Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : KIMIA DASAR

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : Dr.Riyandi Subur,S.Pi.,M.SI

DISUSUN OLEH :

NAMA :IN DRI ADELIA KULLE

PRODI : MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

NPM : 05161911021

ASISTEN : NURHIDAYA TARI

UPT. LABORATORIUM DASAR TERPADU


UNIVERSITAS KHARIUN
TERNATE
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI

PERCOBAAN (1)

PENGENALAN DAN INDENTIFIKASI ALAT DAN BAHAN KIMIA

1. Alat
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah,eksperimen,pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses
pendidikan sebagai berikut:
(a) sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan.
(b) mengembangkan keterampilan motoric mahasiswa, menambahkan keterampilan
dalam mempergunakan alat-alat laboratorium .
(c) memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat keberanian ilmiah
dari suatu objek dalam lingkungan alam dan social.
Praktikum tentang pengenalan alat –alat kimia perlu dilakukan dan dengan adanya
petunjuk dalam melaksanakan praktikum, supaya dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Alat-alat kimia dibedakan menjadi:
1. alat ukur yaitu alat yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui volume,
keasaman larutan,panas dan lainnya macam-macam alat ukur diantaranta labu
ukur,elenmeyer, pipet ukur,pH universal dan timbangan analitik.
2. Alat pemanas yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan bahan atau larutan
sebelum diteliti. Alat pemanas yang digunakan adalah lampu busen.
3. alat gelas yaitu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca yang digunakan
dalam percobaan ilmiah beberapa alat gelas yang biasa digunakan adalah gelas
arloji,corong,pipet volume, tabung reaksi, dan buret.
4. alat bantu lainnya yaitu alat yang digunakan untuk menunjang alat lainnya seperti
spatula,statuf,kaki tiga, dan bola karet (andi 2007).
2. Bahan
Peningkatan kegiatan penelitian dibidang sains, pertanian,bidang
nutrisi,biokimia,toksikologi dan lainnya akan senantiasa meningkatkan kegiatan
didalam laboratorium. Kegiatan tersebut akan banyak berhubungan dengan bahan –
bahan kimia dengan jenis, kegunaan dan sifat-sifat yang berbeda. Jenis bahan-bahan
kimia jug ada yang berbahaya dan harus sesuai prosedur ketika menggunakannnya.
Ada dua jenis kecelakan yang mugkin terjadi didalam laboratorium yaitu kecelakan
2
akut dan kronis. Sekitar 90% dinegara maju kasus keracunan disebabkan oleh
penyerapan bahan atau zat kimia melalui pernapasan sedangkan 10%sisanya berasal
dari penyerapan melalui kulit, mulut dan mata (suprapto,1983).
Tentu saja hal-hal tersebut harus dihindakan,oleh karena itu pengenalan dan
indetifikasi zat-zat kimia dbutuhkan sebelum melakukan kegiatan didalam
laboratorium. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mmberikan pengetahuan mengenai
sifat berbahaya dari bahan-bahan kimia yang dipergunakan serta cara pencegahan
maupun pengendaliannya. Sehingga dengan pengetahuan tersebut maka senantiasa
bertindak hati-hati dalam menggunakan bahan atau zat kimia yang berbahaya dan
menghindari terjadinya kecelakan dalam laboratorium.
Bahan laboratorium yang disebut bahan merupakan segala sesuatu yang diolah atau
digunakan dalam proses pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas,
yang dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1. Bahan khusus yaitu bahan yang
penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.
2. Bahan umum yaitu bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus, (Permenpan RB No. 03, 2010)
Tabel 1.Tingkat Kesulitan Pengelolaan Bahan

Umum (1) Khusus (2)

Penyimpana Tidak memerlukan persyaratan Memerlukan


n khusus persyaratan
khusus

Sifat Fisik Tidak Eksplosit,


eksplosif,tidaakkorosif,tidak korosif, irritant,
labil

Sifat Kimia Nontoksik,tidak berbahaya Toksik,


berbahaya

Persyaratan Tidak memerlukan kemurniaan Memerlukan


Metode tinggi kemurniaan
tinggi

Penyimpanan zat dan bahan kimia di ruang laboratorium merupakan rencana yang
benar untuk mengurangi resiko kecelakaan (Griffin2005). Setiap bahan kimia
memiliki sifatfisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, dalam penyimpanan dan
penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan, tingkat resiko bahaya,
pelabelan, fasilitas penyimpanan, wadah sekunder, bahan kadaluarsa, inventarisasi
dan informasi resiko bahaya. Prinsip–prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan bahan di laboratorium yaitu
a). Aman: bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
b). Mudah dicari: memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan bahan (lemari, rak atau laci)

3
c). Mudah diambil: penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan, (Lindawati,2010). Padabahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat
jika dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan
dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang
terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti
api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Bahan kimia digolongkan menjadi 6 golongan yaitu:

1. Harmful atau berbahaya yaitu bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu system pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat
seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
2. Toxic atau beracun produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila
bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau
atau debu, atau penyerapan melalui kulit.
3. Corrosive atau korosif, produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi
pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
4. Flammlable atau mudah terbakar, senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan
yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas
yang mudah terbakar (seperti hidrogen) dari hidridametal.
5. Explosive atau mudah meledak, produk ini dapat meledak dengan adanya panas,
percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam
yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal).
Oxidator (Pengoksidasi) senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini
menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organic dan agen pereduksi (reduktor)
(Wawan dan Dewi, 2010)

Simbol berbahaya

Toxic(sangatberacun) Bahan ini dapat menyebabkan


kematian atau sakit serius bila
Huruf kode:
T+ Masuk kedalamtubuh

Melalui pernapasan, pencernaan


atau melalui kulit

Corrosive(korosif) Bahan ini dapat merusak jaringan


hidup, menyebabkan iritasi kulit,
Huruf kode: C dan gatal.

4
Explosive(bersifatmudah meledak) Bahan ini mudah meledak
dengan adanya panas, percikan
Huruf kode:E bunga api, guncangan atau
gesekan.

Oxidizing Bahan ini dapat menyebabkan


kebakaran. Bahan ini
(pengoksidasi) Huruf kode: O menghasilkan panas jika kontak
dengan bahan organic dan
reduktor.

Flammable(sangatmudah terbakar) Bahan ini memiliki titik nyala


rendahdan bahan yang
Huruf kode: F bereaksidengan

air untuk menghasilkan gas yang


mudah terbakar.

Harmful (berbahaya) Bahan ini menyebabkan luka


bakar pada kulit, berlendir dan
Huruf kode: mengganggu pernapasan.
Xn

5
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi Sebagai titran sehingga ditempatkan
pada buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku
(Harrizul, 1994). Larutan Baku dibagi menjadi dua yaitu:

1. Larutan baku primer, yaitul arutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetric
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi
larutan lain yang belum diketahui contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam
oksalat, asam benzoat.

2. Larutan baku sekunder, yaitu larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak
dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah
murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2 (Harrizul, 1994).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis tentang nama, jenis,


kegunaan dan cara pemakaian alat-alat kimia yang ada di dalam
laboratorium.

2. Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis mengenai nama, jenis,


sifat,kegunaan dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia.

Percobaan (2)
PEMBUATAN LARUTAN DAN KETERAMPILAN LABORATORIUM

Laboratorium kimia identik dengan bahan kimia dan peralatan kelas.bahan kimia
di laboratorium dapat ditemukan sebagai zat padat dan cair, sedangakan sebagai
gas biasanya terbatas. Bahan kimia di laboratorium biasanya tersedia sebagai
bahan murni atau sebagai larutan, seperti NaCl 5%, ETANOL 5%

Peralatan gelas umumnya digunakan sebagai wadah reaksi, komponen sistem


reaksi, atau takaran, seperti tabung reaksi, gelas piala, gelas ukur, erlenmeyer,
labu takar, labu alas bulat, pipet tetes, pipet ukur, corong pisah, corong
penyaringan, kondensor refluks dan sebagainya. Di samping itu, peralatan
bukan gelas yang sangat penting di laboratorium kimia seperti timbangan, pompa
vakum, alat pemanas, mesin pengaduk dan sebagainya.

Percobaan atau penelitian di laboratorium kimia pada umumnya dalam sistem


larutan, sehingga pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan larutan bahan

6
kimia mutlak diperlukan. Komposi larutan yang terdiri atas zat terlarut dan pelarut
dapat dinyatakan dengan: fraksi mol (x), normalitas (N), Molaritas (M), molalitas
(%), persentase (%)dan bagian per sejuta (ppm). Zat terlarut dalam hal ini dapat
berupa dari bahan padat, cair atau gas, sedangkan sebagai pelarut umumnya cair,
tetapi dapat pula berwujud padat atau cair. Tahap awal proses pembuatan larutan
ini adalah penimbangan zat yang akan dilarutkan sesuai bobot yang dikehendaki
lalu dilarutkan dalam pelarutnya sampai volume/jumlah tertentu sesuai
konsentrasi yang dikehendaki. Pada proses pelarutan ini dapat cukup dengan
pengadukan tetapi terkadang pula perlu pemanasan.

Cara membuat larutan tergantung pada bahan yang akan dilarutkan. Untuk
bahan padat, cukup dengan menimbang dengan teliti sejumlah tertentu sesuai
bobot (g) atau mol, sedangkan untuk bahan cair harus diketahui konsentrasinya
berdasarkan keterangan yang tertera pada label botol, yaitu berat moleku lzat
(Mr), kemurnian (%),dan berat jenis (). Untuk menghitung konsentrasi larutan
dalam molar (M) dari bahan kimia cair (pekat) kita dapat menggunakan
Persamaan 2.1

gr 1000
RUMUS ETANOL: M= x
mr v

(2.1) Bila pengenceran yang dimaksud untuk mendapatkan larutan dengan


konsentrasi yang lebih rendah (C2) dengan volume V2 dari konsentrasi yang ada
(C1), maka kita dapat menggunakan Persamaan 2.2 dengan V1 sebagai volume
larutan yang diencerkan.

RUMUS NaCl: V1xC1=V2xC2 .

7
BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Kegiatan Praktikum Kimia Dasar dilaksanakan pada hari/tanggal Senin - Selasa ,


20 - 21 Januari 2020 , yang bertempat di Laboratorium Dasar Universitas Khairun
Ternate.

A. Alat dan Bahan

PERCOBAAN (1)

N ALAT dan BAHAN KEGUNAAN


O
1. Lampu spritus Digunakan untuk membakar zat
atau memanaskan larutan.
2. Kaki tiga Digunakan sebagai penyangga
lampu spritus
3. Kawat besi Sebaga alas atau untuk menahan
labu pada waktu pemanasan
4. Gelas piala Fungsi sebagai tempat untuk
menyimpan dan meletakkan
larutan
5. Labu takar Fungsinya untuk menakar
volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparata
larutan.
6. Kaca arloji Digunakan untuk tempat bahan
padatan pada saat menimbang.
7. Corong Digunakan untuk menolong
pada saat memasukkan cairan
kedalam suatu wadah dengan
mulut sempit.
8. Pipet volume digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu
9. statif Sebagai pencepit soklet pada
proses buret dalam proses tirtrasi
sekaligus untuk menjepit
kondesor pada proses destilasi
10. Rak tabung reaksi Digunakan untuk menaruh
tabung reaksi
11. Penjepit tabung Digunakan untuk menjepit
tabung reaksi
12. Buret Digunakan untuk titrasi , tapi
pada keadaan tertentu dapat pula
digunakan untuk mengukur

8
volume suatu larutan
13. Spatula Digunakan untuk mengambil
larutan
14. Gunting

15. Botol semprot Digunakan untuk menyimpan


aquades dan digunakan untuk
mencuci ataupun membilas
bahn-bahan yang tidak larut
dalam air.
16. Bola karet Digunakan untuk mengisap
larutan yang akan di ambil dari
juga bisa dikeluarkan

PERCOBAAN (2)

Tabel 1. Alat dan bahan praktikum

No Alat Dan Bahan Kegunaan


.

1. Garam dapur Bahan pembuatan larutan NaCl

2. Larutan Etanol 96% Bahan pembuatan larutan Etanol

3. Pipet tetes Untuk mengambil cairan dalam skala tetesan


kecil

4. Pipet ukur 5 ml Untuk mengambil larutan dengan volume


tertentu

5. Labu takar 50 ml Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk


cair pada proses preparasi larutan.

6. Batang pengaduk Melakukan pengadukan larutan kimia

7. Corong Untuk menolong pada saat memasukkan cairan


ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit,

8. Karet penghisap Menghisap untuk menyedot larutan

9. Gelas beker 50 ml Untuk tempat larutan dan dapat juga untuk


memanaskan larutan kimia

10. Timbangan analitik Untuk menimbang massa suatu zat

11. Spatula Digunakan untuk mengambil bahan

9
B. Prosedur Kerja

PERCOBAAN (1)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum kimia.

b. Memeriksa dan memastikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik.

c. Mengamati alat-alat kimia yang digunakan untuk praktikum.

d. Asisten praktikum menjelaskan mengenai nama, jenis, kegunaan dan cara


pemakaiaan alat–alat kimia serta penjelasan lainnya. Selanjutnya praktikan
mencatat penjelasan–penjelasan yang disampaikan asisten.

PERCOBAAN (2)

a) Asisten praktikum akang mengarahkan kepada kita untuk sebelum mulai


berdoa agar semua kegiatan praktek berjalan jalan
b) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum kimia
c) Pertama NaCl yang akan di timbang untuk di hitung konsentrasinya di
timbangan analitik dengan alat gelas beker , spatula
d) Setelah sudah di hitung dan sudah mendapatkan hasilnya di pindahkan ke
gelas ukur
e) Lalu campurkan dengan aquades sampai 50 ml
f) Aduk menggunakan batang pengaduk hingga tercampur
g) Setalah sudah di aduk rata masukan labu ukur dengan ukuran 50 ml
sampai batas tanda merahnya
h) Kemudian kocok kita homogenya tercampur
i) Kemudian pindahkan ke botol yang sudah di beri tanda untuk
memasukan cairan Nacl.
j) Sedangkan Etanol adalah bentuk cairan di ambel menggunakan buret
k) Dan menggunakan bola kerat berwarna merah memupunyai kegunaan
menarik larutan dan mengularkan
l) Kemudian pindahkan ke gelas ukur dan masukan aquades pada etanol
m) Apabila lebihan menaruhnya bisa mengambil dengan menggunakan pipet
n) Dan dia turuh campuran tersebut pada labu ukur yang 50 ml dengan
menggunakan corong sampai pada tanda yang di batasi
o) Apabila kelebihan cairan bisa dia ambil menggunak
p) Setelah itu kocok hingga homogenya tercampur kemudian tuangkan pada
botol yang sudah di tanda cairan etanol.

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

PERCOBAAN (1) PENGENALAN INDENTIFIKASIALAT DAN BAHAN KIMIA

N Nama alat Spesifikasi


O Kegunaan

1. Lampu spirtus Terbuat Dari kaca Digunakan


yang didalamnya untuk
berisi cairan membakar zat
atau
memanaskan
larutan.

2. Kaki tiga Terbuat dari besi Digunakan


sebagai
penyangga
lampu spritus

3. Kawat kasa Terbuat dari Sebaga alas


kawat besi atau untuk
menahan labu
pada waktu
pemanasan .

11
4 Gelas piala Alat ini Fungsi
mempunyai skala sebagai
tersedia tempat untuk
bermacam-macam menyimpan
ukuran tidak dan
dipebolehkan meletakkan
digunakan untuk larutan
mengukur larutan
pada kondisi
panas

5 Labu takar Terbuat dari kaca Fungsinya


mempunyai skala untuk
yang berbeda menakar
volume zat
kimia dalam
bentuk cair
pada proses
preparata
larutan.

6. Kaca arloji Sebuah wadah Digunakan


yang terbuat dari untuk tempat
kaca bahan padatan
pada saat
menimbang.

8. Corong Biasa terbuat dari Digunakan


gelas namun ada untuk
juga yang terbuat menolong
dari plastik pada saat
memasukkan
cairan
kedalam suatu
wadah dengan
mulut sempit.

9. Cawan penguap Wadah Digunakan


sebagai wadah

12
untuk
mengeringkan
suatu zat

10. Pipet volume Pipet terbuat dari digunakan


kaca dengan untuk
skala/volume mengambil
tertentu. larutan dengan
volume
tertentu

11. Rak tabung reaksi Terbuat dari kayu Digunakan


ada juga dari untuk
plastik menaruh
tabung reaksi

12. Penjepit tabung Terbuat dari kayu Digunakan


untuk
menjepit
tabung reaksi

14. Buret Terbuat dari kaca Digunakan


yang berbentuk untuk titrasi ,
silinder tapi pada
keadaan
tertentu dapat

13
pula
digunakan
untuk
mengukur
volume suatu
larutan

15. Spatula Ada yang terbuat Digunakan


dari logam adan untuk
dari plastic mengambil
larutan

16. Bola karet Terbuat dari Digunakan


karet untuk
mengisap
larutan yang
akan di ambil
dari juga bisa
dikeluarkan

17. Botol semprot Terbuat dari Digunakan


plastik untuk
menyimpan
aquades dan
digunakan
untuk mencuci
ataupun
membilas
bahn-bahan
yang tidak
larut dalam air

14
PERCOBAAN (2) PEMBUATAN LARUTAN DAN KETERAMPILAN
LABORATORIUM

N Zat terlarut Pelarut Bobot/vo Volume Keterangan


O lume larutan
(g/ml) (ml)
1. Garam dapur Aquades 5,0015G 50 ml Ditentukan
(NaCl) dari asisten
yang
diberikan
2. Etanol Aquades 5ML 50 ml Bobot atau
volume yang
didapatkan
itu dari hasil
timbangan
garam dapur
yang didapat,
sedangkan 50
ml sudah di
tentukan dari
asisten LAB.

HITUNG :

5,0015 1000
NaCl = x
58,5 50

= 0,085x20

=1,71 ml

ETANOL = M1 . V1 = M2 . V2

96% . V1 = 20% . 50ml

1000
V1 = = 10,4 ml
96 %

B. PEMBAHASAN

PERCOBAAN (1)

Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenelaan alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratoium ini adalah agar
setiap praktik mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta

15
bisa membedakaan alat-alat, dan juga diharapkan agar nantinya praktikum tidak
canggung lagi di laboratorium.

Dalam proses pengenalan alat terdapat berbagai macam alat yang mendukung
berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat pemasan terdiri
dari lampu spiritus,kaki tiga, kawat kasa,gelas beker,tabung reaksi dan
penjepit.untuk alat penimbangan terdiri atas labu ukur, erlemeyer,corong,pipet
volume,corong, statif, timbangan analitik ,spatula,botol semprot,bola karet.

Serta bahan yang digunakan tentu mempunyai bahaya untuk itu harus menaati
setiap peraturan yang ada di praktikum sebab larutan dan akan di praktekan itu
bisa membuat bahaya pada kulit dan pernapasan dan bahan yang digunakan juga
harus di simpan pada suhu yang normal tidak terkena dan ada gas beracun di
dalamnya dan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung .

PERCOBAAN ( 2)

PEMBAHASAN

Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama.
Pembuatan larutan membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Ada salah satu larutan
pekat yang akan membahayakan jika ditambahkan air karena bersifat panas dan
bisa merusak alat-alat kimia yang terbuat dari kaca, selain itu jika berbentuk
padatan ukuran penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan
larutan itu berhasil atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat,
%volume, ppm dilakukan dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan
pembuatan larutan tersebut (Khopkar, 2007).

1. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital
garam NaCl!

 Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan


dipergunakan dalam percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl dengan
menggunakan rumus NaCl

V1xC1=V2xC2

5,0015 1000
NaCl = x
58,5 50

= 0,085x20

=1,71 ml

16
 Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas
arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik dan setelah di nol kan
sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5 mg

 Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker

 Menuangkan aquades ke dalam gelas beker

 Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan


pengaduk .

 Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur

 Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu


ukur dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah
mencapai tanda batas

 Menutup labu ukur dengan penutup

 Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur


dengan sebanyak 12 kali

 Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm (Gandjar, 2009).

Pembuatan 50 ml larutan etanol 96% (v/v)

Pertama yang kita lakukan adalah menghitung terlebih dahulu jumlah


volume etanol 96% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 50 ml
dengan menggunakan rumus pengenceran larutan.

M1 . V1 = M2 . V2

96% . V1 = 20% . 50ml

1000
V1 = = 10,4 ml
96 %

Kemudian mengambil etanol menggunakan pipet ukur 10 ml sebanyak dua kali


dan pipet ukur 1 ml dengan bantuan bulb, lalu memasukkannya ke dalam labu
ukur. Pada saat memasukkan nya kedalam labu ukur, pipet yang berisi etanol
harus menyentuh dinding labu ukur, agar etanol mengalir dan tidak menetes.
Kemudian tambahkan aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas.
Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

17
BAB IV

KESIMPULAN
PERCOBAAN (1)

Dari hasil praktikum untuk hari hari pertama pengenalan alat-alat yang ada di
laboratorium dapat disimpulkan bahwa masing-masing laboratorium yang tersedia
di universitas memiliki prosedur tersendiri kegunaannya juga fungsinya serta
dipastikan sesuai dengan apa yang akan di praktekan untuk materi kimia dasar dan
berdasarkan hasil praktikum perlatan terbagi menjadi dua yaitu pertama pelaratan
pemanas dan kedua pelaratan timbangan.

PERCOBAAN (2)

Data Hasil Praktikum yang pertama mencantumkan bahwa berat pada NaCl tidak
tepat 0,585 gram tetapi 0,5863 gram meski hanya berbeda 0,001 tetapi sudah
sesuai dengan prinsip dan rumus untuk membuat larutan NaCl 0,1 M ; 100 ml.
Kedua, mencantumkan nilai berat 0,0117 gram pada pembuatan larutan
NaCl 100 ppm ; 100 ml yang seharusnya berat yang dibutuhkan adalah 0,01 gram,
tetapi sudah sesuai prinsip untuk membuat larutan tersebut.
Ketiga, dalam DHP yang bersangkutan tertulis satuan etanol yang
dibutuhkan 10,4 ml dengan pelarut sebanyak 89,6 ml dan sudah sesuai prinsip
untuk membuat larutan etanol 96% ; 100 ml.

Gambesi,………………………

Asisten, Pratikukan,
`

(…………………............) (…………………………….)

18
DAFTAR PUSTAKA
Andi. (2007). Panduan Praktis Microsoft Power Point. Semarang : Wahana

Komputer

Griffn,jill 2005 custumer loyalry: menumbuhkan dan mempertahankan kesetiaan


pelanggan,erlangga , Jakarta

Lindawati,isna salamah 2010. Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi


informasi pengaruhnya terhadap kinerja karjawan , poliketeknik negeri sriwijaya

Harrizul.1994.Asas Pemeriksaan Kimia. Padang: UI Press

Gandjar, Susanto. 2009. Perhitungan Kimia Sistematis. Jakarta: Pustaka Publika.

19
LAMPIRAN

gambar 1. Pada saat menimbang garam dapur . gamabar 2. pada saat

mencampurkan
aquades kedalam garam
dapur.

Gambar 3. Memasukkan larutan kedalam

Labu takar laru kocok hingga

Homogenya tercampur gambar 4. Masukan larutan


kedalam botol dengan
menggunakan buret

Gambar 5 . ambil larutan etanol kemudian


campurkan dengan dengan aqudes cara
selanjutnya sama dengan cara membuat larutan
NaCl

20

Anda mungkin juga menyukai