Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES


CRL I

Disusun Oleh :
KELOMPOK I
Afriani Pratama Saputri (0609 3040 0361)
Ester Lusria Octaviana Silalahi (0609 3040 0366)
Ika Utami (0609 3040 0369)
Marliana Atmi Rahayu (0609 3040 0372)
Muhammad Abduh (0609 3040 0374)
Tri Apriza Ramadan (0609 3040 0382)
Windra Saputra (0609 3040 0383)

Kelas : V KC

Instruktur : Zurohaina S.T., M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2011

PENGENDALIAN ON/OFF
DENGAN RESISTIVE PROBES
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan simulasi pengendalian On – Off dengan menggunakan Resistive
Probes.
2. Menentukan kapan sebaiknya pengendalian resistive probes digunakan
3. Memahami mekanisme pengendalian On – Off
4. Mencetak grafik pengendalian On – Off dan menjelaskan grafik tersebut.

II. ALAT DAN BAHAN


2.1 Alat yang Digunakan :
1. Satu set CRL
2. Satu set personal komputer
2.2 Bahan yang Digunakan :
1. Air dalam tangki penampungan

III. DASAR TEORI


Peralatan simulasi proses CRL dibuat oleh DIDACTA Italia dan dikembangkan untuk
mempelajari teknik pengendalian level (ketinggian) permukaan fluida cair, yang dalam hal ini
fluida yang digunakan adalah air.
Konfigurasi yang digunakan untuk simulasi ini adalah sistem loop terbuka (open
loop) dan sistem loop tertutup ( closed loop). Selain itu, juga dipelajari mode pengendalian
dengan pengendali tak kontinyu ( ON-OFF Controller) dan pengendali kontinyu (Three term-
controller; P/I/D).
Peralatan CRL ini terdiri dari beberapa unit :
1. Tangki air kapasitas 20 liter.
2. Pompa sentrifugal dengan laju 20 liter/menit.
3. Katup jenis pneumatik proporsional dengan input 3-5 psi.
4. Transduser I/P.
5. Inlet udara tekan (dioperasikan pada 2 bar, min).
6. Pengukur tekanan udara tekan.
7. Alat pengatur tekanan udara tekan secara manual.
8. Controller elektronik MiniReng (alat tambahan).
9. Peralatan listrik (panel CRL).
10. Komputer dan printer (aplikasi window, min window (95).
11. Tangki bening berskala.
12. Katup pengeluaran manual V1 dan V2.
13. Transduser P TI.
14. Katup solenoid untuk input gangguan (disturbance).

X. Sinyal Penggerak (actuating signal)


Y. Sinyal variable yang dikendalikan (controller var, signal)
N. Sinyal gangguan (noise)

URAIAN SINGKAT
Liquid yang berada di tangki (1) dipompakan ke tangki berskala (11) oleh pompa
sentrifugal (2) di bawah pengendaliankatup pneumatic proporsional (3).
Pengisian tangki berskala (11) menghasilkan tekanan pada bagian dasar tangki yang
ekivalen terhadap ketinggian (level) liquid dalam tangki, di deteksi oleh tranduser P/I (13)
dan di transmisikan sebagai sinyal Y ke unit pengkondisi (panel) kontrol (9). Outputnya
berupa sinyal X yang berasal dari panel kontrol (9) di transmisikan ke katup (3) oleh
tranduser I/P (4) yang kemudian menggerakkan katup pneumatik proporsional dengan
bantuan udara tekan yang disuplai oleh inlet udara tekan (5).
Katup V1 dan V2 dapat diatur secara manual untuk tertutup dan terbuka penuh dalam
hubungan dengan tangki berskala (11). Katup solenoid (14) memungkinkan untuk
pengendalian gangguan aliran air. Untuk pemakaian katup 14, V1 harus dalam keadaan
terbuka penuh.

PANEL KONTROL
Panel kontrol (9) terdiri dari beberapa indikator yang menunjukkan kerja peralatan
pada unit CRL ini,
15. Saklar utama (main switch) yang mensulai arus listrik dari socket dinding ke peralatan
CRL.
16. Lampu indikator kerja pompa menunjukkan pompa sedang hidup.
17. Lampu indikator kerja level minimal dan maksimal untuk pemakaian resistive probe.
Resistive probe terletak di dalam tangki berskala berbentuk seperti elektroda terbuat
dari logam dalam 3 ukuran panjang berbeda.
18. Penunjuk ketinggian (level indikator) dalam satuan (%).
19. Lampu indikator, menunjukkan posisi katup untuk menimbulkan gangguan sesuai
posisi nomor.
Posisi selektor NOISE (gangguan)
0 – Katup solenoid tidak diaktifkan
Man – Katup solenoid diaktifkan secara manual
PC - Katup solenoid dikendalikan melalui komputer
20. Sinyal pengaturan , X, dalam bentuk output analog.
21. Sinyal yang dikendalikan , Y , Controller var dalam bentuk output analog.
22. Selektor pemilih untuk jenis mode control :
- Pengendalian gerakan katup secara manual
- Unit Off (0), posisi pengendali tidak hidup
- Pengendalian dengan resistive probes
- Pengendalian dengan PC ( komputer)
- Pengendalian dengan Mini Reg ( alat tambahan)
- Pengendalian dengan MRRP (alat tambahan)
23. Pengaturan katup secara manual
24. Pengaturan katup secara manual.
25. Lampu penunjuk power suplai.

PENGENDALIAN LEVEL
Pengendalian yang paling sederhana adalah jenis on-off, dimana pengeerak (actuator)
hanya berada pada dua keadaan posisi ON (hidup) atau posisi membuka atau menutup aliran
yang menuju tangki berskala.
Pada keadaan ini, katup akan terbuka apabila level air berada dari level yang
diinginkan (setr point)atau katup menutup napabila aiar melebihi dari set point.disini akan
terdapat batasan level (level threshold) yang berhubungan dengan set point, apabila ada
batasan ini dilampaui karena level bertambah atau berkurang, katup juga berubah posisinya,
hal ini akan menimbulakan perubahan posisi katup disekitar batasan level yang diatur secara
simetris diatas dan dibawah set point.
o Batasan atas dilampaui apabila level meningkat, katup akan menutup
o Batasan dibawah dilampaui apabila level berkurang, katup akan membuka.
Interval antara level yang dikehendaki dengan salah satu batas level dinamakan
HISTERISIS.semakin besar histerisis, semakin besar histerisis, semakin rendah tekanan pada
actuator.

IV. PROSEDUR KERJA


1. Menghidupkan unit CRL dengan menekan main switch, kemudian lampu
merah akan menyala.
2. Mengosongkan tangki dengan membuka katup V2.
3. Mengubah mode selektor (24) di panel control ke resistive probes dan
mengklik tombol start untuk memulai.
4. Memperhatikan bahwa pompa hidup apabila ketinggian air berada di bawah
batas atas. Mengamati kejadian di dalam tangki pada grafik monitor. Pompa
akan mati saat ketinggian air menyentuh bagian bawah dari probes. Mencatat
waktu mulai dari pompa mati hingga pompa hidup kembali (T1/Tov) dan
mencatat waktu pompa mulai hidup kembali hingga pompa mati kembali
(T2/Tus).
5. Mengulangi pengamatan waktu hidup dan mati pompa pada ketinggian
resistive, hingga didapat 3x data yang identic.
6. Mengukur diameter ,tinggi maksimum dan minimum untuk menentukan
volume.
7. Menghitung laju kenaikan dan laju pengosongan air dalam tangka.
8. Menentukan laju alir masuk dan laju alir keluar.
V. DATA PENGAMATAN

Bukaan t t L L Over Under Tov


Tus (s)
katup naik (s) turun (s) Naik (cm) turun (cm) shoot shoot (s)
18,1 34,78 73,8 64,6 73,9 63,1 0,8 3,4
0
18,0 34,76 73,7 64,6 73,8 63,1 0,9 3,4
Rata-rata 18,05 34,77 73,75 64,6 73,85 63,1 0,85 3,4
20,82 25,56 76,0 66,4 76,0 64,8 0 4,96
15
20,92 22,51 75,9 66,2 76,2 65,5 1,94 4,45
Rata-rata 20,87 24,035 75,95 66,3 76,1 65,15 0,97 4,705
21,0 22,38 76,0 66,6 76,1 65,1 1,56 3,55
30
21,0 20,56 75,9 66,6 76,2 65,9 1,40 3,28
Rata-rata 21,0 21,47 75,95 66,6 76,15 65,5 2,96 3,415

VI. PERHITUNGAN
VII. ANALISA PERCOBAAN
CRL adalah suatu peralatan pengendalian level yang memanfaatkan sinyal tekanan
dalam suatu aliran fluida. Alat ini dihubungkan dengan Personal Computer sebagai media
pemantau jalannya proses pengendalian ketinggian.
Sistem kerja CRL dapat dilihat pada Gambar 2. Skema Level Regulator Control. Dari
skema tersebut, dapat dilihat bahwa liquid yang dipompakan menuju ke tangki berskala oleh
pompa sentrifugal di bawah pengendalian katup pneumatic proporsional. Karena katup ini
bersifat proporsional, maka output level yang dihasilkan memiliki nilai yang sebanding
dengan input yang diberikan. Selanjutnya, pengisian tangki berskala menghasilkan tekanan
pada bagian dasar tangki yang nilainya sama ekivalen terhadap ketinggian (level) liquid
dalam tangki yang ditransmisikan sebagai sinyal menuju transduser P/I dan kemudian
diteruskan menuju controller. Output sinyal yang berasal dari panel control ditransmisikan ke
katup oleh transduser I/P yang kemudian menggerakkan katup pneumatic proporsional
dengan bantuan udara tekan yang disuplai oleh inlet udara tekan. Apabila level berada di
bawah srt point, maka katup akan terbuka sehingga tangki berskala terisi. Katup yang terbuka
ditandai dengan naikknya katup pneumatic (pada posisi ON). Sementara apabila level berada
di atas nilai set point, maka katup akan tertutup sehingga menghalangi aliran air menuju
tangki berskala. Posisi ini dinamakan dalam keadaan OFF yang ditandai dengan turunnya
katup pneumatic. Perlu diingat bahwa nilai set point dipengaruhi oleh histerisis sebagai
rentang toleransi control level yang digunakan. Pada bagian bawah tangki berskala dapat
dilihat adanya katup v1 dan v2 yang dapat diatur secara manual untuk tertutup dan terbuka
penuh dalam hubungan dengan tangki berskala. Katup solenoid yang ada pada peralatan
digunakan untuk mengatur pengendalian aliran air. Untuk memakai katup solenoid, katup v1
harus dalam keadaan terbuka penuh.
Sistem control level telah disambungkan dengan program CRL module pada
komputer sehingga dapat dilihat grafik ON-OFF regulator seperti yang ditampilkan gambar 1.
Dari gambar tersebut dapat dilihat 4 garis indikator yang digunakan untuk memantau
pengendalian level. Garis merah menunjukkan posisi membuka atau menutupnya katup.
Garis kuning menunjukkan posisi konstan set point, garis biru (act. Signal) menunjukkan gain
terukur, sementara garis hijau merupakan noise. Pada gambar tersebut, tidak ada tanda-tanda
noise yang ditandai oleh garis hijau. Hal ini terjadi karena peralatan dan program tidak
terhubung dengan benar. Noise dapat timbul apabila katup solenoid dibuka atau ditutup
secara random saat operasi dijalankan sehingga memberikan gangguan terhadap system.
Gangguan dalam proses tersebut dapat mempengaruhi tingginya permukaan air dalam tangki
berskala.
Nilai gain diatur 0,5 atau setara 50% yang ditunjukkan oleh garis biru act. Signal.
Seharusnya, nilai tersebut bersifat konstan sehingga grafik yang dihasilkan memiliki bentuk
rata pada posisi 50%. Namun, pada percobaan yang dilakukan grafik yang dihasilkan tidak
konstan akibat posisi gain yang tidak beraturan. Penyebab pasti kesalahan tesebut tidak dapat
dinyatakan dengan pasti mengingat alat dan program tidak tersambung dengan baik. Tetapi
hal ini terjadi akibat untit control tidak menghitung besarnya koreksi dengan benar.

VIII. PERTANYAAN
Jelaskan pengertian set point, gain, histerisis dan open time !
 Set point merupakan suatu titik, nilai, atau posisi yang dijadikan sebagai tolak
ukur dalam suatu sistem pengendalian.
 Gain merupakan bilangan (variabel) unti kontrol proporsional yang besarnya tetap
di setiap daerah kerja dan tidak tergantung pada fungsi waktu.
 Histerisis merupakan interval antalra level yang dikehendaki dengan salah satu
batas level.
 Open time merupakan waktu bukaan katup yang digunakan dalam program untuk
pencatatan fluktuasi grafik saat membuka atau menutup.

IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Pengendalian ON-OFF dilakukan dengan memanfaatkan sinyal tekanan. Apabila
tinggi fluida berada di bawah nilai set point, katup pneumatik akan membuka
(pada posisi ON). Sementara apabila tinggi fluida di atas nilai set point dan batas
histerisis, maka katup akan menutup (pada posisi OFF).
 Control variabel pada grafik ON-OFF regulation menunjukkan posisi membuka
atau menutupnya katup.
 Nilai gain unit kontrol proporsional seharusnya teteap. Kesalahan dapat terjadi
akibat unit kontrol tidak menghitung besarnya koreksi dengan benar.

X. DAFTAR PUSTAKA
Meidinarisaty, Anerasari. 2011. Modul Petunjuk Praktikum Laboratorium
Pengendalian Proses. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
GAMBAR ALAT

Seperangkat alat CRL

Anda mungkin juga menyukai