TUGAS MAKALAH
PENGAMATAN SISTEM PETERNAKAN ORGANIK
PADA KANDANG AYAM PETELUR
KAMPUS II POLBANGTAN GOWA
Oleh :
Kelompok 2 (4D)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai “Pengamatan Sistem Peternakan Organik Pada Kandang Ayam
Petelur Kampus II Polbangtan Gowa” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Sistem Peternakan Organik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................4
A. Perkandangan.....................................................................................4
B. Bibit......................................................................................................6
C. Pakan...................................................................................................7
D. Pengobatan.........................................................................................8
BAB III
PENUTUP..................................................................................................11
A. Kesimpulan........................................................................................11
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
antibiotik, dan diproduksi sesuai kesejahteraan hewan, kaedah ke
lestarian lingkungan alami tanpa meng gunakan bahan pakan yang
mengalami modifikasi gen. Peternakan organik adalah sebuah sistem
produksi yang menerapkan manajemen secara holistik yang mendorong
dan meningkatkan kesehatan agroekosistem, termasuk keanekaragaman
hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologis tanah, dan mengoptimalkan
kesehatan dan interdependensi komunitas dari kehidupan tanah. Sistem
ini bertujuan mengintegrasikan produksi ternak dan tanaman dan
mengembangkan hubungan simbiosis sumber daya serta daur ulang dan
terbarukan dalam sistem pertanian (Blair, 2008).
Oleh karena itu saat ini peternakan yang menggunakan sistem
perkandangan organik memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan peternakan pada umumnya. Hal ini tentunya dikarenakan
sulitnya mendapatkan label organik dan juga susahnya mendapatkan
produk yang betul-betul organik dipasaran yang mana akan sangat jauh
lebih memiliki manfaat dan sangat terasa perbedaannya. Tujuan penulisan
makalah ini untuk melihat sistem peternakan organik yang ada pada
ternak Ayam petelur di kampus II Polbangtan Gowa.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkandangan
4
Model kandang yang sesuai dengan sistem peternakan organik
adalah kandang yang menyediakan lading penggembalaan bagi ternak.
Hal ini terkait dengan kesejahteraan hewan yang menjadi perhatian utama
dalam pengembangan sistem peternakan organik. Khusus ternak unggas,
perkandangan yang sesuai dengan sistem peternakan organik adalah
perkandangan free range. Kandang ini tidak hanya menyediakan
kandang, tapi juga ladang penggembalaan yang disesuaikan dengan
habitat asli dari ternak unggas.
Berdasarkan pengamatan kami perkandangan ayam petelur di
kampus II Polbangtan Gowa ada yang organik dan ada yang tidak,
mengapa demikian? ada 2 kandang ayam petelur di kampus ini, yang satu
menggunakan sistem umbaran, dan yang satunya lagi menggunakan
sistem baterai, kandang dengan sistem umbaran dapat dikategorikan
sebagai kandang organik, hal ini dikarenakan ayam dapat bergerak dan
beraktifitas dengan bebas tapi tidak liar sehingga tidak rentan terserang
penyakit, sedangkan untuk kandang baterai dikatakan tidak organik.
5
B. Bibit
6
dipelihara dalam kondisi lokal. Proses identifikasi sumber bibit ternak
didasarkan pada dokumen yang mencatat sumber bibit/asal usul ternak
(recording ternak). Seleksi calon bibir yang didasarkan pada pengamatan
dan penampilan fisik berkorelasi positif terhadap faktor genetik ternak.
Berdasarkan pengamatan kami bibit ayam petelur ini untuk kandang
ayam umbaran maupun baterai. bibit yang digunakan berasal dari pullet,
namun tidak dapat dipungkiri dalam pemeliharaan sebelumnya dod ayam
petelur tentunya diberikan bahan-bahan seperti antibiotik, vaksin dan
lainnya sehingga tidak dapat dikatakan organik, namun untuk kandang
ayam umbaran pemberian jamu ternak dengan menggunakan bahan-
bahan alami rutin diberikan sehingga memungkinkan rendahnya pengaruh
bahan kimia yang dapat menurun ke keturunannya di masa mendatang,
hal ini dapat dikuatkan dengan tidak adanya residu berbahaya yang ada di
dalam kandungan telurnya.
C. Pakan
7
dengan menggunakan wadah, sehingga pengemasan bertujuan untuk
melindungi atau mengawetkan pakan ternak. Bahan kemasan sebaiknya
dipilih dari bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (bio-
degradable materials), bahan hasil daur-ulang (recycled materials), atau
bahan yang dapat didaur-ulang (recyclable materials); (SNI 6729:2016).
Selain memperhatikan metode penyimpanan juga perlu perhatian
terhadap konstruksi bangunan pabrik pakan diusahakan dapat
meminimalisir masuknya hama, burung, serangga dan hewan lainnya dari
daerah sekitarnya. Perawatan terhadap bangunan dan lantai dasar
diperhatikan supaya menciptakan kondisi bersih saat pegawai sedang
bekerja dan berlangsungnya produksi pakan. Peralatan yang tidak
digunakan bisa dipindahkan untuk mencegah menjadi tempat berkembang
biaknya hama. Di dalam bangunan juga harus disediakan ruang untuk
fasilitas dan ruang gerak bagi pegawai dalam bekerja.
Berdasarkan pengamatam kami, pakan ayam petelur yang
digunakan di kampus 2 Polbangtan Gowa bukan pakan organik, karena
dalam pencampuran pakan terdapat konsentrat tidak lengkap yang harus
ditambah dedak ataupun jagung, dan dalam konsentrat tidak lengkap
sendiri terdapat bahan-bahan yang tidak organik.
D. Pengobatan
8
masalah lain yang berdampak buruk pada kesehatan ternak itu sendiri.
Jika dengan upaya-upaya di atas, ternak tersebut masih terserang
penyakit atau terluka, maka harus ditangani secepatnya, bahkan jika perlu
diisolasi dan dikandangkan tersendiri. Jika pengobatan dengan cara-cara
non-organik tidak bisa dihindari, maka hal ini boleh dilakukan walaupun
penggunaan cara pengobatan non-organik ini akan menyebabkan ternak
tersebut kehilangan status organiknya.
Penggunaan produk obat hewan kelompok sediaan farmasetika jenis
kemoterapetika dalam peternakan organik harus mengikuti prinsip-prinsip
berikut: (a) Jika penyakit tertentu atau masalah kesehatan terjadi atau
mungkin terjadi, dan tidak ada cara penanganan/pengobatan alternatif
yang diijinkan, atau dalam kasus seperti vaksinasi, maka penggunaan
obat hewan kelompok sediaan farmasetika jenis kemoterapetika
diperbolehkan; (b) Fitoterapi (tidak termasuk penggunaan antibiotik),
homeopathic atau produk ayurvedic dan unsur-unsur mikro dapat
digunakan terutama obat hewan kelompok sediaan farmasetika jenis
kemoterapetika atau antibiotik, sehingga dampak therapinya efektif
terhadap hewan tersebut; (c) Jika penggunaan produk-produk di atas
dirasa tidak akan efektif untuk menyembuhkan penyakit atau luka, maka
obat hewan kelompok sediaan farmasetika jenis kemoterapetika atau
antibiotik dapat digunakan dengan pengawasan dokter hewan. Lamanya
pemberian adalah sesuai dengan dosis pengobatan dan harus
diperhatikan tentang waktu henti obat (withdrawal time) dari masing-
masing sediaan farmasetika jenis kemoterapetika tersebut minimum 48
jam.
Penggunaan obat hewan kelompok sediaan farmasetika jenis
kemoterapetika atau antibiotik untuk tindakan pencegahan tidak
diperkenankan. Pemberian hormon hanya dapat digunakan untuk alasan
terapi dan harus dibawah pengawasan dokter hewan. Penggunaan
stimulan pertumbuhan atau bahan-bahan yang digunakan untuk tujuan
perangsangan pertumbuhan atau produksi tidak diperbolehkan.
9
Berdasarkan pengamatan kami, pemberian obat yang dilakukan di
kandang ayam petelur khususnya di kandang litter atau umbaran tidak
menggunakan obat kimia, melainkan peternak menggunakan pencegahan
dan pengganti antibiotik menggunakan jamu dan pengobatan herbal atau
alternative untuk ternak yang mengalami sakit, sehingga untuk
pengobatan dapat dikatakan organik namun untuk kandang baterai tidak
belum bisa dikatakan organik karena masih menggunakan obat-obatan
berbahan kimia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
melainkan peternak menggunakan pencegahan dan pengganti
antibiotik menggunakan jamu dan pengobatan herbal atau alternative
untuk ternak yang mengalami sakit, sehingga untuk pengobatan
dapat dikatakan organik namun untuk kandang baterai tidak belum
bisa dikatakan organik karena masih menggunakan obat-obatan
berbahan kimia.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
FAO, 2012. Organic Agriculture and the Law. Food and Agruculture
Organization of the United Station. Rome.
13
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
14
Gambar 3. Ayam Petelur di kandang Baterai
15