Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Nida Kotrun Nada

AZAS KIMIA ANALITIK NIM : G44190061


Kelompok : C Siang
Hari, Tanggal : Kamis, 17 September 2020
Waktu : Pukul 13.00-16.00
Nama Asisten : Alphiani Mulfi
PJP : Dr. Wulan Tri W, M.Si

PERALATAN KACA YANG UMUM DAN KESELAMATAN KERJA

Pendahuluan
Menurut WTO dan GATT, pada tahun 2020, kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antara negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
anggota, termasuk Indonesia ( Salawati 2009). Keselamatan dan keamanan kerja di
laboratorium sangat penting dan perlu perhatian khusus karena sangat terkait
dengan kinerja dosen/peneliti maupun mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya
fasilitas keselamatan dan keamanan kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
kimia juga tentu sangat penting dan harus diperhatikan oleh setiap orang yang
bekerja di laboratorium ini. Pengelolaan keselamatan dan keamanan Laboratorium
kimia merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna, oleh
karena itu setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup
usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja
di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan ( Sangi 2018).

Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia diantaranya


seperti saat pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi
seperti keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar. Kemudian
pada saat pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti luka, iritasi mata,
dan tertelan bahan kimia. Penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang
ada seperti terpapar panas, kebakaran, penggunaan gelas ukur yang sudah
menggumpal mengakibatkan luka gores. Pengambilan reakgen dari
lemari/gudang penyimpanan bahan kimia potensi bahaya yang terjadi ada pusing,
mual, sakit tenggorokan, iritasi mata, dan sesak nafas ( Syakbania dan
Wahyuningsih 2017).

Potensi bahaya yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
pengguna laboratorium (mahasiswa yang bersangkutan) kurang memahami
prosedur keselamatan kerja di laboratorium, kurang memahami terhadap sifat
bahan kimia yang digunakan dalam penelitian, kurang memahami terhadap
instrumen dan bahayanya, kurang memahami penggunaan alat-alat dengan baik,
tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati, serta tidak berhati-
hati dalam melakukan kegiatan laboratorium atau kelalaian dan kecerobohan dalam
bekerja serta lemahnya pengawasan. Berdasarkan atas permasalahan tersebut,
praktikum ini bertujuan melakukan pengenalan kembali terhadap peralatan kaca
umum yang sering digunakan di laboratorium serta pengenalan keselamatan kerja
di laboratorium.

Data
Tabel 1 simbol bahan bahaya
Simbol Bahaya Penanganan

Meledak pada kondisi Hindari dari benturan,


tertentu. tabrakan, guncangan,
gesekan, percikan, api
dan panas.
Explosive ( E)
Dapat membakar bahan Hindari panas dan kontak
lain, penyebab timbulnya dengan bahan yang
api, atau penyebab mudah terbakar atau
kesulitan dalam yang bersifat reduktor,
Oksidator (O) pemadaman api. dan resiko percikan.

Mudah terbakar Terbagi menjadi 4 :


1. Zat terbakar langsung
Pencegahan: Hindari
campuran dengan udara.
2. Gas amat mudah
Flammable ( F ) terbakar
Pencegahan : Hindari
campuran dengan udara
dan percikan api.
3. Zat yang sensitif
terhadap air
Pencegahan : Hindari
campuran dengan air
atau kondisi kelembaban
tinggi.
4. Cairan mudah
terbakar : titik nyala
(flash point) di bawah
21oC.
Pencegahan : Jauhkan
dari api, sumber api &
loncatan api.
Hindari kontak dengan
Merusak jaringan tubuh mata, kulit atau pakaian,
dan jangan menghirup
uapnya pada saat
Corrosive ( C ) bernapas.

Bahan beracun yang Kontak dengan tubuh


cukup berbahaya bagi harus dihindari.
kesehatan bila terisap, Perhatian khusus perlu
tertelan, atau kontak jika bekerja dengan
dengan kulit. Bahan ini bahan kimia yang
juga dapat mematikan bersifat karsinogenik,
pada konsentrasi teratogenik, atau
Toxic ( T ) tertentu. mutagenik.

Menimbulkan kerusakan Hindari kontak dengan


kecil pada tubuh tubuh atau hindari
menghirup uapnya.

Harmful ( Xn)

Terjadinya iritasi pada Hindari kontak dengan


kulit, mata, dan saluran mata, kulit, dan jangan
pernapasan. menghirup uapnya.

Irritant ( Xi )
Menyebabkan kerusakan Tidak boleh dibuang ke
lingkungan tanah maupun perairan.
Dibuang pada tempat
tertentu (pengolahan
limbah beracun).

Enviromental Hazard
(U)

Gambar 1 NFPA Diamond

Tabel 2 NFPA Diamond


Contoh Bahan Warna Angka Keterangan
Hidrogen Sianida Biru 4 Mengakibatkan
(HCN) ( Health ) kematian atau
luka
Merah 4 Cepat terbakar
( Flammability) dan menguap

Kuning 2 Bereaksi keras


( Reactivity) dengan air

Putih - Tidak ada bahaya


( Spesifik Hazard) spesifik
(Sardi 2018)

Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai alat-alat kaca yang umum serta
keselamatan kerja di laboratorium. Ketika bekerja di dalam laboratorium ada hal-
hal yang harus diperhatikan, baik dari segi alat, bahan, maupun perlindungan diri
yang digunakan. Perlindungan diri merupakan hal utama yang penting untuk
menjaga tubuh kita dari kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium. Dimulai
dengan menggunakan jas laboratorium lengkap dengan mengancinginya dari atas
hingga bawah. Kemudian gunakan googles untuk menghindari terkena dari
percikan-percikan bahan kimia. Sarung tangan juga diperlukan ketika bekerja di
laboratorium. Pada percobaan secara umum dapat menggunakan sarung tangan
berbahan latex dan untuk bahan kimia yang panas dan dingin menggunakan sarung
tangan yang berbahan tebal. Sebaiknya juga menggunakan sarung tangan yang non
absorbent karena resiko dari bahan yang kita tangani ternyata bisa saja terabsorb
atau terjerap masuk ke dalam sarung tangan. Penggunaannya juga lebih baik tidak
berkali-kali dan sering-sering mencuci tangan. Serta menggunakan masker jika
berhadapan dengan zat yang berbahaya untuk pernafasan.
Setelah perlindungan diri, kita juga harus melakukan pengecekan terhadap
peralatan yang akan digunakan agar tidak membahayakan dalam bekerja nanti. Kita
juga harus mengetahui fungsi dan cara penggunaan dari alat-alat tersebut. Seperti
lemari asam untuk meletakkan zat-zat berbahaya dan ketika bekerja ventilasinya
harus dibuka 8-16 inchi, bahan kimia yang digunakan tidak boleh diletakkan tepat
di bawah ventilasi karena bisa saja tumpah dan uapnya pun beracun serta bergiliran
jika ingin menggunakan lemari asam tersebut. Kemudian ada statif untuk menahan
peralatan seperti buret, gelas piala, cawan porselen, dan lain-lain. Kemudian cawan
porselen digunakan untuk memanaskan zat atau bahan pada suhu tinggi dan
biasanya menggunakan penahan yang disebut kaki tiga serta diletakkan di atas
kawat kasa.
Kemudian alat-alat gelas dibedakan menjadi dua macam, yaitu “to contain”
dan “to deliver”. Alat gelas “to contain” memiliki arti untuk menyimpan sejumlah
volume larutan atau untuk mereaksikan larutan. Alat gelas yang termasuk ke dalam
“to contain“ seperti gelas piala, labu Erlenmeyer, dan gelas ukur. Sedangkan alat
gelas “to deliver” memiliki arti untuk menyalurkan atau memindahkan sejumlah
volume. Alat gelas yang termasuk ke dalam “to deliver” seperti buret dan berbagai
jenis pipet. Pada gelas piala dan labu Erlenmeyer terdapat perbedaan dalam hal
mengaduk larutan. Pada labu Erlenmeyer dapat diaduk untuk proses pencampuran
larutan dengan menggoyangkan atau memutar labu tersebut. Sedangkan pada gelas
piala, untuk proses pencampuran harus diaduk menggunakan batang pengaduk dan
jika membutuhkan waktu yang lama dalam pengadukan, dapat menggunakan
magnetik spirer.
Selanjutnya, dalam bekerja di laboratorium dilarang untuk makan, minum,
membawa barang-barang pribadi, serta merias diri. Hal ini dikhawatirkan akan
terjadi kontaminasi antara bahan kimia dengan barang-barang yang kita bawa. Kita
juga harus memerhatikan kebersihan laboratorium agar dapat bekerja dengan
nyaman dan tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan yang akan digunakan. Di
dalam laboratorium juga harus tersedia Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) yang berisi obat-obatan untuk pertolongan pertama seperti alkohol, air kapur,
plester, perban, dan lain-lain. Serta tersedia pemadam api kering atau chemical
foam extinguisher. Pemadam ini dapat digunakan jika terjadi kebakaran karena
tegangan listrik, pelarut organik maupun zat yang mudah menguap.
Kemudian terdapat dua alat untuk mengidentifikasikan bahaya bahan kimia,
yaitu lembar data kesehatan atau Materials Safety Data Sheets (MSDS) dan label
bahan kimia atau Globally Harmonizes System of Classification and Labeling of
Chemicals (GHS). MSDS ini berfungsi untuk mengetahui sifat, bahaya dan
pencegahan bahan-bahan kimia. Sedangkan GHS berisi 16 bagian untuk
mengidentifikasi bahan-bahan kimia. Kita harus memahami makna dari simbol
berbahaya. Seperti simbol api untuk bahan yang mudah terbakar dan memiliki
empat kategori :
1. Zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor
2. Gas yang mudah terbakar, contohnya butana
3. Zat yang sensitif dengan air, contohnya litium aluminium hidrida
4. Cairan mudah terbakar, contohnya benzene
Untuk penanganan bahan yang mudah terbakar tidak boleh langsung dengan air
atau kain yang basah, karena ada bahan yang sangat reaktif terhadap air. Dengan
adanya MSDS terdapat cara penanganan yang baik agar tidak menimbulkan
kecelakaan. Selanjutnya, terdapat juga National Fire Protection Asociation (NFPA)
pada bahan kimia yang memberikan informasi resiko bahan yang digunakan dan
cara penanganannya. Memiliki 4 warna, biru untuk bahaya kesehatan, merah untuk
bahaya terbakar, kuning untuk reaktivitas dan masing-masing ketiga itu memiliki
skala 0-4 yang semakin tinggi semakin beresiko menimbulkan bahaya. Kemudian
pada warna putih, untuk bahaya spesifik tidak menggunakan skala angka, namun
menggunakan simbol huruf tertentu.

Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penting untuk mengenal kembali peralatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
Kita harus memahami fungsi dan cara penggunaan dari alat-alat yang ada di
laboratorium. Kita perlu mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam
keselamatan kerja di laboratorium. Kita juga harus memahami arti dari simbol
bahaya kimia yang terdapat pada bahan-bahan kimia. Mengetahui seberapa
beresikonya bahan kimia tersebut dan cara untuk melakukan pencegahan serta
penanganan jika bahan-bahan tersebut tumpah atau yang lainnya. Semua hal itu
penting untuk kita perhatikan agar dapat bekerja di laboratorium dengan aman dan
meniminalisir terjadinya kecelakaan kerja, namun jika terjadi suatu kecelakaan, kita
juga sudah mengerti bagaimana cara menanganinya.

Daftar Pustaka
Salawati L. 2009. Keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium kesehatan.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 3(1):157-164.

Sangi MS. 2018. Keselamatan dan keamanan laboratorium IPA. Jurnal


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi.
7(1) : 20-24.

Sardi A. 2018. GHS: keselamatan berbicara melalui simbol. Jurnal Bioscience.


2(1) : 1-10.
Syakbania DN dan Wahyuningsih AS. 2017. Program keselamatan dan kesehatan
kerja di laboratorium kimia. Higeia journal of public health Research and
development. 1(2) : 49-57.

Jawaban Pertanyaan
1. Alat-alat laboratorium dan fungsinya
a. Piring evaporasi : untuk memanaskan cairan untuk penguapan
b. Penjepit utilitas : untuk mengamankan barang yang mudah pecah ke
tempat yang diinginkan
c. Buret : untuk titrasi mengeluarkan volume cairan yang akurat dan
mengukur debitnya
d. Erlenmeyer : untuk mencampur larutan tanpa harus tumpah
e. Tang pipa : untuk mengambil atau menahan benda-benda kecil
f. Mortal dan alu : untuk menghaluskan atau menghancurkan bahan-bahan
kimia yang masih kasar
g. Skapula : mengambil bahan padatan dan memindahkan ke wadah lain
h. Batang pengaduk : untuk mengaduk larutan atau cairan kimia
i. Corong : untuk memindahkan cairan atau bahan berbutir halus ke dalam
wadah, untuk filtrasi labu ukur volumetrik
j. Pipet volumetrik : untuk mengukur volume yang tepat
k. Beker : mengaduk campuran atau memanaskan cairan dan tidak
digunakan untuk pengukuran yang tepat
l. Gelas ukur volumetrik : untuk mengukur volume dengan tidak tepat
seperti buret atau pipet
m. Bunsen : untuk membakar atau memanaskan bahan kimia
n. Tabung reaksi : untuk mereaksikan larutan dalam jumlah yang sedikit
o. Cawan porselen : untuk memanaskan zat pada suhu tinggi

2. Simbol bahan kimia dan artinya

Hazard Bahaya Penanganan


Pictogram

Meledak pada kondisi Hindari dari benturan,


tertentu. tabrakan, guncangan,
gesekan, percikan, api
dan panas.
Explosive ( E)
Dapat membakar bahan Hindari panas dan kontak
lain, penyebab timbulnya dengan bahan yang
api, atau penyebab mudah terbakar atau
kesulitan dalam yang bersifat reduktor,
Oksidator (O) pemadaman api. dan resiko percikan.

Terbagi menjadi 4 :
1. Zat terbakar langsung
Pencegahan: Hindari
campuran dengan udara.

2. Gas amat mudah


Mudah terbakar terbakar
Pencegahan : Hindari
campuran dengan udara
Flammable ( F ) dan percikan api.

3. Zat yang sensitif


terhadap air
Pencegahan : Hindari
campuran dengan air
atau kondisi kelembaban
tinggi.

4. Cairan mudah
terbakar : titik nyala
(flash point) di bawah
21oC.
Pencegahan : Jauhkan
dari api, sumber api &
loncatan api.

Hindari kontak dengan


mata, kulit atau pakaian,
Merusak jaringan tubuh dan jangan menghirup
uapnya pada saat
bernapas.

Corrosive ( C )

Bahan beracun yang Kontak dengan tubuh


cukup berbahaya bagi harus dihindari.
kesehatan bila terisap, Perhatian khusus perlu
tertelan, atau kontak jika bekerja dengan
dengan kulit. Bahan ini bahan kimia yang
juga dapat mematikan bersifat karsinogenik,
pada konsentrasi teratogenik, atau
Toxic ( T ) tertentu. mutagenik.

Hindari kontak dengan


Menimbulkan kerusakan tubuh atau hindari
kecil pada tubuh menghirup uapnya.

Harmful ( Xn)
Terjadinya iritasi pada Hindari kontak dengan
kulit, mata, dan saluran mata, kulit, dan jangan
pernapasan. menghirup uapnya.

Irritant ( Xi )

Tidak boleh dibuang ke


Menyebabkan kerusakan tanah maupun perairan.
lingkungan Dibuang pada tempat
tertentu (pengolahan
limbah beracun).
Enviromental Hazard
(U)

3. Safety data sheet informasi tentang potensi bahaya (kesehatan, kebakaran,


reaktivitas dan lingkungan) dan bagaimana bekerja dengan aman dengan
bahan-bahan kimia. Memuat informasi tentang :
a. Informasi umum tentang bahan.
b. Informasi Komponen Berbahaya.
c. Reaktivitas Bahan.
d. Sifat Mudah terbakarnya bahan.
e. Sifat Fisika Bahan.
f. Sifat Kimia Bahan.
g. Dampak Kesehatan.
h. Pertolongan Pertama.
i. Penyimpanan.
4. NFPA hazard diamond membuat sistem standar identifikasi bahaya dari
material untuk tanggap darurat. menyediakan sistem yang simpel, mudah
dikenali dan mudah dipahami untuk identifikasi bahaya yang spesifik dari
suatu material dan tingkat keparahannya yang mungkin terjadi saat dalam
kondisi darurat. Sistem ini mencakup informasi dari sisi:
a. Kesehatan (Health) berwarna biru yang akan mencakup kemampuan suatu
material untuk menyebabkan cidera bagi manusia akibat kontak dengan
kulit maupun mata ataupun masuk ke tubuh melalui pernafasan maupun
mulut
b. Terbakar (Flammability) berwarna merah yang mencakup kemudahan
suatu material untuk terbakar
c. Reaktivitas (Instability) berwarna kuning yang mencakup kemudahan
suatu material untuk melepaskan energi
d. Bahaya khusus (Special Hazard) berwarna putih

5. Alat pelindung keselamatan :


a. Googles : kacamata untuk menghindari dari percika bahan kimia. Cara
menggunakannya langsung dipakai seperti memakai kacamata
umumnya
b. Jas laboratorium : untuk melindungi tubuh dari bahan kimia. Cara
penggunaannya seperti memakai jas pada umumnya dan jas harus
terkancingi dengan rapi
c. Sarung tangan : untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia.
Cara penggunaanya dipakai ditangan dan tidak boleh berkali-kali pakai
d. Selimut anti api : untuk penanganan darurat jika ada kebakaran. Cara
penggunaannya dengan menyelimuti barang atau seseorang yang
terkena api
e. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap,
debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat
rangsangan.

6. Kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terjadi di laboratorium, seperti


jika ada alat yang retak kemudian dipanaskan maka bisa saja alat tersebut
pecah dan larutannya dapat tumpah mengenai tubuh kita atau daerah
sekitar tubuh, kemudian tidak sengaja menumpahkan bahan kimia, terjadi
korsleting listrik yang memicu terjadinya kebakaran di dalam
laboratorium, ketika mereaksikan suatu larutan kemudian tidak sengaja
terkena percikan maka harus langsung dicuci dengan air banyak-banyak,
tidak sengaja menelan dan menghirup zat yang beracun, salah
mencampurkan bahan kimia sehingga menimbulkan ledakan, serta ledakan
yang berasal dari kompor yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai