Anda di halaman 1dari 13

ISSN: 2302 - 6715

P-ISSN: 2302- 6715


E-ISSN: 2654- 7732

TINGKAT KEPUASAN ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN


PERUSAHAAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN
SUKARAJA KABUPATEN SELUMA

Nursaadah Istiqamah1), Dadang Suherman2), Basyarudin Zain2)


1)
Program Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu
1)
Mahasiswa Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam UNIB
2)
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Perusahaan peternakan ayam broiler di Provinsi Bengkulu telah menjadi andalan dalam
subsektor peternakan di mana perkembangan usaha ini memberikan kontribusi nyata dalam
pembangunan peternakan dan memiliki nilai strategis khususnya dalam upaya pemenuhan
kebutuhan protein hewani pada masyarakat dan juga berperan dalam peluang kesempatan kerja.
Berdirinya perusahaan peternakan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh terhadap kondisi
kehidupan sosial ekonomi di lokasi perusahaan seperti di Kecamatan Sukaraja tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepuasan aspek sosial ekonomi dan
lingkungan pada perusahaan peternakan ayam broiler Unggas Jaya. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan variabel yang diamati meliputi identitas
responden, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi namun kinerjanya rendah berada pada
insentif yang diterima, tingkat kesesuaian terendah berada pada biaya kebutuhan hidup, aspek
sosial yang memiliki tingkat kepuasan rendah pada atribut pengalaman dalam beternak, atribut
biaya kebutuhan hidup pada aspek ekonomi masih memiliki nilai kepuasan yang rendah dan
pada aspek lingkungan yang memiliki nilai kepuasan rendah pada atribut penanganan pakan,
sehingga nilai yang kepuasan sebesar 81,75% berada pada skala sangat puas, penilaian
masyarakat disekitar perusahaan peternakan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
Kata Kunci : kepuasan, aspek sosial ekonomi, aspek lingkungan

PENDAHULUAN peternakan ayam broiler di Provinsi Bengkulu


telah menjadi andalan dalam subsektor
Semenjak tahun 1980, industri ayam peternakan karena perkembangan usaha ini
ras telah berkembang dari skala kecil memberikan kontribusi nyata dalam
hingga mencapai skala komersial dengan pembangunan peternakan dan memiliki nilai
kemajuan yang pesat, sehingga mampu untuk strategis khususnya dalam upaya pemenuhan
memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan kebutuhan protein hewani pada masyarakat
pada beberapa periode juga telah dapat dan juga berperan dalam peluang kesempatan
melakukan ekspor. Arah pembangunan kerja.
industri ayam ras dari waktu ke waktu Izin usaha budidaya peternakan
cenderung menuju usaha padat modal, ayam broiler Unggas Jaya yang diperoleh
sekalipun pemerintah pada periode 1975- dari Pemerintah Kabupaten Seluma untuk
1995 telah melakukan intervensi baik pada mendirikan usaha, bahwa pemberian izin
aspek teknologi, pembatasan skala usaha dan usaha tersebut tidak tergantung pada jumlah
pemasaran (Yusdja et al., 2004). Perusahaan ternak yang dipelihara, karena izin berupa

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 35


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

budidaya ayam ras pedaging atau ayam hasil dari kegiatan usaha peternakan seperti
broiler (Pemerintah Kabupaten Seluma, usaha pemeliharaan ternak, rumah potong
2018). hewan, pengolahan produk ternak, dan lain-
Ayam broiler merupakan ternak lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat
yang paling ekonomis bila dibandingkan dan limbah cair seperti feses, urin, sisa
dengan ternak lain, produksi daging makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah,
dalam waktu relatif cepat dan singkat bulu, kuku, tulang, tanduk, dan isi rumen
sekitar 4-5 minggu sudah dapat (Nurtjahya et al., 2003). Menurut Yuwanta
dipasarkan atau dikonsumsi (Murtidjo, (2004) mengatakan bahwa jarak antara
2003). Hal ini tidak terlepas dari berbagai pemukiman dan kandang peternakan ayam
keunggulan yang dimiliki oleh ayam minimal 500 meter agar tidak menimbulkan
broiler, antara lain masa produksi yang pencemaran udara, air, bau dan kotoran.
relatif pendek yaitu kurang lebih 32-35 Sementara itu perusahaan peternakan ayam
hari, harga yang relatif murah, broiler ini sudah memenuhi ketentuan pada
permintaan semakin meningkat dan jarak kandang ke pemukiman yaitu 2 km. Hal
berbagai keunggulan lainnya ini berarti perusahaan tidak menimbulkan
dibandingkan unggas lainnya (Rasyid dan masalah lingkungan dari segi teknis lokasi
Sirajuddin, 2010). Berdirinya perusahaan peternakan.
peternakan di suatu daerah tertentu akan Berdasarkan uraian latar belakang
berpengaruh terhadap kondisi kehidupan diatas maka rumusan masalah dalam
sosial ekonomi di lokasi perusahaan seperti penelitian ini ialah sebagai berikut :
di Kecamatan Sukaraja tersebut. Perusahaan 1. Bagaimana tingkat kepuasan pada aspek
peternakan Unggas Jaya ini berdiri tahun sosial tenaga kerja yaitu identitas, lama
1998 yang memelihara 150.000 per periode kerja perhari, jaminan kesehatan,
pemeliharaan tentu banyak berdampak pada pengalaman beternak, kerjasama antar
kondisi di sekitarnya. Untuk kondisi sosial tenaga kerja, dan lama bekerja di perus-
pada tenaga kerja di perusahaan Peternakan ahaan.
ini dalam satu hari bekerja selama 8 jam dan 2. Bagaimana aspek ekonomi tenaga kerja
juga diberikan jaminan kesehatan. Pada segi yaitu pendapatan yang diperoleh, adanya
kondisi ekonomi tenaga kerja dilapangan insentif yang diperoleh dan berapa
sebanyak 30 orang masing-masing banyak jumlah ternak yang ditangani
menangani 5000 ekor ayam broiler dan masing-masing tenaga kerja lapangan.
tenaga kerja juga diberi insentif apabila 3. Bagaimana yang terjadi pada lingkungan
bekerja dengan sangat baik. Sedangkan yaitu penanganan DOC, pakan, air, pasca
lingkungannya untuk penanganan DOC panen, dan limbah serta upaya
dilakukan fase starter yang baik agar bobot menanggulanginya pada perusahaan
badan yang diinginkan tercapai, pakan peternakan ayam broiler yang ada di
disimpan digudang agar terjaga mutu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
nutrisinya, air yang digunakan diperoleh Adapun penelitian ini bertujuan untuk
dari sumur bor yang terhindar dari cemaran menentukan tingkat kepuasan aspek sosial
mikroba berbahaya, penanganan pasca ekonomi dan yang terjadi pada lingkungan
panen perusahaan menjual bobot hidup dan perusahaan peternakan ayam broiler yang ada
tidak ada proses pemotongan, dan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
penanganan limbah kotoran pada
perusahaan ini dikelola dengan dijual ke METODE PENELITIAN
petani sayur dan sebagian diberikan pada
masyarakat sekitar perusahaan yang Penelitian ini telah dilaksanakan pada
memerlukannya. bulan Januari s.d Februari 2018. Tempat
Limbah ternak adalah sisa buangan penelitian di perusahaan peternakan ayam

36 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

broiler Unggas Jaya di Kecamatan Sukaraja suatu perhitungan tingkat kesesuaian antara
Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. kepentingan dan kinerja. Rumus untuk tingkat
Penelitian ini mendeskripsikan aspek sosial kesesuaian responden yang digunakan adalah:
ekonomi dan lingkungan di perusahaan Tki = x 100%
peternakan ayam broiler.
Atribut-atribut dibagi ke dalam empat
Adapun metode penelitian yang
kuadran yang mencerminkan kondisi
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
kepentingan dan kinerja dari masing-masing
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
atribut. Keempat kuadran tersebut yaitu:
dengan metode observasi dan wawancara
langsung dengan responden dengan  Kuadran I (Prioritas Utama)
menggunakan tuntunan daftar pertanyaan  Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
(kuisioner).  Kuadran III (Prioritas rendah)
Analisis dengan metode Importance  Kuadran IV (berlebihan) (Rangkuti,
Performance Analysis (IPA). Perbandingan 2003)
penilaian tingkat kepentingan dan kinerja

Tabel 1. Daftar atribut kuisioner penelitian


No Batasan Operasional Atribut
1 Sosial Pengalaman dalam beternak (tahun)
2 Sosial Lama kerja per hari (hari)
3 Sosial Jaminan kesehatan tenaga kerja (tahun)
4 Sosial kerjasama antar tenaga kerja lainnya (minggu)
5 Sosial lama bekerja (tahun)
6 Ekonomi Pendapatan yang diperoleh (bulan)
7 Ekonomi insentif yang diterima (bulan)
8 Ekonomi Jumlah ternak yang ditangani masing-masing (periode)
9 Ekonomi Biaya kebutuhan hidup (bulan)
10 Ekonomi Pinjaman tanpa bunga (tahun)
11 Lingkungan Penanganan DOC
12 Lingkungan Penanganan pakan
13 Lingkungan Penanganan air
14 Lingkungan Penanganan pasca panen
15 Lingkungan Penanganan limbah
Menurut Oktaviani dan Suryana (2006), metode pengukuran CSI ini meliputi tahap-tahap
berikut :

Tabel 2. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI)


Nilai CSI Kriteria CSI
0,81 – 1,00 Sangat Puas
0,66 – 0,80 Puas
0,51 – 0,65 Cukup Puas
0,35 – 0,50 Kurang Puas
0,00 – 0,34 Tidak Puas
Sumber: Ihsani (2005)

1. Menghitung Means Importance Score 4. Menentukan Customer Satisfaction In-


(MIS) dex (CSI)
2. Membuat weight factors (WF) Variabel yang akan diteliti ialah dengan
3. Membuat weight score (WS) indikator sebagai berikut :

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 37


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

1. Identitas responden peternak berumur antara 21–30 tahun


2. Keadaan sosial ekonomi sebanyak 36,36%. Menurut Sumarwan (2004)
3. Keadaan lingkungan yang menyatakan bahwa pembagian umur
Teknik pengumpulan data merupakan langkah antara 25-35 tahun termasuk umur dewasa,
strategis dalam penelitian untuk mendapatkan umur antara 36-50 tahun termasuk umur
data dilakukan sebagai berikut : separuh baya, dan umur antara 51-60 tahun
1. Observasi termasuk umur tua. Umur peternak juga dapat
2. Wawancara terstruktur menentukan prestasi kerja seseorang. Dalam
3. Dokumentasi hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga
kerja akan semakin banyak pengalamannya
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam berusaha sehingga dapat meningkatkan
prestasi kerja (Suratiyah, 2006).
Karakteristik responden pada Pendidikan formal peternak sebagian besar
penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis tamatan SMA sebesar 54,54%. Menurut
kelamin didominasi kaum pria ini sering Sunarto (2006) menyatakan bahwa
ditunjukkan dengan tingginya tingkat pendidikan adalah suatu indikasi penting
partisipasi fisik mereka. Menurut Suradisastra dalam menilai suatu keberhasilan usaha,
dan Lubis (2000), sebagian besar kelompok karena dengan tingginya pendidikan
maasyarakat, kaum pria dalam perannya seseorang akan lebih mudah untuk
sebagai tenaga kerja usaha peternakan menerapkan ilmu dan teknologi secara
umumnya mendominasi hampir seluruh optimal, sehingga dapat diterapkan dalam
kegiatan dalam usaha tani keluarga. usaha yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian, data
yang diperoleh bahwa sebagian besar

Tabel 3. Karakteristik usaha berdasarkan skala usaha


Skala Usaha Jumlah Persentase
5000 11 100
Total 11 100
.
Tabel 4. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan
Karakteristik Responden
Keterangan Jenis kelamin Umur (tahun) Pendidikan
Laki-laki 21-30 31-40 41-50 SMP SMA
Jumlah 11 4 3 4 5 6
Persentase (%) 100 36,36 27,27 36,36 45,45 54,54

Skor tingkat kepentingan dan kinerja Tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat
atribut sosial kepentingan seluruh atribut adalah sangat
Pengukuran respon peternak terhadap tidak penting. Skor tingkat kepentingan
tingkat kepentingan serta kinerja atribut yang seluruh atribut sosial berada antara bobot 24-
termasuk dalam sosial adalah pengalaman 35 yang berarti penting. Berdasarkan hasil
dalam beternak, lama kerja per hari, jaminan penelitian peternak terhadap kinerja pada
kesehatan tenaga kerja, kerjasama antar atribut sosial dengan skor rata-rata sebesar
tenaga kerja lainnya dan lama bekerja. Untuk 34,4. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan
penilaian peternak terhadap atribut sosial dari pelaksanaan atribut sosial yang telah
dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan diberikan oleh perusahaan ini dinilai baik oleh

38 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

peternak dimana skor tersebut berada pada diterima, jumlah ternak yang ditangani
bobot 24-35 (baik). Pada aspek sosial ini, masing-masing, biaya kebutuhan hidup dan
masing-masing atribut yang memiliki tingkat pinjaman tanpa bunga dari perusahaan.
kepentingan tertinggi adalah pada lama kerja Berdasarkan Tabel 6. Kepentingan terhadap
per hari yaitu dengan jumlah pekerja seluruh atribut ekonomi menghasilkan total
sebanyak 11 orang yang menyatakan lama skor rata-rata 34,6. Skor tersebut
kerja per hari diperusahaan ini selama 6-8 jam menunjukkan bahwa peternak menganggap
per hari sudah menjadi prioritas utama dalam atribut ekonomi adalah penting. Hasil
tingkat kinerjanya. Sehingga hal ini akan penilaian peternak terhadap tingkat kinerja
berdampak positif pada perusahaan. Para atribut ekonomi terhadap seluruh atribut
pekerja yang memiliki lama kerja per hari ekonomi dinilai baik oleh peternak dengan
sebanyak 6-8 jam ini akan bekerja dengan seluruh skor pada atribut ekonomi pada
baik, sehingga akan berdampak pada produksi rentang nilai 24-35. Pada aspek ekonomi,
ayam yang akan dihasilkan. Sedangkan pada masing-masing atribut yang memiliki tingkat
aspek sosial yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah pada jumlah
kepentingan terendah adalah pada ternak yang ditangani masing-masing pekerja
pengalaman dalam beternak yaitu memiliki yaitu sebanyak 5000 ekor dan sudah menjadi
pengalaman 1-3 tahun dalam beternak hal ini prioritas utama dalam tingkat kinerjanya.
sudah sesuai dengan tingkat kinerja para Sehingga hal ini akan berdampak positif pada
pekerja yang tidak memiiki pengalaman perusahaan, besarnya jumlah ternak yang
selama 1-3 tahun. Sehingga pekerja sudah ditangani oleh masing-masing pekerja ini
memiliki ilmu yang cukup dengan akan menentukan besarnya keuntungan pada
pengalaman dalam beternak antara 4 tahun perusahaan tersebut. Menurut Gusasi dan
atau bahkan lebih dari 10 tahun. Saydam Saade (2006), menyatakan bahwa besarnya
(1996) menyatakan bahwa semakin lama jumlah ternak ayam pedaging yang dipelihara
beternak peternak menjalankan usahanya akan menentukan besarnya pendapatan dan
semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. keuntungan usaha peternakan ayam pedaging,
yang skala usahanya semakin besar maka
Skor tingkat kepentingan dan kinerja tingkat pendapatan dan efisiensi semakin
atribut ekonomi tinggi. Sedangkan pada aspek ekonomi ini
Pengukuran terhadap tingkat tidak memiliki tingkat kepentingan terendah
kepentingan dan kinerja perusahaan inti pada perusahaan ini dan tingkat kinerjanya.
terhadap ekonomi- dilakukan dengan melihat Sehingga dapat dilihat dari segi aspek
pendapatan yang diperoleh, insentif yang ekonomi perusahaan ini sudah baik.

Tabel 5. Penilaian peternak terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut sosial

Tabel 6. Penilaian peternak terhadap kepentingan atribut ekonomi

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 39


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Tabel 7. Penilaian peternak terhadap tingkat kepentingan atribut lingkungan

Skor tingkat kepentingan dan kinerja yang sama ke dalam box. DOC dipindahkan
atribut lingkungan dan dihitung dengan hati-hati dan didekatkan
Selain atribut sosial dan ekonomi, hal pada tempat pakan dan minum. Lingkungan
yang harus diperhatikan adalah atribut yang menjadi atribut yang sangat penting
lingkungan kemasyarakat, karena lingkungan berfungsi untuk kemajuan dari perusahaan.
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sangat Pertimbangan tentang sistem alami dan
mempengaruhi tingkat kemajuan dari kualitas lingkungan dalam analisis suatu
perusahaan tersebut. Atribut yang termasuk bisnis justru akan menunjang kelangsungan
dalam lingkungan adalah penanganan DOC, suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis
penanganan pakan, penanganan air, yang akan bertahan lama apabila tidak
penanganan pasca panen serta penanganan bersahabat dengan lingkungan (Nurmalina et
limbah. Berdasarkan Tabel 7. Penilaian al., 2014). Aspek lingkungan yang memiliki
tingkat kepentingan terhadap atribut tingkat kepentingan tertinggi adalah pada
lingkungan diperoleh hasil bahwa seluruh penanganan DOC, yaitu dengan jumlah
atribut lingkungan dinilai sangat tidak pekerja sebanyak 8 orang yang menyatakan
penting oleh peternak. Seluruh skor atribut penanganan DOC yang diberi kandang mini
lingkungan berada pada rentang nilai 36-44. khusus sudah menjadi prioritas utama dalam
Berdasarkan urutan prioritas kepentingan, tingkat kinerjanya. Pada aspek lingkungan ini
dapat dilihat bahwa atribut penanganan DOC seperti penanganan pakan, penanganan air,
di perusahaan menjadi prioritas utama dengan penanganan pacsa panen serta penanganan
skor 41. Skor tersebut berarti sangat penting limbah juga memiiki kepentingan yang tinggi.
untuk diperhatikan oleh peternak. Penanganan limbah di perusahaan melakukan
Hasil penilaian responden terhadap pembersihan dan pengumpulan kotoran yang
tingkat kinerja atribut pada lingkungan hasil dilakukan antara 5-7 hari per periode
bahwa seluruh atribut lingkungan dinilai produksi. Pembersihan dan pengumpulan
sangat baik oleh peternak. Seluruh skor kotoran agar tidak berdampak pada
atribut pada lingkungan berada pada rentang lingkungan sekitar perusahaan peternakan.
nilai 36-44. Berdasarkan urutan prioritas yang Hal ini didukung oleh Rachmawati
menjadi prioritas utama adalah atribut pada (2000) tatalaksana pemeliharaan,
penanganan DOC dengan skor 41. Skor ini perkandangan dan penanganan limbah suatu
menunjukkan bahwa atribut penanganan DOC usaha peternakan harus diperhatikan,
dinilai sangat baik oleh peternak. Prosedur sehingga usaha tersebut tidak hanya
penanganan DOC dilakukan dengan dengan merupakan usaha produksi yang efisien tetapi
baik yaitu dengan memisahkan atau juga merupakan usaha yang berwawasan
menempatkan DOC yang mempunyai berat lingkungan. Serta upaya perusahaan

40 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

peternakan agar tidak menimbulkan bau pada karena selalu memeriksa kondisi air agar
limbah yaitu dengan memberikan zeolit terhindar dari patogen dan menyaring air dari
sebagai imbuhan pakan ternak.. Zeolit mikroba. Untuk mengalirkan air ke kandang-
diketahui mampu menyerap molekul-milekul kandang dan perumahan maka dibuat tower
lain dan mampu menyerap gas-gas CO2, H2S untuk penampungan air masing-masing 1
dan lain-lain (Sutarti dan Rachmawati, 1994). unit. Berdasarkan Permentan (2014)
Zeolit merupakan bahan penyerap yang tidak menyatakan bahwa untuk penyediaan air, di
selektif, sehingga dikhawatirkan unsur setiap lokasi farm dibuat sumur bor untuk
nutrisi lain yang dibutuhkan untuk mengalirkan air ke kandang-kandang dan
pertumbuhan ayam juga akan terserap. perumahan dibuat tower untuk penampungan
Penilaian masyarakat disekitar perusahaan air.
peternakan ayam broiler terhadap pencemaran Penanganan pasca panen pada
lingkungan di Kecamatan Sukaraja perusahaan dengan menjual bobot hidup dan
Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dapat tidak ada proses pemotongan. Pada
dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 penanganan pasca panen terdapat tempat
penilaian masyarakat terhadap pencemaran khusus penyimpanan hasil panen sebelum
lingkungan diperusahaan peternakan dari 5 dipasarkan dan kondisi yang higienis saat
atribut yang dinilai oleh beberapa responden proses panen. Pembersihan kandang dan
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan peralatan kandang di perusahaan peternakan
di sekitar perusahaan. Penanganan DOC di dilakukan setiap habis panen dengan mencuci
perusahaan diberi kandang mini khusus dan seluruh kandang menggunakan air. Peralatan
memilih kualitas DOC yang bagus agar tidak kandang yang dicuci adalah tempat pakan,
menimbulkan bau DOC yang tidak sedap. Hal tempat air minum, tempat pakan DOC,
ini sesuai dengan pendapat Yemima (2014), kemudian setelah pencucian dilanjutkan
yang menyatakan hal yang dilakukan ketika dengan penyemprotan desinfektan. Hal ini
DOC datang adalah memperhatikan dan sesuai dengan pendapat Dahlan et al., (2011)
mengecek kondisi DOC secara keseluruhan, yang mengatakan sanitasi kandang dilakukan
baik kualitas maupun kuantitasnya, setelah itu sebeum dan sesudah panen dengan beberapa
DOC segera diletakkan ditempat indukan tahap, pembersihan kandang setelah panen
yang sudah diberi pemanas. yaitu tempat makan dan minum dengan
Penanganan pakan oleh perusahaan desinfektan lalu disimpan kegudang dan
yaitu dengan menggunakan tempat pakan membersihkan kotoran ayam yang berada
yang bersih dan pakan disimpan dengan baik dikandang.
digudang pakan sehingga tidak menimbulkan Limbah dari perusahaan peternakan
pencemaran pada bau pakan ayam broiler, ayam broiler dibedakan menjadi 2 macam
tetapi sebagian masyarakat menilai yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah
penangangan pakan tersebut menimbulkan padat yang berupa kotoran dan litter untuk
bau. Pakan merupakan faktor penting dalam alas kandang dibuat pupuk kompos dengan
pemeliharaan ayam broiler sebagai penentu pemberian kapur sehingga kotoran dan litter
dalam pemeliharaan supaya pertumbuhan tidak berbau dan tidak menimbulkan lalat,
berat badan yang diinginkan tercapai dengan saat limbah cair yang berupa bekas pencucian
standar ransum yang diberikan. Menurut alat-alat kandang. Ketersediaan kolam lele
Yemima (2014), pakan yang baik adalah untuk pembuangan limbah, sehingga tidak
pakan yang tidak berbau, bergumpal serta terjadi pencemaran limbah di perusahaan dan
tidak basah, dan akan mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Hal ini sesuai dengan
kesukaan ternak untuk memakannya. pendapat Rachmawati (2000) bahwa hal yang
Air yang digunakan di perusahaan dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
peternakan diperoleh dari sumur bor yang bau yang ditimbulkan dari usaha peternakan
terhindar dari cemaran mikroba berbahaya, ayam dapat dilakukan dengan cara

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 41


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

membubuhkan suatu senyawa zeolit pada pada aspek lingkungan sudah cukup baik,
pakan dengan tujuan meningkatkan efisiensi sehingga tidak menimbulkan dampat negatif
pakan, sehingga dapat mengurangi terhadap lingkungan. Berdirinya perusahaan
terbentuknya gas yang berbau dalam proses tersebut tidak mencemari lingkungan
pemupukan kotoran disekitarnya yang dapat mengganggu
Berdasarkan penilaian masyarakat kesehatan masyarakat, hal tersebut sesuai
terhadap perusahaan peternakan penanganan dengan
Tabel 8. Penilaian masyarakat di sekitar menimbulkan dampak pencemaran
perusahaan peternakan terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi udara (bau),
lingkungan pendapat Sianturi (2018) bahwa banyaknya lalat yang berkeliaran di kandang
perusahaan peternakan tidak menganggu dan lingkungan sekitarnya, untuk mengatasi
masyarakat dan tidak menimbulkan dampak dampak usaha peternakan tersebut dapat
kesehatan, hal tersebut dapat dikatakann dilakukan dengan cara pemberian zeolit pada
peternakan yang baik, dapat dirasakan juga pakan, kemudian penambahan kapur pada
udara di lingkungan peternakan masih segar kotoran dan penggunaan mikroba probiotik
disekitar kandang. Dampak negatif yang starbio pada pakan sehingga kadar amonia
ditimbulkan dari kotoran ayam yang dapat menurun sehingga dapat mengurangi bau
menimbulkan gas yang berbau. Selain yang tidak enak.

Tabel 8. Penilaian masyarakat di sekitar perusahaan peternakan

Analisis Tingkat Kesesuaian Skor nilai kesesuaian 100 persen atau lebih dari
Kepentingan dan Kinerja 100 persen, seperti pada atribut pengalaman
Tingkat kesesuaian adalah hasil dalam beternak (112,50%), lama kerja per
perbandingan antara nilai kinerja dengan nilai hari (100%), kerjasama antar tenaga kerja
kepentingan. Tingkat kepentingan merupakan lainnya (112,12%), pendapatan yang
tingkat harapan peternak terhadap pelayanan diperoleh (106,06%), jumlah ternak yang
dari perusahaan. Dengan analisis kesesuaian ditangani masing-masing peternak (100%),
didapatkan urutan prioritas peningkatan pinjaman tanpa bunga (100%), penanganan
kualitas pelayanan perusahaan. Hasil DOC (100%), penanganan air (102, 78%),
perhitungan analisis kesesuaian dapat dilihat penanganan pasca panen (100%) dan
pada Tabel 9, dari keseluruhan tingkat penanganan limbah (102,70%) yang
kesesuaian, diperoleh gambaran umum bahwa dirasakan sesuai dengan harapan peternak.
hubungan antara kinerja perusahaan yang Diketahui bahwa nilai yang paling
diterima peternak dengan harapan peternak kecil adalah atribut biaya kebutuhan hidup
relatif belum terpenuhi karena sebagian kecil (76,00%). Nilai ini menunjukkan bahwa
kepuasan atribut lebih kecil. Sebagian kecil kinerja perusahaan terhadap atribut ini kurang
kesesuaian kurang dari 100 persen, hal ini dari harapan peternak. Sehingga dapat
berarti bahwa pelayanan perusahaan ini disimpulkan bahwa atribut-atribut tersebut
belum sesuai dengan harapan peternak. masuk dalam kategori sesuai. Menurut
Namun ada beberapa atribut yang mempunyai Sukardi dan Cholidis (2006), jika nilai dari

42 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

tingkat kesesuaian mendekati 100% dan Perhitungan Importance Performance


berada di atas tingkat rata-rata maka dapat Analysis (IPA)
dikatakan tingkat kesesuaian sudah baik. Kuadran I (Prioritas Utama)
Menurut Irawan (2003) menyatakan bahwa Atribut–atribut yang terdapat dalam
kepuasan pelanggan secara tidak langsung kuadran ini memiliki tingkat kepentingan
mencerminkan seberapa jauh perusahaan yang tinggi menurut peternak, namun kinerja
telah merespon keinginan dan harapan pasar. yang diberikan perusahaan masih rendah

Gambar 1. Plot kepentingan dan kinerja untuk analisis kuadran.

Tabel 9. Analisis tingkat kesesuaian skor kepentingan dan kinerja atribut

oleh karena itu, atribut-atribut dalam kuadran pekerja. Insentif yang diterima merupakan
ini harus diprioritaskan untuk diperbaiki. salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
Atribut yang berada pada kuadran I adalah meningkatkan motivasi pekerja, sehingga
insentif yang diterima oleh pekerja. insentif yang diterima oleh pekerja ini
Insentif yang diterima merupakan merupakan atribut yang sangat penting untuk
atribut yang dikeluhkan oleh sebagian kesejahteraan para pekerja diperusahaan ini.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 43


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Oleh karena itu perusahaan harus melakukan harus lebih memperbaiki atribut-atribut yag
perbaikan pada atribut ekonomi yang terletak terdapat pada kuadran III ini, sebelum
di kuadran I ini. bergeser ke kuadran I.

Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran IV (Berlebihan)


Atribut–atribut yang termasuk dalam Atribut–atribut yang terdapat dalam
kuadran II merupakan atribut-atribut yang kuadaran ini memiliki tingkat kepentingan
dianggap penting oleh peternak dan yang rendah menurut peternak, tetapi
perusahaan telah melaksanakan kinerja sesuai memiliki kinerja yang baik, sehingga
dengan harapan peternak. Atribut yang dianggap berlebihan oleh peternak. Atribut
termasuk kedalam kedalam kuadran II, yang termasuk dalam kuadran ini adalah
diantaranya atribut Lama kerja per hari, kerjasama antar tenaga kerja lainnya dan pada
Jumlah ternak yang ditangani masing-masing, atribut penanganan air di perusahaan ini.
Penanganan DOC, Penanganan pakan, Atribut dalam kuadran ini dianggap
Penanganan pasca panen, dan Penanganan berlebihan, tetapi tidak salah jika perusahaan
limbah. Pada kuadran II ini atribut yang tetap mempertahankannya. Jika perusahaan
masuk dalam kuadran ini adalah pada aspek dapat memberikan lebih dari yang diharapkan
sosial, ekonomi dan lingkungan. Aspek peternak, maka akan menjadi suatu kelebihan
lingkungan yang sudah dilakukan oleh bagi perusahaan tersebut. Namun kinerja yang
perusahaan sudah cukup baik. Hal ini sesuai sudah diraih pada atribut kuadaran IV tidak
dengan pendapat Basuno (2008). perlu ditingkatkan lagi, karena hanya akan
menyebabkan terjadinya pemborosan sumber
Kuadran III (Prioritas Rendah) daya.
Atribut–atribut pada kuadaran ini Berdasarkan Tabel 10. Perhitungan
memiliki tingkat kepentingan yang rendah, customer satisfaction index menunjukkan
dan kinerjanya juga dinilai kurang baik oleh bahwa pada tingkat kepuasan secara
peternak. Perusahaan perlu memperbaiki keseluruhan terhadap atribut perusahaan
kinerja dari atribut tersebut untuk mencegah sebesar 81,75%. Nilai ini berada pada rentan
atribut-atribut pada kuadran III akan bergeser nilai 0,81–1,00, sehingga secara umun
ke kuadran I. Jika atributnya bergeser ke peternak merasa sangat puas dengan kepuasan
kuadran I, maka atribut tersebut akan menjadi atribut pelayanan yang diberikan oleh
suatu kelemahan perusahaan. Atribut-atribut perusahaan ini. Kemudian pada aspek
yang terdapat dalam kuadran ini adalah lingkungan atribut yang masih memiliki nilai
pengalaman dalam beternak, jaminan kepuasan yang rendah pada atribut
kesehatan tenaga kerja, lama bekerja, penanganan pakan, oleh karena itu
pendapatan yang diperoleh, biaya kebutuhan perusahaan hendaknya dapat meningkatkan
hidup dan pinjaman tanpa bunga. Atribut tingkat kinerja pada atribut ini.
yang termasuk kedalam kuadran I terdiri dari
aspek sosial. Oleh karena itu perusahaan juga Perhitungan Customer Satisfaction Index

44 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

Tabel 10. Perhitungan Customer Satisfaction Index

Keterangan:
MIS : Mean importance score, WF : Weight factor = (MIS/ 45,57), MSS : Mean satisfaction score, WS : Weight
score = MSS x WF

Nilai kepuasan berada pada range (Customer Satisfaction) ditentukan oleh


memuaskan dengan nilai 81,75%, tetapi persepsi pekerja atas performance (kinerja)
harapan peternak yang belum terpenuhi masih atau jasa dalam memenuhi harapan pekerja.
sebesar 18,25%. Pihak perusahaan hendaknya Pekerja akan merasa puas apabila harapannya
meningkatkan kepuasan dengan memperbaiki terpenuhi atau akan sangat puas jika
kepuasan pada atribut-atribut yang dianggap harapannya terlampaui. Tingkat kepuasan
belum baik. Hal ini perlu dilakukan agar pekerja tersebut dapat diukur dengan suatu
perusahaan mampu bersaing dengan metode yang dinamakan Customer
perusahaan lainnya mengingat keberadaan Satisfaction Index (CSI). Ikhwan (2007)
perusahaan di Kabupaten Seluma cukup menyatakan bahwa pengukuran terhadap
banyak. indeks kepuasan CSI diperlukan karena hasil
Menurut Suryawan dan Darmayanti dari pengukuran tersebut dapat digunakan
(2013), menyatakan bahwa kepuasan pekerja

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 45


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

sebagai acuan untuk menentukan sasaran- Bogor.Fakultas Ekonomi dan


sasaran mendatang. Manajemen.Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Irawan, H. 2003. 10 Prinsip Kepuasan
KESIMPULAN Pelanggan. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
1. Atribut yang memiliki tingkat Murtidjo, B. A. 2003. Pedoman Beternak
kepentingan tertinggi namun kinerjanya Ayam Broiler. Kanisius,
rendah berada pada insentif yang Yogyakarta.
diterima, tingkat kesesuaian terendah Nasir, M, Setianto, J dan Sutriyono. 2013.
berada pada biaya kebutuhan hidup, Kajian Manajemen Lingkungan
aspek sosial yang memiliki tingkat Peternakan Ayam Broiler di Cv
kepuasan rendah pada atribut pengalaman Satwa Jaya Farm di Desa Babad
dalam beternak, atribut biaya kebutuhan Kecamatan Suku Tengah Lakitan
hidup pada aspek ekonomi masih Ulu Terawas, Kabupaten Musi
memiliki nilai kepuasan yang rendah dan Rawas. Journal Penelitian
pada aspek lingkungan yang memiliki Pengelolaan Sumber Daya Alam
nilai kepuasan rendah pada atribut dan Lingkungan, 2 (2): 222-229.
penanganan pakan, sehingga nilai yang Nurtjahya. 2003. Pemanfaatan Limbah
kepuasan sebesar 81,75% berada pada Ternak Ruminansia untuk
skala sangat puas. Mengurangi Pencemaran
2. Penilaian masyarakat disekitar perus- Lingkungan. Makalah pada
ahaan peternakan tidak menimbulkan pengantar Falsafah Sains. Bogor :
dampak negatif terhadap lingkungan. IPB.
Pemerintah Kabupaten Seluma Izin Usaha
DAFTAR PUSTAKA Budidaya Peternakan Ayam
Broiler Perusahaan Unggas Jaya.
Basuno, E. 2008. Review dampak wabah dan 2018. Provinsi Bengkulu.
kebijakan pengendalian Avian Peraturan Menteri Pertanian RI No. 31 Tahun
Influenza di Indonesia. Juenal 2014 tentang Pedoman Budidaya
Analisis Kebijakan Pertanian, (6): Ayam Pedaging dan Ayam Petelur
314-334. yang baik.
Dahlan M., Hudi N. 2011. Studi manajemen Rachmawati, S. 2000. Upaya pengelolaan
perkandangan ayam broiler di lingkungan usaha peternakan
Dusun Wangket desa Kaliwates ayam. Balai Penelitian Veteriner.
kecamatan Kembangbahu Wartazoa. Vol. 9 No.2 Hal 73-80.
Kabupaten Lamongan. Jurnal Rasyid dan Sirajuddin. 2010. Peranan Pola
Ternak, 2 (01): 24-29. Kemitraan Inti Plasma Pada
Gusasi, A. dan M.A. Saade. 2006. Analisis Peternak Usaha Ayam Broiler
Pendapatan dan Efisiensi Usaha (Buletin Ilmu Peternakan). Dinas
Ternak Ayam Potong pada Usaha Peternakan, Makassar.
Skala Kecil. Sianturi, M. S. 2018. Kajian Menejemen
Ihsani, D. W. 2005. Analisis kepuasan Produksi dan Lingkungan
konsumen terhadap atribut wisata Perusahaan Peternakan Ayam
Cangkuang Garut, Jawa Barat Broiler di Desa Babatan Kecamatan
[Hasil Penelitian]. Bogor: Fakultas Sukaraja Kabupaten Seluma. Tesis.
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Program Studi Pascasarjana
Ikhwan, A.M. 2007. Analisis Tingkat Pengelolaan Sumber Alam.
Kepuasan Pelanggan Gumati Café

46 Volume 8 Nomor 1, April 2019


ISSN: 2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

Fakultas Pertanian. Universitas Dokumentasi dan Informasi.


Bengkulu. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Sukardi dan Cholidis, C. 2006. Aanalisis Indonesia. Jakarta.
tingkat kepuasan pelanggan Yemima. 2014. Analisis Usaha Peternakan
terhadap produk Corned pronas Ayam Broiler pada Peternakan
produksi PT CIP, Denpasar, Bali. Rakyat di Desa Karya Bakti,
Jurnal Teknologi Industri Kecamatan Rungan, Kabupaten
Pertanian, 18(2): 106-117. Gunung Mas, Provinsi Kalimantan
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Teori Tengah. Jurnal Ilmu Hewani
Konsumen dan Penerapan dalam Tropika, 3 (1): 27-32.
Pemasaran. Ghalia Indonesia, Yusdja, Y., Ilham N, Sajuti R. 2004.
Jakarta. Tinjauan penerapan kebijakan
Sunarto (2006). Pengantar Manajemen, industri ayam ras: Antara tujuan
Bandung: CV Alfabeta dan hasil. Forum Agro Ekonomi.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarja : 22:21-36.
Penebar Swadaya. Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Sutarti dan Rachmawati. 1994. Zeolit. Kanisius. Yogyakarta.
Tinjauan Literatur. Pusat

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 47

Anda mungkin juga menyukai