PROPOSAL PENELITIAN
ADIH
D24150028
LEMBAR PENGESAHAN
Identitas Mahasiswa
Nama Lengkap Adih
Nomor Pokok Mahasiswa D24150028
Beban studi yang akan diambil pada 7 SKS
saat ini
Beban studi yang sudah diambil 139 SKS
Alamat di Bogor Jl. Soka No. 02, Perumahan Dosen
IPB, Dramaga Bogor 16680
Judul Penelitian Kecernaan Nutrien pada Kelinci New
Zealand White Fase Bunting yang
Diberi Ransum Komplit Mengandung
Daun Kelor (Moringa Oleifera Lamk)
Lokasi Penelitian Laboratorium Industri Pakan,
Laboratorium Pengolahan Bahan
Makanan Ternak, dan Kandang
Kelinci
Soka Farm House
Lama Penelitian 3 bulan
Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing pada Maret 2019:
Mengetahui,
Dr. Ir. Didid Diapari, MSi Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, Adih
NIP. 19620617 19902 1 001 MScAgr NIP. 19660705 199103 1 D24150028
003
Menyetujui,
Ketua Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Tujuan...................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
Kelinci New Zealand White..................................................................................2
Kebutuhan Nutrien Kelinci..................................................................................2
Saluran Pencernaan Kelinci..................................................................................3
Ransum Komplit...................................................................................................4
Moringa Oleifera..................................................................................................5
METODE.................................................................................................................6
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................6
Bahan dan Alat Percobaan...................................................................................6
Prosedur Penelitian...............................................................................................6
Formulasi Ransum............................................................................................6
Pembuatan Ransum..........................................................................................7
Analisi Proksimat..............................................................................................8
Pemeliharaan.....................................................................................................8
Koleksi Feses....................................................................................................9
Perlakuan............................................................................................................10
Analisis Data......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
JUSTIFIKASI ANGGARAN................................................................................11
JADWAL PENELITIAN.......................................................................................11
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
2
saponin 6.4%, asam phitat 2.3%, dan total phenol 2.7% (Astuti et al. 2005).
Antinutrisi dalam kelor dapat dikurangi melalui peroses pengeringan dan
pengolahan. Namun, dalam taraf tertentu antinutrisi masih dapat menimbulkan
efek negatif terhadap perkembangan ternak kelinci. Salah satu efek negatif dari
antinutrisi yang terkandung pada kelor yaitu dapat menghabat kecernaan nutrien.
Sotan dan Oyewole (2009) melaporkan bahwa tannin yang tinggi pada daun kelor
memiliki kemampuan untuk mengikat protein pakan dan enzim-enzim yang
dibutuhkan dalam pencernaan membentuk senyawa kompleks yang tidak dapat
dicerna. Berdasarkan hal tersebut kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk
bahan baku pakan kelinci, namun perlu dicari level suplementasi daun kelor yang
aman dan dapat digunakan pada pakan kelici tanpa mempengaruhi kecernaan
nutrien ternak kelinci.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Ransum Komplit
Moringa Oleifera
Kelor (Moringa oleifera Lamk) merupakan salah satu tanaman local yang
memliki potensi sebagai bahan tambahan pakan fungsional untuk kelinci. Daun
kelor umumnya dikenal sebagai tanaman herbal yang banyak dikonsumsi oleh
manusia sebagai obat tradisional. Daun kelor (Moringa oleifera) sering
dimanfaatkan sebagai antioksidan karena mengandung beberapa senyawa
antiokisidan seperti vitamin C (5.81-6.60 mg g-1), vitamin E (5.63-6.53 mg g-1),
karotenoid (85.20-92.38 mg g-1), fenolik (36.02-45.81 mg g-1) dan flavonoid (15-
27 mg g-1) (Sreelatha dan Padma 2009). Aktivitas senyawa antiokisidan yang
terdapat pada daun kelor berkisar antara 18.15-19.2 IC50 (μg ml-1) menurut hasil
studi Sreelatha dan Padma (2009) dengan menggunakan metode DPPH. Daun
kelor diketahui memiliki kandungan asam amino essensial yang cukup seimbang
seperti valin 3.36 g, treonin 4.38 g, isoleusin 2.33 g, leusin 5.22 g, lysin 3.60 g,
metionin
0.95 g, fenilalanin 4.26 g, dan histidin sebesar 3.36 g, 100g -1 protein (Okerek et al.
2013). Berikut kandungan nutrien tepung daun kelor disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kandungan nutrien tepung daun kelor
BK Abu PK SK LK Beta-N Ca P (%) NaCl GE
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
METODE
Penelitian ini dilakukan di Soka Farm House (SFH) yang berlokasi di Jl.
Soka No. 02 Perumahan Dosen IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor. Pengolahan
pakan dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Serta analisis proksimat pakan dapat dilakukan di Laboratorium
Ilmu Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian
ini dilakukan selama dua bulan mulai bulan Mei 2019 hingga Juli 2019.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor kelinci Zew
Zealand white, tepung daun kelor, jagung, onggok, pollard, dedak padi, CGF,
bungkil inti sawit, bungkil kelapa, bungkil kedelei, kulit kopi, DCP, CPO, CaCO3
dan premix. Alat yang digunkan yaitu kandang individu kelinci, timbangan
digital, kertas recording, dan termohigrometer.
Prosedur Penelitian
Formulasi Ransum P0 P1 P2 P3
Penelitian menggunakan ransum komplit berbentuk pelet dengan taraf
Daun Kelor 0 10 20 30
pemberian daun kelor yang berbeda, serta disusun berdasarkan kebutuhan kelinci
Jagung
masa 15
reproduksi berdasarkan Cheeke (1987). 15
Formulasi ransum15 pada penelitian
15
Dedak
ini Padi
menggunakan 13 2.8. Ransum
aplikasi WinFeed 10.5dibuat iso energi
8 dan iso protein
5.5
dalam
Pollardbentuk pelet. Ransum yang 19 digunakan 12.75
terdiri dari empat6.5perlakuan dengan
0.25
taraf pemberian daun kelor yang berbeda. Ransum perlakuan pada penelitian ini
Onggok 9 10 11 12
yaitu kontrol tanpa penggunaan daun kelor (P0), ransum dengan penggunaan 10%
Bungkil
daun kelorKedelai
(P1), ransum dengan 10.5penggunaan 8.75
20% daun kelor 6.75(P2), dan ransum
4.6
Bungkilpenggunaan
dengan Kelapa Sawit
30% daun 16 16
kelor (P3). Bahan-bahan pakan16 penyusun ransum
16
komplit yang digunakan yaitu 15
Kulit Kopi daun kelor, jagung,
15 pollard, onggok,
15 dedak15padi,
bungkil kedelai, bungkil inti sawit, kulit kopi, CPO, DCP, CaCO 3, dan premix.
CPO 0.4 0.4 0.4 0.4
Ransum perlakuan diberikan sesuai kebutuhan ternak periode kebuntingan sesuai
CaCO(1977)
NRC 3 1
sebesar 150 g/ekor/hari ransum0.75
segar. Berikut0.75 0.65
disajikan susunan
ransum
DCP penelitian pada Tabel 4. 1 0.75 0.5 0.5
Premix 0.1
Tabel 4 Susunan 0.1
ransum penelitian 0.1 0.1
Kandungan Nutrien Persentase penggunaan (%)
Bahan Pakan
Bahan Kering 88.329 88.424 88.547 88.671
Abu 6.203 6.208 6.192 6.164
Protein Kasar 17.111 17.334 17.439 17.474
Lemak Kasar 6 6 6 6
Serat Kasar 12.036 12.553 13.055 13.546
TDN 70.871 70.776 70.471 70.044
Ca 0.807 0.866 1.026 1.2
P 0.817 0.712 0.606 0.542
Keterangan: P0 = Ransum Kontrol. P1 = Ransum dengan 10% Daun Kelor. P2 = Ransum dengan
20% Daun Kelor. P3 = Ransum dengan 30% Daun Kelor
Pembuatan Ransum
Penelitian ini menggunakan ransum komplit berbentuk pelet dengan taraf
pemberian daun kelor yang berbeda. Daun kelor kering dan bebrapa bahan lainnya
yang belum berbentuk mesh (tepung), dihaluskan (grinding) menggunakan
grinder dengan diameter lubang screen 1 mm atau 18 mesh. Bahan yang telah
digiling halus disimpan dalam plastik dan disimpan pada tempat kering sebelum
dilakukan pencampuran pakan. Pencampuran bahan pakan (mixing) dilakuan
secara manual. Bahan pakan dicampurkan berdasasarkan formulasi setiap
perlakuan. Setelah pencampuran, pakan kemudian dicetak menjadi pelet
(pelleting) menggunakan mesin pelet dengan ukuran die 4. Pelet selanjutnya
didinginkan hingga suhu ruang kemudian dikemas berdasarkan perlakuan.
Diagram proses produksi pakan pelet disajikian pada Gambar 2.
Bahan baku pakan
Grinding
Weighing
Mixing
Pelleting
Pelleted Feed
Gambar 2 Diagram proses produksi pakan pelet
Analisis Proksimat
Analisis proksimat dilakukan dengan metode AOAC (2005) yang
kemudian dilakukan perhitungan Total Digestibility Nutrient (TDN) untuk ransum
perlakuan mengacu pada perhitungan Sutardi (2003) yaitu %TDN = 25,6 + 0,53
PK + 1,7 LK
– 0,474 SK +0,732 BETN. Analisis Proksimat dilakukan pada tepung daun kelor
untuk mengetahui persentase kandungan nutrien, ransum perlakuan untuk
memastikan kandungan nutrien pada ransum sesuai dengan kebutuhan kelinci, dan
feses untuk mengetahui kandungan nutrien yang tidak tercerna. Peubah yang
diukur terdiri atas bahan kering (BK), abu, lemak kasar (LK), protein kasar (PK),
serat kasar (SK), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Pemeliharaan
Kelinci yang digunakan pada penelitian ini yaitu kelinci New Zealand
White sebanyak 16 ekor pada fase bunting. Kelinci dibagi menjadi empat
kelompok perlakukan dan masing-masing perlakuan terdiri dari empat ulangan.
Kelinci pada masing-masing kelompok diberi salah satu perlakuan pakan yaitu P0
(pakan pellet control dengan 0% kelor), P1 (pakan pellet dengan 10% kelor), P2
(pakan pellet dengan 20% kelor), dan P3 (pakan pellet dengan 30% kelor).
Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali sehari berdasarkan takaran sesuai
kebutuhan BK. Pemberian pakan dilaksanakan pada pagi hari pukul 07.30 WIB,
dan sore hari pukul
16.0 WIB. Pemberian air dilakukan secara ad libitum.
Koleksi Feses
Pengambilan contoh feses dilakukan pada lima hari terakhir penelitian
selama 5x24 jam dengan metode koleksi total mengacu pada Perez et al. (1995).
Feses yang terkumpul selama 24 jam ditimbang sebagai bobot feses segar,
kemudian sampel feses dikeringkan matahari. Selanjutnya sampel feses
dikeringkan pada oven 60˚C sampai berat setabil kemudian ditimbang untuk
mendapatkan bobot kering. Sampel dihaluskan dan dikomposit, kemudian diambil
10% dari setiap perlakuan dan ulangan. Sempel dianalisis untuk mengetahui
kandungan nutrien feses dengan metode proksimat AOAC (2005). Berikut
merupakan sekema koleksi feses ditunjukan pada Gambar 3.
Peubah yang diukur dalam penelitian ini yaitu kecernaan bahan kering,
kecernaan bahan organik, kecernaan protein kasar, kecernaan lemak kasar dan
kecernaan serat kasar, serta konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar,
serat kasar dan lemak kasar pada kelinci New Zealand white bunting dengan
rumus kecernaan berdasarkan metode Chruch (1991) sebagai berikut:
Perlakuan
P0= Ransum mengandung 0% daun kelor
P1= Ransum mengandung 10% daun kelor
P2= Ransum mengandung 20% daun kelor
P3= Ransum mengandung 30% daun kelor
Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan daun kelor pada
ransum dengan taraf yang berbeda. Model matematika dari rancangan percobaan
RAL berdasarkan Steel and Torie (1993) sebagai berikut.
Yij = µ + αi + εij
Keterangan:
Yij : Respon parameter pada level jumlah bahan ke-i dan ulangan ke-j.
µ : Rataan umum.
Αi : Pengaruh perlakuan level taraf bahan, i= 0% daun kelor, 10% daun kelor,
20% daun kelor, dan 30% daun kelor.
Εij : Eror pada perlakuan level jumlah bahan ke-i dan ulangan ke-j.