Anda di halaman 1dari 7

J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.

1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)


DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS


PADA PEMBELAJARAN IPA

DEVELOPMENT OF CRITICAL THINKING SKILLS INSTRUMENTS


IN LEARNING SAINS

Jamaluddin, A. Wahab Jufri, Muhlis, dan Imam Bahtiar


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unniversitas Mataram, Mataram, Indonesia
Email: jamaluddin.fkip@unram.ac.id

Diterima : 24 Juli 2019. Disetujui : 31 Desember 2019. Dipublikasikan: 31 Januari 2020

Abstrak: Pengembangan Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran IPA di SMP. Berpikir
kritis adalah salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang perlu dilatih untuk peserta didik sehingga
mereka memiliki kompetensi yang cukup dalam menghadapi masalah kehidupan yang semakin kompleks di era
informasi dan globalisasi sekarang dan di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan
instrumen keterampilan berpikir kritis yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengukur dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran IPA SMP. Instrumen
keterampilan berpikir kritis ini dikembangkan dengan mengacu pada model pengembangan Borg & Gall.
Instrumen ini telah divalidasi oleh seorang ahli pembelajaran dari FKIP Unram, dan pendidik di sekolah
menengah. Pengembangan produk dalam bentuk instrumen tes keterampilan berpikir kritis melalui
pembelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama dengan karakteristik: 1) pertanyaan pilihan ganda dengan satu
jawaban yang benar dari empat pilihan jawaban alternatif; 2) jumlah item adalah 30 item; 3) Tingkat kesulitan
pada level sedang; 4) validitas pertanyaan adalah 0,74 (tinggi) pada p = 0,05; dan 5) releiabelitas soal adalah
0,85 (sangat reliabel).

Kata Kunci: Instrumen, Berpikir kritis, & Pembelajaran IPA.

Abstract: Development of instruments for critical thinking skills At Science Learning in Middle School.
Critical thinking ability is one of the high-level thinking skills that need to be trained for students so that they
have sufficient competence in facing increasingly complex life problems in the information and globalization
era now and in the future. The purpose of this study is to develop an instrument of critical thinking skills that
can be used by educators in an effort to measure and develop students' critical thinking skills through junior high
school science learning. This instrument of critical thinking ability was developed in reference to the
development model of Borg & Gall. This instrument has been validated by a learning expert from FKIP Unram,
and educators in secondary schools. Product development in the form of a critical thinking ability test
instrument through Middle School science lessons with characteristics: 1) multiple choice questions with one
correct answer from four alternative answer choices; 2) the number of items is 30 items; 3) Level of difficulty at
medium level; 4) the validity of the question is 0.74 (high) at p = 0.05; and 5) reliability of the test is 0.85 (very
reliable).

Key word: Instrument, Critical Thinking, Learning Science.

PENDAHULUAN
Pendidikan IPA memegang peranan berkembang dengan pesat saat ini dan masa yang
penting dalam mengembangkan pengetahuan, akan datang.
keterampilan berpikir, dan sikap peserta didik. Melalui pembelajaran IPA di SMP,
Melalui pendidikan IPA peserta didik dapat pendidik perlu menanamkan kesadaran pada
mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu peserta didik bahwa IPA berhubungan dengan cara
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan mencari tahu tentang rahasia alam secara
kebiasaan berpikir dan berprilaku ilmiah yang sistematis. IPA bukan hanya kumpulan
kritis, kreatif dan mandiri [1]. Dalam Perencanaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
dan pelaksanaan pembelajaran IPA pendidik konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
diharapkan dapat mengembangkan pemahaman merupakan proses penemuan [2]. Pembelajaran
konsep dan mengembangkan keterampilan berpikir IPA harus dirancang dan dilaksanakan untuk
tingkat tinggi peserta didik. Keterampilan berpikir mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
adalah suatu kecakapan hidup yang sangat tinggi peserta didik. Hal ini merupakan suatu
dibutuhkan peserta didik untuk dapat berkompetesi proses penting agar mereka memiliki kecakapan
dalam meraih kehidupan yang layak di era hidup yang kompetitif untuk menghadapi masa
globalisasi dan teknologi informasi yang depannya. Pembelajaran IPA tidak semata-semata

13
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

berorientasi pada pemahaman produk IPA berupa Pembelajaran yang berorientasi pada
konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
hukum-hukum alam. Hakekat pembelajaran IPA peserta didik diserahkan sepenuhnya kepada para
adalah agar peserta didik dapat menguasai produk pendidik melalui mata pelajaran yang mereka
IPA melalui suatu proses ilmiah yang dikenal ajarkan di sekolah. Namun demikian dari hasil
dengan metode ilmiah. Melalui pembelajaran IPA observasi menunjukkan bahwa para pendidik
pendidik dapat mengembangkan penguasaan merancang dan melaksanakan pembelajaran hanya
konsep, keterampilan berpikir, dan sikap ilmiah berorientasi pada penguasaan konsep, demikian
peserta didik. pula dengan pembelajaran IPA di SMP. Dari
Salah satu keterampilan berpikir yang rencana pembelajaran yang disusun menunjukkan
penting untuk dikembangkan pada peserta didik bahwa pembelajaran pengembangan berpikir
adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan tingkat tinggi termasuk pengemabangan
berpikir kritis merupakan keterampilan yang sangat keterampilan berpikir kritis belum dilakukan
essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi dengan sengaja dan terencana untuk
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya [3]. mengembangakan keterampilan berpikir kritis
Demikian pula halnya dalam proses pembelajaran peserta didik. Demikian pula dengan alat evaluasi
di SMP, keterampilan berpikir kritis dapat yang dikembangkan hanya berorientasi pada alat
ditingkatkan. Globalisasi dan perkembangan penilaian yang mengur penguasaan konsep IPA.
IPTEK menunjukkan bahwa pengembangan Untuk itulah melalui penelitian dipandang perlu
keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui untuk mengembangkan instrumen untuk mengukur
pembelajaran merupakan suatu keharusan agar keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui
peserta didik dapat menyaring arus informasi yang pembelajaran IPA di SMP.
demikian derasnya. Proses filterisasi informasi Berdasarkan latar belakang masalah
hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh sebagaimana diungkap pada pada lata belakang,
para pemikir kritis. dapat diketahui bahwa pengembangan
Berpikir kritis merupakan proses keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui
terorganisir yang melibatkan aktifitas mental, pembelajaran IPA menjadi sangat penting untuk
diantaranya menganalisis asumsi, memunculkan mempersiapakan mereka menghadapi tantangan
inkuiri biologi dan pengambilan keputusan [3]. globalisasi dan perkembangan IPTEK dimasa kini
Peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir dan dimasa yang akan datang. Terlebih lagi pada
kritis yang baik mampu membuat pertimbangan era informasi ini yang membutuhkan generasi –
yang cermat dalam membuat keputusan untuk generasi penerus yang memiliki keterampilan
menerima atau menolak suatu pernyataan yang berpikir kritis tinggi.
bersifat benar atau salah. Pengembangan Secara umum tujuan penelitian ini adalah
keterampilan berpikir kritis merupakan integrasi untuk mengembangkan Instrumen tes keterampilan
beberapa bagian pengembangan keterampilan, berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran
seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, IPA di SMP. Secara khusus penelitian ini bertujuan
penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. untuk: 1) menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan
Semakin baik baik keterampilan ini dikembangkan Kompetensi Dasar pelajaran IPA SMP yang
pada peserta didik maka akan semakinbaik pulah berpotensi untuk mengembangkan keterampilan
keterampilan mereka dalam melakukan pemecahan berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran
masalah yang komplek dengan hasil yang IPA di SMP; 2) mengembangkankisi-kisi
memuaskan. instrument kemampuaberpikir kritis berdasarkan
Pengembangan keterampilan berpikir indikator berpikir kritis dari Ennis (1985); dan 3)
peserta didik bertujuan agar mereka dapat tumbuh mengembangkan instrumen tes keterampilan
menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpikir kritis pada pembelajaran IPA SMP/MTs
mampu bertahan di tengah gelombang persaingan yang merujuk pada inkator keterampilan berpikir
global di masa kini dan masa depannya yang kritis dari Ennis. Penelitian ini dipandang penting
semakin rumit dan demikian kompleksnya dalam untuk dilakukan berdasarkan kenyataan dan
berbagai aspek kehidupan masyarakat. pemikiran antara lain: 1) belum terencana dan
Perkembangan dunia di era globalisasi terlaksananya pembelajaran IPA yang berorientasi
membutuhkan SDM yang mampu berkompetisi dan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis
sekaligus bekerja sama dengan SDM dari negara peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi
lain. Bangsa yang tidak siap berkompetisi akan pada kurikulum 2013; 2) belum tersedianya
tertinggal dalam segala bidang terutama bidang intrumen keterampilan berpikir kritis dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Agar pembelajaran IPA yang dapat digunakan oleh
bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa pendidik untuk mengasses keterampilan berpikir
lain sangat ditentukan oleh keunggulan SDM yang kritis peserta didiknya.
dihasilkan melalui proses pendidikan [4]. Luaran penelitian ini berupa instrument
tes keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran

14
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

IPA SMP/MTs. Produk lain yang dapat langsung data ini akan digunakan untuk melakukan revisi
dimanfaatkan dari hasil penelitian ini adalah berupa produk pengembangan sehingga dihasilkan
hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran IPA instrument keterampilan berpikir kritis peserta
SMP/MTs Kurikulum 2013. Hasil analisis ini didik melalui pembelajaran IPA SMP.
digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
instrument tes keterampilan berpikir kritis peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
didik melalui pembelajaran IPA SMP dalam bentuk Hasil
tes pilihan ganda. dan kunci jawabannya. Tes Produk penelitian dan pengembangan
dimaksud disusun dengan materi pembelajaran IPA yang dihasilkan melalui penelitian ini terdiri atas:
SMP yang terdiri atas 30 butir soal. 1) Hasil analisis Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar pelajaran IPA SMP pada
METODE PENELITIAN Standar isi Kurikulum 2013 edisi 2016, yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan berpotensi untuk mengembangkan keterampilan
penelitian pengembangan dengan hasil akhir yang berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran
diperoleh adalah: 1) hasil analisis Kompetensi Inti IPA di SMP; 2) Kisi-kisi instrument keterampilan
(KI) dan Kompetensi Dasar pelajaran IPA SMP berpikir kritis berdasarkan indikator berpikir kritis
Kurikulum 2013 yang berpotensi untuk dari Ennis; 3) Instrumen keterampilan berpikir
mengembangkan keterampilan berpikir kritis kritis dalam bentuk soal essai mata pelajaran IPA
peserta didik melalui pembelajaran IPA di SMP; 2) yang merujuk pada inkator keterampilan berpikir
kisi-kisi instrument keterampilan berpikir kritis kritis dari Ennis.
berdasarkan indikator berpikir kritis dari Ennis.dan Instrumen keterampilan berpikir kritis
3 instrumen keterampilan berpikir kritis dalam yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk
bentuk soal pilihan ganda mata pelajaran IPA yang pada pedoman penyusunan soal keterampilan
merujuk pada inkator keterampilan berpikir kritis berpikir tingkat tinggi (Hight Order Thinking Skill)
dari Ennis. yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA
Prosedur penelitian pengembangan yang Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
digunakan merujuk pada prosedur penelitian Menengah, Departemen Pendidikan Dan
pengembangan Borg dan Gall (Depdiknas 2005). Kebudayaan RI Tahun 2017. Prosedur
Langkah-langkah penelitian & pengembangan pengembangan intrumen dimaksud melalui
dimaksud dapat digambarkan sebagai berikut: 1) penelitian ini sebagai berikut.
melakukan studi pendahuluan (presurvey) untuk
mengumpulkan informasi (kajian pustaka, Hasil Analisis Potensi dan Masalah
pengematan kelas)., identifikasi permasalahan yang Penelitian pengembangan ini dimulai dari
dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum adanya potensi dan masalah yang terkait dengan
permasalahan; 2) melakukan perancanaan sistem penilaian pada pembelajaran IPA di SMP.
pengembangan produk; 3) mengembangkan produk Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa
awal, meliputi kajian materi pembelajaran, dan alat sistem penilaian yang dilaksanakan oleh pendidik
evaluasi; melakukan uji coba lapangan tahap awal, IPA lebih menekan pada aspek penguasaan konsep
dilakukan pada 1 Sekolah. Menggunakan 30 -60 IPA. Bentuk soal menuntut jawaban yang sifatnya
peserta didik yang mengikuti pelajaran IPA SMP; hafalan. Soal-soal yang dikembangkan oleh
4) elakukan revisi terhadap produk awal pendidik sangat kurang menuntut jawaban yang
berdasarkan hasil uji lapangan; 5) melakukan uji berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat
coba lapangan utama dengan melibatkan 1 sekolah tinggi. Kegiatan pembelajaran IPA di SMP masih
dengan 195 peserta didik; 6) melakukan revisi berorientasi pada penguasaan konsep, belum
terhadap produk operasional berdasarkan hasil dirancang secara sengaja untuk mengembangkan
ujicoba lapangan utama. 7) desiminasi dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
implemetasi produk, melaporkan dan Potensi-potensi untuk mengembangkan
mempublikasi melalui seminar, jurnal atau keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
pertemuan ilmiah lainnya. melalui pembelajaran IPA cukup relevan dilihat
Data yang dikumpulkan berupa data dari sisi materi yang perlu dikuasai oleh peserta
kualitatif yang diperoleh saat melaksanakan setiap didik. Namun demikian para pendidik IPA di SMP
tahapan penelitian dan pengembangan. Data yang belum memiliki keterampilan yang memadai untuk
diperoleh akan dinarasikan sesuai dengan proses menyusun soal yang berbasis pada pengembangan
dan hasil yang diperoleh selama pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pesrta didik.
produk sampai dengan tahapan ujicoba pemakaian. Dari hasil analisis perangkat pembelajaran
Teknik yang digunakan dalam penelitian IPA yang disusun oleh pendidik di SMP
pengembangan ini adalah teknik analisis data menunjukkan bahwa format dan isi dari perangkat
kualitatif dengan cara melakukan interpretasi pembelajaran belum merujuk pada Permendikbud
terhadap deskripsi data yang diperoleh dari setiap nomor 22 tahun 2016. Implementasi Kurikulum
tahapan pengembangan produk. Hasil interpretasi 2013 mata pelajaran IPA SMP menghendaki

15
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

kegiatan pembelajaran tidak hanya menekankan penyusunan soal HOT’s yang disusun oleh
pada penguasaan konsep saja, tetapi juga Warisdiono.
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat Pada umumnya soal-soal HOTS
tinggi peserta didik. Dengan demikian pendididik menggunakan stimulus yang bersumber pada
juga diharapkan mampu mengembangkan soal-soal situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok
yang berorientasi untuk mengakses keterampilan soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh
(distractor). Kunci jawaban ialah jawaban yang
Hasil Pengumpulan Informasi. benar atau paling benar. Pengecoh merupakan
Setelah potensi dan masalah yang terkait jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan
dengan instrumen keterampilan berpikir tingkat seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak
tinggi dapat teridentifikasi, selanjutnya tim peneliti menguasai bahannya/materi pelajarannya dengan
mengumpulkan berbagai informasi yang dapat baik. Jawaban yang diharapkan (kunci jawaban),
digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan umumnya tidak termuat secara eksplisit dalam
instrumen keterampilan berpikir tingkat tinggi stimulus atau bacaan. Peserta didik diminta untuk
peserta didik. Menurut Soal-soal keterampilan menemukan jawaban soal yang terkait dengan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) merupakan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep
instrumen pengukuran yang digunakan untuk pengetahuan yang dimiliki serta menggunakan
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan
yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar skor 1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0.
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate),
atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) Desain Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis
[5]. Soal-soal HOTS pada konteks asesmen Desain instrumen keterampilan berpikir
mengukur keterampilan: 1) transfer satu konsep ke kritis yang dikembangkan melalui penelitian ini
konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. 1)
informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai analisis Kompetnsi Inti (KI) dan Kompetensi
informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan Dasar (KD) bertujuan untuk menentukan sejumlah
informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) KD yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun butir soal keterampilan berpikir kritis. Hal ini
demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak akan dapat diketahui setelah dilakukan perumusan
berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall. indikator pembelajaran. Analisis ini merujuk pada
The Australian Council for Educational Research daftar KI dan KD Ilmu pengetahuan Alam
(ACER) menyatakan bahwa keterampilan berpikir SMP/MTs Kurikulum 2013 edisi revisi. KD yang
tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, dianalisis terdiri dari 10 KD pada kelas VII dan
merefleksi, memberikan argumen alasan), VIII. Hasil analisis KI dan KD kurikulum IPA
menerapkan konsep pada situasi berbeda, SMP/MTs; 2) Penyusunan instrument
menyusun, menciptakan. Keterampilan berpikir keterampilan berpikir kritis dengan langkah-
tingkat tinggi bukanlah keterampilan untuk langkah: Penentuan indikator soal berpikir kritis,
mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan Penyusunan kisi-kisi soal berpikir kritis,
demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat penyusunan butir-butir soal berpikir kritis, dan
secara eksplisit dalam stimulus [6]. penyusunan kunci jawaban soal berpikir kritis.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi Indikator soal berpikir kritis yang digunakan
termasuk keterampilan untuk memecahkan masalah adalah indikator keterampilan berpikir kritis.
(problem solving), keterampilan berpikir kritis Indikator keterampilan berpikir kritis dimaksud
(critical thinking), berpikir kreatif (creative terdiri dari 1) memberikan penjelasan sederhana;
thinking), keterampilan berargumen (reasoning), 2) membangun keterampilan dasar; 2)
dan keterampilan mengambil keputusan (decision membangun keterampilan dasar; 3) membuat
making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi inferensi; 4) membuat penjelasan lebih lanjut; dan
merupakan salah satu kompetensi penting dalam 5) mengatur strategi dan teknik [7]. Berdasarkan
dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap indicator tersebut kemudian disusunlah kisi-kisi
peserta didik. Oleh karena keterbatas dana dan soal keterampilan berpikir kritis. Dari kisi-kisi
waktu maka melalui penelitian hanya dibatasi pada soal keterampilan berpikir kritis ini kemudian
pengembangan instrumen penilaian keterampilan dirumuskan butir-butir soal keterampilan berpikir
berpikir kritis. Untuk penilaian yang dilakukan oleh kritis pada pembelajran IPA SMP/MTs. Julah
sekolah seperti Ujian Sekolah (US) bentuk soal butir soal yang rumuskan terdiri dari 50 soal
HOTS yang disarankan cukup 2 saja, yaitu bentuk dalam bentuk pilihan ganda empat pilihan
pilihan ganda dan uraian. Melalui penelitian ini jawaban.
instrumen soal yang dikembangkan adalah
instrumen soal bentuk pilihan ganda. Hasil Validasi Butir Soal
Pengembangan soal dimasud mengacu pada Mudul

16
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

Proses untuk mengetahui kelayakan keputusan yang rasional mengenai sesuatu yang
instrumen keterampilan berpikir kritis yang telah dapat ia yakini kebenarannya.
dikembangkan dalam bentuk rancangan instrumen Berpikir kritis dapat dengan mudah
layak atau tidaknya, dilakukan dengan cara diperoleh apabila seseorang memiliki motivasi atau
meminta pendapat para ahli yang berpengalaman kecenderungan dan keterampilan yang dianggap
dalam hal ini divalidasi oleh pakar pembelajaran sebagai sifat dan karakteristik pemikir kritis.
dari FKIP Unram dan validasi oleh pengguna yaitu Seseorang yang berpikir kritis memiliki karakter
guru-guru SMP. Format yang digunakan untuk khusus yang dapat diidentifikasi dengan melihat
menelaah buir soal keterampilan berpikir tinggi bagaimana seseorang menyikapi suatu masalah.
(HOTs) merujuk pada instrument validasi soal Screven dan Paul pada tahun 1987 memandang
keterampilan berpikir tingkat tinggi [6]. Hasil bahwa berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas
validasi ahli dan pengguna terhadap instrumrn secara aktif dan terampil dari konseptualisasi,
keterampilan berpikir kritis menyatakan bahwa penerapan, analisis, sintesa, dan mengevaluasi
instrument tes keterampilan berpikir kritis layak informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh,
digunakan setelah melakukann revisi pada pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau
beberapa butir soal. komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan
tindakan. Berpikir kritis merupakan salah satu
Hasil Uji coba lapangan butir soal pada Peserta kemapuan berpikir tingkat tinggi yang sangat
didik SMP dibutuh oleh peserta didik untuk menjadi generasi
Uji coba lapangan butir soal keterampilan unggul dimasa depan. Keterampilan berpikir
berpikir kritis dilakukan pada Peserta didik SMP tingkat tinggi merupakan keterampilan yang sangat
kelas IX yang dikuti oleh 195 subjek ujicoba. Hasil dibutuhkan oleh setiap warga negara untuk dapat
ujicoba ini kemudian dianalisis menggunakan mampu berkompetensi dalam persaingan global
program analisis butir soal softwere ANATES dimasa kini dan masa yang akan datang.
dengan bantuan komputer. Dari hasil perhitungan Keterampilan berpikir dimaksud diantaranya
dengan program ANATES dapat diketahui tentang adalah keterampilan berpikir kritis, kreatif,
validitas = 0,66 pada p= 0,05, reliabilitas = 0,80, metakognisi, dan pemecahan masalah.
tingkat kesukaran soal = rata-rata sedang. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengharapkan dalam
Revisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis penerapan kurikulum 2013 agar pendidik
Berdasarkan hasil validasi ahli, validasi pengguna, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
dan hasil uji coba pada peserta didik SMP telah tinggi pesrta didik melalui kegiatan pembelajaran,
dilakukan revisi instrument kemapuan berpikir termasuk melalui pembelajran IPA di SMP/MTs.
kritis oleh tim peneliti. Dari 50 butir soal yang Keseriusan pemerintah untuk mengembangkan
dianalis kemudian direvisi dengan cara membuang keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
butir butir soal yang tidak signifikan atau tidak ditunjukkan dengan berbagai upaya diantaranya
layak digunakan. Berdasrkan hasil analisis butir dengan menerbit Modul Pedoman Pengembangan
soal menggunakan program ANATES diperoleh 30 Tes Keterampilan Berpikir Tingka Tinggi (HOTs).
butir soal yang valid dan layak digunakan untuk Dalam Modul ini telah dijelaskan dengan rinci
mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik tentang konsep dan prosedur pengembangan Butir
SMP/MTs. Dari hasil revisi instrumen tersebut soal HOTs.
dapat meningkatkan validitas butir soal = 0,74 pada Hasil observasi Pembelajaran IPA di SMP
p = 0,05 (signifikan), reliabilitas = 0,85 (sangat menunjukkan bahwa pembelajaran masih
tinggi) dan tingkat kesukaran rata-rata sedang. berorientasi pada pengembangan keterampilan
berpikir tingkat rendah dan tingkat sedang.
Pembahasan Beberapa Kendala yang dialami oleh pendidik
Berpikir kritis adalah proses disiplin yang dalam pembelajaran diantaranya adalah model
secara intelektual aktif dan terampil pembelajaran yang digunakan belum memberikan
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, peluang yang cukup bagi peserta didik untuk
mensintesis atau mengevaluasi informasi yang berlatih berpikir tingkat tinggi. Orientasi
dikumpulkan atau dihasilkan oleh pengamatan, pebelajaran masih didominasi oleh mengingat fakta
pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi atau menghafal konsep. Disisi lainnya potensi
sebagai panduan untuk kepercayaan dan tindakan peserta didik untuk berlatih berpikir tingkat tinggi
[8]. Berpikir kritis merupakan sebuah proses melalui pembelajaran IPA sangat memungkinkan.
terorganisasi yang memungkinkan peserta didik Permasalah lainnya pendidik masih mengalami
mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa masalah dalam mengembangkan instrument untuk
yang mendasari pernyataan orang lain. mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi
Sesungguhnya keterampilan berpikir kritis adalah peserta didik termasuk dalam mengukur
suatu proses berpikir yang terjadi pada seseorang keterampilan berpikir kritis.
yang bertujuan untuk membuat keputusan-

17
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

Melalui penelitian ini telah dikembangkan ditentukan jumlah butir soal yang digunakan adalah
instrumen tes keterampilan berpikir kritis peserta 30 butir soal. Dengan demikian kegiatan penelitian
didik melalui pembelajaran IPA SMP/MTs. dan pengembangan yang telah dilaksanakan ini
Instrumen dimaksud pada awalnya berjumlah 50 menghasilkan produk pengembangan berupa
butir soal. Atas dasar hasil validasi oleh pakar instrumen keterampilan berpikir kritis yang terdiri
pembelajaran dar kalangan dosen pembelajaran di dari indikator keterampilan berpikir kritis, kisi-kisi
FKIP Unram, dan hasil telaah dari guru-guru SMP. keterampilan berpikir kritis, instrument tes
Kemudian intrumen tersebut diaujicobakan pada keterampilan berpikir kritis yang disertai dengan
195 peserta didik di SMP. Dilakukan revisi kunci jawabannya.
terhadap butir-butir soal yang tidak memenuhi
syarat sebagai butir soal keterampilan berpikir KESIMPULAN
kritis, dan pada akhirnya diperoleh 30 butir soal Pengembangan instrumen tes
yang valid dan layak digunakan untuk mengases keterampilan berpikir kritis dilakukan melalui
keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui tahapan: 1) menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan
pembelajaran IPA SMP. Kompetensi Dasar pelajaran IPA SMP; 2)
Karakteristik dari Inatrumen keterampilan berpikir mengembangkan kisi-kisi instrument keterampilan
kritis yang dikembangkan melalui penelitian ini berpikir kritis berdasarkan indikator berpikir kritis
adalah: 1) Instrumen tersebut digunakan untuk dari Ennis; 3) mengembangkan instrumen dalam
mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik bentuk soal pilihan ganda mata pelajaran IPA SMP.
SMP kelas VII dan kelas VIII; Jumlah Butir soal 30 Produk pengembangan terdiri atas: 1)
butir; 3) Terdiri atas empat pilihan alternative Hasil analisis Kompetensi Inti (KI) dan
jawaban dengan hanya satu jawaban benar; Untuk Kompetensi Dasar pelajaran IPA SMP pada
setiap butir soal yang dijawab benar diberikan skor Standar isi Kurikulum 2013 edisi 2016, 2) Kisi-kisi
1 (satu), dan jawaban salah diberikan skor 0 (Nol). instrument keterampilan berpikir kritis berdasarkan
Hasil validasi oleh Pakar pembelajaran indikator berpikir kritis dari Ennis; 3) Instrumen
dari FKIP Unram menunjukkan bahwa instrument keterampilan berpikir kritis mata pelajaran IPA. 4)
tersebut secara rata-rata memenuhi kriteria sebagai kunci jawaban hasil tes keterampilan berpikir kritis.
soal keterampilan berpikir kritis dan layak Karakteristik dari instrument tes
digunakan dengan sedikit revisi. Demikian pula keterampilan berpikir kritis melalui pembelajaran
dengan hasil telaah dan validasi oleh pengguna IPA SMP adalah: 1) bentuk soal pilihan ganda
dalam hal ini pendidik IPA di SMP sejumlah 3 dengan satu jawaban benar dari empat alternatif
orang. Ketiganya menyatakan bahwa instrument pilihan jawaban; 2) jumlah butir soal adalah 30
tersebut layak digunakan untuk mengukur butir soal; 3) Tingkat kesukaran soal rata-rata
keterampilan berpikir kritis peserta didik di SMP sedang; 4) validitas soal adalah 0,74 (tinggi); dan
melalui pembelajaran IPA pada kelas VII dan 5) reliabilatas soal adalah 0,85 (sangat reliable).
Kelas VIII. Beberapa catatan yang diperoleh Produk penelitian dan pengembangan ini
diantaranya perlu revisi terhadap gambar-gambar berupa instrument tes keterampilan berpikir kritis
yang berkitan dengan materi IPA SMP untuk untuk peserta didik dengan materi IPA SMP.
diperjelas, agar peserta didik dapat Produk dimaksud dapat digunakan sebagai salah
menganalisisnya dengan lebih tepat. Demikian pula satu rujukan yang dapat dicontoh untuk
dengan redaksi kalimat dari beberapa butir soal mengembangkan tes keterampilan berpikir tingkat
perlu disederhanakan sesuai dengan tingkat tinggi lainnya seperti keterampilan berpikir kreatif,
perkembangan peserta didik di SMP. berpikir logis dan berpikir kompleks lainnya.
Hasil ujicoba lapangan dengan melibatkan
195 peserta didik. Hasil tes dianalisis menggunakan DAFTAR PUSTAKA
program ANATES menunjukkan bahwa validitas [1] BNSP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan
rata-rata butir soal adalah 0,66 (valid pada alfa Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
0,05), reliabilitas butur soal adalah 0,80 (katgori Badan Standar Nasional Pendidikan.
sangat tinggi) artinya soal tersebut dapat digunakan [2] Susilawati, S., Jamaluddin, J., & Bachtiar, I.
untuk mengukur keterampilan berpikir kritis (2017). Pengaruh model pembelajaran berbasis
peserta didik SMP pada subjek yang lain. Daya masalah (PBM) berbantuan multimedia
pembeda menunjukkan 11 butir soal dengan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta
kategori mudah, 4 butir soal sangat mudah, 31 butir didik kelas vii smp negeri 2 mataram ditinjau
soal dengankategori sedang, dan 4 butir soal dari kemampuan akademik. Jurnal Pijar
dengan kategori sukar. Atas dasar pertimbangan Mipa, 12(2), 64-70.
hasil validasi dan ujicoba lapangan maka dilakukan [3] Nurmalia, C. 2009. Keterampilan Berpikir
revisi pada instrument tersebut dengan cara Kritis, Metakognisi dan hasil Belajar Biologi
membuang semua soal yang tidak valid. Peserta didik SMP Negeri di Kota Malang.
Atas dasar pertimbangan waktu yang Disertasi, tidak diterbitkan. Malang: Program
terbatas untuk setiap mata pelajaran maka Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

18
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.1, Januari 2020: 13-19 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i1.1296 ISSN 2460-1500 (Online)

[4] Suryaningsih, S., Muhlis, M., & Jamaluddin, J. [6] Kemndikbud, 2017. Modul Penyusunan Soal
(2017). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Higher Order Thinking Skills (HOTS).
MODUL KERANG MUTIARA BERBASIS Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Ditjen
PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP Pendidikan Dasar dan Menengah.
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA [7] Ennis, R. 1985. Goals For Critical Thingking
PELAJARAN BUDIDAYA DI SMKN 1 Curriculum. In A.L. Costa, Developing Minds:
LEMBAR. Jurnal Pijar Mipa, 12(2), 60-63. A Resource Book for Teaching Thinking.
[5] Hamdi, S., Suganda, I. A., & Hayati, N. Alexandria: Association for Supervisor and
(2018). Developing higher-order thinking skill Curriculum Development (ASCD).
(HOTS) test instrument using Lombok local [8] Tawil, M., & Liliasari. 2013. Berpikir
cultures as contexts for junior secondary Kompleks dan Implementasinya dalam
school mathematics. REiD (Research and Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit
Evaluation in Education), 4(2), 126-135. UNM.

19

Anda mungkin juga menyukai