of
from 2010 to 2012. The genetic correlation was genetic correlation value on Aceh cattle growth
analyzed by variance and covariance. The results traits were positive and high therefore the selection
indicated that the lowest standard error (SE) value based on growth traits can be done for increasing
of heritability showed on birth weight 0.15+0.13. performance in Aceh cattle.
Most of genetic correlation value on growth traits

Key words: Aceh cattle, heritability, genetic correlation, Growth traits

2014 Agripet : Vol (14) No. 1 : 37-41

PENDAHULUAN1 dapat diwariskan kepada keturunannya. Faktor


internal bersifat baka, tidak akan berubah
Sapi Aceh ditetapkan sebagai rumpun
selama hidupnya sepanjang tidak terjadi mutasi
sapi asli Indonesia pada tahun 2011 oleh
dari gen penyusunnya dan dapat diwariskan
Menteri Pertanian RI melalui Keputusan
kepada keturunannya. Kedua hal inilah yang
Menteri Pertanian Nomor :
menyebabkan produktivitas ternak berbeda dari
2907/Kpts/OT.140/6/2011 (Anonimus, 2012).
suatu lokasi dengan lokasi lainnya.
Sapi Aceh memiliki keunggulan dibandingkan
Untuk meningkatkan produktivitas
dengan jenis sapi potong lainnya, diantaranya
ternak dapat dilakukan melalui seleksi ternak
merupakan sumber plasma nutfah lokal, daya
berdasarkan berat badan. Dalam program
adaptasi terhadap lingkungan tropis sangat
seleksi, pengetahuan tentang korelasi genetik
baik, kapabilitas terhadap pakan kualitas
penting untuk menduga produktivitas ternak di
rendah, relatif tahan terhadap parasit internal
masa mendatang berdasarkan catatan sekarang.
dan eksternal, produktivitasnya baik, karkas
Korelasi antara dua sifat yang bernilai positif
sebesar 49 % dan struktur daging memiliki
dan tinggi menunjukkan bahwa seleksi pada
jaringan lebih halus, padat dan lebih baik dari
salah satu sifat sekaligus dapat memperlihatkan
daging sapi Brahman dan sapi PO (Gunawan et
respon pada sifat lain. Hubungan antara dua
al., 1998).
sifat dapat terjadi karena adanya gen
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh
pleiotrophi, yaitu satu gen mempengaruhi dua
faktor genetik (internal) dan faktor lingkungan
sifat atau lebih yang berkorelasi (Warwick, et
(eksternal) dan juga interaksi kedua faktor
al., 1990). Oleh karena itu perlu dilakukan
tersebut. Faktor eksternal bersifat temporer
penelitian untuk mengetahui nilai korelasi
(berubah-ubah) dari waktu ke waktu, dan tidak
genetik pada sifat-sifat pertumbuhan pada sapi

Corresponding author : banchet_putra18@yahoo.co.id

Agripet Vol 14, No. 1, April 2014


37
Aceh yang berguna sebagai dasar seleksi BY = berat yearling atau setahunan
ternak. BA = berat akhir
BLT = berat lahir terkoreksi
BST = berat sapih terkoreksi ke umur 205 hari
MATERI DAN METODE BYT = berat yearling atau setahunan terkoreksi
ke umur 365 hari
Pengumpulan Data BAT = berat akhir terkoreksi ke umur 550 hari
Penelitian ini dilakukan di Balai
Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) – Hijauan Analisis Data
Pakan Ternak (HPT) Sapi Aceh Indrapuri pada Estimasi nilai korelasi genetik
bulan Maret 2013 sampai April 2013. Materi memerlukan informasi ragam genetik yang
dalam penelitian ini menggunakan data catatan diperoleh dengan mengestimasi nilai
ternak meliputi berat lahir, berat sapih, berat heritabilitas terlebih dahulu. Estimasi nilai
setahunan, berat akhir, tanggal lahir dan heritabilitas menggunakan metode korelasi
silsilah ternak dari tahun 2010 sampai 2012. saudara tiri sebapak (paternal halfshib
Data recording ternak yang diperoleh terdiri correlation). Pemisahan komponen ragam
dari 9 pejantan dan 171 anak (progeny). untuk menduga heritabilitas dilakukan dengan
analisis ragam menggunakan Rancangan Acak
Koreksi Data Lengkap pola searah (Completely Randomized
Data berat lahir dan berat sapih Design One-Way Classification) dengan model
dikoreksi terhadap jenis kelamin dan umur menurut Becker (1992), sebagai berikut:
induk. Berat sapih, berat setahunan dan berat Yik = μ + σi + eik
akhir masing-masing dikoreksi terhadap umur Keterangan:
205 hari, 365 hari dan 550 hari. Rumus yang Yik = pengamatan pada individu ke-k pada
digunakan untuk memperoleh berat badan pejantan ke-i
terkoreksi dilakukan menurut petunjuk μ = rata-rata populasi
Hardjosubroto (1994) sebagai berikut: σi = efek pejantan ke-i
eik = penyimpangan efek lingkungan dan
BLT = BL x FKJK x FKUI genetik yang tidak terkontrol dari setiap
X BL jan tan individu
FKJK betina 
X BL betina Estimasi heritabilitas:
 BS  BL 
BS T    205  BL   FKUI   FKJK 
4ˆ S
2
 umur  h 
2

BY  BS ˆ  ˆ
S 2 2

BYT  x160  BS T S W

tenggang waktu Standard error (SE) heritabilitas:


BA  BS
BAT  x345  BST 21  t  1  k  1t 
2 2
tenggang waktu S.E ( hS2 ) = 4
k k  1S  1
BS  BL
PBBH prasapih =  FKJK   S2
tenggang waktu t= 2
BB  BS  S   W2
PBBH pascasapih =  FKJK 
tenggang waktu
k= 1 
N
n 2
i


S  1  
 FKJK 
BB N 
Weight / Age (W/A) =
umur ternak
Keterangan:
FKJK = faktor koreksi jenis kelamin
FKUI = faktor koreksi umur induk
BL = berat lahir
BS = berat sapih

Korelasi Genetik Pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh di Kecamatan ..... (Widya Pintaka Bayu Putra, S.Pt., M.Sc. et al)
38
Estimasi korelasi genetik: var r̂G = variansi korelasi
côv S S = jumlah pejantan
rG =
ˆ 2
S(X ) ˆ 2
S (Y )
N = jumlah anak keseluruhan
ni = jumlah anak tiap pejantan
Standard error (SE) korelasi genetik: t = korelasi dalam kelas sebapak
S.E (rG) = var(rˆG ) k = koefisien jumlah anak tiap pejantan
Keterangan:
hS2 = heritabilitas HASIL DAN PEMBAHASAN
rG = korelasi genetik Heritabilitas
ˆ S2
= ragam pejantan Hasil estimasi nilai heritabilitas sifat
pertumbuhan sapi Aceh dan beberapa sapi
ˆ S2 = ragam keturunan dalam pejantan potong di Indonesia dengan metode korelasi
Coˆv S = komponen peragam sifat-sifat yang saudara tiri sebapak (paternal half-shib
berhubungan dengan pejantan correlation) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Estimasi Heritabilitas (h2 + SE) Sifat Pertumbuhan Pada Sapi Potong di Indonesia
Berat badan terkoreksi (kg) PBBH
Bangsa sapi Weight/Age Sumber
Lahir Sapih Setahunan Akhir Prasapih Pascasapih
Brahman
- 0,37+0,09 0,44+0,14 - - 0,41+0,16 - Duma (1997)
cross
Ongole - 0,27+0,10 0,39+0,21 - - 0,27+0,20 Duma (1997)
Sukmasari et
Bali - 0,23+0,02 0,38+0,03 0,27+0,02 -
al., (2002)
Simmental 0,11+0,09 0,39+0,16 0,43+0,19 - - 0,46+0,20 - Suhada (2008)
Madura 0,33+0,24 0,87+0,45 0,27+0,29 - - 0,23+0,28 - Karnaen (2004)
Aceh 0,15+0,13 0,48+0,58 0,49+0,58 0,56+0,69 0,53+0,58 0,64+0,64 0,42+0,52 Hasil penelitian

Nilai heritabilitas berat lahir yang diperoleh 1965). Sapi Angus memiliki heritabilitas berat
termasuk handal karena memiliki nilai SE yang lahir sebesar 0,40 dan berat akhir sebesar 0,36
lebih rendah dari nilai heritabilitas. Tingginya (Nelson dan Kress, 1979). Perbedaan nilai
nilai SE pada penelitian ini disebabkan karena heritabilitas pada beberapa penelitian tersebut
jumlah sampel (anak) dan pejantan (sire) disebabkan karena heritabilitas bukan
diestimasi sedikit dan adanya variasi fenotip merupakan konstanta dan bergantung pada
antar individu besar. Diperlukan jumlah sampel jumlah populasi, waktu estimasi dan bangsa
minimal 500 sampel agar nilai heritabilitas ternak (Lasley, 1978 ; Chapman,1985).
yang diperoleh handal (Warwick et al. (1990).
Korelasi Genetik
Nilai heritabilitas pada penelitian ini
Korelasi genetik pada sifat
dihitung berdasarkan asumsi sapi-sapi yang
pertumbuhan pada penelitian dapat dilihat pada
diestimasi tersebut mendapat pakan yang sama
Tabel 2.
dan berada pada lingkungan yang sama,
Sebagian besar nilai korelasi genetik
sehingga mutu genetik ternak dapat diukur.
pada sapi Aceh termasuk kategori positif
Nilai heritabilitas berat lahir sebesar 0,15
tinggi. Tingginya nilai SE pada korelasi
menunjukkan bahwa keragaman berat lahir
genetik juga disebabkan karena jumlah data
pada populasi 15 % dipengaruhi oleh faktor
(pengamatan) dan pejantan yang digunakan
ragam genetik dari tetuanya. Nilai heritabilitas
untuk estimasi sedikit. Nilai korelasi genetik
berat lahir pada bangsa sapi potong yang lain
berat lahir berkorelasi positif dan tinggi
seperti sapi Hereford dan Angus masing-
terhadap PBBH prasapih dan PBBH
masing memiliki nilai heritabilitas berat sapih
pascasapih.
sebesar 0,33+0,08 dan 0,32+0,16 termasuk
kategori positif tinggi (Minyard dan Dinkel,

Agripet Vol 14, No. 1, April 2014


39
Tabel 2. Estimasi Korelasi Genetik (rG + SE) Sifat Pertumbuhan pada Sapi Aceh di BPTU-HPT Sapi Aceh Indrapuri
Berat badan terkoreksi (kg) PBBH
Sifat pertumbuhan Weight/Age
Lahir Sapih Setahunan Akhir Prasapih Pascasapih
Berat lahir - 0,56+0,60 0,52+0,62 0,52+0,59 0,55+0,54 0,63+0,62 0,57+0,69
Berat sapih - - 0,46+1,00 0,37+0,58 0,34+0,81 0,50+0,96 0,63+1,91
Berat setahunan - - - 0,39+1,03 0,39+0,91 0,51+0,95 0,55+0,61
Berat akhir - - - - 0,32+1,10 0,39+1,04 0,94+0,69
PBBH prasapih - - - - - 0,71+0,33 0,23+0,64
PBBH pascasapih - - - - - - 0,72+0,33

Sapi yang memiliki berat lahir yang melalui seleksi masih efektif. Seleksi pada
tinggi akan lebih banyak mengkonsumsi susu berat lahir sapi Aceh dapat dilakukan karena
atau pakan sehingga pertumbuhan sapi tersebut berat lahir memiliki angka pewarisan yang
juga akan lebih cepat dibandingkan sapi yang handal. Berat lahir juga memiliki korelasi
berat lahirnya rendah. Sapi yang berat lahirnya positif yang tinggi terhadap sifat-sifat
tinggi juga memiliki daya tahan yang lebih pertumbuhan khususnya PBBH prasapih dan
baik (Cunningham, 1969). Seleksi pada berat PBBH pascasapih.
lahir juga harus diikuti dengan seleksi induk,
terutama pada ukuran tubuh antara lain lebar
UCAPAN TERIMA KASIH
pinggul dan tinggi pinggul untuk mengurangi
resiko terjadinya dystochia (Supiyono, 1998). Penulis menyampaikan terima kasih
Dengan melakukan seleksi pada berat lahir kepada seluruh staf dan karyawan di BPTU-
secara tidak langsung induk juga ikut HPT Sapi Aceh Indrapuri atas bantuan dan
terseleksi. Induk yang rata-rata keturunannya dukungannya sehingga penelitian ini dapat
memiliki berat lahir yang tinggi berarti induk diselesaikan dengan baik. Penulis juga
tersebut memiliki produktivitas yang baik menyampaikan terima kasih kepada Bapak
(Blakely dan Bade, 1992). Hendra Saumar, S.Pt. atas partisipasinya dalam
Nilai korelasi genetik PBBH prasapih pengumpulan data recording sapi Aceh.
dengan PBBH pascasapih menunjukkan nilai
yang positif tinggi dan termasuk handal. Sifat DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan prasapih yang tinggi dapat
digunakan sebagai kriteria seleksi ternak untuk Anonimus, 2012. Penetapan Rumpun dan
memperoleh sifat pertumbuhan pascasapih Galur Ternak Indonesia Tahun 2010-
yang tinggi. Nilai korelasi genetik PBBH 2011. Direktorat Jendral Peternakan
pascasapih dengan W/A juga memiliki nilai dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
yang positif tinggi dan handal sama seperti Becker, W. A, 1992. Manual of Quantitative
korelasi antara berat akhir dengan W/A. Genetics. 4th ed. Washington State
Korelasi yang memiliki nilai positif sangat University, USA.
berguna dalam program perbaikan genetik
melalui seleksi. Seleksi terhadap satu sifat Blakley, J. dan Bade, H, 1992. Ilmu
yang berkorelasi dengan sifat lain Peternakan. Gajah Mada University
menyebabkan sifat lain yang berkorelasi Press. Yogyakarta.
tersebut juga akan meningkat (Lasley, 1978). Chapman, A. B., 1985. General and
Quantitative Genetics. Department of
KESIMPULAN Genetics, Meat and Animal
Science, and Dairy Science. University
Sapi Aceh di BPTU-HPT Sapi Aceh of Wisconsin, USA.
memiliki keragaman antar individu yang tinggi
sehingga peningkatkan performans ternak Cunningham, E. P, 1969. Animal Breeding
Theory. Institute of Animal Genetics

Korelasi Genetik Pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh di Kecamatan ..... (Widya Pintaka Bayu Putra, S.Pt., M.Sc. et al)
40
and Breeding. Published by Nelsen, T. C. and Kress, D. D., 1979.
Vollebekk, Oslo. Estimates of Heritabilities and
correlations for productions characters
Duma, Y., 1997. Estimasi Beberapa Parameter
of Angus and Hereford calves. J.
Genetik Pada Sapi Brahman Cross dan
Anim. Sci. 48: 286- 292.
Ongole di Ladang Ternak Bila River
Ranch. Thesis. Program Pascasarjana, Suhada, H, 2008. Estimasi Parameter Genetik
Universitas Gadjah Mada, Sifat Produksi sapi Simmental Di Balai
Yogyakarta. Pembibitan Ternak Unggul Sapi
Potong Padang Mengatas
Gunawan, Pamungkas, D. dan Affandhy,
Sumatera Barat. Thesis. Program
1998. Sapi Bali, Potensi, Produktivitas
Pascasarjana, Universitas Gadjah
dan Nilai Ekonomi. Kanisius,
Mada, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Sukmasari, A. H., Ronny, R. N. dan Challid,
Karnaen, 2004. Pendugaan Parameter Genetik,
T., 2002. Pendugaan Nilai Pemuliaan
Korelasi Genetik dan Fenotipik pada
dan Kecenderungan Genetik Sapi
Sapi Madura. J. Indon. Trop. Anim.
Bali di Proyek Pembibitan dan
Agric. 25(2):12-24.
Pengembangan Sapi Bali. Hayati. 9(4):
Lasley, J. F, 1978. Genetics of Livestock 109-113
Improvement. Department of Animal
Supiyono, 1998. Ilmu Tilik Ternak. Fakultas
Husbandry. University of
Peternakan, Universitas Gadjah Mada,
Missouri. Prentice-Hall, Inc., New
Yogyakarta.
Jersey.
Warwick, E. J., Astuti, J. W.,
Minyard, J. A. and Dinkel, C. A, 1965.
Hardjosubroto, W, 1990. Pemuliaan
Heritability and repeatability of
Ternak. Gadjah University Press,
weaning weight in beef cattle. J.
Yogyakarta.
Anim. Sci. 24: 1072-1074.

Agripet Vol 14, No. 1, April 2014


41

Anda mungkin juga menyukai