Disusun Oleh :
AYU KARUNIA PUTRI
P1337431321021
Disusun Oleh :
AYU KARUNIA PUTRI
P1337431321021
Dr. Agus Prastowo, S.ST., M.Kes., RD Dyah Nur Subandriani, SKM., M.Kes
NIP. 197308051995031002 NIP. 19650608 199103 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat kasih dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Profesi Rotasi Manajemen
Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUD Prof. Dr. Margono Sukarjo
yang berjudul “Laporan Rotasi Pengembangan Formula Enteral Diet Low
Lactose Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ” dengan baik dan
tepat waktu.
Pada penyususnan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis sampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Pak Jaelani selaku Ketua Program Studi Profesi Dietisien Poltekkes
Semarang
2. Bu Dyah dan Bu Arin selaku Supervisor di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo dan selaku supervisor praktek kerja lapangan di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo yang telah membimbing dalam menyelesaikan laporan
ini.
3. Dr. Agus Prastowo, S.ST, M.Kes, RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo serta sebagai CI lahan di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
4. Bu Nunung, Bu Ana, selaku pembimbing lahan di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo.
5. Seluruh staf dan karyawan di instalasi Gizi RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo, yang telah memberikan bantuan selama PKP.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun demi perbaikan hasil
penyusunan laporan ini sangatlah diharapkan. Akhir kata semoga laporan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
1. Tujuan Umum..............................................................................2
2. Tujuan Khusus.............................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................2
1. Bagi Instalasi Gizi........................................................................2
2. Bagi Peneliti.................................................................................2
3. Bagi Pasien...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
1. Susu Kedelai.................................................................................3
2. Oat.................................................................................................3
3. Gula Pasir......................................................................................3
4. Margarine......................................................................................4
5. Kurma...........................................................................................4
6. Osmolaritas ....................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pembuatan makanan enteral low lactose di Instalasi Gizi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo
2. Tujuan khusus
a. Menyusun resep makanan enteral low lactose.
b. Menganalisis nilai gizi makanan enteral low lactose.
c. Menganalisis biaya makanan enteral low lactose.
d. Menganalisis hasil organoleptik makanan enteral low lactose.
C. Manfaat
1. Bagi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Memberikan inovasi serta modifikasi makanan enteral low lactose pada
Instalasi Gizi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pembuatan
makanan enteral di rumah sakit.
b. Memahami dan mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh secara
teoritis dalam praktek kerja nyata mengenai modifikasi makanan
enteral di rumah sakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Terdapat beberapa metode untuk mengklasifikasikan serat. Salah satu
metode Karakterisasi serat didasarkan pada kelarutannya. Tidak larut atau
serat larut dapat memiliki efek yang berbeda pada gastrointestinal fungsi.
Serat tidak larut memiliki efek pada fungsi usus besar dan utamanya usus
proksimal, mempengaruhi laju pengosongan lambung dan penyerapan usus
kecil, meningkatkan jumlah feses dan mengatur waktu transit usus.
Oat memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 15-17%,
kandungan lemak sekitar 4,5% serta kandungan serat pangan yang tinggi
yaitu 12% (Usman et al, 2010 dalam Sangwan et al, 2014). Serat Oat pada
prinsipnya tidak larut. Gabungan serat kedelai dan oat seperti itu dapat
diharapkan memiliki efek di usus distal, karena dominasi serat tidak larut.
3. Gula pasir
Gula pasir merupakan sumber energi. Pemberian gula pasir
diberikan mengingat perlu adanya kepadatan energi yang tinggi pada
makanan enteral rendah garam. Pada usia lanjut akan terjadi penurunan
indera perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan perabaan. Selian
itu, sensitivitas terhadap rasa manis dan asing juga kaan berkurang
sehingga menyebabkan lansia senang mengonsumsi makanan dan
minuman manis.
4. Margarine
Margarine bertekstur padat dan mengandung lemak 80%-85% dan
mengandung garam 5%. Biasanya terbuat dari minyak sawit, kelapa,
kedelai atau jagung Margarin merupakan emulsi yang terdiri atas lemak
nabati, air dan garam dengan perbandingan (80:18:2). Berbeda dengan
minyak goreng, margarin dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat fisik
margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna kuning, dan
bersifat plastis. Margarin amat handal dalam memberi cita rasa gurih pada
masakan, juga sebagai sumber energi yang melarutkan vitamin A, D, E
dan K.
5. Kurma
Kurma atau dalam bahasa ilmiahnya Dactylifera Phoenix,
merupakan buah asli dari Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika
4
Utara. Warna kurma beragam, dari coklat terang hingga mendekati warna
hitam. Bentuknya pun berbeda-beda, mulai dari persegi panjang, bulat
kecil, hingga buah yang berukuran panjang.Kebanyakan kurma yang
diekspor berupa kurma kering. Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan
gula alamiah yang dapat digunakan untuk mempertahankan kesehatan.
Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma merupakan sumber energi
yang kaya akan asam amino (5)
Dalam buah kurma terkandung gula alami glukosa, sukrosa, dan
fruktosa tinggi yang dapat meningkatkan energi. Yang di butuhan dalam
pembuatan formula enteral. Selain itu kurma memliki kandungan berbagai
macam mineral degna kadar tinggi antara lain zat besi, kalium, (5)
6. Kayu manis
Kayu manis atau C. burmannii merupakan anggota dari keluarga
Lauraceae. Tanaman ini tersebar di Asia Tenggara dan dibudidayakan di
wilayah Indonesia dan Filipina, tanaman memiliki diameter lingkaran 4-14
cm Kulit kering tanaman ditemukan di pasar dalam bentuk gulungan/
bubuk, yang digunakan untuk bumbu masakan. Kandungan kimia dalam
batang kulit kayu manis adalah minyak atsiri, eugenol, safrole,
sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, dammar, kalsium oksalat,
flafonoid, triterponoid, saponin dan zat penyamak Kandungan minyak
atsiri dari kayu manis berfungsi sebagai bahan pewangi dan penyedap
makanan. (6)
7. Tepung maizena
Tepung maizena atau tepung jagung mengandung karbohidrat 73,7
gram yang lebih rendah dibandingan dengan tepung terigu 77,3 gram dan
mengandung lemak, fosfor, besi, vitamin B1, pigmen beta karoten yang
berfungsi sebagai prekursor vitamin A dan antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan tepung terigu
5
BAB III
PELAKSANAAN
A. Nama produk
Produk ini bernama makanan enteral low lactose FEKKK (Formula Enteral
Kedelai Kurma Kayumanis)
B. Sasaran produk
Produk ini ditujukan kepada pasien dewasa dengan kondisi stabil yang
mendapatkan diet low lactose dengan bentuk makanan cair baik melui oral
maupun NGT.
C. Pola pemberian
Pola pemberian makanan enteral low lactose yaitu 3x500 ml untuk pemberian
melalui oral dan 6x250 ml untuk pemberian melalui NGT.
D. Bahan
No Bahan makanan Berat (gram)
1 Susu kedelai 300 ml
2 Oat 30
3 Kurma 20
4 Margarin 15
5 Kayu manis 0,5 gr
6 Tepung maizena 5
7 Gula 15
8 Air 400 ml
E. Alat
No Alat No Alat
1 Pisau 7 Saringan
2 Talenan 8 Gelas ukur
3 Whisk stainless 9 Panci susu
4 Blender 10 Timbangan makanan digital
5 Sendok makan 11 Cup
6 Sendok sayur 12 Corong
6
2. Sipakan panci susu, masukan susu kedelai, gula panaskan pada suhu
rendah, kemudian campurkan kurma dan oat serta tambahkan margarine,
aduk hingga rata.
3. Angkat lalu saring dengan saringan dan whisk.
4. Masukan sisa air matang hingga volume 500 ml, aduk hingga rata.
5. Masukan ke dalam botol yang sudah di steril.
Cara perhitungan osmolaritas metode daya alir
1. Hitung berat jenis sampel (ρ sampel) dengan langkah :
a. Timbang baker glass kosong berukuran 100 ml menggunakan
timbangan analitik. Kemudian, catat hasilnya. Sementara itu,
viskometer dibersihkan kembali dan gelembung udara dihilangkan
menggunakan spuit
b. Tuang 50 ml sampel formula enteral ke dalam baker glass tersebut,
kemudian timbang kembali baker glass yang telah berisi sampel
menggunakan timbangan analitik. Lalu, catat hasilnya
c. Berat jenis sampel dihitung dengan rumus :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 & 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ formula enteral
= 50 𝑚𝑙
7
3. Perhitungan Osmolaritas dengan Pendekatan Viskositas
FEK Perlu mengetahui osmolaritas formula pembanding (FEK /
Formula Enteral Komersil
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐹𝐸𝐾𝐾𝐾 = 𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐹𝐸𝐾𝐾𝐾
G. Nilai Gizi
1. Nilai gizi enteral low lactose RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Berat Energi Protein Lemak KH Laktosa
Bahan
(gram) (Kkal) (gram) (gram) (gram)
Makanan
Tepung 5 19,2 4,6 0
Maizena
Telur 50 77,2 6,4 5,6 0,3 0
Ayam
Jeruk 100 47,1 1 0,2 9,2 0
Manis
Margarin 5 35,5 4,0 0
Gula Pasir 30 121,7 29,9 0
Susu LL / 40 203.3 4,4 10 24,0 0
FL
Air 400 0
(ml)
Jumlah 503,8 11,9 19,8 68,1 0
% Pemenuhan 10% 35% 55% 0
Densitas energi = 503/500=1,006
8
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kandungan gizi dari masing-
masing makanan enteral low lactose rumah sakit memiliki densitas 1,006 per 1
cc, sedangkan untuk makanan enteral low lactose modifikasi memiliki densitas
1,01 Kkal per 1 cc. Proporsi lemak pada makanan enteral modifikasi 27% dari
total energi sedikit lebih tinggi dari makanan enteral rumah sakit yang memiliki
proporsi lemak sebesar 35% dari total energi. Namun kadar protein modifikasi
lebih tinggi yaitu 14,9 gram (11%) dibandingkan dengan enteral rumah sakit
11,9 gram (10%)
Makanan enteral rumah sakit digunakan buah jeruk sebagai sumber
bahan makanan untuk menetralisir rasa amis dari protein hewani yang digunakan
seperti telur ayam dan susu. Jeruk manis cukup efektif mengurangi bau amis
karena mengandung asam sitrat dan asam askorbat dimana kedua asam ini dapat
bereaksi dengan TMA membentuk bimetal ammonium sehingga bau amis
berkurang (Poernomo et al, 2004)
Disisi lain penggunaan jeruk manis yang mengandung asam sitrat kepada
sumber protein susu perlu diperhatikan karena mengakibatkan
curdling/penggumpalan protein. Hal ini disebabkan oleh penurunan pH susu
setelah ditambahkan asam mengakibatkan reaksi denaturasi protein sehingga
protein menggumpal.
3. Standar harga makanan enteral low lactose RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo
No Bahan Makanan Berat Satuan Harga Jumlah
(gram) Pembelian Satuan
(gram)
1 Tepung Maizena 5 1000 15000 75
2 Telur Ayam 50 1000 26000 1.300
3 Jeruk Manis 100 1000 13000 1.300
4 Margarin 5 200 7500 187,5
5 Gula Pasir 30 1000 14000 420
6 Susu LL / FL 40 200 70000 14.000
Total Rp 17.282,5
4. Standar harga makanan FEKKK
No Bahan Makanan Berat Satuan Harga Jumlah
(gram) Pembelian Satuan
(gram)
1 Susu kedelai 300 1.000 13.500 4.050
2 Oat 30 1.200 45.000 1.125
9
3 Kurma 20 1.000 30.000 600
4 Margarin 10 200 7.500 375
5 Kayu manis 0,5 35 5.000 71,4
6 Tepung maizena 5 1.000 15.000 75
Total Rp 6.296,4
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa harga makanan enteral low
lactose modifikasi lebih murah dibandingkan dengan makanan enteral low
lactose RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Hal ini karena penggunaan berat
bahan yang berbeda tetapi nilai gizi masih memiliki keunggulan yang sama.
5. Uji organoleptik makanan FEKKK
Uji organoleptik pada makanan enteral FEKKK dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaan pada panelis pada aspek warna, rasa, aroma dan
kekentalan. Panelis yang melakukan uji organoleptik adalah delapan ahli gizi di
Instalasi Gizi RSUD Margono Soekarjo. Berdasarkan hasil uji organoleptik
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Aspek penilaian
Panelis Warna Rasa Aroma Kekentalan
1 1 5 5 5
2 2 4 4 4
3 3 4 5 4
4 4 5 5 5
5 5 3 4 4
6 6 5 5 5
7 7 1 3 1
8 8 1 4 1
Keterangan:
5 = sangat suka
4 = suka
3 = agak suka
2 = tidak suka
1 = sangat tidak suka
Penilaian organoleptik pada keempat aspek dapat dilihat pada uraian di
bawah :
1. Warna
Warna merupakan sensori pertama yang dapat dilihat langsung oleh
panelis. Penentuan mutu bahan makanan umumnya bergantung pada
10
warna yang dimilikinya serta warna yang tidak menyimpang dari warna
yang seharusnya akan memberikan kesan penilaian tersendiri oleh panelis
(Negara et al, 2016). Berdasarkan pengkajian warna makanan enteral low
lactose dapat dilihat pada gambar berikut:
12,50%
Sangat suka
37,50% Suka Agak
suka
50%
11
Rasa Makanan Enteral Low lactose
12,50%
Sangat menyukai
50% Suka
37,50% tidak
12
aroma yang disukai oleh panelis ini akan meningkatkan daya terima dari
responden mengingat bentuk makanan enteral adalah cair. Sejalan dengan
hal tersebut menurut Winarno (2002) faktor penting yang menjadikan
penilaian terhadap rasa makanan itu baik atau tidak adalah aroma makanan
itu sendiri. Dari aroma inilah akan timbul selera makan. Selera makan
akan semakin bertambah apabila terdapat variasi aroma makanan.
4. Kekentalan
Kekentalan yang dihasilkan pada makanan enteral FEKKK dapat
dilihat pada tabel di bawah:
50%
13
5. Osmolaritas
Osmolaritas adalah miliosmol zat terlarut pr liter larutan. Miliosmol adalah
satuan yang mencerminkan aktivitas osmosis suatu zat. osmolaritas larutan
enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino, dan elektrolit.
Osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan AsDi yaitu 300-
450mOsm/L .
Uji osmolaritas sederhana dengan pendekatan daya alir.
𝛒 𝐅𝐄𝐊𝐊𝐊
ρ FEKKK 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 50 𝑚𝑙
85 − 25
= 50 𝑚𝑙
60
ρ FEKKK
=
ρ FEKKK =
50 𝑚𝑙
ρ FEKKK =1,2
14
1,2 x 23,24 x 0,1
= 1 x 7.04
15
=0,39 cp
0.102 270
0,39 =𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐹𝐸𝐾𝐾𝐾
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
17
Daftar Pustaka
18
Lampiran
19