Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI II
(FILTRASI )

Dosen Pembimbing:
Dr. Hadi Munarko., S.TP., MP

Disusun oleh:
Syamsiyatul Fariha
20033010029
Kelas Paralel A/ Kelompok 4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filtrasi merupakan salah satu cara pemisahan bahan padat tersuspensi dalam
cairan dengan menggunakan medium prous (filter). Proses filtrasi dapat
berlangsung apabila ada gaya yang dikenakan pada suspensi yang disaring,
berupa perbedaan tekanan antara inlet dan outlet. Hal ini dapat terjadi karena
adanya gaya gravitasi, penghisapan (filtrasi vakum) dan pemberian tekanan
(filtrasi tekan). Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses pemisahan liquid
liquid dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan-bahan
berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya butiran-
butiran halus zat padat tersuspensi dari liquda.Prinsip dasar filtrasi ini yang
paling sederhana adalah menyaring sejumlah molekul padatan yang
mencampur didalam lauratan, sehingga tingkat kemurnian filtrate yang
didapatkan dari filtrasi ini tergantung pada ukuran pori dan kualitas dari filter
atau penyaring yang dipakai.Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
menggunakan metode filtrasi pada beberapa proses seperti penyaringan jus
buah, penyaringan saat pembuatan teh atau kopi.
1.2 Tujuan
Mengetahui prinsip dari proses filtrasi dan menentukan nilai tahanan spesifik
ampas.
1.3 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dari proses filtrasi dan menentukan nilai
tahanan spesifik ampas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan padatan dengan bahan lain (cairan
atau gas). Akan tetapi penyaringan ini banyak dijumpai sebagai pengolahan ketiga dari
air limbah setelah mengalami proses biologis atau fisika kimia (Sudjoko, 1994). Filtrasi
merupakan proses penyaringan yang dilakukan untuk memisahkan zat padat dari
suatu suspensi. Filtrasi didasarkan pada ukuran partikel. Metode ini menggunakan
suatu penyaring yaitu suatu bahan berpori yang dapat dilewati partikel-partikel kecil,
tetapi menahan partikel yang lebih besar. Penyaringan biasa dilakukan laboratorium
menggunakan kertas saring yang dilipat berbentuk kerucut dan ditaruh dalam corong
lalu cairan yang berisi zat padat dituang pelan- pelan kedalam kertas saring. Zat padat
tertahan oleh kertas saring dan larutan (filtrate) masuk ke dalam bejana (Michael,
1994).
Mekanisme filtrasi tergantung pada kualitas air, karakteristik flok dari partikulat,
media filter dan kecepatan filter. Adapun mekanisme filtrasi yang penting (Punmia
2008) antara lain :
1. Mekanisme penyaringan
Merupakan proses penyaringan zat padat berukuran besar agar dapat lolos
melewati media berpori yang biasanya terjadi di permukaan media filter. Proses ini
terjadi di permukaan filter dan tidak bergantung pada kecepatan filtrasi. Clogging
(mampet) pada unit filter akan mengurangi porositas media sehingga secara teoritis
dengan bertambahnya waktu akan meningkatkan headloss pada filter.
2. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel tersuspensi yang lebih halus
ukurannya daripada lubang pori pada permukaan butiran. Sehingga apabila filtrasi
berlangsung terus menerus maka akan dapat menyebabkan: berkurangnya ukuran
efektif pori-pori - kecepatan turunnya air berkurang - terjadinya endapan
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penghilangan zat pengotor organik dan anorganik yang tidak
teradsorpsi dalam air karena adanya gaya tarik- menarik antarpartikel pengotor dengan
butiran media. Adsorpsi memegang peranan pentingdalam proses filtrasi, karena akan
menghilangkan partikel yang lebih kecil daripada partikel tersuspensi seperti partikel
koloid dan partikel pengotor yang terlarut. Prinsip proses adsorbsi adalah adanya
perbedaan muatan antara permukaan butiran dengan partikel pengotor di sekitarnya.
Partikel koloid yang berasal dari organik umumnya bermuatan negatif tidak akan

3
teradsorbsi pada saat filter 4 masih bersih dan baru beroperasi. Setelah filtrasi dan
banyak partikel bermutan positif yang tertahan di butiran partikel, filter menjadi terlalu
jenuh dan bermuatan positif. Sehingga terjadi adsorpsi tingkat kedua, yaitu menarik
partikel – partikel koloid yang bermuatan negatif yang berasal dari koloidal organik,
seperti anion NO3 - , PO4 3-, dan lain – lain. Apabila adsorpsi tingkat kedua ini telah
mencapai kelewat jenuh, maka muatan kembali menjadi negatif dan mengadsorpsi
muatan positif dan seterusnya. Semakin lama gaya penyebab adsorpsi menjadi
menurun kekuatannya yang diakibatkan karena semakin tebalnya kotoran yang
menempel di permukaan filter, begitu pula dengan efisiensi filter juga ikut turun.
Sehingga hal ini mengakibatkan banyak kotoran yang melewati filter begitu saja
sehinggakualitas effluen menurun dan diperlukan backwash/pencucian. Proses
adsorpsi ini mampu menghilangkan partikel yang lebih kecil dari partikel tersuspensi
seperti partikel koloid dan molekul kotoran terlarut.
Kemampuan adsorpsi hanya terjadi pada jarak yang sangat pendek, tidak lebih
dari 0,01 –1 mm dari permukaan media Melalui penyaringan sederhana, suatu
campuran bahan padatan dan bahan cairan atau bahan padat dan gas diproses yang
bertumpukan pada suatu sisi plat berpori yang disebut medium filter yang hanya
melewatkan cairan atau gas serta meninggalkan bahan padat dalam bentuk gumpalan
pada permukaan filter medium. Cairan berupa suspensi partikel-partikel padat. Hasil
dari pemisahan ini nantinya akan diperoleh cairan bening yaitu filtrate dan bahan padat
tertinggal pada filter medium yang disebut gumpalan filter (Cook, 1986).
Jika suatu cairan didiamkan dalam bejana tertutup cairan itu akan menguap
dan penguapan itu akan terhenti pada tekanan tertentu yang hanya tergantung pada
suhu. Tekanan ini ditetapkan sebagai uap jenuh. Tujuan penyulingan adalah untuk
memisahkan cairan yang mudah menguap atau biasanya merupakan pemisahan dua
atau lebih cairan yang berbeda titik didihnya, yang ini disebut penyulingan bertingkat
(Kanisius, 1988).
Salah satu metode filtrasi yang sering digunakan yaitu Ultrafiltrasi. Ultrafiltrasi
adalah suatu proses filtrasi melalui membran yang ukuran proinya berkisar antara
0,001-0,02 mm. metode ini umunya digunakan untuk memisahkan koloid, mengurangi
konsentrasi, pemurnian danfraksionasi makromolekul seperti protein, zat warna dan
bahan-bahan polimerik lainnya. Filtrasi membran juga mempunyai kelemahan, yaitu
terjadinya fouling. Fouling merupakan proses terakumulasinya komponen secara
permanen akibat filtrasi itu sendiri. Fouilng terjadi akibat interaksi yang sangat spesifik
secara fisikdan kimia antara berbagai padatan terlatur dan pada membran.

4
Kemungkinanterjadinya fouling sangat besar pada metode dead-end filtration karena
aliran larutan umpan secara vertikal. Peristiwa fouling dapat dikurangi dengan metode
cross flow filtration, yaitu aliran secara horizontal.(Juansah, 2010)
Proses filtrasi termasuk permasalahan aliran fluida, maka filter dan bahan padat
yang tertahan pada filter (cake) selama penyaringan dapat dipandang sebagai
resistan/tahanannya (R). apabila perbedaan tekanan konstan, dapat diperoleh sebagai
berikut :

Dimana Kp dalam (s/ ) (SI) dan B dalam (s/

Keterangan:
t = waktu filtrasi (s)
V = volume filtrat yang dihasilkan saat t (m3)
α = koefisien tahanan cake (m/kg)
Rm = koesfisien medium filter (m-1)
µ = viskositas filtrate (Pa s atau kg/m s2)
Δp = peerbedaan tekanan (N/m2 atau kg/m s2)
Cs = kosentrasi slurry (kg/m3)
Grafik hubungan antara terhadap V rata-rata

Menurut Geankoplis (2003), Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang
menerobos per satuan waktu) dipengaruhi oleh luas permukaan filter dimana jumlah
filtrate persatuan waktu berbanding langsung dngan luas permukaan mdia filter.
Semakin besar luas media tersebut, semakin besazar pula daya filtrasinya. Selain itu
juga dipengaruhi oleh viskositas dimana semakin kcil viskositas cairan. Maka daya

5
filtrasinya akan semakin besar. Viskositas dapat dikurangi dengan meningkatkan suhu,
namun sering mengakibatkan penggembungan (swelling) media filter, terjadinya
proses korosi yang lebih cepat atau pelarutan kembali Kristal-kristal. Tahanan media
filter juga mempengaruhi proses filtrasi dimana jika media filter yang berporii memiliki
banyak saluran (kapiler, pori-pori). Tahanan media terhadap aliran yang menembusnya
semakin kecil. Jika diameter kapiler semakin besar, maka jumlah kapiler per satuan
luas semakin sedikit. Tahanan media juga akan semakin kecil apabila kapiler semakin
pendek. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tipis dan kasar medium filter maka akan
semakin besar daya filtrasinya

6
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Buah nanas yang dibuat jus dengan perbandingan nanas: air (1:4) dan (1:6)
2. Alat penyaring Buchner dan pompa vakum
3. Viskosimetri
3.1 Cara Kerja
Kecepatan Perputaran Terhadap Pemisahan Fraksi
Perisapan jus nanas dengan dua perbandingan
(1:1), (1:2), (1:3), dan (1:4)

Penentuan viskositas menggunakan viskosimetri

Penyaringan jus nanas pada takanan vakum tertentu

Pengamatan terhadap waktu yang dibutuhkan pada volume 50,


100, 150, 200, dan 250

Penghitungan luas permukaan medium penyaringan

7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Sampel: Jus Nanas

A. Perbandingan 1:1
Variabel 50 ml 100 ml 200 ml 250 ml
Waktu (Ø) 270 s 680 s - -
Volume (V) 0,00005 m3 0,0001 m3 - -
Luas (A) 0,0086 m2 0,0086 m2 - -
X (V/A) 0,005814 m 0,011628 m - -
Y (Ø/V/A) 46439 s/m 58479 s/m - -

B. Perbandingan 1:2
Variabel 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml
Waktu (t) 12 s 247 s 485 s 760 s -
Volume (V) 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml -
Luas (A) 0,0087 m2 0,0087 m2 0,0087 m2 0,0087 m2 -
Y( ) 0,0021 0,0215 0,0281 0,0331 -

X( ) 5747,13 11494,25 17241,38 22988,51 -

C. Perbandingan 1:3
Variabel 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml
Waktu (t) 18 s 42 s 67 s 115 s 442 s
Volume (V) 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml
Luas (A) 0,785 m 0,785 m 0,785 m 0,785 m 0,785 m
Y( ) 0,2826 0,3279 0,35063 0,451375 1,38788

X( ) 63,69427 127,38854 191,0828 254,7707 318,47134

D. Perbandingan 1:4
Variabel 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml
Waktu (t) 7s 19 s 35 s 60 s 155 s

8
Volume (V) 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml
Luas (A) 0,189 m 0,189 m 0,189 m 0,189 m 0,189 m
Y( ) 0,0265 0,359 0,0441 0,0567 0,1172

X( ) 264,55 529,1 793,65 1058,20 1322,75

9
BAB V
PEMBAHASAN
Filtrasi merupakan merupakan suatu operasi pemisahan campuran antara
padatan dan cairan dengan melewatkan melalui medium penyaring. Hal ini sesuai
dengan Michael (1994), yang menyatakan bahwa filtrasi merupakan proses
penyaringan yang dilakukan untuk memisahkan zat padat dari suatu suspensi. Filtrasi
didasarkan pada ukuran partikel. Metode ini menggunakan suatu penyaring yaitu suatu
bahan berpori yang dapat dilewati partikel-partikel kecil, tetapi menahan partikel yang
lebih besar. Partikel yang lebih besar ini tertahan karena adanya proses adsorpsi
dimana saat itu adanya gaya tarik menarik antar partikel pengotor dengan sampel. Hal
ini juga dijelaskan oleh Cook, (1986) Semakin lama gaya penyebab adsorpsi menjadi
menurun kekuatannya yang diakibatkan karena semakin tebalnya kotoran yang
menempel di permukaan filter, Sehingga hal ini mengakibatkan banyak kotoran yang
melewati filter begitu saja sehingga kualitas effluen menurun dan diperlukan
backwash/pencucian.
Dalam proses filtrasi ini sering digunakan jenis filter cake dimana cake filter
biasanya terjadi berupa minuman (sari buah). Hasil akhir yang didapatkan adalah
larutan yang berwarna lebih jernih. Sesuai dengan pratikum kali ini yaitu filtrasi
menggunakan jus nanas sebagai bahan utama dari praktikum ini. Proses filtrasi ini
diawali dengan menyiapkan jus nanas yang akan diberi perlakuan dua perbandingan
yang berbeda, yaitu (1:1), (1:2), (1:3) dan (1:4). Setelah itu, dua perbandingan tersebut
diukur viskositasnya menggunakan viskosimetri. Setelah dihitung viskositasnya
kemudian dilakukan penyaringan menggunakan vakum tertentu (Corong Buchner).
Pengamatan dilakukan dengan mengamati waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
filtrate yang bervolume 50,100,150,200,dan 250. Selanjutnya dihitung luas permukaan
medium penyaring. Persiapan sampel dan perbandingan sampel dibuat berbeda untuk
menentukan tingkat kekentalan suatu sampel. Tujuannya untuk mencari luas
permukaan terluas jika diketahui beberapa variabelnya. Kemudian, tujuan dilakukuan
pengukuran viskositas karena viskositas mempengaruhi hasil dari filtrasi. Semakin
besar nilai viskositasnya maka hasil filtrasi semakin kecil. Hal ini selaras dengan
Geonkoplis (2013), yang mengatakan bahwa semakin kecil viskositas cairan, maka
daya filtrasinya akan semakin besar. Volume hasil filtrasi yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh luas permukaan, semakin kecil luas permukaan filter maka ampas
yang dihasilkan semakin besar sehingga kecepatan waktu dalam penyaringan juga
akan semakin besar.

10
Berdasarkan hasil pengamatan, ketika volume filtrate sebanyak 50 ml, waktu
yang dibutuhkan adalah 270 detik, luas yang didapatkan adalah 0,0086 m2. Berbeda
hal nya dengan ketika volume filtrate 100 ml maka waktu yang dibutuhkan saat proses
filtrasi yaitu selama 680 detik, luas yang didapatkan adalah 0,0086. Hal ini
menunjukkan semakin banyak volume yang didapatkan maka waktu yang diperlukan
dalam proses filtrasi juga semakin tinggi. Pernyataan tersebut menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara volum filtrate dan waktu yang dibutuhkan. Nilai viskositas
pada jus nanas dengan perbandingan 1:1 sebesar 0,2344 Pa s. Nilai filtrasi juga
dipengaruhi oleh resistensi, nilai resisitensi dapat dicari menggunakan persamaan
yang didapatkan dari slope dan intercept. Slope dan intercept dicari dengan
menggunakan persamaan regresi linear yang muncul dalam kurva, Banyaknya volume
per satuan luas dan waktu yang dibutuhkan per banyaknya volume per satuan luas.
Sehingga di dapatkan grafik kurva seperti berikut :

Data Kurva Standar (1:1)


1.200.000

1.000.000 y = 197736x + 576257


R² = 1
800.000

600.000

400.000

200.000

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5

Dari kurva tersebut didapatkan persamaan 197736x + 576257. Sesuai dengan


persamaan regresi yaitu y=ax + b. nilai slope merupakan koefisien x dan b merupakan
nilai intercept. Jika dimasukkan ke dalam persamaan perhitungan r dan L, maka besar
r yang didapatkan adalah 3,59 x 1010 dan besar L yang didapatkan yaitu 14,61. Nilai
resistensi ini berbanding terbalik dengan viskositas, apabila viskositas tinggi maka nilai
r akan rendah, namun hal ini mempengaruhi nilai slope, maka nilai slope yang
didapatkan jika resisitensi tinggi slope juga akan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan adanya resisitensi yang tinggi maka hasil filtrasi yang didapatkan juga tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan jus nanas dengan perbandingan sebesar (1:2),
jika volume sebanyak 50 ml, waktu yang diperlukan yaitu 0,2 menit, kemudian ketika
volume mencapai 100 ml, waktu yang diperlukan selama 4,116 menit, dan ketika
volume filtrate 150 ml maka waktu yang dibutuhkan yaitu 8,083 menit, saat 200 ml

11
waktu yang diperlukan yaitu 12,6 menit. Luas akhir yang didapatkan yaitu 0,0002 m3.
Nilai viskositas yang didapatkan lebih besar jika dibandingkan dengan sebelumnya,
yaitu sebesar 234,8 mPa s. Nilai filtrasi juga dipengaruhi oleh resistensi, nilai resisitensi
dapat dicari menggunakan persamaan yang didapatkan dari slope dan intercept. Slope
dan intercept dicari dengan menggunakan persamaan regresi linear yang muncul
dalam kurva. Hal ini dapat dilihat dari grafik kurva dibawah ini yaitu:

Data Kurva Standar (1:2)


362.000
y = 10175x + 340702
360.000 R² = 1
358.000

356.000

354.000

352.000

350.000
0 0,5 1 1,5 2 2,5

Dari kurva tersebut didapatkan persamaan 10175x + 340702. Sesuai dengan


persamaan regresi yaitu y=ax + b. nilai slope merupakan koefisien x dan b merupakan
nilai intercept. Jika dimasukkan ke dalam persamaan perhitungan r dan L, maka besar
r yang didapatkan adalah 4,16 x 109 dan besar L yang didapatkan yaitu 8,37. Nilai
resistensi ini berbanding terbalik dengan viskositas, apabila viskositas tinggi maka nilai
r akan rendah, namun hal ini mempengaruhi nilai slope, maka nilai slope yang
didapatkan jika resisitensi tinggi slope juga akan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan adanya resisitensi yang tinggi maka hasil filtrasi yang didapatkan juga tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan jus nanas dengan perbandingan sebesar (1:3),
jika volume sebanyak 50 ml, waktu yang diperlukan yaitu 0,3 menit, kemudian ketika
volume mencapai 100 ml, waktu yang diperlukan selama 0,7 menit, dan ketika volume
filtrate 150 ml maka waktu yang dibutuhkan yaitu 1,45 menit, saat 200 ml waktu yang
diperlukan yaitu 1,916 menit, dan ketika volume 250 ml waktu yang dibutuhkan yaitu
7,366 menit. Luas akhir yang didapatkan yaitu 0,785 m2. Nilai viskositas yang
didapatkan lebih besar jika dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu sebesar 6,4 Pa.s.
Nilai slope yang didapatkan dari perbandingan ini yaitu sebesar 6E+07x, dan
interceptnya yaitu 1252,3. Dari nilai intercept dan slope yang didapatkan, dapat
diketahui nilai r dan L menggunakan persamaan yang sama dengan perbandingan

12
sebelumnya. Didapatkan nilai r sebesar 3,49 x 1012 /m dan nilai L sebesar 3,44 x 10-6
/m. Hal ini dapat dilihat dari grafik kurva dibawah ini yaitu :

Data Kurva Standar (1:3)


25000

20000 y = 6E+07x - 1252,3


R² = 0,6595
t/()V/A

15000

10000

5000

0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035
V/A

Berdasarkan hasil pengamatan jus nanas dengan perbandingan sebesar (1:4),


jika volume sebanyak 50 ml, waktu yang diperlukan yaitu 0,116 menit, kemudian ketika
volume mencapai 100 ml, waktu yang diperlukan selama 0,316 menit, dan ketika
volume filtrate 150 ml maka waktu yang dibutuhkan yaitu 0,583 menit, saat 200 ml
waktu yang diperlukan yaitu 1 menit, dan ketika volume 250 ml waktu yang dibutuhkan
yaitu 2,583 menit. Luas akhir yang didapatkan yaitu 0.00025 m3. Nilai viskositas yang
didapatkan lebih besar jika dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu sebesar 5,8 Pa.s.
Nilai slope yang didapatkan dari perbandingan ini yaitu sebesar 1E+06x, dan
interceptnya yaitu -74,526. Dari nilai intercept dan slope yang didapatkan, dapat
diketahui nilai r dan L menggunakan persamaan yang sama dengan perbandingan
sebelumnya. Didapatkan nilai r sebesar 9,389 x 1010 /m dan nilai L sebesar 9, 28 x 10-6
/m. Hal ini dapat dilihat dari grafik kurva dibawah ini yaitu :

Data Kurva Standar (1:4)


2500
2000
y = 1E+06x - 74,526
t/ (V/A)

1500 R² = 0,7967
1000
500
0
0 0,0002 0,0004 0,0006 0,0008 0,001 0,0012 0,0014
V/A

13
Dalam hal ini terjadi perbedaan pada perbandingan (1:1), (1:2), (1:3) dan (1:4)
karena dipengaruhi nilai viskositas. semakin tinggi nilai viskositasnya maka nilai
intercept dan slope yang didapatkan dalam regresi linear akan semakin kecil, sehingga
nilai resisitensi yang didapatkan juga semakin kecil. Selain itu terdapat perbedaan
waktu yaitu pada perbandingan (1:1) waktu yang dibutuhkan lebih lama jika
dibandingkan dengan perbandingan (1:2), (1:3) dan (1:4) hal ini dipengaruhi oleh
tingkat konsentrasi. Semakin besar konsentrasinya maka waktu yang dibutuhkan
semakin cepat karena tersumbatnya lubang pori yang meyebabkan banyaknya partikel
yang lolos.

14
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Filtrasi merupakan proses penyaringan yang dilakukan untuk memisahkan zat
padat dari suatu suspensi. Metode ini menggunakan suatu penyaring yaitu
suatu bahan berpori yang dapat dilewatipartikel-partikel kecil, tetapi menahan
partikel yang lebih besar.
2. Filtrasi merupakan salah satu proses penyaringan yang memiliki mekanisme
metode penyaringan, sedimentasi dan absorbsi.
3. Filtrasi dapat memanfaatkan berbagai media sebagai penyaring, semakin rapat
tingkat penyaring, maka akan semakin bagus pula hasil filtrasi.
4. Variable yang dapat mempengaruhi laju filtrasi di antaranya adalah waktu
proses filtrasi (t), perbedaan tekanan aliran umpan masuk dan tekanan filtrat
keluar (-∆P), viskositas cairan (μ), luas media filter / frame (A), tahanan cake
(Rc) dan tahanan medium filter (Rm).
5. Proses filtrasi dipengaruhi oleh Daya filtrasi, viskositas, konsentrasi, luas
permukaan, tahanan media filter dan resistensi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Cook, 1986. Industri Kimia Operasi. Gramedia. Jakarta.
Geankoplis, C. J. 2005. Transport Process and Unit Operations. Jakarta: Gramedia.
Juansah, Jajang. dkk. 2010. Peningkatan Mutu Sari Buah Nanas Dengan
Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran Dead-End dari Membran Selulosa Asetat.
Institut Teknologi Bogor. Bogor
Kanisius, 1988. Kimia. Aneka Ilmu. Jakarta.
Michael. 1994. Tekhnik Pengeringan. Erlangga. Jakarta.
Punmia BC, 1979, Water Supply Engineering, Environmental EngineeringVol. I,
Standard Book House,Delhi, India
Sudjoko. 1994. Fisika Dasar. Aksara Baru. Jakarta.

16
APPENDIX
 Jus Nanas 1:1
 μ = 234,4 mPa.s = 0,2344 Pa.s
 P = 601,45 mmHg = 79993,4 Pa
 P udara = 1 atm = 101325 Pa
 ΔP = 101325 - 79993,4 = 21331,6 Pa
 Ketebalan Cake =
 Berat Cake = gr
 Berat Gelas Arloji = gr
 Berat Kertas Saring = gr
 Berat Cake – Gelas Arloji = = gr
Luas Permukaan (A) = 2πR3 = 0,0086 m
W = 1:1 = 1
a. 50 ml

X= = 0,005814 m

Y= == = 773,993 menit/m

b. 100 ml

X= = 0,011628 m

Y= = = 971,729 menit/m

Persamaan :
Y = 197736x + 576257
Slope = 197736
 Slope =

197736 =

r = 3,59 x 1010 /m

Intercept = 576257
 Intercept =

576257 =

L = 14,61 /m

17
 Jus Nanas 1:2
 P = 581,4 mmHg = 77327 Pa
 P udara = 1 atm = 101325 Pa
 ΔP = 101325 - 77327 = 23998 Pa
 Ketebalan Cake =
 Berat Cake = gr
 Berat Gelas Arloji = gr
 Berat Kertas Saring = gr
 Berat Cake – Gelas Arloji = = gr
Luas Permukaan (A) = 2πR3 = 0,0087 m
W = 1:2 = 0,5
a. 50 ml

X= = 0,0057 m

Y= == = 35,0877 menit/m

b. 100 ml

X= = 0,0114 m

Y= = = 361,052 menit/m

c. 150 ml

X= = 0,0172 m

Y= = = 469,941 menit/m

d. 200 ml

X= = 0,0229 m

Y= = = 550,218 menit/m

Persamaan :
Y = 10175x + 340702
Slope = 10175
 Slope =

10175 =

r = 4,16 x 109 /m

Intercept = 340702

18
 Intercept =

340702 =

L = 8,37/m

 Jus Nanas 1 : 3
 μ = 6400 Mpa/s = 6,4 Pa.s
 P = 300 mmHg = 39900 Pa
 P udara = 1 atm = 101325 Pa
 ΔP = 101325 - 39900 = 61425 Pa
 Ketebalan Cake = 0,3 cm
 Berat Cake = 71,3843 gr
 Berat Gelas Arloji = 57,8337 gr
 Berat Kertas Saring = 0,4391 gr
 Berat Cake – Gelas Arloji = 13,5506
Luas Permukaan (A) = 2πR3 = 0, 785 m
W = 1 :3 = 0,33
a. 50 ml

X= = 0,00006 m

Y= == = 5000 menit/m

b. 100 ml

X= = 0,00012 m

Y= = = 5833,3 menit/m

c. 150 ml

X= = 0,00019 m

Y= = = 7631,6 menit/m

d. 200 ml

X= = 0,00025 m

Y= = = 7664 menit/m

e. 250 ml

X= = 0,00032 m

19
Y= = = 23018,75 menit/m

Persamaan :
Y = 6E+07x - 1252.3
Slope = 6 x 107
 Slope =

6 x 107 =

r = 3,49 x 1012 /m

Intercept = 340702
 Intercept =

1252.3 =

L = 3,44 x 10-6 /m

 Jus Nanas 1 : 4
 μ = 5800 Mpa.s = 5,8 Pa.s
 P = 250 mmHg = 33250 Pa
 P udara = 1 atm = 101325 Pa
 ΔP = 101325-33250 = 68075 Pa
 Ketebalan Cake =
 Berat Cake = 65,4862 gr
 Berat Gelas Arloji = 57,8338 gr
 Berat Kertas Saring = 0,4436 gr
 Berat Cake – Gelas Arloji = 65,4862 - 57,8338 = 7,2088 gr
Luas Permukaan (A) = 2πR3 = 0,189 m
W = 1 :4 = 0,25
a. 50 ml

X= = 0,00026 m

Y= = = 446,15 menit/m

b. 100 ml

X= = 0,00053 m

Y= = = 596,23 menit/m

20
c. 150 ml

X= == 0,00079 m

Y= = = 737,97 menit/m

d. 200 ml

X= == 0,00105 m

Y= = = 952,38 menit/m

e. 250 ml

X= == 0,00132 m

Y= = = 1956,81 menit/m

Persamaan :
Y = 1E + 06x -74.526
Slope = 1 x 106
 Slope =

1 x 106 =

r = 9,389 x 1010 /m

Intercept = -74,526
 Intercept =

74,256 =

L = 9, 28 x 10-6 /m

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai