DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DOSEN PENGAMPU:
Ir.Jaksen M.Amin,M.Si.
PALEMBANG 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang mendukung,
Sebagai seorang manusia, kami menyadari bahwa ada kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sangat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
C. MANFAAT.............................................................................
1.REVIEW JURNAL
2.PLAGIARISME
ii
2.4 TIPE TIPE PLAGIARISME................................................
A. KESIMPULAN......................................................................
B. SARAN...................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia memiliki tujan untuk menjunjung
tinggi nilai kebenaran. Salah satu nilai kebenaran itu terlihat ketika seorang mahasiswa
mendapat tugas dari dosennya untuk membuat makalah. Makalah merupakan tugas yang
sering diberikan kepada mahasiswa,karena di dalam makalah termuat analisa dan data. Dalam
pembuatan makalah juga terdapat pengembangan. Pengembangan inilah yang menjadi suatu
inovasi dan memunculkan hal baru, baik berupa gagasan maupun teori.
Tetapi dalam penulisan makalah, tidak jarang terjadi suatu tindakan dimana ide-ide
yang dituang dalam makalah tersebut tidak sesuai dengan cara pengutipan yang benar.
Pembuatan makalah dalam dunia akademik merupakan suatu bukti kompetensi seorang
akademis. Sehingga mengutip karya tulis atau ide orang lain menjadi salah satu jalan pintas
peletakan ide konsep maupun analisa dalam makalah. Disinilah sering terjadi suatu
permasalahan ketika kutipan yang diambil dari suatu karya tertentu tidak memberi penjelasan
asal inspirasi tersebut. Sehingga kreativitas dalam diri mahasiswa kurang berkembang. Hal
itu dilakukan mahasiswa untuk membuat tugas dengan cara yang cepat dari dosennya. Praktik
plagiat tersebut sudah banyak terjadi di Indonesia.
Pada dasarnya tindakan plagiat menurut saya adalah perbuatan seseorang yang
mengakui karya milik orang lain sebagai karyanya sendiri baik dibidang akademis maupun
non akademis. Saya sebagai insan akademik sanagatlah dituntut untuk menghasilkan karya
ilmiah yang seharusnya mengedepankan dan menghargai originalitas ide. Lingkungan
akademik menjadi tempat rentannya terjadinya tindakan plagiarisme. Sehingga kini sangatlah
sulit dalam mengatasi plagiarisme ataupun pembajakan yang semakin rentan. Kurangnya
kesadaran etika dalam mengutip suatu argumen ataupun pendapat menyebabkan secara tidak
langsung mengambil karya cipta orang lain tanpa izin. Kesadaran mahasiswa ataupun
mahasiswi dalam membuat karya yang mengutamakan originalitas sampai saat ini belum
begitu baik hal itulah yang memicu maraknya tindakan plagiarisme di kalangan mahasiswa.
Plagiarisme yang dilakukan mahasiswa juga selalu ditutupi bahwa mereka hanya
mendapatkan inspirasi dari karya orang lain bukan menirunya.
Apalagi memasuki era globalisasi dan modernisasi dunia internet yang semakin maju
kini menyebabkan tindakan plagiarisme dan pembajakan pada lingkungan akademik semakin
ii
bertambah. Perkembangan teknologi yang semakin progresif terus menggempur originalitas
hasil karya para cifitas akademika. Dan pengguna internet yang semakin umum menambah
kemudahan untuk melakukan pembajakan dan tindakan plagiarisme pada karya ilmiah para
mahasiswa. Sehingga para pengajar khususnya dosen seharusnya mampu menanamkan mine
set agar kita harus mengutamakan originalitas kerja, disamping itu dosen juga harus bisa
menghapus pola pikir plagiarisme agar sumberdaya manusia di Indonesia menjadi kreatif.
Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Jika tidak ada upaya untuk menghetikannya, maka
tentu saja plagiarisme semakin lama akan tumbuh menjadi budaya, jika kita membiarkan
budaya ini terus berkelanjutan maka siapa yang bertanggung jawab jika masalah ini akan
semakin meluas ?
B. Rumusan Masalah
Pada hakikatnya plagiat itu merupakan tindakan yang melanggar kode etik dalam
pembuatan suatu hasil kreatifitas, baik itu dalm dunia akademika ataupun non-akademika.
Dalam dunia akademik seperti penjiplakan karya tulis seperti makalah, skripsi, dll.
Pemerintah pun sebagai agen yang harus menindak tegas perilaku ini sampai sekarang seakan
acuh tak acuh pada masalah ini. Peraturan baik itu tertulis maupun tidak tertulis juga sudah
ada, namun hal ini seakan sudah menjadi budaya pada kalangan akademik maupun non
akademik. Maka dari itu masalah yang kita hadapi saat ini antara lain :
C. Manfaat
ii
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan apa itu review jurnal dan bagaimana cara melakukan revuew jurnal yg
baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat melakukan review jurnal internasional.
3. Menjelaskan apa itu plagiarisme dan bagaimana cara mencegah sebuah tindakan
plagiarisme
4. Bagaimana kita mahasiswa/i untuk tidak melakukan plagiarisme dalam
menyelesaikan tugas-tugas dari Dosen.
ii
BAB II PEMAHASAN
1.REVIEW JURNAL
ii
6.Menjelaskan wawasan penelitian, celah yang ada, dan arah penelitian di masa depan.
ii
kata lain, review jurnal adalah kegiatan untuk mengevaluasi mengenai kualitas dari segi
kelengkapan, orisinalitas, kebaruan, dan lainnya mengenai jurnal tersebut.
Dalam melakukan ini, reviewer (orang yang melakukan review) harus teliti dalam
membaca jurnal tersebut supaya bisa menyusun pendapatnya mengenai inti bahasan yang
disampaikan, terlebih jika jurnal tersebut adalah jurnal internasional. Selain itu, reviewer juga
harus bisa memberikan rekomendasi ataupun saran kepada pembaca mengenai artikel yang
direview tersebut.Untuk bisa menghasilkan review yang tepat, seorang reviewer setidaknya
harus mengetahui bagaimana format review yang benar.
Judul Artikel
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume, Halaman, dan Tahun Penerbitan
Nama Reviewer
Tujuan Penelitian
Latar Belakang
Metode
Hasil Penelitian
Kelebihan
Kekurangan
Judul, nama penulis, nama jurnal, volume, halaman, dan tahun penerbitan tersebut
menjadi bagian dari identitas artikel jurnal yang harus dituliskan di bagian awal. Tujuannya
untuk mengetahui data singkat mengenai jurnal dan mempermudah pembaca review dalam
mengenali identitas dari artikel jurnal tersebut
Kemudian, bagian yang tidak kalah penting adalah berkaitan dengan isi dari jurnal,
seperti tujuan penelitian, latar belakang, metode, dan hasil penelitian. Komponen-komponen
ini perlu untuk dituliskan supaya pembaca juga lebih mudah memahami ringkasan dari jurnal
tersebut. Tentunya, untuk bisa menuliskan komponen-komponen ini, reviewer harus
membaca jurnal secara keseluruhan dan penuh kejelian.
Tidak lupa, saran dan rekomendasi dari reviewer juga harus dicantumkan dalam bagian
kelebihan dan kekurangan. Untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan jurnal, reviewer
dapat memaparkan apa saja yang menjadikan jurnal tersebut menarik atau tidak menarik,
entah itu dari tingkat kelengkapan, akurasi, orisinalitas, kebaruan topik yang dipilih, maupun
hal-hal lainnya. Hasil review ini nantinya juga akan sangat berguna bagi penulis artikel jurnal
ii
itu sendiri, dikarenakan dapat menjadi evaluasi dan pertimbangan untuk lebih meningkatkan
kualitas tulisan.
ii
Sambil membaca jurnal keseluruhan kalian bisa menggaris bawahi kalimat-kalimat
penting dalam jurnal yang menurut kalian termasuk pada topik bahasan utama jurnal. Ini akan
sangat memudahkan kalian dalam melakukan tahap review jurnal selanjutnya.
B.Tulis identitas jurnal.
Identitas jurnal memuat nama penulis artikel jurnal, judul artikel jurnal, jurnal yang
mempublikasi artikel tersebut, nomor volume dan nomor issue, tanggal publikasi dan jumlah
halaman jurnal. Identitas jurnal ini sangat penting untuk ditulis salah satunya agar nanti dapat
memudahkan penulisan dalam daftar pustaka atau sitasi.
Tulis ringkasan isi jurnal sebagai pembuka.
Isi jurnal dapat memuat, latar belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian, teori yang
digunakan hingga hasil penelitian. Sebagai pembuka review jurnal kalian bisa menuliskan
ringkasan isi jurnal dari hal-hal di atas.Tidak perlu secara lengkap menjelaskannya. Kalian
cukup membuat satu sampai tiga paragraf saja tergantung dari panjangnya artikel jurnal.
Biarpun singkat, ringkasan jurnal ini harus bisa menjelaskan detail tentang artikel, tujuan
penulis dalam menulis artikel, serta bagaimana tujuan tersebut dicapai, dan seperti apa
hasilnya.
C.Tulis gagasan atau pendapat pribadi tentang jurnal.
Setelah menuliskan ringkasan isi jurnal kalian bisa memberikan gagasan atau opini
pribadi kalian mengenai jurnal yang sudah kalian baca.Pada tahap ini, kalian bisa
memberikan pemahaman kalian tentang artikel jurnal, saran atau rekomendasi terkait, limitasi
atau keterbatasan penelitian, dan lain sebagainya. Menulis gagasan pribadi tentang jurnal juga
bisa kalian lakukan dengan menuliskan kelebihan juga kekurangan artikel jurnal yang kalian
review.
ii
1.8 CONTOH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
ii
Perusahaan besar di Kroasia telah menerapkan satu atau metode yang lebih sophicticated
akuntansi manajemen strategis
66% dari perusahaan sempel menggunakan salah satu teknik akuntansi
40% perusahaan menerapkan teknik penetapan biaya berdasarkan aktivitas
39% perusahaan menerapkan kualitas biaya.
14.Kekuatan Penelitian
Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner, ini
mudah digunakan oleh subjek penelitian.
15.Kelemahan Penelitian
Kelemahan pada penelitian ini adalah tingkat responnya masih rendah
Banyaknya metode yang digunakan dalam penelitian
Tambahnya ongkos penelitian dengan adanya pengiriman lewat pos kepada responden.
16.Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian dapat memberikan efek sinergis
positif dari managemen strategis implementasi teknik akuntansi yang berbeda. Dan dapat
memberikan wawasan bagi seorang manajer dalam penyusunan rencara perusahaan, dan
dalam pengambilan keputusan. Dapat dikatakan penelitian ini layak dijadikan refresi
pengetahuan yang valid.
2.PLAGIARISME
2.1 PENGERTIAN PLAGIARISME
Plagiarisme atau yang biasa disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan
karangan atau pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan
atau pendapatnya sendiri, dalam pengertian lebih lanjut plagiarisme dalam kultur akademik
menurut saya memiliki dua konteks utama. Pertama, pengambilan gagasan atau ide yang
terdapat dalam karya ilmiah orang lain yang diakui sebagai karyanya sendiri. Kedua,
pengambilan satu atau dua alenia dari karya ilmiah orang lain untuk disisipkan dalam karya
miliknya. Melalui konteks tersebut, plagiarisme dalam lingkungan akademika mencakup
tindakan meniru karya orang lain baik melalui pengambilan gagasan baik melalui argumen-
argumen yang dapat mendasari pengembangan terbentuknya suatu karya ilmiah secara
keseluruhan untuk digunakan sebagai kepentingan pribadi tanpa izin dari penciptanya.
Sebenarnya plagiarisme sangatlah sulit dihilangkan sebagaimana sulitnya menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan negatif didalam kehidupan sehari-hari.
ii
Sebagian orang mengaku sangat sulit untuk menulis sebuah karya tanpa mengambil
bagian dari karya orang lain, terutama bagi mahasiswa saat membuat karya ilmiah seperti
makalah ataupun skripsi. Kita boleh saja mengutip karya orang lain sebagai dasar
argumentasi dalam membangun karya. Hanya saja ada etika dan tata cara dalam mengutip
pendapat orang. Plagiat disini berbeda dengan mengutip. Kutipan sendiri hanya kata-kata
saja, bukan keseluruhan serta mencantumkan sember referensinya untuk mendukung karya
tulis, sedangkan plagiat adalah menjiplak karya tanpa orang tanpa menyebut sumbernya.
Sebenarnya tindakan plagiat itu sendiri merupakan tindakan yang melanggar etika akademika
dalam menyusun karya tulis ilmiah, namun pada kenyataanya tidak seperti itu banyak
mahasiswa tingkat akhir ketika membuat skripsi mengalami kesulitan sehingga mendorong
praktik kecurangan itu dilakukan. Namun sayangnya tindakan penjiplakan itu sendiri makin
hari makin marak terjadi dan pelakunyan bukan hanya dari kalanganan pelajar atau
mahasiswa saja akan tetapai pelaku plagiat tersebut saat ini sudah merambah pada dunia
dosen. Sebenarnya kultur akademika menghendaki para mahasiswa untuk bertindak dan
melakukan proses kreatif, searah dengan kapasitasnya sebagai seorang intelektual. Namun
dalam membentuk kultur tersebut sangatlah dipengaruhi oleh sistem pembelajarannya yang
berjalan masing-masing di setiap kampus. Singkat kata, jika sistemnya baik maka hasil yang
akan didapatnya akan baik pula, namun jika sistemnya buruk maka hasil yang akan
dihasilkanpun juga buruk atau negatif. Secara tidak langsung banyak hal yang dapat
mendorong tindakan tersebut, upaya-upaya plagiat adalah bukti nyata ketidakmampuan
penulis atau pengarang dalam pembuatan karya-karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis,
artikel, sehingga demi memnuhi tujuan akhir apakah dalam hal mengejar kepangkatan
ataupun karya ilmiah yang lainnya, maka si plagiarisme akan menggunakan berbagai macam
cara yang menurutnya benar untuk menyelesaikan karya ilmiahnya. Sehingga para
plagiarisme tersebut tidak lagi menggunakan pemikiran yang kreatif untuk menyelesaikan
tulisannya. Ketidakmampuan, kurangnya kreatifitas, dan hilangnya nilai-nilai kejujuran, dan
kejar target mungkin untuk mendapatkan finansial, maka tuntutan-tuntutan tersebut membuat
penjiplakan adalah jawaban dari berbagai macam masalah-masalah yang muncul.
Sejak Indonesia merdeka, karya ilmiah seseorang khususnya dikalangan pendidik
adalah suatu hal yang wajib digunakan sebagai bukti keilmuan seseorang. Didalam dunia
pendidikan diperkenalakan metodologi penelitian atau riset yang berunsurkan analisis dan
data. Dalam melakukan riset tidak hanya mengumpulkan data dan menganalisis data, namun
terdapat juga metode untuk pembangunan data, pengembangan inilah yang menjadi suatu
inovasi dan memunculkan hal baru, baik berupa gagasan ataupun teori. Tetapi dalam
ii
penulisan karya ilmiah tak jarang terjadi suatu tindakan atau ide-ide yang dituangkan dalam
karya ilmiah bukan merupakan hasil riset yang telah dilaksanakan. Pembuatan karya tulis
ilmiah didalam dunia akademik merupakan salah satu bukti kompetensi seorang pengajar.
Sehingga mengutip dan memindahkan ide-ide karya orang lain menjadi salah satu jalan pintas
peletakan ide, konsep maupun analisisa didalam karya tulis ilmiah. Disinilah sering terjadi
suatu permasalahan manakala kutipan yang diambil dari suatu karaya tertentu tidak
memberikan penjelasan asal mula ide ataupun gagasan tersebut.
ii
UU Intelektual dan kemudian Peraturan Menteri, peraturan mentri itu sendiri muncul
setelah banyaknya temuan kasus-kasus plagiat yang dilakukan oleh kalangan pengajar di
tanah air. Secara singkat dalam UU Hak Cipta diatur mengenai sanksi pidana bagi plagiat
sebagaimana dalam pasal 72 ayat 1 yang berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa
hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat1 atau Pasal 49 ayat 1
dan 2 dipidan dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan atau dengan
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 atau pidana penjara paling lam 7 tahun dan denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, tindakan
plagiat bukan tindakan yang baru baik didunia akademik ataupun non akademik. Namun pelu
juga di garis bawahi tidak semua pengajar atau akademisi melakukan kejahatn tersebut. Maka
upaya lain sebagai pencegahan dalam plagiat adalah adanya rasa tanggung jawab moral,
sumpah jabatan pada diri tenag kerja sebagai agen dari perubahan bukan malah agen dari
plagiarisme.
Peraturan hak cipta sudah ada, dan ketentuan dalam penulisan karya ilmiah pun sudah
banyak yang dipublikasikan, bahkan mata kuliah etika akademik juga sudah banyak diberikan
kepada para mahasiswa walaupun di kurikulum pada sekolah dasar, menegah pertama,dan
menengah atas pelajaran etika sudah mulai terkikis, ada juga mata kuliah metodologi
penelitian yang membekali siswa untuk selalu berfikir ilmiah, bertindak ilmiah, dan agar
siswa dapat melakukan kajian ilmiah untuk mencari kebenaran ilmiah yang semuanya itu
tidak terlepas dari kaidah kebenaran ilmiah. Perlu diketahui juga bahwa pedoman penulisan
karya ilmiah telah diterbitkan oleh berbagai perguruan tinggi, aturan penulisan jurnal/buletin
telah dibuat oleh dewan redaksi, bahkan di setiap perguruan tinggi memiliki peraturan
akademik dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua warganya. Namun, kepatuhan
seseorang yang telah mengetahui aturan menjadi hal yang utama (nomor satu) untuk
mendidik anak didiknya dan masyarakat pada umumnya.
ii
pengetahuan. Suatu kejujuran yang hakiki hanya diketahui secara pasti oleh diri sendiri dan
oleh Allah, sedangkan orang lain hanya bisa mengetahui ekspresi dari kejujurannya itu.
Hanya diri sendiri dan Allah yang benar-benar tahu bahwa materi yang dikemukakan dalam
bentuk kalimat ataupun data pada karya tulisnya itu asli milik dirinya atau bersumber dari
karya tulis orang lain. Kadang-kadang seorang penulis ingin mengemukakan kalimat
(konsep, teori, ataupun pernyataan) serta data (baik gambar maupun angka) yang bersumber
dari tulisan orang lain, namun tidak tahu cara merujuk sumber secara benar. Di sinilah
diperlukan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tata tulis, membuat kalimat yang
benar, mengutip kalimat baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, mengutip
gambar dan/atau angka, dan lain sebagainya.
2. Pengakuan terhadap karya orang lain.
Pengakuan terhadap karya orang lain yang dijadikan bahan pustaka merupakan salah
satu tindakan jujur seorang penulis karena hal ini merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengakuan terhadap karya
orang lain dapat terekspresikan pada cara pengutipan kalimat dan data yang dituangkan
dalam isi tulisan, cara penulisan daftar pustaka, dan pada kata pengantar maupun sanwacana.
3. Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme.
Pendidik dalam segala tingkatan institusi pendidikan memiliki kewajiban membimbing
anak didiknya dalam segala aspek pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulumnya.
Seorang pendidik yang diberi tugas pimpinan untuk membimbing anak didiknya dalam
penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi harus menjalankan peranannya secara baik dan
penuh tanggungjawab. Peranan seorang pembimbing sangat banyak, antara lain:
1. memberi ide penelitian atau karya tulis ilmiah ketika siswa yang dibimbingnya
tidak mempunyai ide yang sesuai dengan bidangnya,
2. memberikan arahan tentang garis besar atau kerangka isi karya tulis ilmiah yang
akan dibuat,
3. membimbing tata cara penulisan dan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai,
4. membimbing cara pengolahan dan penyajian data yang akan dituliskan dalam karya
tulis ilmiahnya,
5. memberikan arahan tentang interpretasi serta pembahasan data yang telah
diperoleh,
6. membaca secara teliti semua yang dituliskan bimbingannya dalam karya tulis
ilmiah,
ii
7. memberikan masukkan atau koreksi terhadap segala kekurangan yang dijumpai
pada karya tulis bimbingannya mencakup kaidah penulisan kalimat, cara merujuk
suatu sumber pustaka, dan kaidah keilmuan,
8. memberikan teladan atau contoh yang baik dan benar berkaitan dengan pembuatan
karya tulis ilmiah.
Jika peran pendidik dijalankan dengan baik, maka plagiarisme dapat berkurang. Hal ini
secara langsung dapat mendorong terciptanya kejujuran ilmiah untuk memperoleh kebenaran
ilmiah. Pendidik harus menjadi teladan atau contoh yang baik dan benar, jangan sampai
pendidik sendiri yang justru menjadi plagiator (orang yang melakukan plagiarisme). Masalah
seperti ini sangat mungkin terjadi karena menyangkut moral individu seseorang. Misalnya,
pembimbing skripsi yang menulis karya tulis ilmiah persis isinya dengan isi sebuah skripsi
mahasiswa bimbingannya mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan tanpa mecantumkan
nama penulis skripsi dalam jurnal ilmiah (publikasi resmi). Ada ketentuan bagaimana cara
merujuk data dari sebuah skripsi atau beberapa buah skripsi bimbingannya untuk ditulis
kembali menjadi sebuah tulisan. Pendidik harus lebih mengetahui tentang ketentuan yang
dimaksud agar mahasiswa bimbingannya bisa terdidik dengan lebih baik lagi.
4. Meningkatkan peran pemeriksa karya tulis ilmiah dalam mencegah plagiarisme.
Pemeriksa karya tulis ilmiah bertugas untuk memeriksa kelayakan karya tulis dalam
berbagai aspek, misalnya: kelayakan bidang ilmu (baik relevansi bidang ilmu maupun mutu
isinya), kelayakan format, dan kebahasaan termasuk kaidah pengutipan yang benar.
Pemeriksa karya tulis ilmiah harus benar-benar memeriksa/membaca karya tulis ilmiah yang
ditugasi kepadanya, baik karya tulis ilmiah untuk kenaikan pangkat para guru, para dosen,
para peneliti, maupun untuk dipublikasi. Pemeriksaan yang dilakukan secara cermat namun
tidak bermaksud menghambat karir seseorang sangat efektif dalam mencegah terjadinya
plagiarisme pada karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, keteladanan juga sangat diperlukan
terutama bagi para pemeriksa karya tulis ilmiah agar plagiarisme tidak terjadi pada paper,
kertas kerja, makalah seminar, makalah workshop, ataupun pada makalah jurnal/buletin.
5. Menyebarkan informasi hasil penelitian dan karya tulis lainnya melalui
publikasi dalam jurnal ataupun buletin ilmiah.
Publikasi tersebut dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi perkembangan
IPTEKS melalui karya tulis ilmiah agar memperkaya kasanah ilmu pengetahuan bagi
masyarakat, agar bisa dijadikan bahan pustaka bagi para peneliti dan akademisi, agar bisa
dilakukan kajian/penelitian lebih lanjut oleh ilmuwan yang memiliki minat bidang ilmu yang
ii
sama. Jika para pembaca mengerti maksud dan tujuan publikasi karya tulis ilmiah serta
memanfaatkannya dengan benar sesuai dengan maksud dan tujuan tadi, maka plagiarisme
dapat ditekan. Keteladanan para penulis kelas kaliber justru sangat diperlukan agar
plagiarisme tidak terjadi pada karya tulis ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal/buletin.
ii
d.Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)
Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran
dan motif kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti kover buku atau
sampul karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa ijin.
Contoh : Persoalan yang dihadapi sekolah-sekolah kita sekarang ini adalah persoalan moral.
Berakar dari persoalan moral ini, menimbulkan berbagai persoalan lainnya. Bahkan
kecurangan atau kejahatan akademis terjadi karena penurunan moral (Widianto, 1991: 16).
Dari contoh pengutipan diatas, pengutip telah melakukan plagiat walau sudah
mencantumkan sumbernya. Dalam pengutipan diatas, pengutip menggunakan kalimat asli
ii
penulis tanpa diedit ataupun diubah, oleh karena itu sehasrunya kalimat asli tersebut diberi
tanda kutip.
ii
Mengingat pemakaian istilah auto plagiat bermakna negatif sudah umum, sementara
penggunaan dan batasan istilahnya masih kontroversial, perlu kiranya pedoman soal itu.
Mungkin bisa lewat revisi Permendiknas No.17/2010 sehingga para penilai punya acuan pasti
ketika menilai karya ilmiah orang lain yang termasuk auto plagiat atau bukan.
ii
Perubahan zaman tidak bisa lepas dari bertambah canggih dan modernya teknologi.
Perkembangan teknologi seperti dua sisi uang logam, disatu sisi membantu proses kehidupan
manusia, dan disisi lain menjadi boomerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Salah
satunya adanya penyalahgunaan tekhnologi dalam bidang pendidikan kususnya. Informasi
yang berasal dari karya seseorang bisa diakses siapa saja melauli internet, yang kemudian
karya tersebut digunakan oleh pengakses untuk kepentingannya. Misalnya, melakukan copy
paste dari internet untuk membuat artikel atau makalah tanpa mencantumkan sumbernya
yang seakan menganggap milik sendiri. Fenomena seperti ini masuk kategori plagiat, yang
dilatarbelakangi penyalahgunaan internet.
5.Kemalasan
Malas adalah penyakit yang menular, kususnya istilah ini layak digunakan untuk
memotret fenomena yang terjadi di Indonesia. Pemuda usia produkti yang mayoritas masih
berstatus pelajar seakan mempunyai penyakit malas ini. Dari malas ini muncul banyak
permasalahan, salah satunya adalah tindak plagiat. Misalnya, mahasiswa yang malas dalam
menacri infromasi terhadap tata cara penulisan yang benar, cara pengutipan yang benar,
ketika mendapat tugas membuat karya tulis ilmiah, cenderung terjeremus kedalam tindak
plagiat.
6.Mengikisnya Kejujuran
Etika dan moral adalah landasan utama untuk dijadikan pedoman dalam menjalani
kehidupan. Tidak terkecuali dalam kegiatan akademik mahasiswa yang mempunyai kegiatan
yang bermacam-macam, salah satunya menghasilkan karya tulis ilmiah. Namun, bersamaan
dengan perkembangan zaman yang tidak dibarengi dengan usaha self defence, yang terjadi
adalah degradasi moral mahasiswa kususnya. Perbuatan-perbuatan melanggar etika dan moral
mewabah, yang sedang hangat dibicarakan adalah tindak plagiat. Plagiat adalah bukti konkret
mengikisnya sikap kejujuran mahasiswa dalam membuat karya ilmiah. Plagiat yang
merupakan pencurian terhadap karya orang lain tidak akan terjadi jika kejujuran dijunjung
tinggi.
Jadi, dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, keaslian dan orisinalitas merupakan
suatu keharusan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat akademis. Apabila
menggunakan karya orang lain, sudah merupakan kewajiban untuk bersikap fair, yaitu
dengan mencantumkan sumber secara memadai dan memperhatika cara pengutipan, supaya
tidak terjerumus ke tindak plagiat, yaitu plagiat tidak sengaja.
Bentuk plagiat mempunyai karakteristik yang bermacam-macam, tipe plagiat kata demi
kata, plagiat ide, plagiat kepengarangan dan plagiat sumber. Termasuk juga plagiat dalam
ii
penulisan Tugas Akhir Skripsi, yang sering ditemukan adalah bentuk plagiat kata, plagiat ide,
plagiat kepengarangan dan plagiat sumber dengan berbagai faktor penyebabnya. Salah
satunya adalah keterbatasan pemahaman mahasiswa dalam membuat karya tulis yang baik
dan benar. Sering kali mahasiswa terjerumus tindak plagiat secara tidak sengaja karena
kurangnya pemahaman terhadap tata cara penulisan dan pengutipan.
ii
(Knight,2003). Cara lain adalah dengan memecah dokumen yang terindikasi plagiat menjadi
beberapa kalimat tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut sebuah query yang akan
berfungsi sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan yang tersebar di internet.
Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan cara online
maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar. Contoh alat atau perangkat
lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper, dan Plagiarisma.net.
Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi didunia akademis
dapat dibagi atas:
1.Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang telah dipublikasikan
tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan pengutipan.
ii
2.Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan asli tanpa
mencantumkan sumbernya.
3.Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan tetapi melakukan
pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat langsung pada sumber yang aslinya.
4.Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program
tanpa mengubah struktur dan jalannya program.
5.Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan tanpa
mencantumkan sumbernya.
6.Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri
dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya.
ii
c.Penundaan pemberian hak dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
d.Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
f.Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli peneliti/tenaga
kependidikan
g.Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
pendidikan;
h.Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagaidosen/peneliti/tenaga
kependidikan; atau
I.Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
2.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang mengatur tersebut
plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang
mengaturnya Pasal 72 ayat (1) :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
3.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan
plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai
berikut (Pasal 70):
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan
jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
A. Kesimpulan
Review jurnal adalah sebuah teks yang dibuat untuk memberikan tinjauan pada suatu
jurnal untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, serta kualitas yang dimiliki oleh suatu jurnal.
ii
Dimana pada umumnya, review jurnal mempunyai tujuan agar memberikan sedikit informasi,
gambaran, dan gagasan tentang suatu jurnal yang telah dibuat. memberi ulasan terhadap
sebuah artikel jurnal, merangkum dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan artikel
tersebut
Plagiarisme merupakan tindakan tidak terpuji, melanggar etika, dan pastinya melanggar
hukum, sebenarnya hal ini hanya memberikan keuntungan sesaat, hal ini terjadi karena
banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa tindakan menjiplak karya orang lain tanpa
meminta izin akan merugikan dirinya sendiri dan juga korbannya. Jika dikemudian hari
dilakukan evaluasi atas karya ilmiah tersebut maka si “pembajak” akan mengalami kesulitan
dan akan mendapatkan hasil yang sangat buruk, disamping itu korban pembajakan yang
sebenarnya mendapat nilai yang baik, terpaksa mencoba lain kesempatan karena hasilnya
telah di bajak oleh orang lain.
B. Saran
Jadi perlu adanya pemahaman yg baik dalam mereview suatu jurnal agar kita dapat
melakukan review jurnal dgn baik dan struktur yg tepat.
Sedangkan untuk mencegah tindakan plagiarisme perlu adanya pengawasan yang baik dari
semua aparat yang berperan didalamnya seperti tenaga pengajar yaitu dosen, pemerintah
sebagai pemberi sanksi atas perbuatan ini, namun yang paling penting menurut saya adalah
kesadaran diri dari penulis suatu karya ilmiah yang harus selalu mengutamakan originalitas
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Salim H.S. 2006. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Cet. 4. Jakarta: Sinar Grafika
ii
http://ditowisnu.wordpress.com/2010/04/29/plagirisme-dalam-dunia-pendidikan
http://fkep.unand.ac.id/images/pencegahan_dan_penanggulangan_Plagiat.pdf
(diakses26,November,2011)
ii