Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari : Senin Tanggal : 05 Oktober 2023 Jam : 08.00 – 10.00


Tempat : Laboratorium Fisiologi Nama pengamat : Dea Kristia Madalena No. Reg.
1304621055

Hasil penghitungan populasi Vernonia Sp. pada lima kuadrat


Cacahan ke - Total Jumlah
1 2 3 4 5 Vernonia Sp.
Jumlah Vernonia Sp. 41 43 37 11 12 144

Luas area satu cuplikan/kuadrat adalah : 1 m2


Luas area semua cuplikan/kuadrat adalah : 5 m2
Luas total area : 176 m2

𝐴𝑟
𝑃𝑟 = 𝑃𝑐 × 𝐴𝑐

176
=5𝑥
5
= 176
Keterangan :
Pr = Populasi total taksiran
Pc = Jumlah cuplikan
Ar = Total area
Ac = Area dari cuplikan

Hasil penghitungan populasi gajah pada lima kuadrat


Cacahan ke - Total Jumlah
1 2 3 4 5 Gajah
Jumlah Gajah 9 10 7 5 9 40

Luas area satu cuplikan/kuadrat adalah : 3cm x 3cm = 9cm = 0,0009 m2


Luas area semua cuplikan/kuadrat adalah : 15cm x 15cm = 225cm = 0,0225 m2
Luas total area : 20,4 x 29,1 = 593,64cm = 0,059 m2
Rumus yang dipakai :
𝐴𝑟
𝑃𝑇 = 𝑃𝑐 ×
𝐴𝑐

0,0593
=5×
0,0225
= 13
Keterangan :
Pr = Populasi total taksiran
Pc = Jumlah cuplikan
Ar = Total area
Ac = Area dari cuplikan

Pembahasan
Pada menghitung populasi Vernonia Sp. Menggunakan transect berukuran 1 m2. Sedangkan
pada menghitung populasi gajah menggunakan plastik mika transparan dan membuat kotak
transect sebesar hvs atau sesuai gambar gajah yang diberikan oleh dosen pengampu. Jika
dilihat dari hasil praktikum akan mencakup data jumlah individu Vernonia sp. dalam setiap
plot dan data mengenai keberadaan gajah di area penelitian. Dari data ini, akan diperoleh
estimasi populasi Vernonia sp. dan informasi mengenai keberadaan gajah di daerah penelitian
Kesimpulan
1. Metode Plot dalam Ekologi : Praktikum ini memberikan pemahaman yang mendalam
tentang penggunaan metode plot dalam ekologi. Metode ini adalah alat yang
bermanfaat untuk menghitung populasi spesies tumbuhan seperti Vernonia sp. dan
mendeteksi keberadaan hewan seperti gajah.
2. Kepentingan Pelestarian Alam : Melalui praktikum ini, mahasiswa menjadi lebih
sadar akan pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan alam. Perkembangan
metode ini juga dapat digunakan dalam upaya konservasi dan perlindungan spesies
terancam seperti gajah.
3. Kendala dan Batasan : Selama praktikum, terdapat pemahaman tentang kendala dan
batasan dalam menggunakan metode plot. Variabilitas alamiah dalam populasi
tumbuhan dan ketidakpastian dalam mendeteksi hewan liar seperti gajah merupakan
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis data.
4. Akurasi Data Populasi Vernonia sp. : Hasil praktikum menunjukkan variasi dalam
jumlah individu Vernonia sp. di berbagai plot. Faktor-faktor seperti kondisi habitat
dan distribusi tanaman memengaruhi perbedaan ini. Hasil ini menekankan pentingnya
pengumpulan data yang cermat untuk mendapatkan estimasi populasi yang lebih
akurat.
LAPORAN PRAKTIKUM
Hari : Senin Tanggal : 05 Oktober 2023 Jam : 08.00 – 10.00
Tempat : Laboratorium Fisiologi Nama pengamat : Dea Kristia Madalena No. Reg.
1304621055

Hasil pengamatan :
Populasi capung yang tertangkap pada periode pertama kali 13 ekor (𝑇1 ).
Populasi capung yang tertangkap pada periode yang kedua 17 ekor (𝑇2 ).
Populasi capung yang telah bertanda ada sebanyak 3 ekor (𝑇1,2)
Jumlah total capung yang sebenarnya adalah 50 (F); Faktual

Rumus yang dipakai menaksir populasi capung adalah :


𝟐 𝑻
𝑷𝑻 = 𝑻𝟏 𝒙̅̅̅̅̅̅
𝑻𝟏,𝟐
𝟏𝟕
𝑷𝑻 = 𝑩 ×
𝟑
=̅ 𝟕𝟑, 𝟕
Keterangan:
PT = Populasi total taksiran
T1 = Jumlah tangkapan pertama kali
T2 = Jumlah tangkapan yang kedua kali
T1,2 = Jumlah yang tertangkap dua kali

Jumlah total taksiran capung adalah 73,7 (𝑃𝑇 ) : Teoritik


𝐹+𝑃𝑇 50+73,7 123,7
• Nilai harapan adalah = = = = 61,85
2 2 2
(𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖−ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛)2
• 𝑋 2 hitung = ∑ ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛

(50−61,85)2
=∑ 61,85

140,42
=∑ 61,85

= 2,27
𝑋 2 tabel = 0,34
Jadi, 𝑋 2 hitung > 𝑋 2 tabel signifikan. Maka tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1
Pembahasan
1. Tangkap dan Tandai : Tahap awal praktikum melibatkan penangkapan sejumlah biji
saga di daerah penelitian. Setiap biji saga yang berhasil ditangkap akan diberi tanda
unik, seperti cat berwarna atau cincin plastik yang melilit pada biji tersebut. Penandaan
individu ini akan membantu kita mengidentifikasi individu yang sudah ditangkap
sebelumnya.
2. Lepas dan Tangkap Kembali : Beberapa waktu setelah penandaan individu, kita akan
kembali ke lokasi penelitian dan mencoba menangkap biji saga lagi. Pada tahap ini, kita
akan mencatat berapa banyak biji yang tertangkap dan berapa banyak di antaranya yang
memiliki tanda. Ini adalah langkah penting untuk memahami seberapa besar proporsi
individu yang sudah ditandai dalam populasi.
3. Analisis Data : Dengan data yang terkumpul, kita dapat menggunakan metode statistik,
seperti metode Lincoln-Petersen, untuk memperkirakan populasi biji saga. Metode ini
memanfaatkan perbandingan antara jumlah individu yang ditangkap pertama kali
dengan jumlah individu yang ditangkap kembali. Dengan demikian, kita dapat
menghitung perkiraan populasi biji saga di daerah penelitian
Hasil dari praktikum ini akan mencerminkan perkiraan populasi biji saga di daerah penelitian.
Hasil ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren populasi, seperti pertumbuhan atau
penurunan, serta untuk mengukur efektivitas metode tangkap-tandai-lepas-tangkap kembali
dalam pengukuran populasi.
Kesimpulan
Metode tangkap-tandai-lepas-tangkap kembali adalah alat yang berguna dalam ekologi
populasi untuk mengukur populasi organisme tanpa harus membunuh atau merusak organisme
tersebut. Dalam praktikum ini, kami telah memahami konsep dasar metode ini, menerapkannya
dalam mengukur populasi biji saga, dan memahami pentingnya penandaan individu dalam
studi populasi.

Anda mungkin juga menyukai