PROPOSAL PENELITIAN
INNAKA HASBULLAH
LEMBAR PENGESAHAN
Ir. Dwi Margi Suci, M.S Prof Dr Ir Nahrowi, M.Sc Innaka Hasbullah
NIP. 19610905 198703 2 001 NIP. 19620425 198603 1 002 NIM. D24160022
Menyetujui,
Ketua Departemen
Ilmu Nutrisi danTeknologi Pakan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis
Ruang lingkup penelitian ini meliputi bungkil inti sawit dengan enzim
enerzyme pro 700 yang diproduksi PT. Farma Sevaka Nusantara. Kemudian
dilakukan percobaan dengan pemberian ransum yang mengandung bungkil inti
sawit dengan penambahan enzim enerzyme pro 700. Selanjutnya pengamatan
terhadap performa ayam broiler mengidentifikasi penggunaan optimum bungkil
inti sawit pada ransum ayam broiler.
TINJAUAN PUSTAKA
Bungkil inti sawit merupakan hasil samping dari pemerasan daging buah
inti sawit atau palm kernel. Proses pemerasan minyak secara mekanis
menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal masih cukup banyak (sekitar 9,6%).
Hal ini menye babkan bungkil inti sawit cepat tengik akibat oksidasi lemak yang
masih cukup tinggi tersebut. Bungkil inti sawit biasanya terkontaminasi dengan
pecahan cangkang sawit dengan jumlah 9,1-22,8%. Pecahan cangkang
mempunyai tekstur yang keras dan tajam. Hal ini menyebabkan bahan ini kurang
disukai ternak (kurang palatable) dan dikhawatirkan dapat merusak dinding
saluran pencernaan ternak muda. Bungkil inti sawit dapat digunakan untuk pakan
ternak sebagai sumber energi atau protein. Namun, penggunaannya untuk pakan
unggas terbatas karena tingginya kadar serat kasar (21,7%), termasuk
hemiselulosa (mannan dan galaktomanan), serta rendahnya kadar dan kecernaan
asam amino. Batas penggunaan bungkil inti sawit dalam campuran pakan unggas
bervariasi, yaitu antara 5-10% pada ransum ayam broiler dan bisa digunakan
hingga 20-25% dalam ransum ayam petelur (Sinurat 2012).
Bungkil inti sawit merupakan hasil samping yang diperoleh dari pabrik
pengolahan kelapa sawit yang potensial untuk dijadikan sebagai bahan pakan
ternak. Pemanfaatan BIS sebagai sumber energi dalam pakan juga dapat
mengurangi biaya pakan. Pengolahan inti sawit menghasilkan sekitar 45% minyak
inti sawit sebagai hasil utama dan bungkil inti sawit sekitar 45% sebagai hasil
sampingan. BIS mempunyai berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan
pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan yang lebih tinggi dari sifat fisik yang
dimiliki bungkil kedele. Bungkil inti sawit, sangat potensial untuk digunakan
sebagai pakan alternatif sumber protein dan energi. Kandungan gizi pada BIS
adalah protein kasar 15.32 %, serat kasar 14.39%, lemak kasar 1.75%, Ca 0.49%
dan P 0.68%, dengan kandungan energi metabolis 1892 Kkal/kg. Kandungan zat
nutrisi dalam BIS bervariasi, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan umur
tanaman, teknik ekstraksi, daerah asal atau jenis kelapa sawit. Konsentrat protein
yang diekstraksi dari bungkil inti sawit memiliki retensi protein dan energi
metabolis murni yang lebih tinggi dari bungkil inti sawit tanpa pengolahan serta
hampir menyamai dengan bungkil kedelai yang mempunyai retensi protein dan
energi metabolis murni (Loka 2017).
Ayam Broiler
Ayam broiler atau sering juga disebut ayam ras pedaging adalah istilah
untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik
ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging. Ayam
broiler memiliki pertumbuhan yang sangat pesat pada umur 1-5 minggu dan sudah
dapat dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3-1,4 kg.
Ciri khas ayam broiler adalah: a) rasanya enak dan khas, b) pengolahannya mudah
tetapi mudah hancur dalam proses perebusan yang lama (Nizam 2013).
Ayam Broiler Strain Ross berasal dari persilangan antara bangsa ayam
Cornish dengan bangsa ayam yang berasal dari Inggris. Ciri-ciri fisik DOC dari
jenis ayam broiler ini adalah memiliki warna bulu kuning. Ross memiliki
karakteristik Feed Convertion Ratio (FCR) atau rasio konsumsi pakan lebih
efisien, laju pertumbuhan lebih cepat, daya hidup lebih bagus, focus
pengembangan genetik pada kekuatan kaki sebagai penyeimbang berat badan.
ayam broiler strain Ross memiliki performance mingguan yang cukup baik sesuai
dengan tujuan menghasilkan strain ross. Berat badan umur 4 minggu mencapai
1501 g/ekor dengan konsumsi ransum 2116 g/ekor serta FCR 1,4. Prestasi bobot
badan Strain Ross ini hampir mencapai performance strain ayam Cobb 500 yaitu
pada umur 4 minggu 1615 g/ekor (Banamtuan 2019).
Enzim
Materi
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah bungkil inti sawit,
enzim enerzyme pro 700, dan bahan pakan penyusun ransum unggas lainnya.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler unsex strain
Ross, kandang, dan oven.
Prosedur
Persiapan Pakan
Pakan yang digunakan adalah ransum yang diformulasikan sendiri dengan
penggunaan bungkil inti sawit (BIS) sesuai dengan perlakuan. Ransum starter dan
finisher yang akan digunakan adalah ransum yang mengandung bungkil ini sawit
yang disusun sesuai kebutuhan ayam broiler menurut NRC (2004).
Persiapan Kandang
Enam puluh kandang beralaskan liter ukuran 1x1 m2 diisi masing masing
untuk 20 ekor DOC. Kandang dilengkapi dengan penerang sekaligus pemanas,
tempat makan dan minum sesuai dengan kebutuhan.
Pemeliharaan
Sebanyak 1200 DOC akan dibagi secara acak pada 60 petak masing-
masing 20 ekor. Pemeliharaan akan dilakukan selama 35 hari. Pemberian pakan
pada 7 hari pertaa akan dilakukan sebanyak 3 jam sekali, 7 hari berikutnya 4 jam
sekali, kemudian 21 hari selanjutnya 3 kali sehari. Air minum akan diberikan ad
libitum.
Perlakuan
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
R0 : Kontrol R (BISR + 0% Enerzyme pro 700)
R1 : BISR 5% + 0.0035% Enerzyme pro 700
R2 : BISR 10% + 0.0035% Enerzyme pro 700
R3 : Kontrol T (BIST + 0% Enerzyme Pro 700)
R4 : BIST 5% + 0.0035% Enerzyme pro 700
R5 : BIST 10% + 0.0035% Enerzyme pro 700
Keterangan :
BISR : BIS tanpa perlakuan
BIST : BIS yang sudah diberi perlakuan fisik dan kimia
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan yaitu Rancangan Acak
Lengkap Faktorial (RALF) dengan pola faktorial (2x3) 10 ulangan. Faktor
pertama adalah jenis bungkil inti sawit dan faktor kedua adalah taraf penggunaan
bungkil inti sawit. Masing-masing ulangan akan diisi sebanyak 20 ekor. Model
matematika yang akan digunakan sesuai (Steel dan Torrie 1993) sebagai berikut:
Hijk = π + Pj + Pk + (Pj x Pk) + eijk
Keterangan :
Hijk = Hasil akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada ulangan ke-i
π = Nilai tengah umum
Pj = Pengaruh faktor perlakuan ke-j
Pk = Pengaruh faktor perlakuan ke-k
Pj x Pk = Interaksi perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k
Eijk = Error akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada ulangan ke-i
i = 1, 2, …., u (u = ulangan)
j = 1, 2, …., p ke-1 (p = perlakuan ke-1)
k = 1, 2,…... p ke-2 (p = perlakuan ke-2)
Analisis Data
Program aplikasi yang akan digunakan dalam menganalisis data yaitu
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 25. Data akan dianalisis
menggunakan sidik ragam Analisis of Variance (ANOVA) dan jika berbeda nyata
(P<0.05) akan diuji lanjut Duncan (Steel dan Torrie 1993).
DAFTAR PUSTAKA