Judul
II. Tujuan
Perhitungan populasi baik untuk hewan ataupun tumbuhan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan memperkirakan besarnya
populasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan di
hitung. Misalnya, untuk padang rumput dapat digunakan metode kuadrat untuk
memperkirakan memperkirakan populasi dengan cara “track count” atau “fecal count”.
Untuk hewan yang ralatif mudah ditangkap, misalnya tikus, belalang dapat di perkirakan
dengan metode capture-mark-release-recapture (CMRR).
1
Perlu diingat dan harus diperhitungkan adanya kesalahan, baik sejak perencanaan
maupun sampai ke pelaksanaan dan juga analisanya serta interprestasinya. Pengaruh luas
medan penelitian dan unit pengambilan sampel letak stasiun pengambilan cuplikan, jenis
alat sampling, waktu sampling, semuanya haru dimasukan dalam analisis. Demikian pula
pengaruh lingkungan dan cuaca.
1. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh dan tanda tidak mudah hilang.
2. Hewan yang tercampur secara homogen dalam populasi.
3. Populasi harus dapat sistem tertutup (tidak ada emigrasi atau emigrasi dapat dihitung).
4. Tidak ada kelahiran dan kematian dalam perioda sampling (jika ada selama jumlahnya
relatif tetap, secara regular tidak ada masalah).
5. Hewan yang tertangkap sekali atau lebih, tidak akan mempengaruhi kemungkinan
penangkapan selanjutnya.
6. Populasi dicuplik secara random dengan asumsi:
a. Semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap secara proposional.
b. Semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk tertangkap (probabilitas
tertangkapnya hewan yang ditandai sama untuk setiap anggota populasi “equal
catchability”).
7. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap termasuk penanganannya yang
tidak terlalu lama.
8. Hewan yang di tanfdai mempunyai probabilitas kesintasan.
Kriteria penandaan yang ideal (michael, 1985 dalam adisendjaja, et.at.al, 2001)
adalah sebagai berikut :
1. Mudah; sehingga sejumlah besar individu dapat ditangkap, ditandai dan dilepaskan
dengan tenaga minimum tanpa melibatkan peralatan dan tata kerja yang rumit.
2
2. Penanganan minimum untuk hewan, hindarri peredaran/penyebaran aroma manusia
pada hewan-hewan yang menebabkan pola perilaku dan peran dalam ekosistem
berubah.
3. Penandaan mudah dikenali.
4. Penandaan tahan lama dan persisten terhadap berbagai tingkat kehidupan organisme.
5. Penandaan tidak menyebabkan pengaruh biologis yang merusak pada organisme yang
ditandai.
3
Penanganan dan penandaan :
Tabel 1.
4
Keterangan :
I : pencuplikan.
M : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R : jumlah individu yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
VII. Pembahasan
Pencuplikan dilakukan hanya dua kali maka rumus yang digunakan untuk
menghitung adalah :
( M . n) ( M )( n ) ( M −R ) ( n−R)
N=
R
dan SE=
√ R3
Dimana :
N : jumlah populasi
M : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R : jumlah individu yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
( M . n)
N=
R
(38.50) 1900
N= =
10 10
N=190
( M )( n ) ( M −R ) ( n−R)
= ( 38 )( 50 ) ( 38−10
SE=
√ R 3
√ 10 3
) (50−10)
( 38 )( 50 ) ( 28 ) ( 40)
=
√ 103
2.128 .000
=
√ 1000
= √ 2128 = 46,13
5
Sehingga jumlah populasi hasil estimasi (Nt) adalah
Nt = N ±(t)(SE)
N t =N + ( 1,96 ) ( 46,13 )
N t =190+90,41
N t =280,41
N t =N + ( 2,58 ) ( 46,13 )
6
N t =190+119,02
N t =309,02
VIII. Kesimpulan
7
Daftar Pustaka
Adisendjaja, YH., et.al. (2000) Pedoman Praktikum Ekologi Hewan Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA: UPI
Hoeve, WV. (1995). Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Serangga. Jakarta : PT Ichtiar Baru
Van Hoeve.