Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

MENGHITUNG ESTIMASI POPULASI HEWAN


DENGAN METODE CAPTURE-MARK-RECAPTURE
(CMR)

Disusun oleh

Siti Nur Alimah


4401418060
Pendidikan Biologi Rombel 3

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. Lokasi: Ds. Agung Mulyo Kec. Juwana Kab. Pati
B. Tanggal: Jumat, 09 April 2021
C. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah individu dalam


suatu populasi hewan (ikan) menggunakan metode Capture-Mark-
Recapture (CMR).
D. Landasan Teori
Populasi dalam bidang ekologi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok
makhluk yang sama jenis (atau kelompok yang individunya mampu bertukar
informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus. Jumlah populasi, baik
manusia, hewan, tumbuhan, berubah setiap waktu. Informasi mengenai jumlah
populasi ini dibutuhkan untuk mengetahui keragaman dan kemelimpahan suatu
makhluk hidup agar tetap terjaga kelestariannya. Hewan merupakan salah satu
makhluk hidup yang saat ini diperhatikan oleh pemerintah karena kepunahannya.
Oleh karena itu, setidaknya dibutuhkan informasi mengenai jumlah populasi
hewan yang hampir punah, agar kita selaku manusia dapat mengantisipasi agar
hewan tersebut tidak punah dan melestarikannya (Safitri, 2016)
Ukuran populasi suatu spesies sangat penting diketahui. Selain untuk
mengetahui kekayaan/kelimpahannya di suatu kawasan (alam), ukuran populasi
merupakan data dasar untuk menilai kemungkinan kelangsungan atau
keterancaman keberadaannya di alam, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
manajemen satwa liar. Ukuran populasi dapat juga digunakan sebagai dasar dalam
pendugaan kualitas lingkungan (habitat); walaupun secara umum tidak akan lebih
baik bila didasarkan pada keanekaragaman. Perubahan ukuran populasi dalam
suatu kawasan tertentu dapat merupakan indikasi terjadinya perubahan kualitas
lingkungan. Peningkatan ukuran populasi dapat terjadi bila kondisi lingkungan
membaik, paling tidak daya dukung lingkungan masih memungkinkan
berkembangnyapopulasi; sebaliknya, penurunan ukuran populasi akan terjadi bila
kondisi lingkungan memburuk (Imron, 2008).
Estimasi populasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
melakukan perhitungan kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu jenis
atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah ataubiomassa per
unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan.
Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan
relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase(Faisol, 2013).
Estimasi ukuran populasi secara akurat sangat susah dilakukan, dan
memerlukan teknik/metode tersendiri. Metode penangkapan-penandaan-
penangkapan kembali atau Capture-mark-recapture (CMR) cukup banyak
digunakan untuk mempelajari populasi organisme di alam (Williams et al., 2002).
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan, tingkat
kelangsungan hidup dan pergerakan di alam (González-Vicente et al., 2012).
Metode Capture Mark Release Recapture (CMRR) mengasumsikan populasi
tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian ketika penelitian
dilakukan) dan sampel saling independent (Matechow, 2015). Metode ini juga
mengasumsikan semua anggota populasi sama-sama mungkin ditandai dan
ditangkap kembali, dan hewan diambil secara acak dan didistribusikan dalam
populasi hingga saat penangkapan kembali. Teknik ini dilakukan dengan cara
menangkap (Capture) sejumlah sampel pada populasi, menandai (marking) semua
sampel yang tertangkap, melepaskan (release) sampel yang tertangkap pada
populasi dan menangkap kembali (recapture) sampel acak pada populasi,
kemudian menghitung dan menganalisisnya. Beberapa metode CMRR yaitu:
1. Metode Licoln-Petersen.
Metode Licoln-Petersen merupakan metode yang paling sederhana dalam
teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR), metode ini digunakan untuk
menganalisis jumlah populasi pada populasi yang tertutup. Pada metode Licoln-
Petersen hanya dilakukan satu kali penandaan pada sampel yang tertangkap dan
hanya satu kali penangkapan ulang (recapture). Karena hal itu, metode Licoln-
Petersen disebut sebagai metode yang palingsederhana dalam mengestimasi
populasi pada populasi tertutup. Estimasi Licoln-Petersen dapat diturunkan
berdasarkan asumsi awal bahwa jika sampel kedua merupakan sampel acak dari
populasi hewan yang sudah ditandai dan belum ditandai, maka proporsi dari
hewan yang ditandai pada sampel yang terambil pada pengambilan kedua sama
dengan proporsi hewan yang sudah ditandai pada populasi hewan yang ditandai
pada populasi. Rumus dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah rumus
Petersen yaitu:

Untuk menghitung kesalahan (error) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara
menghitung kesalahan baku (standar errornya) dengan rumus:

Setelah ditentukan standar errornya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya


dengan rumus:

Dengan catatan:
N= cacah hewan di alam/ dalam populasi
M= cacah hewan yang tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai
n= cacah hewan yang tertangkap pada penagkapan kedua, terdiri atas hewan
yang tidak bertanda dan hewan yang bertanda hasil penangkapan kedua
R= cacah hewan yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap
kembali pada penangkapan kedua
t = (df, α), lihat tabel distribusi t dengan df = ∞, dan α adalah tingkat signifikasi
2. Metode Schnabel
Metode Schnabel merupakan metode Capture Mark Recapture (CMR)
dengan penandaan dan penangkapan ulang lebih dari dua kali. Asumsi-asumsi
pada Metode Schnabel Menurut (Southwood, 1971), asumsi yang harus dipenuhi
sebelum menggunakan metode Schnabel dalam mengestimasi hewan adalah
sebagai berikut:
a. Pemberian tanda pada hewan tidak mudah hilang.
b. Hewan yang sudah ditandai harus tercampur secara homogen dalam
populasi.
c. Populasi harus dalam sistem tertutup
d. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil
sampling selanjutnya.
e. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
f. Ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode
yang berikutnya.
Estimasi Jumlah Anggota Populasi dengan Metode Schnabel
Perumusan estimasi jumlah anggota populasi dengan menggunakan
metode Schnabel, yaitu

Dengan catatan:
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap periode ke I ditambah periode
sebelumnya
ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri= adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke i
Karena pengambilan sampel diatas akan mengurangi kesalahan sampling, maka
standar error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus:

Dengan catatan:
k = jumlah periode sampling
Mi = jumlah total hewan yang bertanda
E. Alat dan Bahan
- Ember/bak plastik
- Ikan warna merah 15 ekor
- Ikan warna kuning 15 ekor
- Jaring/serokan ikan
- Air
- Buku dan Label
F. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

 Metode Lincoln-Peterson
1. Siapkan dua bak berisi dua macam ikan dengan warna yang berbeda (A dan
B).
2. Tangkap ikan berwarna A secara zig-zag dan dihitung jumlahnya (ni).
3. Ganti ikan berwarna A yang tertangkap dengan ikan berwarna B ke dalam
bak.
4. Lakukan pengulangan sebanyak 2 kali, jika terdapat ikan berwarna kuning
pada saat pengambilan di catat sebagai (Ri).
5. Hitung estimasi populasi dengan rumus Lincoln-Peterson.
 Metode Schnabel
1. Siapkan dua bak berisi dua macam ikan dengan warna yang berbeda (A dan
B).
2. Tangkap ikan berwarna A secara zig-zag dan dihitung jumlahnya (ni).
3. Ganti ikan berwarna A yang tertangkap dengan ikan berwarna B ke dalam
bak.
4. Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali, jika terdapat ikan berwarna kuning
pada saat pengambilan di catat sebagai (Ri).
5. Hitung estimasi populasi dengan rumus Lincoln-Peterson.
G. Data Pengamatan
Tabel Pengamatan Lincoln-Peterson

Pengambilan Jumlah Jumlah Hewan yang Jumlah total


Hewan tertangkap kembali hewan
Sampel (ni) (Ri) bertanda (Mi)
1 6 - 6
2 6 2 8
Maka diketahui
M=6
n=6
R=2

Tabel Pengamatan Schnable

Pengambilan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah (ni×Mi)


hewan hewan hewan total
sampel yang yang hewan
(ni) tertangka diberi bertanda
p kembali tanda (Mi)
(Ri)
1 6 - 6 6 36
2 4 2 2 8 32
3 5 3 2 10 50
4 4 1 3 13 52
5 5 3 2 15 75
∑Ri = 9 ∑Mi = 15 ∑ni x Mi
= 245

Analisis Data
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut:
1. Metode Lincoln-Peterson
Menghitung N (Jumlah ikan dalam populasi):

6.6
N=
2
= 18
Jadi jumlah ikan yang terdapat didalam kolam adalah 18 ekor.
Jumlah ikan yang sebenarnya adalah 15 ekor.
Menghitung SE (Standar error atau Kesalahan Baku):

(𝑀)(𝑛)(𝑀 − 𝑅)(𝑛 − 𝑅)
𝑆𝐸 = √ 𝑅3
(6)(6)(6 − 2)(6 − 2)
𝑆𝐸 = √ 23
SE =
√(36)(4 )(4)
8
SE =√ 72 = 8,48
Selang kepercayaan pada metode Lincoln-Peterson

18±(1,96)(8,48)
18±16,620
18 + 16,620 = 34,62
18 – 16,620 = 1,38
2. Metode Schnabel
Menghitung N (Jumlah ikan dalam populasi):

245
N=
9
N = 27,22
N = 27
Jadi jumlah ikan yang terdapat di dalam kolam = 27 ekor
Jumlah Ikan yang sebenarnya = 15 ekor.
Menghitung SE (Standar erroe atau kesalahan baku):

1
𝑆𝐸 =
27 + 12
√ − 0,376
324
1
𝑆𝐸 =
√0,120− 0,376
1
𝑆𝐸 =
√−0,25
Karena hasilnya negatif menandakan data undefined dan tidak bisa
dilanjutkan ke perhitungan Selang Kepercayaan.
H. Pembahasan

Pada percobaan ini metode yang digunakan adalah metode CMR yang
dilakukan dengan menangkap ikan atau objek amatan, kemudian menandai objek
amatan yang tertangkap, kemudian melepas objek amatan yang telah ditandai dan
yang terakhir yaitu menangkap kembali objek amatan tersebut. Alasan
menggunakan metode tersebut karena hewan yang menjadi objek amatan
memiliki tingkat mobilitas yang tinggi.digunakan 2 metode sampling, yaitu
metode Lincoln-Peterson dan metode Schanabel. Dalam metode ini Lincoln-
Peterson merupakan metode yang paling sederhana dalam teknik Capture Mark
Recapture metode ini digunakan untuk menganalisis jumlah populasi pada
populasi yang tertutup. Pada metode Lincoln-Peterson hanya dilakukan dua kali
penandaan pada sampel yang tertangkap dan hanya satu kali penangkapan ulang
(recapture). Karena hal itu, metode Lincoln-Peterson disebut sebagai metode yang
paling sederhana dalam mengestimasi populasi pada populasi tertutup. Estimasi
Lincoln-Peterson dapat diturunkan berdasarkan asumsi awal bahwa jika sampel
kedua merupakan sampel acak dari populasi hewan yang sudah ditandai dan
belum ditandai, maka proporsi dari hewan yang ditandai pada sampel yang
terambil pada pengambilan kedua sama dengan proporsi hewan yang sudah
ditandai pada populasi hewan yang ditandai pada populasi. Sedangkan pada
metode Schanabel merupakan metode Capture Mark Recaptured dengan
penandaan dan penangkapan ulang lebih dari dua kali.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada metode Lincoln-Peterson


didapatkan jumlah populasi ikan yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah
sebanyak 18 ekor sedangkan jumlah ikan sebenarnya adalah 15 ekor yang setelah
dilakukan perhitungan standart errornya didapatkan SE sebesar 8,48. Dan
perhitungan selang kepercayaan didapatkan dua hasil yakni 34,62 dibulatkan
menjadi 35 dan 1,38 dibulatkan menjadi 2. Sehingga dapat dituliskan 2>N>35
yang artinya jumlah populasi ikan pada bak plastik saat percobaan dapat dikatakan
berjumlah antara 2 sampai 35 ekor. Pada percobaan ini SE yang diperoleh relatif
besar mengingat SE mengukur kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
percobaan. Hal tersebut dimungkinkan beberapa hal antara lain, saat ikan diambil
petama kali dan diberi tanda kemudian dilepaskan kembali mungkin ikan bertanda
yang dilepaskan kembali belum menyebar secara homogen, ikan masih cenderung
menggerombol dan kemudan dilakukan penangkapan kedua. Hal kedua yang
memungkinkan didapatkannya SE yang besar adalah karena kurangnya ketelitian
saat mengamati ikan yang bertanda atau tidak. Dari SE yang diperoleh tersebut
didapatkan rentangnya yaitu 2 – 35, rentangnya yang diperoleh ini terlalu panjang
sehingga percobaan yang dilakukan ini kurang representatif, beberapa
kemungkinan yang terjadi adalah terdapat ikan yang stress ataupun faktor lainnya.

Metode Schnabel pada populasi yang diperkirakan memiliki jumlah yang


sedikit, cakupan populasi tersebut sempit, dan kemungkinan terjadi penangkapan
ulang lebih tinggi. Metode Lincoln-Peterson dan Schnabel ini saling melengkapi
satu sama lain dan dapat digunakan untuk estimasi populasi di alam. Pada metode
Schnabel jumlah populasi yang diperoleh adalah sebanyak 27,22 dan dibulatkan
menjadi 27 dengan Standart erornya akar negatif. Akar yang negative
menunjukkan data undefined (tidak bisa dihitung). Oleh karena itu perhitungan
Selang kepercayaan tidak dapat dilanjutkan, sehingga hasil tersebut dapat
dikatakan tidak valid. Hal ini karena saat pratikum mungkin pengambilan ikan
kurang terdistribusi secara acak, atau perbandingan luas bak dan besarnya jaring
tidak sesuai. Berdasarkan hasil analisis data dari kedua percobaan yang dilakukan
terjadi perbedaan yang signifikan dari kedua metode ini. Menurut Lindberg, M.,
dan Rexstad, E (dalam Wardana 2017) metode Schnabel lebih cocok digunakan
pada populasi yang sedikit dan sering terjadi penangkapan ulang pada hewan yang
sudah tertangkap sebelumnya, tetapi pada metode Lincoln-Peterson lebih cocok
digunakan pada populasi yang lebih banyak dan sangat jarang terjadi
penangkapan ulang pada hewan yang sudah tertangkap sebelumnya. Hal ini dapat
dilihat dari asumsi “jika sampel kedua yang tertangkap merupakan sampel acak
dari populasi hewan yang sudah ditandai pada penangkapan awal maka proporsi
hewan yang ditandai merupakan proporsi hewan yang tertandai pada populasi”.

I. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


metode CMR (Capture, Mark, and Recapture) bermanfaat untuk menentukan
estimasi populasi. Perhitungan dalam metode CMR dapat menggunakan rumus
Peterson maupun Schnabel. Pada perhitungan dengan menggunakan kedua rumus
tersebut didapati perbedaan yang signifikan pada nilai jumlah individu. Nilai
jumlah individu pada metode Lincoln-Peterson didapatkan jumlah populasi ikan
yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah sebanyak 18 ekor, sedangkan pada
perhitungan dengan menggunakan rumus Schnabel didapatkan hasil yaitu 27 ekor.
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi populasi, diperoleh hasil bahwa
penggunaan rumus Lincoln-Peterson lebih akurat dan representatif dibandingkan
perhitungan menggunakan rumus Schnabel, akan tetapi sebenarnya pada teori
penggunaan rumus Schnabel justru lebih akurat dan representatif dibandingkan
perhitungan menggunakan rumus Lincol-Peterson. Hal ini disebabkan karena
pelaksanaan praktikum mungkin ada beberapa kesalahan seperti ikan diambil
petama kali dan diberi tanda kemudian dilepaskan kembali mungkin ikan bertanda
yang dilepaskan kembali belum menyebar secara homogen dan ikan masih
cenderung menggerombol.
DAFTAR PUSTAKA

Faisol, Hezim. (2013). Laporan Praktikum Estimasi Populasi (Praktikum Ekologi


Umum), TTP: TP.

González-Vicente L., Díaz, D., Mallol, S., & Goñi, R. (2012). Tag loss in the
lobster Palinurus elephas (Fabricius, 1787) and implications for population
assessment with capture-mark-recapture methods. Fish. Res., 129-130, 1–
7.

Imran SL & Tobing. (2008). Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies
Primate. Jurnal Universitas Nasional Jakarta, 01(1).

Matechou, E., McCrea, R. S., Morgan, B. J., Nash, D., & Griffiths, R. A. (2015).
Renewal models for removal data. In submission.

Safitri G. (2016). Penerapan Metode Schnabel Dalam Mengestimasi Jumlah


Anggota Populasi Ikan Mola-Mola. Universitas Pendidikan Indonesia.

Safitri, G., Dasari, D., & Agustina, F. (2018). Penerapan Metode Schnabel Dalam
Mengestimasi Jumlah Anggota Populasi Tertutup (Studi Kasus Perhitungan
Populasi Ikan Mola-mola). Jurnal EurekaMatika, 4(1), 75-91.

Wijaya D, Satria F, & Kartamiharja ES. (2016). Effectiveness Of Various Types


Of Tag To Know On The Survival Rate Of Spiny Lobster (Panulirus
homarus Linnaeus, 1758). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI),
22(03): 189-196.

Williams, B.K., Nichols, J.D., & Conroy, M.J. (2002). Analysis andManagement
of Animal Populations.Modeling, Estimation, and Decision Making (p.817).
Academic Press, San Diego, CA.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai