Anda di halaman 1dari 42

PENINGKATAN MUTU GENETIK

Mengapa mutu genetik ternak penting?

P = Fenotip / produksi
G = Genotip / Genetik
E = Environment / Lingkungan
FENOTIP
• Tampilan luar / sifat yg muncul sbg hasil
ekspresi suatu gen
• Tampilan produksi yg mrpk kerja bersama atr
faktor genetik dan lingkungan
• Jika potensi gen (mutu genetik) ternak baik
dan di dukung oleh lingkungan sesuai, mk
produksi optimal.
• Fenotip TIDAK PERNAH MELAMPAUI potensi
maksimal genotip
Genotip
• Genotip mrpk susunan genetik yg ada pada
individu
• Susunan gen ini ada dalam setiap sel individu
• Gen ada yg mudah dipengaruhi oleh
lingkungan dan ada pula yg sedikit
dipengaruhi lingkungan dalam
mengekspresikan suatu sifat/karakteristik
• Semua faktor luar tubuh yang menentukan
ekspresi gen atau menentukan fenotip
• Macam lingkungan : sementara/temporer dan
permanen
• Berinteraksi dengan genotip untuk
memunculkan suatu sifat
• Ingkungan bisa bersifat alami dan buatan
/manipulasi
Bagaimana meningkatkan mutu
genetik ???????

SELEKSI
SISTEM PERKAWINAN
• Mutu genetik baik
dikembangbiakkan
• Kurang baik di cull /
disingkirkan
• Dasar seleksi : mutu genetik
Performans Genetik Lingkungan
Kemampuan Kesempatan

Kualitatif

Kuantitatif Nilai Ekonomis

Prod. Susu

TLP
Seleksi Nilai Mutu Genetik Ternak
(Tdk tampak dr luar)

Pendugaan Mutu Genetik Ternak


(Didasarkan data performans)

Pencatatan
(Identifikasi Ternak)
SIFAT KUALITATIF VS KUANTITATIF
• Tdk dipengaruhi lingk. • Dipengaruhi link.
• Tampak dari luar • Tdk dpt dilihat dr luar
• Tdk dpt diukur • Dpt diukur
• Dpt dikelompokkan dengan • Tdk dpt dikelompokkan dng
beda yg sangat jelas jelas
• Tdk mempunyai nilai • Mempunyai nilai ekonomis
ekonomis • Seleksi bibit banyak
• Seleksi bibit sedikit bersifat ditujukan thd sifat ini
kualitatif • Diatur oleh banyak gen
• Dikontrol sepenuhnya oleh • I.e : produksi susu, padar
gen, diatur oleh satu/2 gen lemak susu, pertambahan
• i.e : warna bulu, bertanduk bbt badan, tebal lemak
punggung
Macam Seleksi

1. Seleksi Alam (Natural Selection)


Seleksi terjadi secara spontan akibat
pengaruh alam. Perubahan cuaca
(pakan,minum), bencana alam, binatang
pemangsa, serangan penyakit.
2. Seleksi Buatan (Artificial Selection)
Seleksi yg dilakukan oleh manusia thd
ternak untuk memenuhi kebutuhannya.
Seleksi unt. Meningkatkan frekuensi
gen dominan dalam populasi
• Cull ternak yang membawa gen homosigot resesif
• Besarnya penurunan gen homosigot resesif
𝐹ₒ
Fn =
1+(𝑁 𝑥 𝐹ₒ)
• N = banyaknya generasi selama proses seleksi
• Fₒ = frekuensi gen resesif sebelum proses seleksi
• Fn = frekuensi gen resesif setelah seleksi
dilakukan (semua ternak yg bergenotif resesif
dikeluarkan)
Contoh soal :
• Dalam suatu populasi frekuensi gen resesif
0,15. Bilamana dalam suatu program seleksi
dilakukan pengeluaran ternak-ternak yg
bergenotif resesif. Berapa besar frekuensi gen
resif tsb pada generasi ke 5?
Seleksi untuk membuang gen dominan
▪ Pada umumnya sifat ekonomis dikode oleh
gen dominan
▪ Seleksi unt membuang gen dominan sangat
mudah
▪ Perbedaan atr fenotipe dr gen dominan dan
resesif sangatlah jelas. Begitu semua ternak yg
bergenotif dominan dikeluarkan maka semua
gen dominan dari ppulasi akan hilang.
Seleksi untuk satu sifat
• Hasil dr seleksi adl meningkatnya rata-rata
penampilan ternak pada suatu populasi. Ini adl
kemajuan seleksi atau disebut Respon Seleksi
• Cotoh : rata2 bobot sapi Bali jantan dewasa pada
suatu eternakan sebelum dilaksanakan program
seleksi adl 290 kg. Setelah dilakukan seleksi unt.
Meningkatkan bobot badan selama beberapa
generasi dihasilkan rata-rata bobot badan sebesar
305 kg. terjadi respon seleksi sebesar 305 -290 =
15 kg
Respon Seleksi
• Adl. Kemajuan penampilan ternak per generasi

• Per generasi ditentukan oleh 1) besarnya nilai h², 2)


diferensial seleksi. Jadi respon seleksi (R)

R = h² DS

R = kemajuan hasil seleksi per generasi


h² = heritabilitas dr sifat yg diseleksi
DS = diferensial seleksi
Diferensial seleksi
• DS = Ps – Pp
Ps = rata-rata fenotipe ternak terpilih
Pp = rata-rata fenotip populasi
contoh
• Pada usaha pembibitpun an ayam Arab,rata2
produksi telur/tahun adl. 170 btr. Kemudian
10 ekor induk ayam yg produksi telur diatas
rata2 diambil ut dikembangkan. Adapun
produksi telur ke 10 ekor ayam tsb adl. 250,
235,230, 210, 205, 200, 190, 184, 180, 175
btr/th. DS = ?
Faktor2 yg mempengaruhi DS
• Jumlah ternak yg dipilih sebagai penghasil
bibit (contoh diatas…)
• Besarnya keragaman fenotipe, respon atau
kemajuan seleksi lebih besar pada kelompok
ternak yg lebih besar drpd yg jumlahnya
sedikit
• Banyaknya ternak dalam populasi
• Jenis kelamin, makin sedikit jantan yg dipilih
sbg bibit makin baik
Prosentase jumlah ternak jantan dan
betina sbg calon penghasil bibit bbrp
ternak (Lasley, 78)
Jenis ternak Persentase
Jantan Betina
Sapi potong 4–5 40 – 50
Sapi perah 4–5 50 – 60
Domba 2–3 40 – 50
Babi 1–2 10 – 15
Kuda 2–4 40 – 50
Ayam 1-2 10 - 15
Kemajuan hasil seleksi per tahun

𝒉² 𝑫𝑺
ΔG =
𝑰𝒈

Δ G = kemajuan hasil seleksi per tahun


Ig = interval generasi (rata2 umur induk saat
melahirkan anak-anaknya). Seekor induk sapi
melahirkan anak 7x dlm hidupnya. Umur
2,3,5,6,8,9,10 tahun. Ig nya = 43/7 = 6,14
Interval generasi beberapa jenis ternak
(Lasley ,78)
Jenis ternak Interval generasi (Th)
Jantan Betina
Kuda 8.0 – 12,0 8,0 – 12,0
Sapi potong 3,0 – 4,0 4,5 – 6,0
Sapi Perah 3,0 – 4,0 4,5 – 6,0
Domba 2,0 – 3,0 4,0 – 4,5
Babi 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
Ayam 1,0 – 1,5 1,0 – 1,5
Respon seleksi /tahun
Tgt dari DS dan Ig. Ig diperkecil dng jalan
memperpendek masa tinggal betina dalam
kelompok.
Frekuensi gen setelah seleksi
• Dalam suatu populasi (ribuan sapi)
diasumsikan gen f(gen bertanduk) dan f(tdk
bertanduk) masing2 adl 0,5. Bila terjadi kawin
acak mk sekitar 75% dr total sapi yg ada tdk
bertanduk dan 25% bertanduk. Dari sapi yg
tdk bertanduk, 1/3 bergenotip homosigot dan
2/3 bergenotip heterosigot. Kemudian
dilakukan seleksi dng mengeluarkan sapi yg
bertanduk. Berapakah f(gen bertanduk) dan
f(gen tdk bertanduk) ?
Jawaban
Setlh seleksi yg tinggal adalh 75% yg tdk
bertanduk, dmn 25% = HH dan 50% = Hh
Gen h = 50 Total gen 2 x 75 =150
F(h) = q = 50/150 = 0,333 dan f(H) = p= 0,667
Soal:
Suatu populasi ternak terdiri dari individu dng
genotip 153 FF, 214 FS dan 78 SS. (a) Berapakah
genotip frekuensi pd ppulasi tsb? (b) berapakah
frekuensi gen pada populasi tsb? (c) Bila 80% dr
embryo SS mati sebelum lahir, brpkah frekuensi
genotip dan gen pada generasi berikutnya?
Pada suatu populasi ternak yg terdiri dr 100
ekor, 84 ekor fenotipnya normal, 16 ekor resesif
abnormal. Berapakah f(gen normal) dan f(gen
abnormal)? Berapa ekorkah ternak dng genotip
homozygot dominan dan heterosigot? Bila
semua ternak abnormal dikeluarkan,berapakah
jumlah ternak dlm populasi itu, dan berapakah
f(gen normal) dan f(gen abnormal)?
Perubahan gen resesif
−𝑠𝑝𝑞2
Δq=
(1 −𝑠𝑞2)
Bila gen resesif di cull semua maka s = 1
Δ q = perubahan frek. Gen resesif yg di cull
S = intensitas culling sifat resesif yg diinginkan
Seleksi individu
❑ Catatan pribadi
❑ Catatan Tetua (silsilah)
❑ catatan keturunan (progeni)
❑ Catatan sudara (kolateral)
Metoda Seleksi
1. Tandem Method
2. Independent Culling Level
3. Indeks
4. MPPA / ERPA
Metoda seleksi
• Berdasar catatan fenotip ternak itu sendiri,
informasi fenotip keluarga atau gabungan
keduanya.
• Seleksi dibagi 2 :
1. seleksi individu
2. seleksi keluarga
1. Seleksi individu
• Paling sederhana dan sangat baik diterapkan
bila :
- nilai h2 tinggi
- sifat/fenotip dpt diukur pd jantan dan
betina
• Ternak dievaluasi berdasarkan catatan fenotip
ternak itu sendiri
2. Seleksi Keluarga
• Kadang2 ada sifat yg tdk bisa diamati pad
salah satu jenis kelamin, shg untuk menila
individu itu bisa dipakai catatan fenotip
keluarganya.
• Seleksi ini bermanfaat bila :
- nilai h2 rendah
- betina banyak menghasilkan keturunan
- fenotip hanya bisa diukur pd salah satu
jenis kelamin
Catatan Keluarga
• Silsilah
• Catatan saudara kolateral
• Catatan anak2 (progeny test)
1. Tandem Method
Seleksi dilaksanakan secara bertahap dari
beberapa sifat / performans yg
dipertimbangkan.
❑ efektif dilihat dari kemajuan masing-masing
sifat yg dikehendaki
❑ efisiensinya tgt pd korelasi genetik atr sifat yg
dikehendaki
❑ waktu lama shg jarang digunakan
2. Independent culling level
Seleksi dilakukan thd bbrp sifat yg dianggap
ekonomis secara bersamaan.
Contoh :
Seleksi calon induk berdasar jumlah anak yg
dilahirkan dan berat lahir anaknya. Dari 50 ekor
induk yg tersedia dipilih 20 ekor induk.
Keburukan metoda ke 2
❑ Kemajuan lebih rendah/lambat dr 1
❑ Terjadi kesempatan memperoleh performan
sifat kedua yg bagus krn sdh di cull, atau
performan sifat pertama yg tinggi ternyata
sifat kedua performannya brd di rangking
terbawah
❑Efisien krn waktu lebih singkat sifat yg
diseleksi lebih banyak
3. Indeks
Berasar nilai ekonomis sifat yg akan dipilih diberi
score yg menjadi indek ternak ybs. (1-100)%
Contoh : Seleksi calon pejantan sap Bali dr populasi
berdasarkan berat laahir dan berat sapih. Bobot at
lahir sapih diberikan indek lebih tinggi dr berat
sapih berhubungan dengan laju pertumbuhan
sampai dewasa.
Koef. Berat lahir 0,4 (a), koef berat sapih 0,6 (b)
X1= berat lahir X2= berat sapih
Indek sapi = aX1 + bX2
4. MPPA (Most Probable Producing
Ability)/ERPA (Estimated Real
Producing Ability)
• Suatu cara untuk menduga kemampuan
berproduksi seekor sapi perah betina.
𝒏𝒓
MPPA = P – P’
𝟏+ 𝒏−𝟏 𝒓

• MPPA = Most probable Producing Ability


• n = jumlah catatan (banyaknya laktasi)
• r = ripitabilitas
• P = rata-rata produksi individu sapi yg diukur
• P’ = rata-rata produksi populasi
𝒏𝒓
ERPA = P – PH
𝟏+ 𝒏−𝟏 𝒓
• ERPA = Estimated Real Producing Ability
• PH = Rata – rata produksi herdmatenya
(semua induk yang ada dalam peternakan yg
sama, dan beranak dlam waktu yg relative
sama tetapi bukan saudara tiri sebapak)

Anda mungkin juga menyukai