Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

RESIKO BEKERJA DI LABORATORIUM

DISUSUN OLEH:
NAMA :KHANIA CESSA YULINDRA
NIM :P01750122026
KELAS :TLM 1A
MATA KULIAH :PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
DOSEN PENGAMPUH :HALIMAH, M.KM

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2022/2023
Resiko Bekerja di Laboratorium

Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi risiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja,
besarnya potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja tergantung dari jenis produksi, teknologi
yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan serta kualitas manajemen dan
tenaga pelaksana. Keselamatan kerja adalah salah satu program untuk melindungi karyawan atau
pekerja saat bekerja atau saat berada ditempat kerja dari risiko kecelakaan kerja dan kerusakan
mesin atau alat kerja untuk mencegah dan menghilangkan sebab terjadinya kecelakaan. Kita akan
menyadari setiap risiko itu apabila telah terjadi sesuatu yang merugikan bahkan mencelakakan kita
sebagai akibat dari kelalaian kita di saat bekerja. Hal ini tentu tidak kita harapkan terjadi, karena
kerugian yang akan kita dapatkan tentu lebih besar, apalagi bila sudah membuat kita cacat seumur
hidup, atau terkena penyakit mematikan. Begitupun jika bekerja di laboratorium yang memiliki
resiko pekerjaan yang cukup berbahaya karena banyaknya bahan kimia dan juga alat-alat yang
harus digunakan sesuai dengan prosedur yang ada agar terhindar dari kecelakaan. Oleh sebab itu,
sangat penting bagi seorang ATLM untuk memahami zat/bahan kimia yang akan Anda gunakan
di laboratorium, baik dari risikonya maupun cara pengelolaannya.
A. Bahan Kimia Berbahaya, Simbol Bahaya, dan Jenis Resikonya

Contoh bahan Simbol bahaya Jenis Arti tindakan


Bahaya
(resiko)
Natrium Iritant Bahan yang dapat Hindari kontak
Hidroksida menyebabkan iritasi, langsung
(NaOH), gatal-gatal dan dapat dengan kulit.
Heksanol menyebabkan luka
(C6H5OH), Klorin bakar pada kulit.
(Cl2)

(Xi)
Diklorometan : Harmful Bahan yang dapat Jangan dihirup,
Etilen Glikol merusak kesehatan jangan ditelan
tubuh bila kontak dan hindari
langsung dengan kontak
tubuh atau melalui langsung
inhalasi. dengan kulit.

(Xn)
Metanol Toxic Bahan yang bersifat Jangan ditelan
(CH3OH), beracun, dapat dan jangan
Benzena (C6H6) menyebabkan sakit dihirup, hindari
serius bahkan kontak
kematian bila langsung
tertelan atau terhirup dengan kulit.
(T)
Kalium sianida, Very toxic Bahan yang bersifat Hindari kontak
Hydrogen sulfida, sangat beracun dan langsung
Nitrobenzene dan lebih sangat dengan tubuh
Atripin. berbahaya bagi dan sistem
kesehatan yang juga pernapasan.
dapat menyebabkan
sakit kronis bahkan
kematian.

(T+)
Asam Klorida Corrosive Bahan yang bersifat Hindari kontak
(HCl), Asam Slfat korosif, dapat langsung
(H2SO4), Natrium merusak jaringan dengan kulit
Hidroksida hidup, dapat dan hindari dari
(NaOH (>2%)) menyebabkan iritasi benda-benda
pada kulit, gatal- yang bersifat
gatal dan dapat logam
membuat kulit
mengelupas.

(C)
Minyak terpentin. Flammable Bahan kimia yang auhkan dari
mempunyai titik benda-benda
nyala rendah, mudah yang berpotensi
terbakar dengan api mengeluarkan
bunsen, permukaan api
metal panas atau
loncatan bunga api.

Aseton dan Highly Mudah terbakar di Hindari dari


Logam natrium. Flammable bawah kondisi sumber api, api
atmosferik biasa atau terbuka dan
mempunyai titik loncatan api,
nyala rendah (di serta hindari
(F+) bawah 21°C) dan pengaruh pada
mudah terbakar di kelembaban
bawah pengaruh tertentu.
kelembapan.
Dietil eter Extremely Bahan yang amat Jauhkan dari
(cairan), Propane Flammable sangat mudah campuran udara
(gas). terbakar. Berupa gas dan sumber api.
dan udara yang
membentuk suatu
campuran yang
bersifat mudah
meledak di bawah
kondisi normal.
KClO3, NH4NO3 Explosive Bahan kimia yang Hindari
mudah meledak pukulan/bentura
dengan adanya panas n, gesekan,
atau percikan bunga pemanasan, api
api, gesekan atau dan sumber
benturan. nyala lain
bahkan tanpa
oksigen
atmosferik.
Hidrogen Oxidizing Bahan kimia bersifat Hindarkan dari
peroksida, pengoksidasi, dapat panas dan
Kalium perklorat. menyebabkan reduktor.
kebakaran dengan
menghasilkan panas
saat kontak dengan
bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tetraklorometan, Dengerous Bahan kimia yang Hindari kontak
Petroleum bensin. For the berbahaya bagi satu atau bercampur
Environment atau beberapa dengan
komponen lingkungan
lingkungan. Dapat yang dapat
menyebabkan membahayakan
kerusakan makhluk hidup
ekosistem.
Sulfur, Picric Flammable Padatan yang mudah Hindari panas
acid, Magnesium. Solid terbakar atau bahan
mudah terbakar
dan reduktor,
serta hindari
kontak dengan
air apabila
bereaksi dengan
air dan
menimbulkan
panas serta api.
Acetone, Benzene Flammable Cairan yang mudah Hindari kontak
Liquid terbakar dengan benda
yang berpotensi
mengeluarkan
panas atau api.

Acetelyne, LPG, Flammable Simbol pengaman Jauhkan dari


Hydrogen. Gas yang digunakan pada panas atau
tempat penyimpanan percikan api.
material gas yang
mudah terbakar.

Carbon, Spontaneous Material yang dapat Simpan di


Charcoalnon- ly secara spontan tempat yang
activated, Carbon Combustible mudah terbakar. jauh dari
black. Substances sumber panas
atau sumber api.
Calcium carbide, Dengerous Material yang Jauhkan dari air
Potassium When Wet bereaksi cukup keras dan simpan di
phosphide dengan air. tempat yang
kering/tidak
lembab.
Calcium Oxidizer Material yang mudah Hindarkan dari
hypochlorite, menimbulkan api panas dan
Sodium peroxide, ketika kontak dengan reduktor
Ammonium material lain yang
dichromate mudah terbakar dan
dapat menimbulkan
ledakan
Benzol peroxide, Organic Merupakan simbol Hindarkan dari
Methyl ethyl Peroxide keamanan bahan panas dan
ketone peroxide. kimia yang reduktor
digunakan dalam
transportasi dan
penyimpanan
peroksida organik.
Oksigen, Non Simbol pengaman Hindari kontak
Nitrogen Flammable yang digunakan pada dengan benda
Gas transportasi dan yang berpotensi
penyimpanan mengeluarkan
material gas yang panas atau api.
tidak mudah
terbakar.
Calcium cyanide, Poison Simbol yang Hindari kontak
Carbon digunakan pada langsung,
transportasi dan tertelan. Segera
penyimpanan cuci tangan
bahanbahan yang
beracun (belum tentu
gas).
Chlorine, Methil Poison Gas Simbol yang Jauhkan dari
bromide, Nitric digunakan pada pernapasan kita.
oxide. transportasi dan
penyimpanan
material gas yang
beracun.
Acrylamide, Harmful Akrilamida adalah Jauhkan dari
Amonium zat neurotoksik, makanan atau
artinya zat yang minuman.
dapat meracuni
syaraf. Efek utama
keracunan
akrilamida adalah
gangguan pada
sistem syaraf
Acrylamide juga
merupakan zat
genotoksisitas yakni
diduga dapat
merusak kesuburan;
senyawa amonium
seperti ammonium
nitrat jika terhirup
menyebabkan iritasi
pada saluran
pencernaan dengan
gejala batuk, sakit
tenggorokan dan
napas yang pendek.
Menyebabkan
methemoglobinemia,
sianosis, konvulsi,
takikardia, dispnea,
dan kematian.
Gas halogen (Br Inhalation Bahan-bahan yang Jangan dihirup.
Br2, Cl2, uap eter, Hazard dapat merusak
uap klorofor sistem inhalasi atau
pernapasan
Untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di
tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko kegiatannya meliputi identifikasi bahaya,
analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi .
Manajemen risiko memberikan suatu cara secara terstruktur tentang identifikasi dan analisis risiko,
serta pemikiran dan implementasi respon yang tepat dari akibat yang ditimbulkan. Respon-respon
tersebut secara umum menggambarkan strategi-strategi untuk pencegahan risiko, transfer risiko,
pengaruh mitigasi atau penerimaan risiko. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan intensif dari
petugas dan pengampu praktikum pada saat praktikum berlangsung. Untuk mencegah terjadinya
keracunan selama bekerja di laboratorium, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan
pengguna adalah dalam bekerja:
1. Anda harus memiliki pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum
melakukan analisis.
2. Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan label yang
sesuai dan peringatan bahayanya.
3. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan/minuman,
gunakanlah botol reagen.
4. Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
5. Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap dan beracun.
6. Pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan kimia di
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Murdiyono. 2016. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di bengkel pengelasan
SMK. Jurnal pendidikan vocasional teknik Mesin Vol 4 No 1 : 47-54.
Dian Palupi Restuputri1, Resti Prima Dyan Sari. 2015. Analisis Kecelakaan Kerja dengan
Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP). Jurnal Ilmiah
Teknik Industri, Vol. 14, No. 1, juni 2015 ISSN 1412-6869.
Moeller, R.R. 2007. COSO Enterprise Risk Management. Understanding the New Integrated ERM
Framework. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
I Dewa Putu Subamia, I.G.A.N. Sri Wahyuni, Ni Nyoman Widiasih, 2019. Analisis Resiko Bahan
Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Jurnal Matematika,Sains, dan
Pembelajarannya, Vol 13 No 1, April 2019.
Rahmadhani, Dicky. 2017. Analisis Potensi Risiko Bahaya Pada Laboratorium Fakultas
Teknologi Industri di Lantai 2 dan 3 Gedung K.H.Wahid Hasyim dengan Pendekatan
HIRA dan HAZOP. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Mardiana, Ira Gustira Rahayu. 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis (TLM)
Pengantar Laboratorium Medik. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Badan pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Edisi Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai