Anda di halaman 1dari 10

PEMULIAAN TERNAK TERAPAN

SELEKSI PADA DOMBA SAPUDI DI UPT GAHARAHAN

Oleh

Putri Mauidhatul Hasanah

NIM : C31180328

GOLONGAN A

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
SELEKSI TERNAK

 Pengertian seleksi

Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu
genetic baik untuk dikembang biakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang
baik untuk disingkirkan dan tidak di kembang biakan lebih lanjut. Yang bertujuan untuk
meningkatkan produktifitas ternak melalui perkawinan mutu genetic ternak. Seleksi terbagi
menjadi 2 yaitu seleksi alam dan seleksi buatan, seleksi alam yaitu seleksi yang terjadi
melalui suatu proses survival of the first atau ketahana yang paling tegar dalam suatu
lingkungan tertentu. Individu yang paling baik memyesuaikan dengan lingkungannya tertentu
akan mendapatkan ketentuan terbanyak Sedangkan seleksi buatan yaitu seleksi yang
dilakukan manusia dan diarahkan sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan
kepentingan manusia.

 Metode seleksi

Seleksi pada suatu populasi memiliki banyak metode yang ditawarkan oleh para ahli
sebelumnya, yaitu seleksi atas dasar catatan individu (seleksi massa), seleksi atas dasar
catatan tetua (seleksi silsilah), seleksi atas dasar catatan keturunan (seleksi progeni), dan
seleksi atas dasar catatan saudara (seleksi kolateral).

1. Selelsi individu/massa

Pertama, seleksi atas dasar catatan individu (seleksi massa) yang menggunakan catatan
performen produksi individu itu sendiri. Metode ini merupakan metode seleksi yang paling
sederhana diantara metode yang lain dan yang sering digunakan, karena keaslian data pada
individu itu sendiri. Untuk melakukan seleksi dengan menggunakan catatan produksi
individu itu sendiri memiliki syarat, yaitu mempunyai catatan produksi individu ternak
(recording), buat ranking antar individu berdasarkan catatan produksi tersebut, dan lakukan
seleksi, dimana dalam seleksi menghasilkan ternak yang dipilih (menjadi induk untuk
dikembagbiakkan) dan ternak yang harus dipisahkan (dijual, dimakan,dan sebagainya) dari
populasi ternak tersebut.

Seleksi individu berguna untuk sifat-sifat yang dapat diukur pada ke-2 jenis kelamin
sebelum dewasa atau sebelum perkawinan pertama, beberapa sifat yang temasuk kedalamnya
adalah laju pertumbuhan, skor bentuk tubuh, berat bulu, wool, ketebalan lemak punggung dan
lain-lain. Untuk suatu program yang efektif hanya diperlukan catatan penampilan produksi
yang dibuat pada seluruh populasi dimana seleksi akan dilakukan, akan tetapi penggunaan
yang tepat dari seleksi individu memberikan banyak keuntungan.

Seleksi ini sering dilakukan jika :

1. Fenotip ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.

2. Nilai heritabilitas atau keragaman genetik tinggi.


Seleksi bisa dilakukan dengan memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan.
Dalam aplikasi dilapangan, jika memungkinkan, nilai heritabilitas dan nilai pemuliaan ternak
jantan dan betina dipisah, kemudian dipiilih ternak-ternak terbaik sesuai keperluan untuk
pengganti. Pada ayam pedaging, seleksi individu sering dan lebih mudah ddilakukan karena
sifat tumbuh bisa diukur langsung baik pada jantan ataupun betina. Demikian juga
lingkungan yang diberikan biasanya sama, seperti dalam satu kandang ayam-ayam berasal
dari tetasan yang sama, pakan sama, dan perlakuan yang sama. Sering seleksi hanya
berdasarkan pertimbangan fenotip saja tidak perlu menduga nilai pemuliaan. Seleksi individu
akan semakin rumit apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip , seperti pada domba ,
babi , dan sapi perah. Pada domba misalnya, faktor yang mempengaruhi bobot badan sangat
banyak, seperti jenis kelamin, tipe kelahiran, paritas induk, dan musim waktu ternak-ternak
tersebut dibesarkan. Apabila faktor-faktor ini tidak diperhatikan, ketepatan memilih ternak
akan berkurang. Sebagai contoh, apabila kita ingin memilih domba berdasarkan berat saja,
maka yang akan terpilih adalah domba-domba jantan yang berasal dari kelahiran tunggal,
padahal domba yang berasal dari kelahiran kembar mungkin mempunyai potensi genetik
tinggi. Karena pengaruh dari induk mulai dari uterus sampai mereka disapih, domba-domba
yang berasal dari kelahiran tunggal walaupun induknya sama. Dalam pendugaan nilai
pemuliaan, faktor-faktor yang mempengaruhi fenotip harus diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam evaluasi.

2. Seleksi silsilah

Kedua, seleksi atas dasar catatan tetua (seleksi silsilah). Seleksi yang dilakukan
berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi inidilakukan untuk memilih ternak bibit
pada umur muda, sementara hewan muda tersebut belum dapat menunjukkan sifat-sifat
produksinya. Pemilihan Bibit Ternak (contoh : ternak kambing/domba).

Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki
sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi,
kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta persentasi karkas yang baik dan
sebagainya. Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka
melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase
kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording
dan status kesehatan temak tersebut.

Seleksi ini banyak digunakan, jika individu yang akan diseleksi tidak mempunyai catatan
recording sendiri. Jadi dalam proses seleksi harus menggunakan catatan dari induknya (induk
jantan dan betina), tergantung dari produksi yang akan diseleksi. Misalnya seleksi performan
produksi susu, kita ketahui bahwa ternak jantan idak memiliki catatan produksi susu, namun
jantan memiliki performan gen (produuksi susu) yang akan diwariskan keanaknya jadi kita
bisa menggunakan sebagai induk jantan.

1. Bangsa

Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan


biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi

Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang
beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.

3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk

Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau
merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.

4. Penampilan Eksterior

Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk
bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan
atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun
pengamatan.

3. Seleksi turunan(progeny test)

Ketiga, seleksi atas dasar catatan turunan (progeni) merupakan kebalikan dari metode
seleksi silsilah. Pada metode seleksi silsilah, catatan produksi dari induk digunakan untuk
menseleksi anaknya. Sedangkan pada seleksi progeni, menggunakan catatan produksi
anaknya untuk menseleksi induknya. Tes ini umumnya dilakukan terhadap pejantan, karena
ia bertanggung jawab terhadap banyaknya keturunan yang dihasilkan seumur hidupnya. Pada
hewan betina hal ini tidak lazim dilakukan, kecuali jika dapat dilakukan embrio plantasi. Uji
keturunan dibutuhkan adalah hal-hal atau situasi sbb:
• Untuk karakter-karakter yang lemah diturunkannya.
• Untuk karakter yang khusus ditampilkan oleh salah satu jenis kelamin (misalnya
produksi susu).
• Untuk perilaku khusus setelah dipotong (komposisi karkas).
Prinsip-prinsip genetik dalam uji keturunan sebenarnya sangat sederhana.
Sebagaimana diketahui, setiap keturunan akan mendapat genda dari penurunannya dan
semakin banyak keturunan yang diteliti, diharapkan semakin tepat pulalah penilaian2
terhadap penurunannya.

Sering suatu sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya produksi
susu. Tetapi keunggulan potensi genetik ternak jantan untuk produksi susu juga sangat
penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini banyak betina. Apabila
keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat. Uji Zuriat adalah suatu uji terhadap
seekor atau sekelompok ternak berdasarkan performance atau tampilan dari anak-anaknya.
Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena pejantan biasanya
banyak menghasilkan keturunan. Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-
syarat berikut ini :

1. Pejantan diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah


anak yang dihasilkan).
2. Pengawinan pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk menghindari jantan-
jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat jelek.

3. Jumlah anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)

4. Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.

5. Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah


dalam membandingkan.

4. Seleksi Keluarga (family)

Yang dimaksud denga istilah keluarga adalah pelaksanaan seleksi dimana keluarga
dipergunakan untuk membantu membuat suatu keputusan. Dalam pelaksanaannya sering
terjadi keragu-raguan mengenai seleksi keluarga tersebut karena adanya perbedaan pendapat
mengenai yang mana yang dimaksud dengan keluarga tersebut. Mengenai keluarga dapat
dibagi dalam 3 bentuk atau asal :

1) Keluarga pejantan : seluruh keturunan yang berasal dari satu pejantan.


Keluarga pejantan tersebut dapat dibagi dalam :
a) Yang lahir dalam tahun yang sama.
b) Yang lahir dalam tahun yang berbeda-beda.

2) Keluarga induk : keturunan yang dilahirkan oleh seekor induk. Dalam hal ini juga
dapat terjadi keturunan yang lahir dalam tahun yang sama (kembar atau dalam bantuan
embrio plantasi) dan keturunan yang lahir dalam tahun yang berbeda.

3) Keluarga pejantan dan induk ;dalam hal iniketurunan berasal dari pejantan dan
induk yang sama.
HASIL PENGAMATAN

1) Hasil pengukuran domba jantan


Umur : 2-3 tahun
Panjang badan : 66 cm
Tinggi badan : 71 cm
Lebar dada : 84 cm
Panjang ekor : 38 cm
lebar ekor : 17 cm
lingkar ekor : 43 cm
Lingkar skrotum : 23 cm
Ekor pejantan besar sigmoid
Kaki kokoh kuat tegap
Warna rambut putih
Tidak bertanduk
Skrotum simetris

Gambar hasil pengamtan pada domba jantan


2) Hasil pengukuran domba betina
Umur : 2-3 tahun
Panjang tubuh : 59 cm
Tinggi tubuh : 54 cm
Lebar dada : 75 cm
Panjang ekor : 37 cm
lebar ekor : 14 cm
lingkar ekor : 51 cm
Ekor besar sigmoid
Kaki kokoh kuat tegap
Warna rambut putih
Tidak bertanduk

Gambar domba betina


3) Tabel rekording domba
PEMBAHASAN

Dalam praktikum ternak yang digunakan adalah ternak Domba Sapudi. Sesuai data yang
didapatkan maka seleksi yang dilakukan adalah seleksi individu dan seleksi silsilah.

1) Seleksi individu
Domba yang akan diseleksi harus memenuhi kriteria karakteristik yang baik tanda-
tanda umum calon tetua yang baik sebagai berikut :
Calon indukan :

Calon pejantan :
Karakteristik domba yang dapat dijadikan indukan dan pejantan yang baik sebagai
berikut :
a.Sifat kualitatif (dewasa)
1)Warna :
a) tubuh : Dominan putih.
b) kepala : Putih.
2)garis muka : Agak cembung.
3)Telinga : Cukup besar, panjang, lebar, dan tegak ke samping dengan sudut
45-90 derajat.
4)Tanduk: Tidak bertanduk.
5)garis punggung: Melengkung cekung dengan bagian belakang meninggi.
6)Ekor : Bervariasi dari bentuk segitiga sampai sigmoid, tebal, panjang
lebar, bagian pangkal tengah lebar dan sering berkelok(sigmoid) dan
meruncing pada bagian ujungnya.
7)temperamen : Tenang dan tidak agresif.

b. Sifat kuantitatif
(dewasa) :

1)ukuran permukaan tubuh:


a)tinggi badan : Jantan: minimal 71 cm. Betina: minimal 51 cm
b)panjang badan: Jantan: minimal 68 cm Betina: minimal 50 cm.
c) lingkar dada: Jantan: 84,8±4,3 cm. Betina : minimal 60 cm

Dari persyaratan karakteristik kualitatif dan kuantitatif domba jantan maupun betina
memiliki sifat kualitatif sesuai standart domba sapudi tetapi pada sifat kuantitatifnya hanya
betina yang bisa dijadikan indukan atau tetua yang baik karena sudah memenuhi karakteristik
kualitatif maupun kuantitatif sesuai standart. Pada jantan panjang badan 66 cm sedangkan
standartnya minimal 68 cm dalam hal ini berarti pejantan kurang baik untuk dijadikan tetua.

Karakteristik produksi jenis domba sangat variatif. Secara umum tingkat pertumbuhan
domba jantan cendrung lebih tinggi dibandingkan dengan domba betina. Lebih cepatnya
pertumbuhan domba jantan dan adanya larangan pemotongan domba betina yang masih
produktif, menyebabkan hanya domba jantan yang digemukan sebagai hewan pedaging.
Seperti halnya domba memiliki masa-masa pertumbuhan yang terkait erat dengan umurnya.
Cara yang paling akurat untuk menentukan umur seekor domba adalah dengan melihat kartu
catatan produksi atau registrasi domba yang bersangkutan. Ketebalan lemak punggung
dipercaya sebagai indicator kurus atau gemuknya domba. Domba yang gemuk dan sudah tak
mungkin lagi mengalami pertumbuhan pesat. Domba yang umurnya masih muda tetapi
terlihat kurus, masih dapat dipilih dengan pertimbangan domba masih bisa tumbuh dan berat
badannya diharapkan bertmbah dengan perlakuan pakan yang lebih baik.
2) Seleksi silsilah
Saat melalukan seleksi silsilah yang perlu diperhatikan adalah
1. Bangsa
Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan
biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang
beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik,
mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk
bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian
keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan
perabaan/pengukuran ataupun pengamatan.

Dari tabel rekording didapatkan bahwa presentase kelahiran paling tinggi tidak
bisa ditentukan secara keseluruhan karena meskipun jantan pada semua kandang
berjumlah 6 tetapi jumlah betina setiap kandang berbeda beda, jadi seleksi diukur
yang terbaik sesuai jumlah betina dan presentase kelahirannya sebagai berikut :
1) Kandang yang memiliki 55 betina presentase kelahiran yang paling tinggi
ada pada kandang nomor 11,12,13 dan 14 dengan hasil anakan sebanyak
20 ekor yang terdiri dari 10 ekor jantan dan 10 ekor betina
2) Kandang yang memiliki 56 betina pada kandang nomor 15 hanya satu jadi
tidak bisa diseleksi. Hasil anakan yang dihasilkan yaitu 21 yang terdiri dari
10 ekor jantan dan 11 ekor betina
3) Kandang yang memiliki 58 betina pada kandang 16,17 dan 18 tidak bisa
diambil yang terbaik karena anakan yang dihasilkan memiliki jumlah yang
sama yaitu berjumlah 23 anak yang terdiri dari 11 jantan dan 12 betina

Anda mungkin juga menyukai