Anggota kelompok:
1. Imam Turmudzi (D14110019) ( )
2. Edwin Novriansyah (D14110020) ( )
3. Sigit Imam Putra (D14110023) ( )
4. Dwiki Nurcahya (D14110024) ( )
5. Atikah Ayu Arum (D14110025) ( )
6. Hevirona Bani Adam (D14110027) ( )
A. Tujuan
Untuk mengetahui fungsi fungsi saraf pusat pada hewan dengan cara
membandingkan antara katak normal dan katak yang telah dihilangkan bagian
bagian sistem saraf pusatnya seperti serebrum, medula oblongata kemudian
mengamati reaksi yang timbul.
B. Dasar Teori
Tiap bagian susunan syaraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan
merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari
otak dan kemudian mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil
kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tertentu. Katak
deserebrasi adalah katak yang telah dihilangkan serebrumnya. Katak spinal
adalah katak yang tinggal memiliki medula spinalis.
METODE
B. Prosedur Kerja
1. Sikap badan (posture), deskripsikan !
2. Gerakan-gerakan spontan, apakah katak bergerak secara spontan (tanpa
dirangsang) ?
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit), letakkan katak pada punggungnya.
Apakah katak segera bangkit atau tidak ?
4. Kemampuan berenang, deskripsikan !
5. Frekuensi nafas (amati gerakan-gerakan bagian dasar mulut).
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan-gerakan lembut pada bagian sentral
di sebelah posterior garis yang menghubungkan kedua kaki depan jika
diregangkan).
A. Deserebrasi.
Dengan gunting runcing yang tajam, potonglah dengan cepat otaknya melintang
sepanjang garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari kedua gendang
telinga (membran tympani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata).
Tunggulah 5 menit agar katak bebas dari keadaan “shock”, kemudian catatlah
reaksi-reaksi seperti pada A, pemotongan itu biasanya anterior dari talamus.
B. Katak spinal.
Rusakkan serebelum dan medula oblongata dengan menusukkan jarum penusuk
otak kira-kira 1-1,25 cm, ke belakang dari tempat pemotongan terakhir. Putarkan
kawatnya untuk merusakkan tenunan sarafnya. Berikan waktu 5 menit untuk
kembali dari “shock” dan catat reaksi-reaksinya lagi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf merupakan suatu pusat jaringan komunikasi penghubung yang
serasi antara tubuh dan lingkungan dalam melaksanakan berbagai aktivitas semua
makhluk hidup, baik fungsi refleks yang sederhana sampai yang kompleks, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari. Sistem saraf mengatur aktifitas tubuh dengan
cepat. Sistem saraf terbagi atas dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat yang terdiri
dari otak dan medula spinalis, dan sistem saraf perifer yang terdiri dari saraf somatik
dan saraf otonom (Cahyanti, 2005).
Fungsi dari serebrum adalah untuk mengatur pernapasan dan panca indera.
Sedangkan fungsi dari serebelum adalah untuk mengatur sikap badan, gerakan spontan,
dan keseimbangan. Dan yang terakhir fungsi dari medula spinalis adalah untuk
mengatur frekuensi denyut jantung.
B. Pembahasan
Pada praktikum fisiologi hewan pertama ini, kita membahas mengenai susunan
syaraf pusat khususnya fungsi-fungsi bagian otak katak(SSP I). Pengamatan dilakukan
terhadap katak normal, katak decerebrasi, dan katak spinal. Akan tetapi katak yang
digunakan harus sama untuk masing-masing pengamatan.
Pengamatan pertama dilakukan pada katak normal, dimana kita belum melakukan
pembedahan apapun. Didapat hasil pengamatan berupa sikap badan yang masih dalam
kondisi normal dan katak dapat melompat dengan lincah. Untuk melihat keseimbangan
katak normal, badan katak dapat dimiringkan maka akan terlihat mudah dan katak dapat
kembali ke posisinya. Katak kemudian dimasukkan kedalam baskom yang berisi air,
katak dengan lincahnya akan berenang menuju ke dinding baskom tersebut. Pengamatan
selanjutnya adalah frekuensi nafas dengan melihat gerakan di bagian dasar mulut
didapat frekuensi nafas sebanyak 63 kali/menit. Frekuensi denyut jantung tidak terlihat
karena pada saat mengamati titik denyutnya sulit ditemukan. Dilihat dari keseluruhan
hasil pengamatan pada katak normal ini dapat diketahui bahwa katak masih memiliki
bagian-bagian otak yang sempurna dan utuh. Artinya bagian-bagian otak masih
berfungsi dengan baik.
Pengamatan kedua dilakukan pada katak decerebrasi (cerebrumnya telah hilang)
dengan cara memotong secara cepat otak yang berada dibelakang dan di bawah kedua
mata. Secara sekilas tidak ada perbedaan yang begitu mencolok dengan katak pada saat
keadaan normal. Namun setelah menunggu sekitar 5 menit, sehingga katak terlepas dari
keadaan shock maka akan tampak perbedaan pada postur badan katak tersebut. Perut
katak akan mengempis dengan seketika. Akan tetapi katak masih dapat melompat. Bila
katak dimiringkan maka katak dapat kembali ke posisinya. Kemampuan katak untuk
berenang masih normal terlepas dari keadaan habisnya darah karena cerebrum yang di
hilangkan. Pengamatan selanjutnya adalah frekuensi nafas didapat 14 kali/menit.
Frekeunsi denyut jantung sulit terlihat. Dilihat dari keseluruhan hasil pengamatan pada
katak deserebrasi ini dapat diketahui bahwa katak mengalami penurunan frekuensi
pernafasan akibat dari hilangnya cerebrum (otak besar) katak.
Pengamatan selanjutnya adalah pada katak spinal. Pembedahan dilakukan dengan
cara mengorek serebellum dan medulla oblongata ke kiri dan ke kanan. Katak langsung
menunjukkan perubahan yang drastis. Tanpa harus menunggu waktu shocknya, katak
langsung tergulai lemah. Bahkan untuk sesaat akan terlihat seperti mati. namun setelah
beberapa lama katak tampak memberikan sedikit respon berupa gerakan pada kaki. Bila
dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air maka katak tampak akan tenggelam.
Semua hasil pengamatan ini berkaitan dengan rusaknya serebellum dan medulla
oblongata. Serebellum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Menurut Aji, (2009) Serebellum
pada katak mereduksi, karena aktivitas otot relative berkurang. Sumsum tulang
belakang (medulla oblongata) berfungsi menghantarkan impuls yang datang dari
medulla spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi juga mengatur
gerak refleks lainnya.
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dengan mengamati reaksi yang timbul
pada katak yang diberi perlakuan berbeda terlihat bahwa fungsi serebrum adalah
kesadaran, gerakan spontan, posisi istirahat, dan rasa nyeri. Fungsi medulla oblongata
adalah sebagai pengendali pernafasan. Serebellum berperan dalam keseimbangan.
Sedangkan Medulla spinalis berperan dalam refleks.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Bayu Wibowo. 2007. Kajian histomorfologi otak tikus putih pada kondisi
hiperglikemia dan pemberian vitamin E. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Cahyanti, Nirma. 2005. Pola distribusi serabut saraf dari percabangan Plexus brachialis
pada kambing. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Mustika, Fika Dewi. 2006. Karakteristik emulsifier dalam minyak otak sapi hasil proses
degumming dengan jumlah penambahan asam sitrat yang berbeda. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Retnowati, Ari. 2006. Karakteristik emulsifier dari otak sapi yang diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Bogor.
LAMPIRAN