Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PEMULIAAN TERNAK TERAPAN

EVALUASI HASIL PERSILANGAN

Oleh

Putri Mauidhatul Hasanah

NIM : C31180328

GOLONGAN A

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah Pemuliaan
Ternak Terapan tentang “Evaluasi Hasil Persilangan ”.

Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
tugas mata kuliah Pemuliaan Ternak Terapan . Makalah ini telah diupayakan agar dapat
sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi
setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar
kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar
menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen dan Teknisi berkat kerjasamanya
sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Sehingga apa yang kita
harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya.
Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Jember,20 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kenaikan laju pertumbuhan penduduk disertai dengan tingkat pengetahuan dan
pendapatan masyarakat yang semakin membaik menyebabkan meningkatnya permintaan
akan pangan berprotein tinggi terutama dari produk peternakan, khususnya daging. Salah satu
ternak ruminansia kecil yang berpotensi sebagai penghasil daging adalah ternak kambing.
Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melakukan
perbaikan lingkungan (mutu pakan dan tatalaksana) serta dengan menggunakan program
pemuliaan. Peningkatan mutu genetik melalui program pemuliaan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, dengan melakukan persilangan dan dengan program seleksi. Persilangan
merupakan suatu cara untuk memperoleh individu-individu yang memiliki sejumlah sifat
unggul yang dimiliki oleh kedua bangsa tetuanya.

Guna memperbaiki mutu genetik kambing dan domba dilakukan persilangan


Kambing yang sering digunakan dalam persilangan adalah dari bangsa Ettawa sedangkan
pada domba banyak dilakukan persilangan antara domba lokal dengan pejantan Suffolk dan
Dormer. Domba lokal Indonesia yang mempunyai angka produktivitas tinggi dan sering
dipakai untuk persilangan antara lain domba Priangan, Domba ekor tipis dan Domba ekor
Gemuk.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat ditarik sebuah masalah
1. Apa pengertian persilangan dan tujuannya?
2. Bagaimana metode persilangan?
3. Bagaimana evaluasi genetik pejantan boer berdasarkan performans hasil
persilangannya dengan kambing lokal?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas maka makalah ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pengertian persilangan dan tujuannya.
2. Mengetahui metode persilangan.
3. Mengetahui hasil Evaluasi Genetik Pejantan Boer Berdasarkan Performans
Hasil Persilangannya Dengan Kambing Lokal.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian persilangan dan tujuannya
 Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen.
Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara mengawinkan antara induk
jantan dan betina, perkawinan tersebut dapat terjadi secara alami maupun
dengan mengunakan inseminasi buatan(IB).
 Tujuan utama persilangan adalah menggabungkan dua sifat atau lebih yang
berbeda yang semula terdapat dalam dua bangsa ternak ke dalam satu bangsa
silangan, selain itu persilangan juga ditujukan untuk membentuk bangsa baru,
grading up dan pemanfaatan heterosis
2. Metode persilangan
Dalam persilangan dikenal beberapa metode yaitu persilangan tunggal,
persilangan balik (back crossing), persilangan rotasi (criss cross) dan persilangan tiga
bangsa.
3. Evaluasi Genetik Pejantan Boer Berdasarkan Performans Hasil Persilangannya
Dengan Kambing Lokal
Evaluasi potensi genetic pejantan merupakan salah satu program pemuliaan
yang sangat penting dalam seleksi ternak. Seleksi berdasarkan potensi genetic akan
mampu meningkatkan efektivitas seleksi sehingga dapat meningkatkan kemajuan
genetic akibat seleksi. Potensi genetic pejantan dapat tercermin dari kualitas
keturunannya yang dapat diprediksi dari performans yang dapat diukur. Bobot lahir
dan bobot sapih merupakan dua variabel penting dalam menduga kemampuan
berproduksi individu ternak.

Nilai genetik performans pejantan Boer dapat diduga berdasarkan performans


keturunannya, dalam hal ini keturunan hasil persilangan (F1) pejantan Boer murni
dengan kambing lokal. Hardjosubroto (1994) yang menyatakan bahwa uji keturunan
dilakukan untuk menilai kemampuan genetik pejantan dengan menduga performans
keturunannya. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)
pada bobot lahir hasil persilangan dari kambing lokal dengan pejantan Boer yang
berbeda galur. Pejantan PK dengan rataan bobot lahir hasil persilangan sebesar 2,62
kg menduduki peringkat tertinggi, sedangkan pejantan TZ dengan bobot lahir
keturunan hasil persilangannya sebesar 2,16 kg menduduki ranking terendah.
Peringkat bobot lahir hasil persilangan berturutturut adalah pejantan PK, TY,
DM dan TZ. Pejantan PK adalah keturunan salah satu galur Boer unggul yang
terkenal di dunia. Kekuatannya dapat dilihat mulai dari kepala hingga kaki,
mempunyai tubuh yang lebar sampai dalam dan termasuk kelas kualitas superior
(Anonimus, 2004).
Keunggulan yang dimiliki pejantan PK memberikan dampak pada persentase
keunggulan keturunan hasil persilangan yang lebih tinggi dibandingkan tiga pejantan
yang berasal dari galur yang berbeda. Rataan bobot sapih hasil keturunan dari
pejantan Boer dari galur yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada
performans bobot sapih tampak terjadi pergeseran peringkat, dimana peringkat
tertinggi diduduki oleh pejantan TZ dengan rataan bobot sapih anaknya sebesar 13,44
kg.
Pejantan PK yang unggul pada bobot lahir tergeser ke peringkat ke tiga.
Perbedaan dan pergeseran peringkat rataan bobot sapih ini kemungkinan disebabkan
kecepatan pertumbuhan dari masing-masing galur pejantan yang berbeda. Galur
pejantan TZ menghasilkan keturunan dengan bobot lahir yang rendah namun
pertumbuhannya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan ke tiga galur yang lain
sehingga menghasilkan bobot sapih yang lebih tinggi.
Perbedaan bobot sapih kemungkinan juga dapat disebabkan oleh penggunaan
induk kambing lokal yang berbeda sehingga hasil persilangannya juga akan berbeda.
Disamping itu manajemen pemeliharaan juga ikut berperan menciptakan perbedaan
performans bobot sapih. Pada penelitian ini hasil persilangan yang digunakan dalam
penelitian berasal dari peternak di beberapa kabupaten dengan sumber daya alam
yang berbeda sehingga berpengaruh pada kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Bobot lahir dan bobot sapih keturunan hasil persilangan Boer dengan kambing lokal jenis
kelamin jantan lebih besar daripada betina;

2) Galur pejantan berpengaruh pada bobot lahir dan bobot sapih keturunan hasil persilangan;

3) Hasil persilangan Boer dengan kambing lokal dengan nilai bobot lahir tertinggi (2,62 kg)
diperoleh dari pejantan PK;

4) Hasil persilangan dengan nilai bobot sapih tertinggi (13,44 kg) diperoleh dari pejantan TZ.

Analisis nilai pemuliaan bobot lahir dan bobot sapih pejantan Boer disarankan untuk
dilakukan agar dapat digunakan sebagai dasar seleksi sehingga kemajuan genetik dapat
tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
http://ternaktropika.ub.ac.id/index.php/tropika/article/view/117

Anda mungkin juga menyukai