TTD
1
DR. IR. SUNDARI, M.P. CONTOH
LAPORAN KL-1
LAPORAN
Disusun Oleh :
Nama : Deny Yuli Hatmojo
NIM : H0509018
2
SURAKARTA
2013
3
HALAMAN PENGESAHAN
MAHASISWA :
1. Nama : Deny yuli hatmojo
2. NIM : H0509018
3. Jurusan : Peternakan
PEMBIMBING
1. Nama : Winny Swastike,S.Pt.,MP
2. NIP : 19800807 200604 2 042
3. Jurusan : Peternakan
INSTITUSI MITRA
1. Nama Institusi Mitra : PT. Super Unggas Jaya.
2. Alamat : Desa Ngembal, Kecamatan Tutur,
Pasuruan, Jawa Timur.
3. Nomor Telp/Fax : 0343-612135.
4. Jangka Waktu : 1 Juli Selesai.
Winny Swastike,S.Pt.,MP
19800807 200604 2 042
4
5
I . PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) yang dilaksanakan di PT. Super
Unggas Jaya Pasuruan, bertujuan untuk mencari dan mempelajari manfaat serta
keuntungan pengolahan limbah serta produk hasil olahan limbah ayam broiler.
Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai tambah terhadap
usaha ternak. Pemanfaatan limbah kotoran sebagai pupuk dapat menyehatkan
dan menyuburkan lahan pertanian.
Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk dari
binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki
sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi
alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas
tersebut akan dicampur menjadi satu disebut sebagai pukan.beberapa petani di
daerah memisahkan antara pukan padat dan cair.
Limbah yang dihasilkan dari ayam broiler dapat diolah menjadi
produk bernilai ekonomis. Beberapa pengolahan limbah yang sudah umumnya
dilakukan dan dikenal oleh masyarakat adalah pembuatan kompos, biogas,
bokasi, pestisida organik dan masih banyak lagi pengolahan limbah lainnya.
Pengolahan tersebut, menjadikan limbah mempunyai banyak manfaat dalam
hal mengurangi pencemaran lingkungan dan merupakan media untuk menuju
program organik yang sekarang dicanangkan oleh pemerintah.
Marsono dan Paulus Sigit (2002), melaporkan bahwa jenis dan
kandungan hara yang terdapat pada kotoran ternak cair dapat dilihat pada
Tabel 1.
6
Tabel 1. Kandungan hara kotoran ternak
7
B. Tujuan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa
antara lain :
a. Mengetahui secara langsung kondisi umum PT. Super Unggas Jaya
Pasuruan.
b. Mengetahui jenis limbah yang dihasilkan dari ayam broiler.
c. Mengetahui produk hasil olahan limbah ayam broiler.
d. Mengetahui kandungan yang terdapat pada limbah cair dan padat beserta
pengolahannya.
e. Mengetahui cara pengolahan limbah ayam broiler di PT. Super Unggas
Jaya Pasuruan.
f. Mengetahui daerah sasaran yang untuk pemasaran produk olahan limbah
ayam broiler.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
Limbah yang dihasilkan ada yang berupa kotoran (pupuk kandang) ada
pula yang berupa sisa sisa makanan. Setiap usaha peternakan baik itu berupa
sapi, ayam, kambing, kuda, maupun babi akan menghasilkan kotoran. Selain feses
dan urine, dari proses pencernaan ternak ruminansia menghasilkan gas metan
(CH4) yang cukup tinggi. Gas metan adalah salah satu gas yang bertanggung
jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1% per tahun
dan terus meningkat (Suryahadi et al.,2000).
Pengomposan adalah salah satu metode yang telah lama untuk mengelola
limbah organik terutama berasal dari aktivitas pertanian dengan sasaran utama
menghasilkan pupuk organik berupa kompos. Seiring dengan makin bertambahnya
jumlah penduduk, macam limbah organik juga semakin banyak. Pengomposan
dianggap dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi material organik yang
berbeda-beda tersebut. Pengomposan dapat dianggap sebagai dekomposisi dan
stabilisasi substrat organik biologik dalam kondisi yang memungkinkan
perkembangan temperatur thermofil sehingga memperoleh hasil akhir yang cukup
stabil baik untuk disimpan maupun digunakan pada tanah tanpa efek negatif pada
lingkungan (Haugh, 1980).
Kompos yang sudah matang secara fisik digambarkan sebagai struktur
remah, agak lepas dan tidak gumpal, berwarna coklat kegelapan, baunya mirip
humus atau tanah dan reaksi agak masam sampai netral, tidak larut dalam air,
bukan dalam bentuk biokimia yang stabil tetapi berubah komposisinya melalui
aktivitas mikroorganisme, kapasitas tukar kation yang tinggi dan daya absorpsi air
tinggi, jika dicampurkan ke tanah akan menghasilkan akibat yang menguntungkan
bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Kematangan kompos dapat ditentukan
berdasarkan nisbah C/N kompos, sedangkan kandungan hara kompos
berhubungan dengan kualitas bahan asli yang dikomposkan (Tan, 1993).
Penilaian kualitas kompos selain dilihat dari sifat fisik sering dilihat
hanya dari nilai C/N ratio dan kandungan unsur hara saja. Dimana kompos
dengan C/N ratio rendah dan memiliki kandungan hara yang tinggi dianggap
9
sebagai ciri kompos yang baik, tanpa memperhitungkan kandungan asam-asam
organik khususnya asam humat dan asam fulvat yang memiliki peranan besar
dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kompos yang baik untuk
ditambahkan ke dalam tanah dapat dilihat dari segi fungsi dan peranannya dalam
mempengaruhi (memperbaiki) sifat-sifat tanah (Ramdani, 1985).
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses
dekomposisi atau penguraian yang merubah limbah organik menjadi pupuk
organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Dekomposisi pada
prinsipnya adalah menurunkan karbon dan nitrogen (C/N) ratio dari limbah
organik sehingga pupuk organik dapat segera dimanfaatkan oleh tanaman. Di saat
proses dekomposisi, akan terjadi peningkatan temperatur yang dapat berfungsi
untuk membunuh biji tanaman liar (gulma), bakteri-bakteri patogen dan
membentuk suatu produk perombakan yang seragam berupa pupuk organik
(Kaharudin et al., 2010).
Pupuk kandang (pukan) ayam broiler mempunyai kadar hara P yang
relatif lebih tinggi dari pupuk lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh
jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut
tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat
menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran. Beberapa hasil
penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik
pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat
terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan
dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Widowati et al., 2005).
Pemanfaatan pukan ayam ini bagi pertanian organik menemui kendala karena
pukan ayam mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat
pertumbuhan ayam.
Kualitas pupuk kandang ayam diencerkan seperempat kali konsentrasi
awalnya tersebut dibandingkan dengan larutan hara (hidroponik) cukup memadai.
Perbandingan kadar hara dari pukan ayam yang terlarut adalah sebagai berikut:
nitrogen total (219:75), nitrat (4:145), amonium (215:30), fosfor (54:65), kalium
(295:400), kalsium (6:197), natrium (62:0), magnesium (0:2), besi (0:2), mangan
10
(0:0,5), tembaga (0:0,3), dan seng (0,05:0,05). Unsur-unsur hara makro dan seng
kadarnya mencukupi, hanya kalsium dan sejumlah kecil besi, mangan dan
tembaga perlu diperoleh dari sumber lain. Kadar N-total pada larutan kotoran
ayam sudah ideal meskipun akan lebih baik bila terdapat dalam bentuk nitrat
daripada dalam bentuk amonium (Price, 1984).
11
III. METODOLOGI KEGIATAN
B. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan KKL adalah dengan mengikuti secara langsung
semua kegiatan manajemen pengelolaan limbah yang dilakukan di PT. Super
Unggas Jaya, Pasuruan. yang dilakukan teknik pengambilan data dengan cara :
1. Observasi/pengamatan
Merupakan suatu metode yang di gunakan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung serta mencari dan mencatat tentang berbagai
hal yang ada hubungannya dengan manajemen perkandangan di PT. Super
Unggas Jaya, Pasuruan.
2. Interview/wawancara
Metode ini merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan atau pihak-
pihak yang dianggap perlu untuk mendapatkan informasi yang lebih
banyak dan lebih jelas mengenai manajemen pengelolaan limbah.
3. Praktik Lapang
Kegiatan ini merupakan keikutsertaan mahasiswa dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan, seperti melaksanakan kegiatan mengelola limbah.
Sehingga mahasiswa dapat mengetahui serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dan memperoleh pengalaman serta wawasan kerja secara
langsung.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi atau referensi
pendukung yang berkaitan dengan manajemen kesehatan yang dilakukan
12
dengan cara memanfaatkan data pustaka yang tersedia misalnya buku,
jurnal, majalah ilmiah.
C. Jenis Data
Data yang di peroleh terdiri dari :
1. Data primer yaitu data yang dihimpun dari sumber informasi. Data ini
diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung serta melakukan
wawancara kepada pegawai/karyawan, pembimbing lapangan, manajer
farm serta pihak-pihak yang dianggap perlu untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak dan lebih jelas.
2. Data sekunder yaitu data yang dihimpun dari sumber data yang telah ada
yang didapat dari studi pustaka seperti buku, majalah, jurnal, prosiding,
internet, monografi dan referensi yang lain.
D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini direncanakan untuk dilaksanakan
mulai dari penentuan lokasi hingga laporan kegiatan praktik lapangan yang
dihasilkan. Adapun rangkaian kegiatan dan waktu pelaksanaan yang
direncanakan adalah sebagai berikut :
Minggu Ke-
No. Macam Kegiatan
I II III IV
1 Perkenalan dan penyelesaian administrasi
2 Presentasi dan pembagian kerja
3 Pra kegiatan di lapangan
4 Pelaksanaan kegiatan lapangan
5 Evaluasi data dan hasil kegiatan di lapangan
6 Penyusunan hasil akhir kegiatan lapangan
E. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
adalah tata laksana pengolahan limbah secara sederhana di PT Super Unggas
Jaya Pasuruan dan hal-hal yang diperhatikan untuk pengolahan serta
pengemasan pupuk organik di peternakan ayam tersebut.
F. Metode Analisis
13
Analisis data yang digunakan adalah mengunakan metode analisis
deskriptif dimana memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
diperoleh yaitu menggambarkan proses pengolahan limbah ayam broiler PT
Super Unggas Jaya Pasuruan.
14
A. Gambaran Umum Instansi.
MANAGER FARM
15
SUPERVISER
ADMIN FOREMAN
MEKANIK
FOREMAN
OPERATOR
KANDANG
16
1. Kandungan hara kotoran ayam.
Marsono dan Paulus Sigit (2002), melaporkan bahwa jenis dan
kandungan hara yang terdapat pada kotoran ternak cair dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan hara kotoran ternak
Tabel 2. Kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair
17
Kandungan hara (%)
Ternak dan
kotorannya Nitrogen Fosfor Kalium Air
Kuda padat 0.55 0.30 0.40 75
Kuda cair 1.40 0.02 1.60 90
Kerbau padat 0.60 0.30 0.34 85
Kerbau cair 1.00 0.15 1.50 92
Sapi padat 0.40 0.20 0.10 85
Sapi cair 1.00 0.50 1.50 92
Kambing padat 0.60 0.30 0.17 60
Kambing cair 1.50 0.13 1.80 85
Domba padat 0.75 0.50 0.45 60
Domba cair 1.35 0.05 2.10 85
Babi padat 0.95 0.35 0.40 80
Babi cair 0.40 0.10 0.45 87
Ayam padat dan cair 1.00 0.80 0.40 55
(Lingga, 1991).
Pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam broiler ini memiliki
kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat
senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam
fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut
rendah. Peranan pupuk organik ternak yang memiliki kandungan bahan organik
yang banyak, dapat menurunkan cekaman salinitas hingga 3,0 - 4,5 % .
Hasil akhir dari pupuk organik ini merupakan bahan yang sangat
dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia,
sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah,
sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan
dari pengomposan kotoran kambing Peranakan Etawa dapat digunakan
untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah
pertanian, taman dan sebagai media tanaman, serta mengurangi
penggunaan pupuk kimia.
Kualitas dari pupuk kandang yang dihasilkan, tergantung pada
tinggi rendahnya kandungan kandungan N, P, dan K. Sedangkan
kandungan N, P, dan K dipengaruhi oleh berat badan ayam broiler di PT
Super Unggas Jaya Pasuruan
18
2. Pengolahan Limbah
Proses pengolahan limbah kotoran ayam broiler di PT Super
Unggas Jaya Pasuruan masih sangat sederhana, atau lebih tepatnya disebut
pengomposan secara alami, yang dimaksud dengan pembuatan kompos
secara alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses pembuatannya
berjalan dengan sendirinya, dengan sedikit atau tanpa campur tangan
pekerja. Pekerja hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun
bahan, untuk selanjutnya proses composting / pengomposan berjalan
dengan sendirinya.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan di
perusahaan peternakan skala kecil - menengah, karena mudah dan murah
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu
sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan
itu sendiri dengan bantuan udara, seperti yang diterapkan di PT Super
Unggas Jaya, karena perusahaan peternakan ini belum memiliki instalasi
pengolahan limbah yang terpadu. Sedangkan pengomposan secara
anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik, jadi pengolahan limbah dilakukan
secara terpadu dan terstruktur dengan baik.
Pada dasarnya kotoran padat ayam merupakan salah satu jenis
kotoran hewan yang pemanfaatanya belum begitu maksimal. Masyarakat
biasanya langsung menggunakan kotoran padat ayam sebagai pupuk untuk
tanaman tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu, sehingga tanaman yang
dipupuk dengan kotoran padat ayam tidak dapat tumbuh dengan maksimal
karena kotoran padat ayam memiliki struktur yang cukup keras dan cukup
lama diuraikan oleh tanah. Urine tidak diolah menjadi pupuk tersendiri,
melainkan dibiarkan tercampur bersama feses, dan dibiarkan terjadi
pengomposan secara alami. Sebagian besar pupuk kompos alami hasil
olahan PT Super Unggas Jaya dikemas di dalam kandang, kemudian
diangkut dengan kereta pengangkut (Gambar 3).
19
Limbah yang dihasilkan dari satu kandang, yang terdiri dari 8000
ekor ayam di PT Super Unggas Jaya Pasuruan. Limbah kotoran, yang
terdiri dari urine maupun feses, tidak mendapat perlakuan sama sekali,
hanya ditampung di bawah kandang. Kotoran dibiarkan sampai terjadinya
pengomposan secara alami, pada saat akan dikeruk, dikemas dalam plastik
karung pembungkus ukuran 50 kg.
Kotoran ayam broiler, baik yang berupa feses, maupun urine
(tercampur) yang ditampung di bawah kandang, dapat dilihat pada Gambar
2. Pupuk organik yang sudah siap pakai memiliki ciri ciri antara lain :
tidak berbau, warnanya lebih gelap, mudah hancur, terasa dingin jika
dipegang.
3. Pemasaran pupuk organik
Pupuk organik yang diproduksi di PT Super Unggas Jaya Pasuruan
memiliki cakupan wilayah pemasaran di Kecamatan Tutur, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur dan sekitarnya. Adapun cara pembeliannya, pembeli
datang langsung ke PT Super Unggas Jaya Pasuruan ataupun bisa
memesan sebelumnya lewat media komunikasi (internet maupun telepon).
Harga jual pupuk kompos bobot per 50kg kg adalah Rp.3000,-.
Pasar untuk pupuk organik belum terbentuk dengan baik. Potensi
pasar yang lebih besar adalah para pekebun/petani, lebih khusus lagi
adalah untuk pertanian organik. Dengan naiknya harga pupuk, petani
mencari alternatif penganti pupuk kimia buatan. Salah satu alternatifnya
adalah pupuk organik. Pupuk organik kompos yang siap dipasarkan, dapat
dilihat pada Gambar 4.
4. Keunggulan pupuk organik
Pengolahan, pemasaran serta pemanfaatan pupuk organik di PT
Super Unggas Jaya diharapkan mampu menggairahkan peluang pupuk
organik menembus pasar komersial yang lebih besar, dibandingkan pupuk
kimia yang memiliki pengaruh jangka panjang yang buruk terhadap
kondisi tanah.
20
Pupuk yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk
kandang, kompos, guano dan lain sebagainya. Pupuk organik memiliki
kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga
terdapat senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam
humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain dengan kandungan
kandungan zat hara rendah. Peranan pupuk organik ternak yang memiliki
kandungan bahan organik yang banyak, dapat menurunkan cekaman
salinitas hingga 3,0 - 4,5 % (Sumarsono et al., 2005).
Manfaat pupuk organik kotoran ayam yang dihasilkan PT Super
Unggas Jaya ini sangat luas, peranan mikroba memiliki kemampuan
mengurai residu kimia, mengikat logam berat, mensuplai sebagian
kebutuhan N untuk tanaman, melarutkan senyawa fosfat, melepaskan
senyawa K dari ikatan koloid tanah, menghasilkan zat pemacu tumbuh
alami (giberellin, sitokinin, asam indol asestat), menghasilkan enzim
alami, menghasilkan zat anti patogen, jadi dapat disimpulkan bahwa
peranan dan manfaat pupuk hayati sangat besar di dalam pratek budidaya.
Pupuk organik ayam broiler berfungsi untuk meningkatkan hasil
produksi, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan efisiensi dan
mengurangi dosis pemakaian pupuk buatan, memperbaiki struktur fisik-
kimia-biologi tanah, menekan serangan hama dan penyakit, menjadikan
keseimbangan flora fauna dalam tanah tercipta dengan baik yang pada
akhirnya membawa kebaikan untuk segala sisi budidaya pertanian organik
yang mulai berkembang pesat di wilayah kabupaten Pasuruan, khususnya
di kecamatan Tutur. Pertanian organik merupakan salah satu sistem
pertanian yang dapatmendukung lingkungan. Sistem produksi pangan
organik didasarkan pada standar produksi yang spesifik dan tepat yang
bertujuan pada pencapaian agroekosistem yang optimal dan berkelanjutan
baik secara sosial, ekologi maupun ekonomi.
Penggunaan rutin pupuk organik akan dapat diuraikan oleh
organisme tanah, beda dengan pupuk kimia. Bahan organik akan diuraikan
dan selanjutnya mempunyai sifat sebagai pengikat butir tanah menjadi
21
butir yang lebih besar. Kejadian tersebut merupakan proses perbaikan
stuktur dan tekstur tanah.
Kandungan bakteri dekomposer yang ada di pupuk organik akan
berkembang biak dan ikut serta membantu dalam proses perbaikan tanah.
Pupuk organik berfungsi menaikkan daya serap air, disebabkan bahan
organik punya daya serap air lebih tinggi dari bahan kimia, sehingga akan
berpengaruh baik untuk tanaman terutama ketika musim kemarau.
Kelebihan lainnya adalah pupuk organik memiliki kandungan
makanan/unsur hara lengkap meskipun dalam kadar yang rendah, apablia
aplikasi pupuk organik dgn pupuk kimia dilakukan secara berimbang akan
mendapatkan kondisi tanaman yang subur.
Pupuk organik kompos yang dihasilkan dari kandang ayam di PT
Super Unggas Jaya, yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk
tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis pupuk yang diberikan untuk
tanaman. Secara umum lebih banyak pupuk organik mampu memberikan
hasil yang lebih baik. Jika pupuk organik akan digunakan untuk
pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, pupuk harus
dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian kompos berbanding tiga
bagian tanah.
Pupuk organik kompos ini dapat diberikan sebagai satu-satunya
sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik.
Pupuk organik yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar
tanaman dapat tumbuh lebih baik. Pupuk organik juga bisa diberikan
bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi
sebagian dan digantikan dengan penambahan pupuk organik ini.
Pupuk organik yang diberikan secara teratur kedalam tanah dapat
meningkatkan daya menahan air, sehinga terbentuk air tanah yang
bermanfaat, karena akan memudahkan akar akar tanaman menyerap
unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
22
C. Foto Pengolahan Limbah.
23
Gambar 2 feses ayam yang berada di bawah slat.
24
Gambar 4 pupuk organik PT Super Unggas Jaya siap dipasarkan.
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN.
A. Kesimpulan
Beberapa pengolahan limbah yang sudah umumnya dilakukan dan
dikenal oleh masyarakat adalah pembuatan kompos, biogas, bokasi, pestisida
organik dan masih banyak lagi pengolahan limbah lainnya. Walaupun
menghasilkan pupuk kompos, pengolahan limbah kotoran ternak di PT Super
Unggas Jaya Pasuruan belum bisa disebut pengolahan limbah secara terpadu,
pengolahannya masih sangat sederhana dan bergantung pada mikroorganisme
pengurai yang terdapat di alam.
Pengolahan yang masih sederhana itu hanya membiarkan kotoran
ayam terkumpul selama 65 minggu di bawah slat, dibiarkan terjadinya
pengomposan secara alami, kemudian dikeruk dan dikemas untuk dipasarkan.
Untuk memenuhi kandungan hara budidaya perkebunan di sekitar farm.
B. Saran
Sebaiknya pengolahan secara terpadu di PT Super Unggas Jaya
Pasuruan segera direalisasikan, bukan sekedar wacana, karena pengomposan
secara alami, secara waktu maupun kualitas kurang efektif, dibandingkan
pengomposan dengan bantuan manusia, terutama jika dilakukan penambahan
dekomposer yang sesuai dengan standar pengomposan yang baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Marsono, dan Paulus, S., 2002. Pupuk Akar: Jenis dan Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suryahadi, A.R..Nugraha, A.Bey, dan R.Boer. 2000. Laju Konversi Metan dan
Faktor Emisi Metan Pada Kerbau Yang Diberi Ragi Tape Lokal Yang
Berbeda Kadarnya Yang Mengandung Saccharomyces cerevisiae.
Ringkasan Seminar Program Pascasarjana IPB. Bogor.
27
LAMPIRAN
Foto-foto kegiatan
Sesuai judul masing-2 kelompok
28