Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGENALAN MIKROSKOP

RASYID HADI PUTRA PRATAMA


A.2110240
KELOMPOK PRAKTIKUM 4

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
I. PENDAHUALUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikroskop
B. Jenis – jenis Mikroskop
III. BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Cara kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut sejarah orang yang pertama kali berfikir untuk membuat alat yang Bernama
mikroskop ini adalah Zacharias Jasnssen. Dibantu oleh Hans Janssen mereka membuat
mikroskop pertama kali kali pada tahun 1590. Adapun manfaat mikroskop dalam dunia
pertanian yaitu untuk mengamati jaringan tumbuhan dan untuk meneliti jenis penyakit
yang ada dalam tumbuhan dengan demikian para petani akan terbantu dengan adanya
mikroskop.
B. Tujuan
1. Mengenal bagian-bagian mikroskop cahaya dan memahami cara penggunaannya
dengan benar.
2. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dengan mikroskop
cahaya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikroskop
Kata Mikroskop berasal dari bahasa Latin yaitu micro yang artinya kecil dan scopium
yang artinya penglihatan. Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil.
B. Jenis-jenis Mikroskop
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya ) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop
stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahaya nya , mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan electron.
Mikroskop cahaya memepunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop cahaya memiliki 3(tiga) sistem lensa , yaitu lensa obyektif ,lensa okuler ,dan
kondensor. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau
ganda (binokuler). Pada mikroskop terdapat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi
3(tiga) lensa lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat priparat. Kondensor berfungsi mungumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin. Dan menerangi obyek. Pada mikroskop konvensional. Sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari yang di pantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung
yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar dalam
kondensor. Pada mikroskop modern sudah di lengkapi lampu sebagai pengganti sumber
cahaya matahari.
Mengatur besarnya obyek
Bayangan dari obyek akan lebih besar dengan menggunakan mikroskop. Perbesarnya
dapat diketahui dari angka perbesaran yang ada pada lensa okuler dan lensa obyektif.
Ukuran sayu benda di bawah mikroskop dapat di duga dengan membandingkan nya
terhadap ukuran bidang pandang yang berbentuk lingkaran. Ukuran bidang pandang dapat
di tentukan sebagai berikut : letakan penggaris plastik ( tembus cahaya, dengan skala
milimeter ) di atas meja obyek. Perkirakan diameter bidang pandang tersebut. Diameter
bidang pandang dengan obyektif kuat dapat di hitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
ᴓok = ᴓol x PL/PK
Keterangan :
ᴓok = Diameter bidang pandang dengan lenda obyektif kuat
ᴓol = Diameter bidang pandang dengan lensa obyektif lemah
PL = Perbesaran lensa obyektif kuat
PK = Perbesaran lensa obyektif lemah
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan mikroskop:
1. Peganglah erat erat lengan mikroskop dengan satu tangan, sedangkan gunakan tangan
yang lain untuk menyangga mikroskop.
2. Mikroskop di letakan di meja dengan hati hati dengan arah lengan mikroskop
menghadap praktikum.
3. Kemudian untuk pengamatan objek, letakan gelas objek atau preparate diatas meja
objek dan menggunakan penjepit objek supaya tidak bergerak.
4. Terdapat dua pengatur focus yaitu pengatur kasar dan pengatur halus. Pengatur kasar
digunakan untuk mencari bayangan objek dengan memutar pengatur kasar dengan
perlahan lahan sehingga lensa objektif mendekati meja preparate dan terlihat
bayanganan sedangkan pengatur halus digunakan untuk mendapatkan fokus yang
lebih baik.
5. Untuk mencari fokus suatu objek yang akan diamati, selalu mulai dengan lensa
objektif dengan perbesaran lemah. Atur letak cermin sehingga cahaya tampak melalui
lensa okuler. Insensitas cahaya yang masuk dapat diatur dengan mengatur diagfrahma
lalu dekatkan lensa objektif dengan hatihati sampai hamper mengenai preparate.
Amati objek melalui lensa okuler, Gerakan lensa objektif dengan perlahan lahan
menjauhi gelas preparate dengan menggunakan pengatur kasa sehingga objek tersebut
terlihat. Geser gelas objek sampai mendapatkan objek yang diinginkan. Umtuk
memfokuskan objek selanjut nya di gunakan pengatur halus.
6. Jika akan menggunakan perbesaran yang lebih kuat, fokuskan terlebih dahulu objek
yang akan diamati lalu putar revolver keperbesaran yang lebih kuat. Usahakan agar
lensa obyektif tersebut tidak menyentuh gelas penutup. Jika objek yang di amati
kurang jelas, gunakan pengatur halus, jangan sekali – kali memutar pengatur kasar.
7. Setelah selesai menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar pada posisi terjauh dari
meja objek. Bersihkan meja objek dari kotoran dengan menggunakan tissue. Periksa
Kembali meja objek, jangan sampai meninggalkan gelas objek di meja objek.
Bersihkan meja objek dari kotoran dengan menggunakan tisu. Periksa Kembali meja
objek, jangan sampe meninggalkan gelas objek di meja objek.
8. Untuk menggunakan mikroskop secara efisien maka:
- Biasakan mata kudua anda tetap terbuka Ketika mengamati preparat. Misalanya
mata kiri di gunakan untuk mengamati objek pada lensa okuler, mata kanan
diarahkan pada laporan sementara. Selain itu, biasakan kedua tangan untuk
memfokuskan objek yang diamati. Misalnya gunakan tangan kiri untuk mengatur
alat pengatur fokus. Sedangkan tangan kanan mengatur posisi objek yang akan
dilihat atau memegang pinsil dan menggambar objek yang diamati.
- gunakan revolver untuk mengganti perbesaran lensa objektif. Jangan
memegang/memutar lensa objektif untuk mengganti perbesaran.
- Gunakan hanya pengatur halus dan minyak imersi pada perbesaran saling kuat (
100x ).
III. BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
Praktikum pengenalan mikroskop dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Januari 2022,
pukul 13.00-15.00 WIB, bertempat di Laboratorium Biologi Universitas Djuanda Bogor.

B. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan yaitu potongan kertas bertuliskan huruf “A”, Umbi kentang
(Solanum tuberosum), air, dan Larutan iodium. Alat yang digunakan adalah mikroskop
cahaya, dan alat bantu lainnya seperti silet, pipet tetes, gunting, gelas objek dan lap basah.
C. Cara kerja
1. Letakan mikroskop dengan hati-hati di atas meja yang kokoh. Jangan di atas
buku atau kertas yang berserakan di atas meja. Pada mikroskop yang
menggunakan cermin aturlah menggunakan cahaya.
2. Periksa kelengkapan bagian bagian mikroskop. Pastikan dalam keadaan bersih
dan tidak rusak. Terutama bagian lensanya harus dijaga tetap bersih dari debu,
air, atau minyak. Untuk membersihkan nya dapat dilakukan dengan cara
mengusapkannya dengan menggunakan lap yang lembut atau tisu yang bersih.
Jangan menggosok dengan benda yang keras atau kasar, kareta akan merusak
lapisan lensa nya ( coating ).
3. Bersihkan badan atau meja mikroskop yang kotor atau yang berdebu lab yang
bersih.
4. Kenalilah dahulu dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan gambar
yang di berikan. Kemudian gambar dan jelaskan bagian-bagiannya berserta
fungsinya.
Menyiapakan Preparat
Dalam praktikum ini digunakan preparat basah. Bahan berupa kentang (
saluberosum ) yang dikerik dengan jarum atau ujung silet sehingga cairannya
(mengandung butir air) keluar, letakan di atas gelas obyek secukupnya, lalu tutp dengan
gelas penutup dan usahakan agar tidak ada gelembung udara antara gelas obyek dan
gelas penutup. Caranya adalah sebagai berikut : pegang gelas penutup dengan posisi 45
derajat terhadap gelas obyek, kemudian sentuhkan tepi dibawahnya dengan permukaan
tetesan air dengan secara perlahan lahan rebahkan sehingga gelas penutup terletak diatas
gelas obyek. Jika masih ada gelembung udara diantara gelas obyek dan gelas penutup,
maka harus di ulangi, karna adanya gelembung udara akan menyulitkan pengamatan.
Aturlah diagfragma agar butir pati terlihat agar terlihay kontras terhadap sekeliling nya.
Amati butir-butir pati tersebut, dan perhatikan letak hilus lamella. Beri satu tetes
larutan iodium pada salah satu tepi gelas penutup. Pada tepi pada yang bersebrangan
tempelkan secari kertas saring, dengan demikian larutan iodium akan masuk kedalam
preparat dan menyebar keseluruh bagian. Bersihkan sisa-sisa larutan di sekeliling gelas
penutup dengan kertas saring atau tisu. Butir pati atau amilum apabila bereaksi dengan
iodium akan menghasilkan perubahan warna menjadi biru.
Mengatur Mikroskop
Letakan potongan huruf “a” pada gelas obyek , tutuplah dengan gelas penutup.
Letakan preparat tersebut dimeja obyek sedemikian rupa sehingga preparat yang akan
diamati terletak ditengah lubang meja obyek. Lalu amati preparat dengan perbesaran
lemah terlebih dahulu. Dekatkan lensa objektif dengan menggunakan pengatur kasar
dengan hati-hati (lihat dari samping mikroskop) sehingga jarak antara lensa obyektif
dengan gelas preparat kira-kira 1mm. Amati obyek melalui lensa okuler , gerakkan lensa
objektif dengan perlahan-lahan “a” diatas kertas terlihat. Jika jarak antara lensa obyektif
dengan gelas preparat lebih dari 1 cm, tetapi huruf belum terlihat , hal ini menunjukkan
bahwa fokus mikroskop telah terlewat. Apabila terjadi, atur kembali menggunakan
pengatur kasar (lensa obyektif jangan sampai menyentuh gelas penutup), amati melalui
lensa okuler, setelah itu bayangan huruf dapat diperjelas dengan mengatur diagfragma
dan mengatur halus.

Mengukur besarnya obyek


Putar revolver sehingga lensa obyektif kuat berada dibawah lensa okuler.
Usahakan agar lensa obyektif kuat tersebut tidak menyentuh gelas penutup. Jika
bayangan kurang jelas, aturlah dengan menggunakan pengatur halus dan jangan
menggunakan pengatur kasar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Figure 1-Gambar Mikroskop dan bagian bagiannya

NO BAGIAN MIKROSKOP FUNGSI


1 Lensa Okuler Untuk memperbesar bayangan
2 Cermin Memantulkan cahaya ke diafragma
3 Tabung Mikroskop Mengatur fokus dan penghubung antar lensa
4 Revolver Pemutar lensa
5 Diafragma Untuk mengatur cahaya masuk
6 Klip Menahan objek
7 Meja Mikroskop Untuk meletakan benda
8 Lengan Mikroskop Sebagai pegangan
9 Kaki Mikroskop Menopang mikroskop
10 Pemutar halus Mengatur kedudukan lensa terhadap objek
11 Pemutar kasar Mengatur kedudukan lensa terhadap objek
12 Lensa Objektif Untuk membentuk bayangan nyata, terbalik,
diperbesar

Hasil Pengamatan Preparat

Figure 2-Hasil Pengamatan Preparat Huruf “A”

NO SEBELUM SESUDAH PERBESARAN SIFAT BAYANGAN


1 Huruf A Huruf A 4 kali Nyata,Terbalik,Diperbesar
(terbalik)
Hasil Pengamatan Umbi Kentang (Solanum tuberosum)

Figure 3-Kentang menggunakan cairan Iodium


B. Pembahasan
Komponen mikroskop dan fungsinya,yaitu 1.) Lensa Okuler untuk memperbesar
bayangan 2.) Cermin untuk memantulkan cahaya ke diafragma 3.) Tabung Mikroskop
unruk mengatur fokus dan penghubung antar lensa 4.) Revolver untuk pemutar lensa 5.)
Diafragma untuk mengatur cahaya masuk 6.) Klip untuk menahan objek 7.) Meja
Mikroskop untuk meletakan benda 8.) Lengan Mikroskop sebagai pegangan 9.) Kaki
Mikroskop untuk menopang mikroskop 10.) Pemutar Halus untuk mengatur kedudukan
lensa terhadap objek 11.) Pemutar Kasar untuk mengatur kedudukan lensa terhadap objek
12.) Lensa Objektif untuk membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Dan hasil dari
pengamatan dapat di peroleh Huruf A setelah dilakukan perbesaran 4 kali berubah menjadi
Huruf A (terbalik) dan sifat bayangannya nyata, terbalik, diperbesar. Dari hasil
pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa bayangan yang nampak akan selalu terbalik
dan juga tentunya lebih besar dari ukuran semula sesuai dengan pengaturan berbesaran
mikroskop yang diinginkan. Bayangan yang nampak terbalik dan diperbesar tersebut
disebabkan karena adaya lensa cembung pada lensa objektif yang berhadapan langsung
dengan benda untuk pembentukan bayangan pertama dan adanya lensa cembung yang ke-
2 pada lensa okuler yang berada dekat dengan mata pengamat.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum dapat di simpulkan bahwa mikroskop biologi ada
berbagai macam jenisnya tetapi yang sering digunakan ada dua jenis yaitu mikroskop
monokuler dan binokuler. Mikroskop juga mempunyai berbagai bagian yaitu lensa okuler,
cermin, tabung mikroskop, revolver, diafragma, klip, meja mikroskop, lengan mikroskop,
kaki mikroskop, pemutar halus, pemutar kasar, lensa objektif. Mikroskop monokuler dan
binokuler mempunyai perbedaan, perbedaan yang paling spesifik yaitu terletak pada lensa.
Jika monokuler berlensa satu yaiyu okuler sedaangkan binokuler mempunyai dua lensa
yaitu okuler dan objektif. Pengamatan huruf “A” menggunakan mikroskop setelah di
perbesar 4 kali mempunyai sifat nyata, terbalik, diperbesar.
B. Saran
Praktikum biologi tentang pengenalan mikroskop ini cukup membatu kami para
mahasiswa sebelum melakukan kerja praktik yang sebenarnya. Tetapi, alangkah baiknya
pengajaran praktik menggunakan mikroskop bisa di tambah supaya bisa lebih faham dan
lancar saat menggunakan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Febriana A, Wahyuni D. 2020. Modul praktikum biologi. Bogor. Universitas


Djuanda
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PENGENALAN SEL DAN JARINGAN TUMBUHAN

RASYID HADI PUTRA PRATAMA


A.2110240
KELOMPOK PRAKTIKUM 4

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
VII. PENDAHUALUAN
C. Latar Belakang
D. Tujuan
VIII. TINJAUAN PUSTAKA
C. Pengertian Mikroskop
D. Jenis – jenis Mikroskop
IX. BAHAN DAN METODE
D. Waktu dan Tempat
E. Alat dan Bahan
F. Cara kerja
X. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Pengamatan
D. Pembahasan
XI. PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
VI. PENDAHULUAN

C. Latar Belakang

Biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala makhluk hidup dari mahkluk
hidup yang paling terkecil sampai mahkluk hidup yang paling besar. Salah satu ilmu
biologi membahas mengenai tumbuhan, pada tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan,
jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur dan fungsi yang sama, jaringan
pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi,
asal usul, dan tahap perkembangannya.
Sel merupakan unit struktur dan fungsi dasar dari mahluk hidup, seperti tumbuhan,
hewan, yang mampu melaksanakan fungsi tertentu untuk mempertahankan kehidupannya.
Jaringan-jaringan umumnya terdapat tumbuh-tumbuhan tingkat tingggi perkembangannya,
semakin tinggi tingkat perkembanggannya semakin jelas pula adanya deferensiasi yang
membentuk alat-alat tumbuhan yang berlainan. Salah satu cabang ilmu biologi mengenai
jaringan tidak terlepas dari pengamatan mikroskopis. Jaringan merupakan mahkluk hidup
yang jika melihatnya membutuhkan alat bantu lain seperti mikroskop. Pengamatan melalui
mikroskop seringkali mengalami kesulitan saat melakukan penelitian atau pengamatan
terutama pada pengamatan jaringan, dalam pengamatan menggunakan mikroskop sering
juga pengamatan yang dihasilkan kurang jelas, maka dalam pengamatan agar kita
mendapatkan informasi yang jelas agar tidak ada kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan informasi tersebut nantinya. Pewarnaan jaringan pun dilakukan agar hasil
yang didapatkan lebih baik. Pewarna yang digunakan pun lebih baik menggunakan yang
alami selain harganya murah bahan yang alami juga lebih ramah lingkungan dan mudah
didapatkan. Penggunaan cairan berwarna saat melakukan pengamatan dibawah mikroskop
sangat membantu dalam proses pengamatan karena, memperlihatkan hasil yang tampak
lebih jelas dan lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan cairan pewarna pada saat
pengamatan karena memperlihatkan hasil yang kurang jelas.
Pewarna alami merupakan pewarna diperoleh dari alam dapat mengeluarkan zat
warna yang diperoleh dari bagian tumahan yang bewarna 2 cerah sehingga dapat
digunakan mewarnai makanan ataupun mewarnai jaringan (Noor, 2014: 96). Selama ini
penggunaan pewarna sintetik sering digunakan sebagai pewarana, zat pewarna sintetik ini
selain harganya mahal, zat pewarna mengandung bahan kimia yang tidak baik untuk
lingkungan dan kesehatan. Pewarna alami dapat dijadikan pewarna alternatif yang baik
untuk lingkungan. Pewarna alami bisa didapatkan dari tumbuhtumbuhan ataupun hewan
yang mempunyai kandungan zat warna di dalamnya, pada dasarnya tumbuh-tumbuhan
semua mempunyai pigmen alam akan tetapi tergantung seberapa banyaknya pigmen alam
yang ada di dalam tubuhnya sehingga dapat menunjukkan warna yang sangat pekat dan
biasa dijadikan zat pewarna untuk penelitian. Buah yang memiliki pigmen alam yang
sangat pekat salah satu contohnya adalah buah binahong, buah ini jika masih muda
warnanya hijau, dan jika buah ini sudah tua maka warna yang ditunjukkan adalah warna
keunguan, buah ini bila dijadikan pewarna alami akan menghasilkan warna merah
keunguan. Warna yang dihasilkan pada buah ini sangat pekat jika menempel di tangan
akan meninggalkan bekas warna. Pigmen tumbuhan ditemukan dalam plastida dan
vakuola. Senyawa aktif yang terdapat pada tumbuhan binahong ini salah satunya yaitu
flovonoid. Flovonoid (antosianin dan flavon) yang biasanya terdapat pada vakulola
khususnya dalam bunga atau buah berbagai warna. Pigmen ini larut didalam air,
antosianin memberikan warna merah, merah muda, ungu dan biru (Mulyani 2006:74).
Preparat awetan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh
siswa untuk mengamati objek pada preparat awetan tersebut. Pembuatan preparat awetan
jaringan dari batang bayam digunakan sebagai bahan penelitian mengenai penggunaan
pewarna alami dan dijadikan bahan informasi bahwa buah binahong bisa digunakan
sebagai bahan pewarna preparat. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber belajar biologi berupa preparat awetan. Preparat awetan merupakan sebuah objek
yang sudah diawetkan dan preparat awetan ini digunakan berkali-kali dalam sebuat
penelitian atau pengamatan. Pemanfaatan preparat awetan ini sebagai sarana untuk
peserta didik dalam mempelajari materi tentang struktur jaringan batang tumbuhan.
Sehingga peserta didik dapat mengerti bagian-bagian dari struktur batang tumbuhan
dengan jelas dan baik.

D. Tujuan

1. Mengenal bentuk dan struktur sel tumbuhan


2. Mengenal struktur dan fungsi berbagai macam jaringan yang menyusun organ
tumbuhan
3. Membandingkan struktur anatomi akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil
dan dikotil.
VII. TINJAUAN PUSTAKA

C. Pengertian Sel dan Jaringan Tumbuhan

Sel merupakan unit struktur dan fungsi dasar dari mahluk hidup, seperti tumbuhan,
hewan, yang mampu melaksanakan fungsi tertentu untuk mempertahankan kehidupannya.
Jaringan-jaringan umumnya terdapat tumbuh-tumbuhan tingkat tingggi perkembangannya,
semakin tinggi tingkat perkembanggannya semakin jelas pula adanya deferensiasi yang
membentuk alat-alat tumbuhan yang berlainan. Salah satu cabang ilmu biologi mengenai
jaringan tidak terlepas dari pengamatan mikroskopis. Jaringan merupakan mahkluk hidup
yang jika melihatnya membutuhkan alat bantu lain seperti mikroskop. Pengamatan melalui
mikroskop seringkali mengalami kesulitan saat melakukan penelitian atau pengamatan
terutama pada pengamatan jaringan, dalam pengamatan menggunakan mikroskop sering
juga pengamatan yang dihasilkan kurang jelas, maka dalam pengamatan agar kita
mendapatkan informasi yang jelas agar tidak ada kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan informasi tersebut nantinya. Pewarnaan jaringan pun dilakukan agar hasil
yang didapatkan lebih baik. Pewarna yang digunakan pun lebih baik menggunakan yang
alami selain harganya murah bahan yang alami juga lebih ramah lingkungan dan mudah
didapatkan. Penggunaan cairan berwarna saat melakukan pengamatan dibawah mikroskop
sangat membantu dalam proses pengamatan karena, memperlihatkan hasil yang tampak
lebih jelas dan lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan cairan pewarna pada saat
pengamatan karena memperlihatkan hasil yang kurang jelas.
D. Bentuk dan Struktur Sel Tumbuhan

Bentuk dan struktur sel tumbuhan berbeda-beda. Ukurannya dari beberapa mikron
sampai beberapa centimeter. Bentuknya ada yang bulat, kubus, polihedral, empat persegi
panjang, silindris, dan sebagainya. Telah diketahui struktur mengenai sel tumbuhan yaitu,
sel terdiri atas :
1. Bagian yang hidup (lkomponen photoplasma)
2. Bagian yang mati (komponen non photoplasma)
3. Dinding sel
Tumbuhan tersususn dari banyak sel dan membentuk suatu jaringan. Jaringan adalah
kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama membentuk suatu kesatuan.
Kumpulan berabagai macam jaringan yang bekerja sama melaksanakan suatu fungsi
tertentu disebut dengan organ. Jaringan tumbuhan terdiri dari jaringan silinder pusat,
epidermis, rambut akar, tudung akar dan korteks.
VIII. BAHAN DAN METODE
D. Waktu dan Tempat
Praktikum pengenalan mikroskop dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Januari 2022,
pukul 13.00-15.00 WIB, bertempat di Laboratorium Biologi Universitas Djuanda Bogor.
E. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu batang singkong, umbi bawang merah, akar dan batang
jagung, akar kacang tanah, batang jewer kotok, daum karet kebo, Daucus Carota L, awetan
akar jagung, awetan batang jewer kotok, awetan daun karet kebo, awetan batang jagung,
dan awetan akar dan batang kacang tanah. Alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya,
dan alat bantu lainnya seperti silet, pipet tetes, gelas/kaca preparat, gelas objek dan lampu
HP.
F. Cara kerja
5. Letakan mikroskop dengan hati-hati di atas meja yang kokoh. Jangan di atas
buku atau kertas yang berserakan di atas meja. Pada mikroskop yang
menggunakan cermin aturlah menggunakan cahaya.
6. Periksa kelengkapan bagian bagian mikroskop. Pastikan dalam keadaan bersih
dan tidak rusak. Terutama bagian lensanya harus dijaga tetap bersih dari debu,
air, atau minyak. Untuk membersihkan nya dapat dilakukan dengan cara
mengusapkannya dengan menggunakan lap yang lembut atau tisu yang bersih.
Jangan menggosok dengan benda yang keras atau kasar, kareta akan merusak
lapisan lensa nya ( coating ).
7. Bersihkan badan atau meja mikroskop yang kotor atau yang berdebu lab yang
bersih.
8. Kenalilah dahulu dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan gambar
yang di berikan. Kemudian gambar dan jelaskan bagian-bagiannya berserta
fungsinya.
Menyiapakan Preparat
Dalam praktikum ini digunakan preparat basah, dan awetan kering. Bahan preparat
basah berupa batang singkong, umbi bawang merah, batang dan akar jagung, akar dan
batang kacang tanah, batang jewer kotok, daun karet kebo, dan daucus carota L,
sedangkan untuk preparat awetan berupa akar dan batang jagung, batang jewer kotok,
daun karet kebo, batang dan akar kacang tanah, untuk preparat basah, objek yang akan
diamati dikupas tipis sekali (melintang/membujur), lalu letakan di atas gelas obyek, lalu
tutup dengan gelas penutup dan usahakan agar tidak ada gelembung udara antara gelas
obyek dan gelas penutup. Caranya adalah sebagai berikut : pegang gelas penutup dengan
posisi 45 derajat terhadap gelas obyek, kemudian sentuhkan tepi dibawahnya dengan
permukaan tetesan dengan secara perlahan lahan rebahkan sehingga gelas penutup terletak
diatas gelas obyek. Jika masih ada gelembung udara diantara gelas obyek dan gelas
penutup, maka harus di ulangi, karna adanya gelembung udara akan menyulitkan
pengamatan. Sedangkan untuk preparat awetan tinggal menaruhnya di meja preparat untuk
diamati Aturlah diagfragma agar butir pati terlihat agar terlihat kontras terhadap sekeliling
nya.
Mengatur Mikroskop
Letakan preparat basah maupun preparat awetan , tutuplah dengan gelas penutup.
Letakan preparat tersebut dimeja obyek sedemikian rupa sehingga preparat yang akan
diamati terletak ditengah lubang meja obyek. Lalu amati preparat dengan perbesaran
makrometer terlebih dahulu. Dekatkan lensa objektif dengan menggunakan pengatur kasar
dengan hati-hati (lihat dari samping mikroskop) sehingga jarak antara lensa obyektif
dengan gelas preparat kira-kira 1mm. Amati obyek melalui lensa okuler, gerakkan lensa
objektif dengan perlahan-lahan objek preparat basah maupun awetan akan terlihat. Jika
jarak antara lensa objektif dengan gelas preparat lebih dari 1 cm, tetapi huruf belum
terlihat, hal ini menunjukkan bahwa fokus mikroskop telah terlewat. Apabila terjadi, atur
kembali menggunakan pengatur kasar (lensa objektif jangan sampai menyentuh gelas
penutup), amati melalui lensa okuler, setelah itu bayangan objek preparat dapat diperjelas
dengan mengatur diagfragma dan mengatur halus.

Mengukur besarnya obyek


Putar revolver sehingga lensa obyektif kuat berada dibawah lensa okuler.
Usahakan agar lensa obyektif kuat tersebut tidak menyentuh gelas penutup. Jika bayangan
kurang jelas, aturlah dengan menggunakan pengatur halus atau menggunakan pengatur
kasar.
IX. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Pengamatan
No Nama Sample Foto / dokumentasi

1 Preparat sayatan segar batang jagung (Zea Mays)

2 Preparat awetan batang jagung (Zea Mays)

3 Preparat segar akar jagung (Zea Mays)

Sample tidak tersedia

4 Preparat awetan akar jagung (Zea Mays)


5 Preparat sayatan segar batang coleus (Coleus sp.)

6 Preparat awetan batang coleus (Coleus sp.) Sample tidak tersedia

Preparat sayatan melintang daun karet merah


(Ficus elastica)
8

Preparat sayatan segar empulur singkong (Manihot


esculenta)
9

Preparat sayatan segar umbi wortel (Daucus


carota)
10

Preparat sayatan segar umbi lapis bawang merah


(Allium cepa)
11 Preparat awetan batang kacang (Arachis
hypogaea)

12 Preparat sayatan segar batang kacang (Arachis


hypogaea)

13 Preparat segar akar kacang tanah (Arachis


hypogaea)
14 Preparat awetan akar kacang tanah (Arachis
hypogaea)

D. Pembahasan
Preparat dalam praktikum ini terbagi menjadi dua berdasarkan struktur dan
jaringan sel, yaitu tanaman monokotil dan dikotil. Tanaman dikotil pada pengamatan preparat
meliputi akar kacang tanah (Arachis Hypogaea), batang kacang (arachis hypogaea), batang
singkong (manihot esculenta), daun karet merah (Ficus elastica), sedangkan untuk tanaman
monokotil terdiri dari akar jagung (Zea mays), batang jagung (Zea mays), batang coleus
(coleus sp). dan umbi lapis bawang merah (Allium cepa).

Secara umum pada akar dikotil maupun monokotil memiliki jaringan yaitu :

1. Epidermis

Sel yang bentuknya persegi atau pipih memanjang yang tersusun dari selapis sel-
sel yang rapat sehingga tidak memiliki ruang antar selnya, dinding-dindingnya tidak
rata, dan sebelah luar lebih tebal dibandingkan didalam.

2. Korteks
Korteks akar menempati sebagian besar akar. Terdiri beberapa lapis, sel di dalam
korteks terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Di dalam korteks
terdapat jaringan parenkim,kolenkim, dan skelerenkim.
3. Endodermis

Lapisan sel ini terlihat seperti lingkaran yang memisahkan korteks dan stele.
Dinding selnya tebal.

4. Silinder Pusat (Stele)

Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar. Akar cabang terbentuk
dari pertumbuhan persikel ke arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pembentukan akar ke samping. Empulur hanya terdapat pada akar
tumbuhan dikotil.

Pada Batang dikotil maupun monokotil memiliki jaringan yaitu :

1. Epidermis

Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang


mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus
yang dibentuk dari kambium gabus.

2. Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam
tersusun atas jaringan parenkim.
3. Stele

Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya
xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah
luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan,
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.

Pada Daun dikotil maupun monokotil memiliki jaringan yaitu :


1. Epidermis

Jaringan epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah.


Epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya pada epidermis
bawah terdapat stomata, yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Permukaan
epidermis sering dilapisi oleh kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi
daun dari serangga pemangsa, spora jamur atau tetesan air hujan.jadi epidermis
berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya.

2. Mesofil

Mesofil merupakan jaringan pada daun Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang
tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakandaun Dicotyledoneae,
mesofil terdiferensiasi menjadiparenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons
(jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknyamemanjang, mengandung banyak
kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,bercabang,
mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
A. Jaringan Palisade atau jaringan tiang, adalah jaringan yang berfungsi sebagai
tempat fotosintesis. oleh karena itu, bagian ini banyak mengandung kloroplas.
B. Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel yang
berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung kloroplas,
dan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.

3. Berkas pengangkut
Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem
atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang
diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).
Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.
Perbedaan sel dan jaringan pada preparat batang monokotil dan dikotil dapat
disajikan pada tabel 3.
Monokotil Dikotil

Batang tidak bercabang-cabang Batang Bercabang

Pembuluh angkut tersebar Pembuluh angkut teratur dalam susunan


lingkaran atau berseling radial

Mempunyai meristem interkalar Tidak mempunyai meristem interkalar

Tidak memiliki jari-jari empulur Jari-jari empulur berupa deleran


parenkima di antara berkas pengangkut

Tidak dapat dibedakan antara korteks Dapat dibedakan antara daerah korteks
dan empulur dan empulur

Tabel 3 Perbedaan sel dan jaringan pada preparat batang monokotil dan dikotil
Perbedaan sel dan jaringan pada preparat daun monokotil dan dikotil yaitu :
Monokotil Dikotil

Mesofil daun terdiri dari jaringan Mesofil daun terdiri dari sel-sel
parenkim palisade dan sponsa parenkim struktur dan ukuran seragam

Memiliki bentuk tulang daun menjari Memiliki bentuk tulang daun


dan menyirip melengkung dan sejajar

Mempunyai meristem interkalar Tidak mempunyai meristem interkalar

Tidak ditemukan adanya sel kipas Beberapa jenis tumbuhan epidermisnya


membentuk sel kipas
X. PENUTUP

C. Kesimpulan

Sel adalah unit atau bagian terkecil dari organisme dalam struktur dan fungsi.
Jaringan adalah kumpulan sel dalam suatu organisme bersatu membentuk suatu
jaringan. Sel-sel ini memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama. Jika sel memiliki
bentuk dan fungsi yang sama, mereka dapat membentuk jaringanPerbedaan
penampang batang terletak pada pembuluh angkutnya, pada tumbuhan monokotil
letak berkas pembuluh angkutnya tersebar, sedangkan untuk tumbuhan dikotil letak
pembuluh angkutnya teratur. Perbedaan panampang akar pada monokotil antar xylem
dan floem tidak di jumpai kambium sedangkan pada dikotil antara xylem dan floem di
temukan kambium. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar dapat dibedakan atas
jaringan pagar.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Febriana A, Wahyuni D. 2020. Modul praktikum biologi. Bogor. Universitas


Djuanda
Nasir, Mochamad. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Rahman, T. 2007. Sel dan Jaringan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Sunardi,Hartono. 1996 . Tumbuhan Monokotil. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai