NIM : D24180005
Praktikum :1
Kelompok : P1
Asiten Praktikum : 1. Nursaadah Syahro Fitriyah
2. Bekti Astuti
LATAR BELAKANG
GLP (Good Laboratory Practice) adalah suatu cara pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator dapat menghasilkan data yang dapat
dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja).
Pentingnya GLP (Good Laboratory Practice) untuk menjamin keselamatan kerja dalam
laboratorium. GLP meliputi banyak hal diantaranya organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa,
pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium dan lain-lain.
Laboratorium sebagai tempat melakukan pengujian terhadap berbagai sampel baik yang bersifat
berbahaya ataupun tidak, terdiri atas berbagai instrumen. Dalam pengoperasian berbagai macam
instrumen tersebut, harus diperlakuakansebagaimana mestinya sehingga menghasilkan hasi
pengujian yang akurat dandapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
wadah yang mengelola seluruh kegiatan di laboratorium yang pada saat ini biasa disebut dengan
GLP (Good Laboratory Practices). Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data
hasil pengujian yang dilakukan telah mempertimbangkan perencanaan dan pelaksanaan yang
benar, yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara ilmiah maupun secara hukum. GLP
seharusnya diadop dan diaplikasikan pada laboratorium di industri obat-obatan, makanan dan
minuman, serta engineering. Juga bisa diterapkan padalaboratorium testing komersial untuk
toxicology, metabolisme, materials andsafety. Good Laboratory Pratices, dalam
implementasinya dapat diterapkan pada macam - macam laboratorium termasuk laboratorium
yang berhubungan denganmikrobiologi. Laboratorium mikrobiologi adalah laboratorium yang
digunakanmahasiswa dalam melakukan proses analisa terhadap suatu jenis mikroba
yangterkandung dalam suatu sampel.
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium
mikrobiologi. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman, sesuai dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu metoda yang disarankan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan
kerja di dalam setiap aktivitas kerja di laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu
mengidentifikasi bahaya yang potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan persyaratan
keamanan untuk bekerja di laboratorium. Pedoman atau petunjuk keamanan menginformasikan
cara kerja yang spesifik dalam penanganan mikroorganisme patogen di laboratorium dan juga
mempersiapkan petunjuk praktis bagi pembuat kode praktik kerja yang dibutuhkan di setiap
laboratorium. Petunjuk kerja ini juga menekankan pada pentingnya tanggung jawab individu
terhadap keamanan dari setiap aktivitas kerja yang dilakukannya.
TUJUAN
Mengetahui sifat-sifat bahan kimia, cara kerja dengan bahan kimia yang digunakan dan
mengetahui arti dari simbol-simbol pada bahan kimia untuk menjaga keselamatan kerja di
laboratorium.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis untuk mencatat seperti kertas
dan pulpen, bahan kimia, poster tata tertib, jas laboratorium. Bahan yang digunakan adalah
berbagai bahan-bahan kima, yang terdiri dari bahan kimia organic dan bahan kimia anorganik
Metode
Praktikum ini dilakukan dengan mengamati serta menyimak video lecture, yang berisika
materi pengenalan symbol bahan kimia, keselamatan di laboratorium, mengamati nama bahan
kimia, symbol dan keterangan keamanannya kemudian membahas hasil data pengamatan.
Hasil
Bahan kimia organik merupakan bahan kimia dengan senyawa organik. Senyawa organik
terdiri dari senyawa yang dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung
unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Berikut merupakan hasil
pengamatan bahan kimia organik yang ada di laboraturium
Korosif
-arti : bahwa suatu
bahan tersebut bersifat
korosif dan dapat
merusak jaringan
hidup.
-penanganan : Jangan
menghirup uap dari
bahan ini, jangan pula
membuatnya kontak
langsung dengan mata
dan kulit Anda.
Mereka juga bisa
menyebabkan iritasi.
3. Ethanol C2H5OH Mudah terbakar
-Arti :Bahan kimia
yang memiliki titik
nyala rendah, mudah
terbakar dengan api,
permukaan metal
panas ataupun loncatan
bunga api.
-Penanganan :
Jauhkan dari sumber
benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
4. Amonnia solution NH3 Irritant
-Arti : menunjukan
adanya risiko
kesehatan jika bahan
masuk melalui
pernafasan (inhalasi),
melalui mulut
(ingestion), dan
melalui kontak kulit
-Penanganan :
menghindari kontak
mata, kulit, dan
gunakan masker.
Irritant
-Arti : menunjukan
adanya risiko
kesehatan jika bahan
masuk melalui
pernafasan (inhalasi),
melalui mulut
(ingestion), dan
melalui kontak kulit
-Penanganan :
menghindari kontak
mata, kulit, dan
gunakan masker.
Beracun
-Arti: dapat
menyebabkan
keracunan dan bisa
bersifat akut dan
kronis, bahkan bisa
hingga menyebabkan
kematian pada
konsentrasi tinggi.
-penanganan : Hindari
kontak langsung
dengan kulit, menelan,
serta gunakan selubung
masker untuk
mencegah.
uapnya masuk melalui
pernafasan.
Bahan kimia anorganik merupakan bahan kimia dari segala senyawa yang diturunkan
bukan dari senyawa karbon. Bahan kimia anorganik berasal dari mineral-mineral. Berikut
merupakan hasil pengamatan bahan kimia organik yang ada di laboraturium
Bahaya terhadap
lingkungan
-Arti menunjukan
bahwa bahan tersebut
berbahaya bagi
lingkungan (dangerous
for environment)
-Penanganan :
memerlukan perawatan
khusus harus diambil
mengenai pembuangan
7. Barium Chlorid BaCl2 Irritant
-Arti : menunjukan
adanya risiko kesehatan
Iritant
jika bahan masuk
melalui pernafasan
(inhalasi), melalui
mulut (ingestion), dan
melalui kontak kuli.
-Penanganan :
menghindari kontak
mata, kulit, dan
gunakan masker.
Bahaya iritasi
-Arti: Bahan yang bisa
menyebabkan iritasi,
dan dapat
menyebabkan luka
bakar pada kulit
maupun gatal-gatal
-Penanganan : Hindari
kontak langsung
dengan kulit, segera
berobat jika terkena
bahan
Bahaya terhadap
lingkungan
-Arti menunjukan
bahwa bahan tersebut
berbahaya bagi
lingkungan (dangerous
for environment)
-Penanganan :
memerlukan perawatan
khusus harus diambil
mengenai pembuangan
20. Hydrocloric acid HCl Korosif
fuming -arti : bahwa suatu
bahan tersebut bersifat
korosif dan dapat
merusak jaringan
hidup.
-penanganan : Jangan
menghirup uap dari
bahan ini, jangan pula
membuatnya kontak
langsung dengan mata
dan kulit Anda.
Mereka juga bisa
menyebabkan iritasi.
TABEL
PEMBAHASAN
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA