Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TEKNIK PENULISAN ILMIAH

REVIEW JURNAL DAN PLAGIARISME

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

HETTY SUNJAYA NAINGGOLAN 062030401221

WANDA SARI BR PURBA 062030400130

MUTIA FEBRIANA 062030400129

DOSEN PENGAMPU:

Ir.Jaksen M.Amin,M.Si.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

penyertaanNya sehingga makalah ini dapat disusun.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang mendukung,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .

Sebagai seorang manusia, kami menyadari bahwa ada kesalahan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sangat

diharapkan untuk memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih baik.

Atasnya di ucapkan terima kasih.

Palembang, 25 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..........................................................

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................

C. MANFAAT.............................................................................

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................

1.REVIEW JURNAL

1.1 PENGERTIAN REVIEW JURNAL......................................

1.2 TUJUAN REVIEW JURNAL..............................................

1.3 MANFAAT REVIEW JURNAL..........................................

1.4 STRUKTUR REVIEW JURNAL.........................................

1.5 FORMAT PENULISAN ILMIAH......................................

1.6CARA MEREVIEW JURNAL........................................

1.7CONTOH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL.................

2.PLAGIARISME

2.1 PENGERTIAN PLAGIARISME

2.2 HAK CIPTA..........................................................................

2.3 PENCEGAHAN PLAGIARISME .....................................

ii
2.4 TIPE TIPE PLAGIARISME................................................

2.5 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PLAGIARISME.......................

2.6 IDENTIFIKASI PLAGIARISME..............................................

2.7 BENTUK PLAGIARISME.......................................................

2.8 SANKSI BAGI PELAKU PLAGIARISME................................

BAB III. PENUTUP.....................................................................................

A. KESIMPULAN......................................................................

B. SARAN...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia memiliki tujan untuk menjunjung
tinggi nilai kebenaran. Salah satu nilai kebenaran itu terlihat ketika seorang mahasiswa
mendapat tugas dari dosennya untuk membuat makalah. Makalah merupakan tugas yang
sering diberikan kepada mahasiswa,karena di dalam makalah termuat analisa dan data. Dalam
pembuatan makalah juga terdapat pengembangan. Pengembangan inilah yang menjadi suatu
inovasi dan memunculkan hal baru, baik berupa gagasan maupun teori.

Tetapi dalam penulisan makalah, tidak jarang terjadi suatu tindakan dimana ide-ide
yang dituang dalam makalah tersebut tidak sesuai dengan cara pengutipan yang benar.
Pembuatan makalah dalam dunia akademik merupakan suatu bukti kompetensi seorang
akademis. Sehingga mengutip karya tulis atau ide orang lain menjadi salah satu jalan pintas
peletakan ide konsep maupun analisa dalam makalah. Disinilah sering terjadi suatu
permasalahan ketika kutipan yang diambil dari suatu karya tertentu tidak memberi penjelasan
asal inspirasi tersebut. Sehingga kreativitas dalam diri mahasiswa kurang berkembang. Hal
itu dilakukan mahasiswa untuk membuat tugas dengan cara yang cepat dari dosennya. Praktik
plagiat tersebut sudah banyak terjadi di Indonesia.

Pada dasarnya tindakan plagiat menurut saya adalah perbuatan seseorang yang
mengakui karya milik orang lain sebagai karyanya sendiri baik dibidang akademis maupun
non akademis. Saya sebagai insan akademik sanagatlah dituntut untuk menghasilkan karya
ilmiah yang seharusnya mengedepankan dan menghargai originalitas ide. Lingkungan
akademik menjadi tempat rentannya terjadinya tindakan plagiarisme. Sehingga kini sangatlah
sulit dalam mengatasi plagiarisme ataupun pembajakan yang semakin rentan. Kurangnya
kesadaran etika dalam mengutip suatu argumen ataupun pendapat menyebabkan secara tidak
langsung mengambil karya cipta orang lain tanpa izin. Kesadaran mahasiswa ataupun
mahasiswi dalam membuat karya yang mengutamakan originalitas sampai saat ini belum
begitu baik hal itulah yang memicu maraknya tindakan plagiarisme di kalangan mahasiswa.
Plagiarisme yang dilakukan mahasiswa juga selalu ditutupi bahwa mereka hanya
mendapatkan inspirasi dari karya orang lain bukan menirunya.

Apalagi memasuki era globalisasi dan modernisasi dunia internet yang semakin maju
kini menyebabkan tindakan plagiarisme dan pembajakan pada lingkungan akademik semakin
ii
bertambah. Perkembangan teknologi yang semakin progresif terus menggempur originalitas
hasil karya para cifitas akademika. Dan pengguna internet yang semakin umum menambah
kemudahan untuk melakukan pembajakan dan tindakan plagiarisme pada karya ilmiah para
mahasiswa. Sehingga para pengajar khususnya dosen seharusnya mampu menanamkan mine
set agar kita harus mengutamakan originalitas kerja, disamping itu dosen juga harus bisa
menghapus pola pikir plagiarisme agar sumberdaya manusia di Indonesia menjadi kreatif.
Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Jika tidak ada upaya untuk menghetikannya, maka
tentu saja plagiarisme semakin lama akan tumbuh menjadi budaya, jika kita membiarkan
budaya ini terus berkelanjutan maka siapa yang bertanggung jawab jika masalah ini akan
semakin meluas ?

B. Rumusan Masalah

Pada hakikatnya plagiat itu merupakan tindakan yang melanggar kode etik dalam
pembuatan suatu hasil kreatifitas, baik itu dalm dunia akademika ataupun non-akademika.
Dalam dunia akademik seperti penjiplakan karya tulis seperti makalah, skripsi, dll.
Pemerintah pun sebagai agen yang harus menindak tegas perilaku ini sampai sekarang seakan
acuh tak acuh pada masalah ini. Peraturan baik itu tertulis maupun tidak tertulis juga sudah
ada, namun hal ini seakan sudah menjadi budaya pada kalangan akademik maupun non
akademik. Maka dari itu masalah yang kita hadapi saat ini antara lain :

1. Apa itu review jurnal


2. Apa saja tujuan dari mereview jurnal?
3. Apa saja manfaat dari mereview sebuah jurnal?
4. Bagaimana format dalam melakukan review jurnal?
5. Bagaimana langkah langkah dalam review sebuah jurnal?
6. Apa itu plagiarisme?
7. Bagaimana tindakan yang dilakukan dalam pencegahan plagiarisme?
8. Apa saja faktor faktor yg menyebabkan terjadinya suatu tindakan plagiarisme?
9. Apa yang memicu tindakan tersebut dan sanksi apa saja yang diterima seseorang atas
tindakan mencuri karya orang lain (plagiat) ?
10. Serta apa saja cara yang digunakan untuk mencegah atau menanggulangi perilaku
plagiat ?

C. Manfaat
ii
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:

1. Menjelaskan apa itu review jurnal dan bagaimana cara melakukan revuew jurnal yg
baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat melakukan review jurnal internasional.
3. Menjelaskan apa itu plagiarisme dan bagaimana cara mencegah sebuah tindakan
plagiarisme
4. Bagaimana kita mahasiswa/i untuk tidak melakukan plagiarisme dalam
menyelesaikan tugas-tugas dari Dosen.

ii
BAB II PEMAHASAN
1.REVIEW JURNAL

1.1PENGERTIAN REVIEW JURNAL


Review dalam bahasa indonesia berarti tinjauan atau meninjau. Review juga dapat
berarti ulasan atau mengulas. Kegiatan review jurnal dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan
menulis untuk memberikan ulasan/tinjauan pada sebuah artikel jurnal agar diketahui
kelebihan, kekurangan, dan kualitasnya. Secara umum, review jurnal bertujuan untuk
memberikan informasi, gambaran, ide/gagasan tentang artikel jurnal yang telah dibuat.
Writting Bee menjelaskan bahwa, review artikel merupakan teks yang memuat
ringkasan penelitian tentang topik tertentu. Dapat juga diartikan sebagai rangkuman
sekaliguas evaluasi dari tulisan orang lain. Kegiatan review jurnal bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai topik tertentu. Dengan adanya review
dari sebuah artikel diharapkan pembaca dapat terbantu dalam memahami topik tanpa
membaca seluruh isi buku.
Evaluasi logis dari tema utama, argumen pendukung dan implikasinya terhadap
dokumen asli adalah isi dari sebuah review. Artikel hasil kegiatan review, tidak menyediakan
penelitian baru sebab review artikel merupakan rangkuman dari dokumen asli. Namun,
sebagai seorang yang me-review, kamu harus mempunyai cara untuk menanggapi penelitian
yang ditinjau/diulas. Dalam kegiatan me-review, kamu akan mengevaluasi artikel lalu
mengembangkan respon terhadap teori dan ide/gagasan yang digunakan dalam artikel
tersebut.

1.2 TUJUAN REVIEW JURNAL


Tujuan dan kontribusi yang terkait dengan review sejatinya sangat bergantung pada jenis
dan pertanyaan penelitian khusus yang dibahas, tetapi secara umum tujuannya adalah:
1.Menyelesaikan ambiguitas definisi dan buat garis besar cakupan topik.
2.Memberikan serangkaian bentuk pegambaran yang terintegrasi dan disintesis
tentang keadaan pengetahuan saat ini.
3.Mengidentifikasi inkonsistensi dalam hasil sebelumnya dan penjelasan potensial (Misalnya
moderator, mediator, tindakan, dan pendekatan).
4.Evaluasi pendekatan metodologis yang ada dan wawasan unik.
5.Mengmbangkan kerangka kerja konseptual untuk mendamaikan dan memperluas penelitian
sebelumnya.

ii
6.Menjelaskan wawasan penelitian, celah yang ada, dan arah penelitian di masa depan.

1.3 MANFAAT REVIEW JURNAL


Berikut beberapa manfaat dari pentingnya kegiatan review jurnal:
1.Kegiatan review jurnal mampu menguji pemahaman penulis tentang topik dalam suatu
artikel jurnal
2.Hasil review jurnal dapat menjadi rujukan awal pembaca dalam penelitian yang akan
dilakukannya
3.Memungkinkan pembaca untuk melihat pandangan serta perspektif orang lain tentang topik
dari suatu artikel jurnal, sehingga bisa keluar dari bias pribadi
4.Mampu meningkatkan kemampuan tata bahasa
5.Membantu meningkatkan pemahaman penulis tentang suatu topik penelitian.

1.4 HAL PENTING DALAM REVIEW JURNAL


1. Latar Belakang Teori atau Tujuan Penelitian
Bagian ini mengungkapkan apa latar belakang permasalahan, landasan teori, serta tujuan dari
penelitian yang dilakukan.
2. Metode Penelitian
Bagian ini mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara lain
adalah:
 Apa metode yang digunakan?
 Apa atau siapa subjek penelitiannya?
 Bagaimana teknik pengumpulan data nya?
 Apa saja alat pengumpulan data yang digunakan?
 Analisis data seperti apa yang digunakan?
3. Hasil dan Pembahasan
Bagian ini mengungkapkan hasil serta pembahasan pokok dari penelitian yang telah
dilakukan yang harus dijelaskan secara singkat, jelas, dan padat.

1.5 FORMAT REVIEW JURNAL


Kegiatan review jurnal dapat didefinisikan sebagai kegiatan menilai suatu artikel jurnal
berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam artikel jurnal tersebut. Dalam

ii
kata lain, review jurnal adalah kegiatan untuk mengevaluasi mengenai kualitas dari segi
kelengkapan, orisinalitas, kebaruan, dan lainnya mengenai jurnal tersebut.
Dalam melakukan ini, reviewer (orang yang melakukan review) harus teliti dalam
membaca jurnal tersebut supaya bisa menyusun pendapatnya mengenai inti bahasan yang
disampaikan, terlebih jika jurnal tersebut adalah jurnal internasional. Selain itu, reviewer juga
harus bisa memberikan rekomendasi ataupun saran kepada pembaca mengenai artikel yang
direview tersebut.Untuk bisa menghasilkan review yang tepat, seorang reviewer setidaknya
harus mengetahui bagaimana format review yang benar.
 Judul Artikel
 Nama Penulis
 Nama Jurnal
 Volume, Halaman, dan Tahun Penerbitan
 Nama Reviewer
 Tujuan Penelitian
 Latar Belakang
 Metode
 Hasil Penelitian
 Kelebihan
 Kekurangan
Judul, nama penulis, nama jurnal, volume, halaman, dan tahun penerbitan tersebut
menjadi bagian dari identitas artikel jurnal yang harus dituliskan di bagian awal. Tujuannya
untuk mengetahui data singkat mengenai jurnal dan mempermudah pembaca review dalam
mengenali identitas dari artikel jurnal tersebut
Kemudian, bagian yang tidak kalah penting adalah berkaitan dengan isi dari jurnal,
seperti tujuan penelitian, latar belakang, metode, dan hasil penelitian. Komponen-komponen
ini perlu untuk dituliskan supaya pembaca juga lebih mudah memahami ringkasan dari jurnal
tersebut. Tentunya, untuk bisa menuliskan komponen-komponen ini, reviewer harus
membaca jurnal secara keseluruhan dan penuh kejelian.
Tidak lupa, saran dan rekomendasi dari reviewer juga harus dicantumkan dalam bagian
kelebihan dan kekurangan. Untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan jurnal, reviewer
dapat memaparkan apa saja yang menjadikan jurnal tersebut menarik atau tidak menarik,
entah itu dari tingkat kelengkapan, akurasi, orisinalitas, kebaruan topik yang dipilih, maupun
hal-hal lainnya. Hasil review ini nantinya juga akan sangat berguna bagi penulis artikel jurnal

ii
itu sendiri, dikarenakan dapat menjadi evaluasi dan pertimbangan untuk lebih meningkatkan
kualitas tulisan.

1.6 CARA REVIEW JURNAL


Sebelum melakukan penulisan review jurnal ada beberapa hal nih yang harus kalian
perhatikan tentang jurnal yang akan kalian review, beberapa hal tersebut di antaranya adalah:
1. Periksa tujuan serta ruang lingkup artikel jurnal yang akan direview.
Sebelum melakukan penulisan review jurnal, kalian tentunya harus memilih terlebih
dahulu jurnal yang akan kalian review bukan?
Nah, dalam melakukan pemilihan jurnal kalian harus terlebih dahulu mengetahui tujuan juga
ruang lingkup jurnal yang akan kalian pilih. Hal ini tentunya akan membantu kalian agar
tidak salah memilih jurnal yang ternyata tidak sesuai dengan bidang studi kalian.
2. Pilih jurnal yang relevan.
Untuk jurnal yang nantinya akan kalian gunakan sebagai sumber referensi atau bahan
rujukan, memilih jurnal yang relevan tentunya menjadi hal yang harus diperhatikan. Jurnal
yang kalian pilih tentunya harus sesuai dengan topik penelitian yang akan kalian lakukan.
3. Periksa orisinalitas jurnal.
Orisinalitas jurnal atau keaslian jurnal menjadi hal penting karena mampu memberikan
nilai lebih terkait kredibilitas kalian baik dalam hasil review kalian hingga sumber referensi
dalam penelitian kalian nantinya.
Memeriksa orisinalitas jurnal dapat kalian lakukan dengan memastikan bahwa kalian
mendapatkan jurnal dari situs-situs penyedia jurnal yang terpercaya dan pastikan bahwa
jurnal yang kalian review terdaftar secara resmi dan terindeks scopus.
4. Perhatikan bagian diskusi dan kesimpulan pada jurnal.
Dengan memperhatikan bagian ini, kalian akan mendapat gambaran tentang hasil yang
didapat dari penelitian pada artikel jurnal, terkait solusi, metode penelitian yang digunakan,
dan lain sebagainya. Gambaran tentang hasil tentunya akan menjelaskan pada kalian seberapa
baik dan sesuainya jurnal yang akan kalian pilih

1.7 LANGKAH LANGKAH REVIEW JURNAL


A.Baca jurnal secara keseluruhan.
Penulisan jurnal seringkali menggunakan bahasa yang cukup rumit dan sulit untuk
dipahami. Oleh karenanya, penting sekali untuk bisa membaca keseluruhan jurnal secara
teliti, bahkan hingga membacanya lebih dari satu kali.

ii
Sambil membaca jurnal keseluruhan kalian bisa menggaris bawahi kalimat-kalimat
penting dalam jurnal yang menurut kalian termasuk pada topik bahasan utama jurnal. Ini akan
sangat memudahkan kalian dalam melakukan tahap review jurnal selanjutnya.
B.Tulis identitas jurnal.
Identitas jurnal memuat nama penulis artikel jurnal, judul artikel jurnal, jurnal yang
mempublikasi artikel tersebut, nomor volume dan nomor issue, tanggal publikasi dan jumlah
halaman jurnal. Identitas jurnal ini sangat penting untuk ditulis salah satunya agar nanti dapat
memudahkan penulisan dalam daftar pustaka atau sitasi.
Tulis ringkasan isi jurnal sebagai pembuka.
Isi jurnal dapat memuat, latar belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian, teori yang
digunakan hingga hasil penelitian. Sebagai pembuka review jurnal kalian bisa menuliskan
ringkasan isi jurnal dari hal-hal di atas.Tidak perlu secara lengkap menjelaskannya. Kalian
cukup membuat satu sampai tiga paragraf saja tergantung dari panjangnya artikel jurnal.
Biarpun singkat, ringkasan jurnal ini harus bisa menjelaskan detail tentang artikel, tujuan
penulis dalam menulis artikel, serta bagaimana tujuan tersebut dicapai, dan seperti apa
hasilnya.
C.Tulis gagasan atau pendapat pribadi tentang jurnal.
Setelah menuliskan ringkasan isi jurnal kalian bisa memberikan gagasan atau opini
pribadi kalian mengenai jurnal yang sudah kalian baca.Pada tahap ini, kalian bisa
memberikan pemahaman kalian tentang artikel jurnal, saran atau rekomendasi terkait, limitasi
atau keterbatasan penelitian, dan lain sebagainya. Menulis gagasan pribadi tentang jurnal juga
bisa kalian lakukan dengan menuliskan kelebihan juga kekurangan artikel jurnal yang kalian
review.

D.Tulis kesimpulan dari hasil review.


Setelah menuliskan pendapat pribadi, tahapan selanjutnya adalah menuliskan
kesimpulan dari hasil review yang kalian tulis. Kesimpulan hasil review bisa berupa
pemahaman juga pendapat kalian secara garis besar tentang isi artikel jurnal yang kalian
review.
E.Periksa ulang hasil review.
Setelah selesai menuliskan review jurnal, kalian bisa memeriksanya ulang dengan
membaca kembali hasil review jurnal untuk mencari kesalahan penulisan dan kesalahan
lainnya yang mungkin pernah terlewat. Memeriksa ulang hasil review jurnal juga dapat
memberikan perspektif baru bagi kalian dalam melihat hasil review jurnal yang kalian buat.

ii
1.8 CONTOH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

1.Judul : Strategy Management Accounting Practices In Croatia


2.Jurnal : The Jurnal Of international Management Studies
3.Volume & Halaman : Vol 7 number 2, October 2012, hal 93-100
4.Tahun : 2012
5.Penulis : Branka Ramljak and Andrijana Rogosic
6.Reviewer : Abdul Aziz (A210140110)
7.Tanggal : 29 Desember 2015
8.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan praktik akuntansi manajemen
strategis dan implikasinya pada relevansi dan ketepatan waktu manajer informasi yang
digunakan.
9.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 400 perusahaan besar di kroasia. Yag memiliki total aset
130.000.000 kunas, pendapatan dari 260.000.000 kunas dan rata-rata jumlah 250 karyawan
selama setahun keuangan. 17,75% responden tidak menjawab pertanyan.
10.Assemen Data
Menggunakan data kuesioner, dan juga melalui telepon, pos, e-mail, yang dikirim kepada
manajer sebagai responden.
11.Metode Penelitian
Menggunakan instrumen survei multiitem, menggunakan 5 jenis titik skala likert. Dan
mengambil atau mengadaptasi dari studi sebelumnya.
12. Langkah Penelitian
Langkah penelitian yang digunakan adalah pada bulan April, Mei, Juni 2011 dilakukan
perekrutan responden dari 400 perusahaan besar di Kroasia, yang dijadikan responden
adalah para manajer perusahaan yang dimintai persetujuan mengenai persetujuan mengenai
penelitian tersebut yang diberi paket kuesioner dikirim melalui telepon, pos, e-mail.
Kemudian menggunakan instrumen survei multiitem dan mengambil data atau
mengadaptasi dari studi sebelumnya.
13. Hasil Penelitian
Hasil analisa dari penelitian yang dilakukan adalah :

ii
Perusahaan besar di Kroasia telah menerapkan satu atau metode yang lebih sophicticated
akuntansi manajemen strategis
66% dari perusahaan sempel menggunakan salah satu teknik akuntansi
40% perusahaan menerapkan teknik penetapan biaya berdasarkan aktivitas
39% perusahaan menerapkan kualitas biaya.
14.Kekuatan Penelitian
Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner, ini
mudah digunakan oleh subjek penelitian.
15.Kelemahan Penelitian
Kelemahan pada penelitian ini adalah tingkat responnya masih rendah
Banyaknya metode yang digunakan dalam penelitian
Tambahnya ongkos penelitian dengan adanya pengiriman lewat pos kepada responden.
16.Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian dapat memberikan efek sinergis
positif dari managemen strategis implementasi teknik akuntansi yang berbeda. Dan dapat
memberikan wawasan bagi seorang manajer dalam penyusunan rencara perusahaan, dan
dalam pengambilan keputusan. Dapat dikatakan penelitian ini layak dijadikan refresi
pengetahuan yang valid.

2.PLAGIARISME
2.1 PENGERTIAN PLAGIARISME
Plagiarisme atau yang biasa disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan
karangan atau pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan
atau pendapatnya sendiri, dalam pengertian lebih lanjut plagiarisme dalam kultur akademik
menurut saya memiliki dua konteks utama. Pertama, pengambilan gagasan atau ide yang
terdapat dalam karya ilmiah orang lain yang diakui sebagai karyanya sendiri. Kedua,
pengambilan satu atau dua alenia dari karya ilmiah orang lain untuk disisipkan dalam karya
miliknya. Melalui konteks tersebut, plagiarisme dalam lingkungan akademika mencakup
tindakan meniru karya orang lain baik melalui pengambilan gagasan baik melalui argumen-
argumen yang dapat mendasari pengembangan terbentuknya suatu karya ilmiah secara
keseluruhan untuk digunakan sebagai kepentingan pribadi tanpa izin dari penciptanya.
Sebenarnya plagiarisme sangatlah sulit dihilangkan sebagaimana sulitnya menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan negatif didalam kehidupan sehari-hari.

ii
Sebagian orang mengaku sangat sulit untuk menulis sebuah karya tanpa mengambil
bagian dari karya orang lain, terutama bagi mahasiswa saat membuat karya ilmiah seperti
makalah ataupun skripsi. Kita boleh saja mengutip karya orang lain sebagai dasar
argumentasi dalam membangun karya. Hanya saja ada etika dan tata cara dalam mengutip
pendapat orang. Plagiat disini berbeda dengan mengutip. Kutipan sendiri hanya kata-kata
saja, bukan keseluruhan serta mencantumkan sember referensinya untuk mendukung karya
tulis, sedangkan plagiat adalah menjiplak karya tanpa orang tanpa menyebut sumbernya.
Sebenarnya tindakan plagiat itu sendiri merupakan tindakan yang melanggar etika akademika
dalam menyusun karya tulis ilmiah, namun pada kenyataanya tidak seperti itu banyak
mahasiswa tingkat akhir ketika membuat skripsi mengalami kesulitan sehingga mendorong
praktik kecurangan itu dilakukan. Namun sayangnya tindakan penjiplakan itu sendiri makin
hari makin marak terjadi dan pelakunyan bukan hanya dari kalanganan pelajar atau
mahasiswa saja akan tetapai pelaku plagiat tersebut saat ini sudah merambah pada dunia
dosen. Sebenarnya kultur akademika menghendaki para mahasiswa untuk bertindak dan
melakukan proses kreatif, searah dengan kapasitasnya sebagai seorang intelektual. Namun
dalam membentuk kultur tersebut sangatlah dipengaruhi oleh sistem pembelajarannya yang
berjalan masing-masing di setiap kampus. Singkat kata, jika sistemnya baik maka hasil yang
akan didapatnya akan baik pula, namun jika sistemnya buruk maka hasil yang akan
dihasilkanpun juga buruk atau negatif. Secara tidak langsung banyak hal yang dapat
mendorong tindakan tersebut, upaya-upaya plagiat adalah bukti nyata ketidakmampuan
penulis atau pengarang dalam pembuatan karya-karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis,
artikel, sehingga demi memnuhi tujuan akhir apakah dalam hal mengejar kepangkatan
ataupun karya ilmiah yang lainnya, maka si plagiarisme akan menggunakan berbagai macam
cara yang menurutnya benar untuk menyelesaikan karya ilmiahnya. Sehingga para
plagiarisme tersebut tidak lagi menggunakan pemikiran yang kreatif untuk menyelesaikan
tulisannya. Ketidakmampuan, kurangnya kreatifitas, dan hilangnya nilai-nilai kejujuran, dan
kejar target mungkin untuk mendapatkan finansial, maka tuntutan-tuntutan tersebut membuat
penjiplakan adalah jawaban dari berbagai macam masalah-masalah yang muncul.
Sejak Indonesia merdeka, karya ilmiah seseorang khususnya dikalangan pendidik
adalah suatu hal yang wajib digunakan sebagai bukti keilmuan seseorang. Didalam dunia
pendidikan diperkenalakan metodologi penelitian atau riset yang berunsurkan analisis dan
data. Dalam melakukan riset tidak hanya mengumpulkan data dan menganalisis data, namun
terdapat juga metode untuk pembangunan data, pengembangan inilah yang menjadi suatu
inovasi dan memunculkan hal baru, baik berupa gagasan ataupun teori. Tetapi dalam

ii
penulisan karya ilmiah tak jarang terjadi suatu tindakan atau ide-ide yang dituangkan dalam
karya ilmiah bukan merupakan hasil riset yang telah dilaksanakan. Pembuatan karya tulis
ilmiah didalam dunia akademik merupakan salah satu bukti kompetensi seorang pengajar.
Sehingga mengutip dan memindahkan ide-ide karya orang lain menjadi salah satu jalan pintas
peletakan ide, konsep maupun analisisa didalam karya tulis ilmiah. Disinilah sering terjadi
suatu permasalahan manakala kutipan yang diambil dari suatu karaya tertentu tidak
memberikan penjelasan asal mula ide ataupun gagasan tersebut.

2.2 HAK CIPTA


Secara hukum dalam pasal 3 ayat 1 UU nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak cipta, hak
cipta dinyatakan sebagai benda bergerak. Maka hak cipta dapat dimiliki dan dialihkan
sebagaimana hak milik. Pada dasrnya tulisan merupakan benda yang tak bertubuh maka
penyerahannya dilakukan dengan penyerahan yang nyata oleh atau atas nama pemilik dan hal
ini juga telah diatur dalam Kitab Hukum Perdata. Yang dengan jelas bahwa penyerahan
tulisan tersebut kepada orang lain harus mencantumkan nama pemilik tulisan, yang dengan
kata lain harus mencantumkan nama penulis atau pengarang karya tulis tersebut. Namun
fakta dilapangan masih banyak ditemukan khususnya dalam karya tulis ilmiah sangat jarang
ditemukan penulis mencantumkan nama pemilik atau penulis karya tulis tersebut, ataupun
sumber mendapatkannya sebagi rujukan. Kita harus memperhatiakn pasal 2 ayat 1 Undang-
Undang hak cipta, yang man telah diterangkan tentang definisi hak cipta secara khusus yang
isinya bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Walaupun aturan hukum telah mengatur begitu rupa sanksi yang
akan didapatkan bila seseorang melakukan upaya melawan hukum yaitu Plagiat, namun
plagiat tetap saja marak terjadi di sektor pendidikan. Hal ini diseba 1[1]bkan penegakan
terhadap hukum tersebut sampai saat ini tidak tegas. Bila tindakan penjiplakan tidak di
kontrol dan diberikan sanksi yang tegas bagi pelaku, maka dunia akademisi dan atau dunia
pendidikan di tanah air mengalami kemunduran dan para pengajar secara tidak langsung
mengajar anak didiknya dengan cara plagiat. Sampai saat ini didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tidak dikenal dengan istilah plgiat, sebagai upaya menekan kejahatan
plagiat tesebut yang saat ini seakan-akan telah menjadi budaya masyarakat. pemerintah
kemudian mengatur dalam bentuk Undang-Undang yaitu UU Hak Cipta.
1

ii
UU Intelektual dan kemudian Peraturan Menteri, peraturan mentri itu sendiri muncul
setelah banyaknya temuan kasus-kasus plagiat yang dilakukan oleh kalangan pengajar di
tanah air. Secara singkat dalam UU Hak Cipta diatur mengenai sanksi pidana bagi plagiat
sebagaimana dalam pasal 72 ayat 1 yang berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa
hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat1 atau Pasal 49 ayat 1
dan 2 dipidan dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan atau dengan
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 atau pidana penjara paling lam 7 tahun dan denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, tindakan
plagiat bukan tindakan yang baru baik didunia akademik ataupun non akademik. Namun pelu
juga di garis bawahi tidak semua pengajar atau akademisi melakukan kejahatn tersebut. Maka
upaya lain sebagai pencegahan dalam plagiat adalah adanya rasa tanggung jawab moral,
sumpah jabatan pada diri tenag kerja sebagai agen dari perubahan bukan malah agen dari
plagiarisme.
Peraturan hak cipta sudah ada, dan ketentuan dalam penulisan karya ilmiah pun sudah
banyak yang dipublikasikan, bahkan mata kuliah etika akademik juga sudah banyak diberikan
kepada para mahasiswa walaupun di kurikulum pada sekolah dasar, menegah pertama,dan
menengah atas pelajaran etika sudah mulai terkikis, ada juga mata kuliah metodologi
penelitian yang membekali siswa untuk selalu berfikir ilmiah, bertindak ilmiah, dan agar
siswa dapat melakukan kajian ilmiah untuk mencari kebenaran ilmiah yang semuanya itu
tidak terlepas dari kaidah kebenaran ilmiah.  Perlu diketahui juga bahwa pedoman penulisan
karya ilmiah telah diterbitkan oleh berbagai perguruan tinggi, aturan penulisan jurnal/buletin
telah dibuat oleh dewan redaksi, bahkan di setiap perguruan tinggi memiliki peraturan
akademik dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua warganya.  Namun, kepatuhan
seseorang yang telah mengetahui aturan menjadi hal yang utama (nomor satu) untuk
mendidik anak didiknya dan masyarakat pada umumnya.

2.3 PENCEGAHAN PLAGIARISME


Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya plagiarisme pada
karya tulis, antara lain sebagai berikut
1. Kejujuran pada diri seorang penulis. 
Kejujuran merupakan dasar untuk menegakkan kebenaran, termasuk menegakkan dan
membangun kebenaran ilmiah sangat diperlukan kejujuran.  Kejujuran merupakan nilai
nurani (lubuk hati yang paling dalam) yang hakekatnya tidak bisa dibuat-buat, tetapi bisa
ditempa melalui pendidikan moral atau mental, kemudian diperkaya dengan ilmu

ii
pengetahuan.  Suatu kejujuran yang hakiki hanya diketahui secara pasti oleh diri sendiri dan
oleh Allah, sedangkan orang lain hanya bisa mengetahui ekspresi dari kejujurannya itu. 
Hanya diri sendiri dan Allah yang benar-benar tahu bahwa materi yang dikemukakan dalam
bentuk kalimat ataupun data pada karya tulisnya itu asli milik dirinya atau bersumber dari
karya tulis orang lain.  Kadang-kadang seorang penulis ingin mengemukakan kalimat
(konsep, teori, ataupun pernyataan) serta data (baik gambar maupun angka) yang bersumber
dari tulisan orang lain, namun tidak tahu cara merujuk sumber secara benar.  Di sinilah
diperlukan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tata tulis, membuat kalimat yang
benar, mengutip kalimat baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, mengutip
gambar dan/atau angka, dan lain sebagainya.
2. Pengakuan terhadap karya orang lain. 
Pengakuan terhadap karya orang lain yang dijadikan bahan pustaka merupakan salah
satu tindakan jujur seorang penulis karena hal ini merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.  Pengakuan terhadap karya
orang lain dapat terekspresikan pada cara pengutipan kalimat dan data yang dituangkan
dalam isi tulisan, cara penulisan daftar pustaka, dan pada kata pengantar maupun sanwacana.
3. Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme.
Pendidik dalam segala tingkatan institusi pendidikan memiliki kewajiban membimbing
anak didiknya dalam segala aspek pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulumnya. 
Seorang pendidik yang diberi tugas pimpinan untuk membimbing anak didiknya dalam
penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi harus menjalankan peranannya secara baik dan
penuh tanggungjawab.  Peranan seorang pembimbing sangat banyak, antara lain:
1. memberi ide penelitian atau karya tulis ilmiah ketika siswa yang dibimbingnya
tidak mempunyai ide yang sesuai dengan bidangnya,
2. memberikan arahan tentang garis besar atau kerangka isi karya tulis ilmiah yang
akan dibuat,
3. membimbing tata cara penulisan dan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai,
4. membimbing cara pengolahan dan penyajian data yang akan dituliskan dalam karya
tulis ilmiahnya,
5. memberikan arahan tentang interpretasi serta pembahasan data yang telah
diperoleh,
6. membaca secara teliti semua yang dituliskan bimbingannya dalam karya tulis
ilmiah,

ii
7. memberikan masukkan atau koreksi terhadap segala kekurangan yang dijumpai
pada karya tulis bimbingannya mencakup kaidah penulisan kalimat, cara merujuk
suatu sumber pustaka, dan kaidah keilmuan,
8. memberikan teladan atau contoh yang baik dan benar berkaitan dengan pembuatan
karya tulis ilmiah.

Jika peran pendidik dijalankan dengan baik, maka plagiarisme dapat berkurang.  Hal ini
secara langsung dapat mendorong terciptanya kejujuran ilmiah untuk memperoleh kebenaran
ilmiah. Pendidik harus menjadi teladan atau contoh yang baik dan benar, jangan sampai
pendidik sendiri yang justru menjadi plagiator (orang yang melakukan plagiarisme).  Masalah
seperti ini sangat mungkin terjadi karena menyangkut moral individu seseorang.  Misalnya,
pembimbing skripsi yang menulis karya tulis ilmiah persis isinya dengan isi sebuah skripsi
mahasiswa bimbingannya mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan tanpa mecantumkan
nama penulis skripsi dalam jurnal ilmiah (publikasi resmi).  Ada ketentuan bagaimana cara
merujuk data dari sebuah skripsi atau beberapa buah skripsi bimbingannya untuk ditulis
kembali menjadi sebuah tulisan.  Pendidik harus lebih mengetahui tentang ketentuan yang
dimaksud agar mahasiswa bimbingannya bisa terdidik dengan lebih baik lagi.
4. Meningkatkan peran pemeriksa karya tulis ilmiah dalam mencegah plagiarisme.
Pemeriksa karya tulis ilmiah bertugas untuk memeriksa kelayakan karya tulis dalam
berbagai aspek, misalnya: kelayakan bidang ilmu (baik relevansi bidang ilmu maupun mutu
isinya), kelayakan format, dan kebahasaan termasuk kaidah pengutipan yang benar. 
Pemeriksa karya tulis ilmiah harus benar-benar memeriksa/membaca karya tulis ilmiah yang
ditugasi kepadanya, baik karya tulis ilmiah untuk kenaikan pangkat para guru, para dosen,
para peneliti, maupun untuk dipublikasi.  Pemeriksaan yang dilakukan secara cermat namun
tidak bermaksud menghambat karir seseorang sangat efektif dalam mencegah terjadinya
plagiarisme pada karya tulis ilmiah.  Pada bagian ini, keteladanan juga sangat diperlukan
terutama bagi para pemeriksa karya tulis ilmiah agar plagiarisme tidak terjadi pada paper,
kertas kerja, makalah seminar, makalah workshop, ataupun pada makalah jurnal/buletin.
5. Menyebarkan informasi hasil penelitian dan karya tulis lainnya melalui
publikasi dalam jurnal ataupun buletin ilmiah. 
Publikasi tersebut dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi perkembangan
IPTEKS melalui karya tulis ilmiah agar memperkaya kasanah ilmu pengetahuan bagi
masyarakat, agar bisa dijadikan bahan pustaka bagi para peneliti dan akademisi, agar bisa
dilakukan kajian/penelitian lebih lanjut oleh ilmuwan yang memiliki minat bidang ilmu yang

ii
sama.  Jika para pembaca mengerti maksud dan tujuan publikasi karya tulis ilmiah serta
memanfaatkannya dengan benar sesuai dengan maksud dan tujuan tadi, maka plagiarisme
dapat ditekan.  Keteladanan para penulis kelas kaliber justru sangat diperlukan agar
plagiarisme tidak terjadi pada karya tulis ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal/buletin.

2.4 TIPE TIPE PLAGIARISME


Plagiat mempunyai ruang lingkup yang luas, tidak hanya sekedar plagiat dalam definisi
saja, tetapi juga dalam bentuk, jenis, dan macamnya. Penting sekalai memahami plagiat
secara menyeluruh dan mendalam. Mengacu pada konsep plagiarism, selanjutnya penting
untuk mengetahui tipe-tipe plagiat yang disarikan dari tulisan Parvaty Iyer dan Abhipsita
Singh dalam Soelistyo (2011: 23-25), sebagai berikut:
1.Plagiat Berdasarkan Aspek yang Dicuri
a.Plagiat Ide (Plagiarism of Ideas)
Tipe plagiat ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan
berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi
adanya dua ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda. Misalnya, ide tentang
cerita sinetron percintaan dengan latar belakang kehidupan mahasiswa di kampus. Ide seperti
itu sangat umum dan sangat mungkin mempunyai kesamaan dengan ide orang lain. Oleh
karena itu, perlu bahan bukti yang cukup untuk memastikan adanya plagiat. Namun demikian
salah satu kunci untuk membuktikan adanya plagiat adalah dengan mempertanyakan apakah
ia mendapatkan keuntungan dari pemikiran orang lain. Jangan sampai dengan adanya konsep
dan teori plagiat ide menjadi boomerang bagi kemajuan pemikir-pemikir bangsa yang
kemudian menjadi takut untuk menciptakan idea tau gagasan.
b.Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism)
Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi
kata tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala pengutipannya
sangat substansial sehingga seluruh id atau gagasan penulisannya benar-benar terambil.
Plagiasi seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis.
C.Plagiat Sumber (Plagiarism of Source)
Plagiat tipe ini memiliki kesalahan yang fatal karena tidak menyebutkan secara lengkap
selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu merujuk
seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka nama penulis tersebut harus
turut serta disebut. Ini tentu sikap yang fair dan tidak merugikan kepentingan penulis tersebut
serta kontributor-kontributor lainnya.

ii
d.Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)
Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran
dan motif kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti kover buku atau
sampul karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa ijin.

2.Plagiat Berdasarkan Sengaja atau Tidak Sengaja


a.Plagiat Sengaja
Plagiat sengaja adalah palgiat yang secara sadar melakukan tindakan dengan
menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain baik berupa ide, gagasan, kalimat, dan
teori tanpa mencantumkan sumber referensi. Seseorang yang memahami secara baik plagiat
beserta tata cara penulisan yang benar tetapi justru menggunakan hal tersebut sebagai senjata
untuk mencuri karya orang lain. Dengan demikian, penjiplak menggunakan karya orang lain
yang kemudian secara langsung mengakuinya sebagai karya sendiri padahal plagiator paham
secara baik terhadap plagiat maupun tata cara penulisan yang benar. Plagiat sengaja biasanya
dikarenakan kemalasan, ketidakpercayaan diri, dan ketidakjujuran plagiator sendiri yang
menginginkan penghargaan dan pengakuan terhadap tulisannya yang sebenarnya adalah hasil
plagiat (Sudigdo, 2007 dalam Artikel Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012).
b.Plagiat Tidak Sengaja
Plagiat tidak sengaja adalah plagiat yang dilakukan oleh seseorang karena ketidak
sengajaan, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tersebut dalam mengutip.
Orang tersebut tidak tahu atau tidak sadar kalau terdapat kesalahan dalam mengutip tulisan
atau ide orang lain, sehingga secara tidak sadar pengutip telah terjerumus pada tindak plagiat.
Bentuk dan jenis plagiat tidak sengaja inilah yang sering ditemukan (Sudigdo, 2007 dalam
Artikel Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012). Contoh bentuk pengutipan kalimat karya
seseoarang dengan bahasa asli yang mencantumkan sumber referensinya, tetapi tidak
menggunakan tanda kutip, yaitu:

Contoh : Persoalan yang dihadapi sekolah-sekolah kita sekarang ini adalah persoalan moral.
Berakar dari persoalan moral ini, menimbulkan berbagai persoalan lainnya. Bahkan
kecurangan atau kejahatan akademis terjadi karena penurunan moral (Widianto, 1991: 16).

Dari contoh pengutipan diatas, pengutip telah melakukan plagiat walau sudah
mencantumkan sumbernya. Dalam pengutipan diatas, pengutip menggunakan kalimat asli

ii
penulis tanpa diedit ataupun diubah, oleh karena itu sehasrunya kalimat asli tersebut diberi
tanda kutip.

3.Plagiat Berdasarkan Proporsi atau Prosentase yang Dibajak


Menurut Sudigdo (2007) dalam Artikel Penelitian Tim FIP (2012) mengklasifikasikan
plagiat berdasarkan proporsi atau kadar plagiatnya, yaitu:
a.Plagiat Ringan
Plagiat ringan manakala dalam sebuah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang
kurang dari 30%.
b.Plagiat Sedang
Plagiat sedang mempunyai prosentasi 30%-70% dalam sebuah karya tulis yang dibuat.
c.Plagiat Total
Plagiat total berarti lebih dari 70% isi karya tulis ilmiahnya merupakan plagiat dari karya
orang lain. Plagiat ini tidak bisa ditoleril dan karya tersebut harus direvisi ataupun ditak
diakui.

4.Plagiat Berdasarkan Pola


a.Self Plagiarism (auto plagiarism)
Henry Soelistyo (2011: 21-22) menjelaskan self plagiarism atau auto plagiarism adalah
bentuk plagiat dengan melakukan penggandaan, penduplikasian karya sendiri untuk beberapa
kepentingan. Misalnya, seorang mahasiswa yang mengumpulkan tugas dengan karya yang
sama pada dua atau lebih mata kuliah yang berbeda. Istilah self-plagiarism masih pro-kontra,
karena dalam hal pemakaian kembali karya sendiri itu tak ada pihak lain yang dicurangi.
Pertanyaannya, apakah semua pemakaian kembali karya ilmiah, baik sebagian maupun
keseluruhan, baik dalam pembuatan, pemuatan, publikasi, maupun presentasi (tanpa
menyebut sumber secara memadai), dianggap auto-plagiat? Kalau benar, rasanya tiada
ilmuwan, dosen, atau akademisi yang tak sering melakukannya.
Akan tetapi, ada praktik pemakaian kembali karya sendiri yang bisa dikategorikan
pelanggaran etika akademik serius, karena ada unsur curang. Misalnya, pengulangan karya
yang hak ciptanya sudah milik pihak lain, mahasiswa yang menggunakan karya ilmiahnya
untuk memenuhi tugas pada lebih dari satu mata kuliah, atau pemakaian ulang karya
ilmiahnya untuk tugas akhir yang mensyaratkan orisinalitas (skripsi, tesis, atau disertasi).
Bagi dosen, bila menggunakan karya ilmiahnya untuk usulan kenaikan pangkat, padahal
karya itu telah digunakan untuk maksud sama.

ii
Mengingat pemakaian istilah auto plagiat bermakna negatif sudah umum, sementara
penggunaan dan batasan istilahnya masih kontroversial, perlu kiranya pedoman soal itu.
Mungkin bisa lewat revisi Permendiknas No.17/2010 sehingga para penilai punya acuan pasti
ketika menilai karya ilmiah orang lain yang termasuk auto plagiat atau bukan.

2.5 FAKTOR PENYEBAB PLAGIARISME


Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba dan bukan
budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu yang dilestarikan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa itu melakukan tindakan
plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor tersebut antara lain:
1.Minimnya Sosialisasi
Minimnya sosilasisasi terhadap plagiat kepada masyarakat pada umumnya dan kalangan
akademisi pada kususnya merupakan salah satu penyebab tindak plagiat. Plagiat yang
merupakan pelanggaran etika dan hukum perlu disosialisasikan atau diberitahukan kepada
khalayak dengan berbagai cara, sehingga khalayak diharapkan tidak melakukan plagiat.
Untuk mahasiswa misalnya, pada awal masuk kuliah sudah harus dibekali pengetahuan
tentang plagiat beserta tata cara penulisan karya ilmiah yang benar.
2.Pemahaman Kurang Baik
Masyarakat danmkususnya mahasiswa yang kurang memahami apa dan bagaimana
plagiarisme karena tidak mengikuti mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah karena menganggap
bahwa teknik menulis bisa dipelajari sendiri dan mahasiswa baru yang belum menerima
materi mengenai cara menghindari plagiarisme, sehingga mahasiswa yang kurang memahami
plagiairisme ini secara tidak sadar melakukan plagiarisme dan tidak mau disebut sebagai
plagiat karena mahasiswa tersebut mempunyai pemikiran bahwasannya menyebutkan sumber
dalam daftar pustaka saja sudah cukup.
3.Pengawasan Kurang (permisif)
Salah satu penyebab plagiat adalah minimnya pengawasan dari berbagai pihak. Misalkan
mahasiswa plagiat, salah satune dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap mahasiswa
dalam kesehariannya, baik dari proses maupun hasinya dalam membuat karya tulis ilmiah.
Sikap permesif dari pihak kampus maupun dosen sebagai mentor bisa menjadi stimulus
tindakan plagiat. Apabila dosen dan pihak kampus lainnya tidak memberikan perhatian dan
pengawasan secara intensif kepada mahasiswa saat membuat tugas karya tulis ilmiah
kususnya, hal ini bisa berpeluang untuk menggiring mahasiswa melakukan plagiat.
4.Kecanggihan Teknologi

ii
Perubahan zaman tidak bisa lepas dari bertambah canggih dan modernya teknologi.
Perkembangan teknologi seperti dua sisi uang logam, disatu sisi membantu proses kehidupan
manusia, dan disisi lain menjadi boomerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Salah
satunya adanya penyalahgunaan tekhnologi dalam bidang pendidikan kususnya. Informasi
yang berasal dari karya seseorang bisa diakses siapa saja melauli internet, yang kemudian
karya tersebut digunakan oleh pengakses untuk kepentingannya. Misalnya, melakukan copy
paste dari internet untuk membuat artikel atau makalah tanpa mencantumkan sumbernya
yang seakan menganggap milik sendiri. Fenomena seperti ini masuk kategori plagiat, yang
dilatarbelakangi penyalahgunaan internet.
5.Kemalasan
Malas adalah penyakit yang menular, kususnya istilah ini layak digunakan untuk
memotret fenomena yang terjadi di Indonesia. Pemuda usia produkti yang mayoritas masih
berstatus pelajar seakan mempunyai penyakit malas ini. Dari malas ini muncul banyak
permasalahan, salah satunya adalah tindak plagiat. Misalnya, mahasiswa yang malas dalam
menacri infromasi terhadap tata cara penulisan yang benar, cara pengutipan yang benar,
ketika mendapat tugas membuat karya tulis ilmiah, cenderung terjeremus kedalam tindak
plagiat.
6.Mengikisnya Kejujuran
Etika dan moral adalah landasan utama untuk dijadikan pedoman dalam menjalani
kehidupan. Tidak terkecuali dalam kegiatan akademik mahasiswa yang mempunyai kegiatan
yang bermacam-macam, salah satunya menghasilkan karya tulis ilmiah. Namun, bersamaan
dengan perkembangan zaman yang tidak dibarengi dengan usaha self defence, yang terjadi
adalah degradasi moral mahasiswa kususnya. Perbuatan-perbuatan melanggar etika dan moral
mewabah, yang sedang hangat dibicarakan adalah tindak plagiat. Plagiat adalah bukti konkret
mengikisnya sikap kejujuran mahasiswa dalam membuat karya ilmiah. Plagiat yang
merupakan pencurian terhadap karya orang lain tidak akan terjadi jika kejujuran dijunjung
tinggi.
Jadi, dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, keaslian dan orisinalitas merupakan
suatu keharusan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat akademis. Apabila
menggunakan karya orang lain, sudah merupakan kewajiban untuk bersikap fair, yaitu
dengan mencantumkan sumber secara memadai dan memperhatika cara pengutipan, supaya
tidak terjerumus ke tindak plagiat, yaitu plagiat tidak sengaja.
Bentuk plagiat mempunyai karakteristik yang bermacam-macam, tipe plagiat kata demi
kata, plagiat ide, plagiat kepengarangan dan plagiat sumber. Termasuk juga plagiat dalam

ii
penulisan Tugas Akhir Skripsi, yang sering ditemukan adalah bentuk plagiat kata, plagiat ide,
plagiat kepengarangan dan plagiat sumber dengan berbagai faktor penyebabnya. Salah
satunya adalah keterbatasan pemahaman mahasiswa dalam membuat karya tulis yang baik
dan benar. Sering kali mahasiswa terjerumus tindak plagiat secara tidak sengaja karena
kurangnya pemahaman terhadap tata cara penulisan dan pengutipan.

2.6 IDENTIFIKASI PLAGIARISME


Menurut Clough (2000:5) yang dikutip oleh Novanto (2009) ada beberapa faktor yang
sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu:
1.Penggunaan kosa kata.
2.Perubahan kosa kata
3.Teks yang membingungkan.
4.Penggunaan tanda baca.
5.Jumlah kemiripan teks.
6.Kesalahan ejaan yang sama.
7.Distribusi kata-kata.
8.Struktur sintaksis teks.
9.Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama.
10.Orde kemiripan antar teks.
11.Ketergantungan pada kata atau frase tertentu.
12.Frekuensi kata.
13.Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek.
14.Teks yang dapat dibaca.
15.Referensi yang tidak jelas.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah metode identifikasi plagiarisme secara
manual yang disebut dengan intra-corporal detection ,yakni karya ilmiah yang diidentifikasi
melakukan plagiat dibandingkan dengan dokumen yang dianggap dokumen asli dibatasi pada
sebuah lokasi tertentu yang terdiri dari beberapa dokumen yang akan dibandingkan, dimana
pengumpulan dokumen dilakukan secara manual. Metode identifikasi ini sedikit memakan
waktu, akan tetapi akurasinya cukup besar.
Pendeteksian juga dapat dilakukan secara online atau disebut internetbased detection,
yang berarti dokumen teks yang di identifikasi plagiat diperikasa dengan dokumen teks yang
berada di internet. Salah satu cara yang digunakan adalah pencarian dengan membandingkan
keseluruhan dokumen yang terindikasi plagiat dengan dokumen yang berada di internet

ii
(Knight,2003). Cara lain adalah dengan memecah dokumen yang terindikasi plagiat menjadi
beberapa kalimat tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut sebuah query yang akan
berfungsi sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan yang tersebar di internet.
Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan cara online
maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar. Contoh alat atau perangkat
lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper, dan Plagiarisma.net.

2.7 BENTUK PLAGIARISME


Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba untuk memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah karya pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Pada prinsipnya, saat ini
pemerintah telah memiliki peraturan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan plagiat.
Tindakan pencegahan plagiat bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan
tinggi. Penanggulang plagiat merupakan tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan
perguruan tinggi dan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya
yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan.
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi:
1.Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa
menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakansumber secara memadai.
2.Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa
menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpamenyatakan sumber secara memadai.
3.Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan/teori tanpamenyatakan sumber secara
memadai.
4.Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan kalimat,
gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai.
5.Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah dipublikasikan oleh pihak lain
sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi didunia akademis
dapat dibagi atas:
1.Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang telah dipublikasikan
tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan pengutipan.

ii
2.Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan asli tanpa
mencantumkan sumbernya.
3.Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan tetapi melakukan
pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat langsung pada sumber yang aslinya.
4.Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program
tanpa mengubah struktur dan jalannya program.
5.Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan tanpa
mencantumkan sumbernya.
6.Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri
dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya.

2.8 SANKSI BAGI PELAKU PLAGIARISME


Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan plagiarisme diantaranya
sebaga berikut:
1.Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas)
Nomor 17 Tahun 2010Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor17
Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator yang melakukan tindakan plagiat
di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan plagiasi maka plagiator akan memperoleh sanksi
sebagai berikut:
1).Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan
dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang
paling berat, terdiri atas:
a.Teguran
b.Peringatan tertulis
c.Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d.Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
e.Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f.Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
g.Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.
2).Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbuktimelakukan plagiat
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling
ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
a.Teguran
b.Peringatan tertulis

ii
c.Penundaan pemberian hak dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
d.Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
f.Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli peneliti/tenaga
kependidikan
g.Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
pendidikan;
h.Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagaidosen/peneliti/tenaga
kependidikan; atau
I.Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
2.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang mengatur tersebut
plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang
mengaturnya Pasal 72 ayat (1) :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
3.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan
plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai
berikut (Pasal 70):
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan
jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Review jurnal adalah sebuah teks yang dibuat untuk memberikan tinjauan pada suatu
jurnal untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, serta kualitas yang dimiliki oleh suatu jurnal.

ii
Dimana pada umumnya, review jurnal mempunyai tujuan agar memberikan sedikit informasi,
gambaran, dan gagasan tentang suatu jurnal yang telah dibuat. memberi ulasan terhadap
sebuah artikel jurnal, merangkum dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan artikel
tersebut
Plagiarisme merupakan tindakan tidak terpuji, melanggar etika, dan pastinya melanggar
hukum, sebenarnya hal ini hanya memberikan keuntungan sesaat, hal ini terjadi karena
banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa tindakan menjiplak karya orang lain tanpa
meminta izin akan merugikan dirinya sendiri dan juga korbannya. Jika dikemudian hari
dilakukan evaluasi atas karya ilmiah tersebut maka si “pembajak” akan mengalami kesulitan
dan akan mendapatkan hasil yang sangat buruk, disamping itu korban pembajakan yang
sebenarnya mendapat nilai yang baik, terpaksa mencoba lain kesempatan karena hasilnya
telah di bajak oleh orang lain.
B. Saran
Jadi perlu adanya pemahaman yg baik dalam mereview suatu jurnal agar kita dapat
melakukan review jurnal dgn baik dan struktur yg tepat.
Sedangkan untuk mencegah tindakan plagiarisme perlu adanya pengawasan yang baik dari
semua aparat yang berperan didalamnya seperti tenaga pengajar yaitu dosen, pemerintah
sebagai pemberi sanksi atas perbuatan ini, namun yang paling penting menurut saya adalah
kesadaran diri dari penulis suatu karya ilmiah yang harus selalu mengutamakan originalitas
kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Salim H.S. 2006. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Cet. 4. Jakarta: Sinar Grafika

ii
http://ditowisnu.wordpress.com/2010/04/29/plagirisme-dalam-dunia-pendidikan

http://fkep.unand.ac.id/images/pencegahan_dan_penanggulangan_Plagiat.pdf
(diakses26,November,2011)

ii

Anda mungkin juga menyukai