Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM 1

PENCUPLIKAN POPULASI

METODE CMR

Penelitian tentang ekologi yang berkaitandengan sebuah populasi hewan, diperlukan adanya
pengetahuan tentang tempat hidup, cara hidup, dan juga jumlah pupulasi yang ada pada suatu
tempat, baik di pantai, di hutan, dll. Untuk mengtahui jumlah spesias darisuatu sampel populasi
diperlukan teknik khusus agar dapat menghitungestimasi jumlah hewannya sehingga penelitian
dapat berlangsung dengan baik serta hasil yang didapatkan pun sesuai dengan keadaan seperti yang
terjadi di lingkungannya.

Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesiesatau
kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenisyang bersangkutan, dan
pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tataruang tertentu. Populasi memiliki
karakterisitik kelompok (statistical measure) yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik
dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi
yangmengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian),imigrasi dan
emigrasi (Tarumingkeng, 1994).Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti
dua pola.Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan ukuran populasi,
yang relatif konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup besar.Perbedaan lingkungan yang
pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsanguntuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan
tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian
dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton, 1973).

Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan
kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu jenis ataukelompok hewan dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit,atau persatuan luas atau persatuan volume atau
persatuan penangkapan.Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu
jenisdengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatanrelatif biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin, 1989).

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuanruang,
yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per
satuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengandua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif.
Pada kerapatan relatif jumlahindividu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan
dengan jenislain atau frekuensinya per satuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolut adadua,
yaitu mengitung seluruh individu dan metode sampling (Widyaleksono, dkk,2012).Perhitungan
populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakansecara langsung dan tidak
langsung. Secara tidak langsung, yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai
dengan sifat hewan atautumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya, untuk sampling populasi rumput
di padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat
dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah
ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumputdapat diperkirakan populasinya dengan metode
capture mark releaserecapture (CMRR).

Kehadiran suatu populasi hewan di suatu tempat dan penyebaran spesies hewan tersebut di
muka bumi, selalu berkaitan dengan habitat dan relung ekologi yang di tempatinya. Secara umum,
habitat menunjukkan corak lingkungan yang ditempati populasi hewan itu dalam kaitan
hubungannya dengan faktor lingkungan biotik dan abiotik. Hewan di muka bumi menempati
habitatnya masing-masing. Ada beberapa metode untuk mengetahui kelimpahan populasi suatu
spesies, antara lain metode CMR dan pit fall trap.

Capture Mark Recapture (CMR) atau Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah
menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Merupakan metode yang
umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Misalnya untuk menduga ukuran
populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Kadang-kadang ada hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah ditangkap (trapshy).
Untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus dan belalang.

Cara menandai ada bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya
(daratan, perairan), selama periode pengamaatan dan tujuan studi, namun dalam cara apapun yang
digunakan persyaratan-persyaratan berikut ini perlu dipenuhi; a. Tanda yang digunakan harus mudah
dikenal kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan. b. Tanda yang
digunakan tidak mempengaruhi atau merubah perilaku atau aktivitas atau peluang hidup. c. Setelah
diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain dalam
populasi. d. Peluang untuk ditangkap (kembali) harus sama bagi individu yang bertanda maupun
tidak.

Penghitungan kelimpahan populasi makhluk hidup untuk mengestimasi populasi yang


dikenal antara lain menggunakan rumus Schanabel dan Lincoln-Peterson. Penggunaan rumus
schanabel ini bertujuan untuk memperoleh keakuratan data sebagai hasil dari pencuplikan pada
penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari dua kali, setiap sampling hewan yang belum bertanda
diberi tanda dan dilepaskan kembali atau dengan metode CMRR. Metode ini, penangkapan,
penandaan dan pelepasan kembali hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling,
semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Adapun rumus schanabel
tersebut sebagai berikut

Keterangan:

N : kelimpahan populasi

Mi : jumlah individu bertanda yang tertangkap sebelum periode ke-i

ni : jumlah individu yang tertangkap pada periode ke-i

Ri : jumlah individu yang tertangkap kembali pada periode ke-i

Kesalahan baku (Standard Error = SE) dihitung dengan rumus resiprok dari kelimpahan populasi 1 /N ,
yaitu
Jadi

TUJUAN

Mengestimasi kelimpahan populasi belalang (hewan lain) yang terdapat di kampus UINSA,

ALAT DAN BAHAN

Alat tulis menulis . Lampu senter . Sarung tangan . Tongkat . Kutex . Populasi belalang (hewan lain)

CARA KERJA

1. Dilakukan penangkapan hewan di tempat yang telah ditentukan.

2. Individu hewan yang berhasil ditangkap ditandai dengan menggunakan kutex.

3. Setelah proses penandaan selesai, hewan yang tertangkap dilepas kembali.

4. Dilakukan pengamatan terhadap hewan 1 hari sekali sebanyak 5 kali.

5. Pada pengamatan kedua dan seterusnya dilakukan penangkapan kembali terhadap populasi
hewan yang ada di tempat pengamatan sebelumnya.

6. Dilakukan identifikasi terhadap hewan yang telah diberi tanda pada penangkapan sebelumnya dan
yang belum bertanda pada saat pengamatan.

7. Data hasil pengamatan populasi hewan dimasukkan pada tabel pengamatan

HASIL PENGAMATAN (contoh hasil pengamatan)


Pencuplikan Jumlah hewan Jumlah hewan Jumlah hewan Jumlah hewan
(ni) yang tertangkap yang diberi tanda bertanda sblm
kembali (Ri) ke-i (Mi)
I 42 0 42 0
II 30 14 16 42
III 55 23 22 58
IV 60 45 15 80
DST

Contoh lain

DISKUSI

1. Hitunglah kelimpahan populasi hewan dengan metode Schanabel

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kelimpahan populasi

PRAKTIKUM 2

Metode Lincoln-Peterson ini pada dasarnya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan,
kemudian dilakukan penandaan pada hewan yang tertangkap dan dilepaskan kembali dalam periode
waktu yang pendek. Setelah beberapa hari di lakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap
sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentifikasi individu
bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil
penangkapan kedua. Dari dua kali hasil penangkapan, dapat diduga kelimpahan populasi (N), dengan
rumus sebagai berikut:
TUJUAN

Mengestimasi kelimpahan kutu beras pada tepung beras.

ALAT DAN BAHAN

Alat tulis menulis . nampan, tepung beras (500 gr), enthong (pengaduk lainnnya) . Sarung tangan .
Tongkat . Kutex atau stipo/tip ex . Populasi kutu beras (Sitophillus oryzae) 10 ekor, saringan the.

CARA KERJA

1. Tuang tepung beras kedalam suatu wadah (baki) hingga penuh, kemudian diratakan hingga
seluruh bagian baki tertutup tepung.
2. baki yang terisi tepung beras ini dibagi dalam 9 bagian sama besar dan dipilih 5 plot secara
sistematis.
3. Ambil dan dilepaskan 10 kutu beras (Sitophillus oryzae) kedalam wadah tersebut.
4. Biarkan selama 15 menit.
5. Kutu beras ditangkap dengan entong dan dimasukkan ke dalam saringan the
6. Kutu yang ditemukan ditandai dengan tipe-ex pada bagian punggungnya.
7. kutu yang telah ditandai selanjutnya dilepaskan kembali.
8. Setelah 15 menit,
9. diambil kembali cuplikan sampel pada tempat sama.
10. Hitung jumlah kutu beras (Sitophillus oryzae) yang telah ditandai dan yang belum ditandai

DATA HASIL PENGAMATAN


Plot M n R N

DISKUSI

1. Bagaimana kelimpahan populasi kutu beras?

2. Apa perbedaan metode CMR dengan Teknik analisis Peterson dan Shcanabel?

Anda mungkin juga menyukai