Anda di halaman 1dari 1

Terminologi Instrumentasi Proses Penguap Air (Water Boiler)

Dalam industri pengolahan seperti minyak dan gas, dan juga industri kimia, kebutuhan akan
steam (uap) sangatlah biasa. Dalam industri-industri ini, steam atau uap digunakan untuk pembersihan
dan juga purging.

Steam generator sederhana dapat dihasilkan dari proses sederhana, yaitu dengan cara
mendidihkan air sampai mendidih sampai titik didih uapnya. Walaupun sederhana dalam system steam
generator (Penghasil Uap) tetaplah diperlukan suatu konrol otomatis yang berfungsi untuk mengontrol
parameter seperti suhu, level air dan juga tekanan. Sehingga parameter-parameter tersebut tetap dalam
batas aman selama proses penghasil generator tersebut bekerja.

Dari gambar_1 (Water Boiler) di atas, diberikan suatu contoh penggunaan instrumentasi dalam
proses Steam Generator untuk pengontrolan ketinggian air dalam drum penguap, adapun instrument-
instrumen yang terpasang adalah sebagai berikut :

a. FT_01 = Flow Transmitter untuk mengukur seberapa banyak keluaran produk uap yang
dihasilkan.
b. LT_01 = Level Transmitter untuk mengukur ketinggian air dalam drum penguap
c. LC_01 = Level controller untuk melakukan proses pengendalian agar ketinggian air tetap
stabil.
d. FT_02 = Flow Transmitter untuk mengukur seberapa banyak air yang dimasukan dalam drum
penguap
e. FIC_01 = Flow Controller merupakan pengendali sekunder dalam system cascade control,
dalam hal ini Set Point untuk controller ini adalah merupakan keluaran dari primary
controller yaitu LC_01. Keluaran dari FIC_01 akan mengatur buka tutup control valve
FV_01.
f. FV_01 = Control Valve untuk mengatur seberapa banyak air yang dialirkan ke drum penguap
dengan cara mengatur bukaan valve.

Adapun kinerja dari sistem kontrol ketinggian drum penguap adalah sebagai berikut :

a. Sistem control yang digunakan adalah system loop tertutup dengan metode cascade control.
b. Primary proses variable dalam hal ini adalah ketinggian cairan di drum penguap yang diukur oleh
LT_01. Dan secondary variable dalam hal ini adalah aliran air yang diukur oleh FT_02. Dalam
metode cascade control, secondary variable harus mempunyai response waktu yang lebih cepat
di-banding primary variable.
c. LT_01 merupakan process variable (PV) dalam LC_01, LC_01 akan memberikan output ke
FIC_01 dimana output tersebut merupakan set point (SP) bagi FIC_01. Sementara set point (SP)
dari LC_01 didapatkan dari inputan operator.
d. Pada saat level lebih tinggi dari set point (SP) maka LC_01 akan memberi output semakin kecil,
dan jika level lebih rendah dari set point (SP) maka LC_01 akan memberi output semakin besar.
e. Pada saat aliran air lebih besar dari set point di FIC_01 maka FIC_01 akan memberikan output
lebih kecil sehingga control valve semakin menutup dan aliran air ke drum penguap mengecil.
f. Pada saat aliran air lebih kecil dari set point di FIC_01 maka FIC_01 akan memberikan output
lebih besar sehingga control semakin membuka dan aliran air ke drum penguap semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai