Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM MATAKULIAH TEKNIK

ANALISIS DATA BIOEKOLOGI LAUT


SEMESTER GENAP 2022-2023
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN, FIKP-UNHAS

PERCOBAAN 5 : ESTIMASI POPULASI DENGAN METODE MARK-RECAPTURE

1. Pengantar Teori
Pendugaan populasi dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan tanda pada suatu
organisme yang bersifat motil dan individunya membentuk berkelompok. Umumnya
diaplikasikan pada ikan, namun bisa juga diaplikasikan pada organisme bentik.
Tanda yang digunakan bisa dilakukan dengan 2 cara:
a. Tagging: Pemberian tanda pd tubuh ikan atau organisme dengan benda asing. Benda yang
digunakan tidak mudah berkarat (seperti aluminium, nikel, plastik, ebonit, selluloid, dan lain
lain)
b. Marking: Pemberian tanda pada tubuh ikan atau organisme bukan berupa benda asing (seperti
pemotongan sirip, pemberian lubang pada tutup insang dan pemberian tato).

Dalam metode ini yang menjadi dasar dalam perhitungan, yaitu jumlah ikan/organisme yang
tertangkap baik yang bertanda maupun yang tidak bertanda
Beberapa kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:
a) setelah diberi tanda ikan tidak mudah dimangsa
b) ikan tidak mudah mati karena pemberian tanda
c) tanda pada ikan tidak mudah hilang
d) ikan yang bertanda tersebar merata dalam populasi
e) semua tanda dikenal pada waktu ikan ditangkap

Waktu antara pelepasan ikan/organisme bertanda sampai dilakukan penangkapan kembali


sebaiknya dalam waktu yang singkat agar tidak terdapat rekrutmen, mortalitas dan migrasi. Dari
sejumlah ikan/organisme hasil tangkapan kembali akan didapatkan pula ikan yang bertanda
sebagai data untuk melakukan estimasi.
Metode yang populer diaplikasikan yaitu Metode Petersen yang dikenal dengan sensus tunggal
(penangkapan kembali hanya dilakukan satu kali). Disebut juga metode pendugaan dengan tanda
(metode beri tanda dan tangkap lagi). Semua ikan (organisme) yang tertangkap diberi tanda dan
dilepaskan lagi ke perairan. Alat yang digunakan dalam penangkapan kembali haruslah
sedemikian rupa sehingga ikan hsl tangkapan tidak rusak (masih hidup).
Metode lainnya, yaitu metode Schnabel yang dikenal juga dengan sensus berganda
(penangkapan dilakukan berulangkali). Metode Schnabel sama dengan melakukan satu seri
metode Petersen. Menggunakan semua data yang terakumulasi dalam pendugaan. Semua seri
penangkapan dan penangkapan kembali dilakukan dalam waktu yang singkat (tidak ada kematian
ikan yang bertanda). Dalam metode ini, sejumlah contoh ikan/organisme diambil dari populasi,
setelah diberi tanda pada semua ikan, kemudian dikembalikan lagi ke dalam perairan dan dicatat
jumlah ikan yang diberi tanda. Contoh kedua diambil, dicatat ikan yang bertanda dan ikan yang
tidak bertanda selanjutnya semuanya diberi tanda dan dilepaskan kembali (semua data dicatat).
Prosedur tersebut diulang sesuai dengan ketersediaan sumberdaya.

2. Tujuan Praktikum

Percobaan praktikum ini bertujuan:


a. Mahasiswa mampu melakukan estimasi populasi dengan menggunakan teknik Mark-
Recapture dengan Metode Petersen (sensus tunggal)
b. Mahasiswa mampu melakukan estimasi populasi dengan menggunakan teknik Mark-
Recapture dengan Metode Schnabel (sensus berganda).

3. Alat dan Bahan :

a. Alat Tulis
b. Alat hitung (kalkulator)
c. Lembar kerja
d. Gunting
e. Kancing
f. Topless (volume 1 Liter)
g. Kertas lebel (yang biasa digunakan di undangan)

4. Prosedur Kerja

4.1. Metode Petersen

a. Siapkan topless bervolume 1 L.


b. Masukkan 3 genggam kancing ke dalam topless.
c. Dengan menutup mata, ambil segenggam kancing dari topless tersebut.
d. Hitung jumlah kancing yang terambil dan beri tanda semua kancing tersebut dengan
menggunakan potongan kertas label pada bagian belakang kancing.
e. Masukkan semua kancing yang sudah diberi tanda ke dalam populasi awal (topless),
f. Aduk secara acak kancing yang ada dalam topless sampai tercampur rata.
g. Dengan menutup mata ambil kembali segenggam kancing yang sudah diacak dalam
topless,
h. Hitung dan catat jumlah kancing yang bertanda (ada label) dan yang tidak bertanda,
i. Hitung dan catat jumlah kancing keseluruhan yang ada dalam topless sebagai nilai total
populasi yang sebenarnya,
j. Data yang dicatat selanjutnya dimasukkan pada data form seperti pada Tabell 1.

4.2. Metode Schnabel


a. Siapkan topless bervolume 1 L,
b. Masukkan 3 genggam kancing ke dalam topless (terlebih dahulu melepaskan label pada
kancing dari percobaan sebelumnya)
c. Dengan menutup mata, ambil segenggam kancing dari topless tersebut.
d. Hitung jumlah kancing yang terambil dan beri tanda semua kancing tersebut dengan
menggunakan potongan kertas label pada bagian belakang kancing.
e. Masukkan semua kancing yang sudah diberi tanda ke dalam populasi awal (topless),
f. Aduk secara acak kancing yang ada dalam topless sampai tercampur rata.
g. Dengan menutup mata ambil kembali segenggam kancing yang sudah diacak dalam
topless,
h. Hitung dan catat jumlah kancing yang bertanda (ada label) dan yang tidak bertanda,
i. Kancing yang tidak bertanda selanjutnya diberi tanda dengan kertas label,
j. Kancing yang sudah diberi tanda semuanya, dimasukkan ke dalam topless,
k. Aduk kancing dalam toples secara merata sehingga kancing yang bertanda menyebar acak
dalam topless,,
l. Dengan menutup mata, kembali lakukan pengambilan kancing sebanyak segenggam dan
hitung serta catat berapa kancing yang bertanda dan berapa kancing yang tidak bertanda.
m. Semua kancing yang tidak bertanda kemudian diberi label dan dimasukkan kembali ke
dalam topless,
n. Aduk kancing secara merata sampai sebaran kancing bertanda dalam topless menyebar
acak,
o. Dengan menutup mata, kembali lakukan pengambilan kancing sebanyak segenggam dan
hitung serta catat berapa kancing yang bertanda dan berapa kancing yang tidak bertanda,
p. Semua kancing yang tidak bertanda kemudian diberi label dan dimasukkan kembali ke
dalam topless,
q. Aduk kancing secara merata sampai sebaran kancing bertanda dalam topless menyebar
acak,
r. Dengan menutup mata, kembali lakukan pengambilan kancing sebanyak segenggam dan
hitung serta catat berapa kancing yang bertanda dan berapa kancing yng tidak bertanda
s. Semua data yang dicatat dimasukkan dalam data form seperti pada Tabel 2
5. Penginputan Data

Tabel 1. Data yang dibutuhkan untuk menduga populasi berdasarkan Metode Petersen

No. Jumlah kancing Jumlah kancing yang Jumlah kancing yang


yang terambil (M) tertangkap saat penangkapan tertangkap dan bertanda (R)
kembali (C)
1 …… ……. ………

-Mengitung Populasi (N):


𝑀𝐶
𝑁= 𝑅
-Meghitung Keragaman Sampel:
(𝑁−𝑀)(𝑁−𝐶)
𝑉𝑎𝑟(𝑁) = 𝑁 2 𝑀𝐶(𝑁−1)
-Menghitung Kesalahan Baku pada alpha 5%:
𝐾𝐵 = 𝑍(1−𝛼)/2 √𝑉𝑎𝑟(𝑁)
𝐾𝐵 = 196 𝑥 √𝑉𝑎𝑟(𝑁)

-Taksiran besarnya populasi pada alpha 5%:


^
𝑁 = 𝑁 ± 𝐾𝐵

Penyesuaian Metode Petersen:

-Besarnya populasi (N) :

(𝑀 + 1)(𝐶 + 1)
𝑁=
𝑅+1

-Menghitung Keragaman Sampel:


𝑁 2 (𝐶−𝑅)
𝑉𝑎𝑟(𝑁) = =
(𝐶+1)(𝑅+2)

-Menghitung Kesalahan Baku pada alpha 5%:


𝐾𝐵 = 𝑍(1−𝛼)/2 √𝑉𝑎𝑟(𝑁)
𝐾𝐵 = 196 𝑥 √𝑉𝑎𝑟(𝑁)
-Taksiran besarnya populasi pada alpha 5%:
^
𝑁 = 𝑁 ± 𝐾𝐵
Tabel 2. Data yang dibutuhkan untuk menduga populasi berdasarkan Metode Schnabel

No. Jumlah Akumulasi Ikan/kancing


Tangkapan/kancing Jumlah Ikan yang bertanda CxM
(C) /kancing dan tertangkap
bertanda (M) kembali (R)
1. ……. 0 0 0
2. ……. ……. ……… ………..
3. ……. ……. ……… ………..
4. ……. ……. ……… ………..

- Besarnya populasi (N):

∑𝑛
𝑡=1 𝐶𝑡 𝑀𝑡
𝑁= ∑𝑛
=
𝑡=1 𝑅𝑡

-Dugaan Besarnya Populasi:


∑𝑛𝑡=1 𝑅𝑡
1/𝑁 = 𝑛
∑𝑡=1 𝐶𝑡 𝑀𝑡

-Keragaman Sampel:

∑𝑛
𝑡=1 𝑅𝑡
𝑉𝑎𝑟(1/𝑁) =
(∑𝑛
𝑡=1 𝐶𝑡 𝑀𝑡 )
2

-Kesalahan Baku pada alpha 5%:


𝐾𝐵 = 𝑍(1−𝛼)/2 √𝑉𝑎𝑟(1/𝑁)

𝐾𝐵 = 1,96√𝑉𝑎𝑟(1/𝑁)

-Dugaan besarnya populasi:


^
1/𝑁 = 1/𝑁 ± 𝐾𝐵

Anda mungkin juga menyukai