Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU DASAR


(BIOLOGI PETERNAKAN)

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Ikhsan


Nim : 205050100111122
Kelompok : D1
Asisten : Indha Fitria Pangesti

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
MATERI I
(MIKROSKOP)
BAB I
MIKROSKOP

1.1 Pengertian Mikroskop.

Mikroskop digunakan untuk mengamati obyek mikro yang tidak


terlihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang dipakai dalam praktikum adalah
mikroskop cahaya binokuler dengan sumber cahaya dari lampu listrik. Benda-
benda atau obyek mikroskopis dapat diamati dibawah mikroskop, kemampuan
obyek yang berbeda-beda dalam menyerap cahaya. Karena itu, obyek yang diamati
harus dibuat setipis mungkin untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas.
Komponen utama mikroskop adalahlensa cembung ataukonkaf.Sifat bayangan
yang dihasilkan, yaitu maya, terbalik, diperbesar.

1.2 Tujuan Pembelajaran.


Menerapkan penggunaan dan pemeliharaan mikroskop dengan baik danbenar.

1.3 Bagian-bagian Mikroskop.


Bagian-bagian mikroskop:
• Lensa okuler yaitu lensa yang paling dekat dengan mata yang berfungsi untuk
memperbesar bayangan, memiliki perbesaran 10X. Sifat bayangan lensa okuler,
yaitu maya, tegak,diperbesar.
• Revolver berfungsi untuk memutar atau memilih lensaobjektif.
• Lensa objektif yaitu lensa yang paling dekat dengan objek yang berfungsi
untuk memperbesar bayangan, memiliki perbesaran 4X, 10X, 40X, 100X.
Sifat bayangan lensa obyektif, yaitu nyata, terbalik, diperbesar. Lensa
obyektif 100x menggunakan minyak emersi untuk meningkatkan resolusi.
Minyak emersi dan kaca (lensa) memiliki indeks bias yang sangat mirip,
ada sedikit refraksi sebelum cahaya mencapai lensa, menghindari gesekan
dan memperjelas bayangan. Tanpa minyak imersi, cahaya menyebar saat
melewati udara di atas slide dan menurunkan resolusi gambar.
• Pemutar fokus kasar (makrometer skrup) berfungsi untuk menaik turunkan
meja objek secara cepat serta mencari bayangan.
• Pemutar fokus halus (mikrometer skrup) berfungsi untuk
memfokuskanbayangan.
• Tubus berfungsi untuk meneruskan bayangan yang dihasilkan dari lensa
okuler.
• Turet atau rumah prisma berfungsi untuk membelokkan bayangan karena
didalamnya terdapatcermin.
• Meja objek berfungsi sebagai tempat meletakkan preparat atau objek yang
akan diamati.
• Penjepit preparat berfungsi untuk mejepit preparat atau objek yang akan
diamati agar tidak bergerak. Dibagi menjadidua.
a) Statis: penjepit yang tidak dapatdigerakkan.
b) Dinamis: penjepit yang dapatdigerakkan.
• Lengan berfungsi sebagai tempat melekatnya semua bagian mikroskop dan
sebagai pegangan untuk memindahkanmikroskop.
• Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yangmasuk.
• Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
• Pemutar penjepit dibagi menjadidua:
a. Atas: menggerakkan penjepit preparat ke depan dan kebelakang.
b. Bawah: menggerakkan penjepit preparat ke kanan dan kekiri.
• Lampu berfungsi sebagai sumbercahaya.
• Skrup lampu berfungsi untuk mengatur gelap terangnyalampu.
• Saklar berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan mikroskop.
• Kaki berfungsi sebagai penopang bagian tubuh mikroskop.

1.4 Pengunaan Mikroskop.


• Gunakan keduatangan untuk membawa mikroskop satu tangan di lengan
mikroskop dan tangan yang lain di bawah kaki mikroskop.
• Tempatkan mikroskop di meja yang datar dan bersih hindari meletakkan
mikroskop di tepi meja.
• Hindari menyentuh lensa okuler dan obyektif dengan jari.
• Periksa colokan listrik sebelum menyalakan mikroskop.
• Hati-hati meletakkan object glass dan cover slip pada meja obyek – mudah
pecah – goresan pemanen pada lensa obyektif.
• Gunakan perbesaran lensa obyektif paling rendah untuk memfokuskan bayangan
pada awal pengamatan.
• Apabila mikroskop selesai digunakan, maka bersihkan lensa okuler dan obyektif
dari residu lengket (noda minyak dan sidik jari).
• Turunkan meja obyek dengan setelan paling rendah setelah pemakaian
mencegah pegas tidak kendur.
• Tutup mikroskop dengan plastic cover agar terhindar dari debu.
• Simpan mikroskop di tempat (lemari yang sejuk) yang dilengkapi lampu agar
terhindar dari jamur– lensa okuler dan obyektif.
1.5 Prosedur Mikroskop.
A. Memegang dan MemindahkanMikroskop

• Mikroskop dipindahkan dengan cara memegang lengan mikroskop


menggunakan tangan kanan, sedangkan kaki mikroskop ditopang
dengan tangankiri.
• Mikroskop diletakkan dengan hati-hati di meja laboratorium dengan
posisi lengan mikroskop mengarah pada tempat dudukpraktikan.
• Kabel listrik pada mikroskop dihubungkan dengan dengan stop kontak pada
mejalaboratorium

B. Menyiapkan Mikroskop sebelumPengamatan

• Meja obyek diturunkan dengan memutar pengatur kasar, sehingga


apabila revolver diputar lensa obyektif tidak membentur mejaobyek.
• Lensa obyektif lemah ditempatkan tepat dibawah lensa okuler dengan
memutarrevolver.
• Lampu dinyalakan dan besarnya diafragma diatur sesuai
dengankebutuhan.
C. Membersihkan Object Glass dan CoverGlass
• Object glass atau cover glass dicelupkan kedalam air dengan cara
memegang bagian tepi diantara telunjuk dan ibujari.
• Pengeringan dilakukan dengan meletakkannya diantara lipatan kain
lunak dan bersih atau beberapa lapis kertas tissue.
• Kedua permukaan object glass atau cover glass diusap dengan gerakan
melingkar menggunakan kertas tissue yang dibasahiaquadest.
• Permukaan object glass atau cover glass yang bersih tidak boleh
disentuh dengan tangan.

D. Mempersiapkan Bahan yangDiamati

• Preparat (bahan pengamatan) menggunakan salah satu huruf (kecuali


huruf O, X, S, I, H, Z, N Dan l ) yang dipotong dari koran dan
diletakkan diatas object glass menggunakan pinset serta dibasahi
dengan setetesair.
• Cover glass diletakkan diatas preparat dengan cara sebagai
berikut,Ujung sisi cover glass yang sejajar dengan permukaan gelas
obyek ditempelkan padaairdengan kemiringan 45o, sehingga air merata
di sepanjang cover glas .Cover glass ditambah kemiringannya perlahan
sampai menutup seluruhbahan
• Kelebihanairdiluarcoverglassdihisapdengankertastissue.
• Preparat yang sudah jadi diatur di meja obyek, sehingga preparat yang
diamati berada tepat di lingkarancahaya.
E. Mengatur FokusMikroskop
a. Meja obyek dinaikkan, sehingga lensa obyektif lemah hanya berjarak
kurang lebih 1 mm diataspreparat.
b. Pengamatan dilakukan dari lensa okuler perbesaran terkecil dengan
menaikkan meja secara perlahan memakai pengatur kasar sampai
terlihat bayangan yang palingjelas.
c. Bayangan dapat lebih diperjelas dengan sedikit memutar
pengaturhalus.Amati posisi bayangan yang terlihat pada mikroskop
dengan posisi obyek yang sebenarnya. Catat dan gambar pada lembar
laporansementara.Amati arah pergerakan bayangan bayangan, apabila
obyek digerakkan ke kanan atau ke kiri. Catat pada lembar
laporansementara.
d. Revolver diputar untuk memilih lensa obyektif yang diinginkan untuk
mengamati obyek dengan perbesaran lemah sampai kuat.

e. Pengatur halus digunakan untuk mempertajam fokus bayangan, bukan


pengatur kasar (dapat menyebabkan object glasspecah).Amati
perubahan besar bayangan dan luas bidang pandang, apabila perbesaran
lemah digantikuat.
f. Apabila menggunakan lensa obyektif 100x (perbasaran 1000x), maka
dipergunakan minyak emersi yang diteteskan langsung diatas cover
glass tanpa membuka cover glass dan tanpa menggeserpreparat
g. Perbesaran bayangan dari obyek yang sesungguhnya merupakan hasil
perkalian perbesaran dari lensa okuler dan lensaobyektif.
1.6 Pemeliharaan Mikroskop.
a. Mikroskop harus dijaga agar tetap dalam posisi tegak pada saat mengangkat
ataumemindahkan.
b. Posisi mikroskop pada meja laboratorium dilakukan dengan menggerakkan
lengan mikroskop pada engkel inklinasi sebagai titikpusatnya.

c. Hal-hal yang harus diperhatikan setelah selesai menggunakanmikroskop,:


• Object glass dan cover glass harus segera dibersihkan.
• Lensa obyektif lemah harus berada dibawah lensa okuler dan berjarak
kurang lebih 1 cm dari mejaobyek.
• Posisi penggeser atau penjepit obyek diatur agar tidak menonjol keluar dari
mejaobyek.
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya mikroskop adalah alat


yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran mikroskopis yang tidak
dapat dilihat dengan kasat mata.Hal ini sesuai dengan Hartati, et al. (2011) bahwa
mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati benda-benda yang sangat kecil
karena kekuatannya kemampuan pembesar.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya sifat bayangan lensa


objektif,yaitu nyata,terbalik dan di perbesar sedangakan sifat bayangan lensa
okuler adalah maya,tegak,diperbesar.Hal ini sesuai dengan Novitasari,dkk. (2013)
bahwa bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan
diperbesar sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat
maya,tegak dan diperbesar maka bayangan akhir yang dibentuk maya, terbalik dan
diperbesar.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya kondensor dalam


mikroskop memiliki fungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk. Hal ini
sesuai dengan Suparti (2010) bahwa fungsi kondensor adalah untuk
mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan.
a. Mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati benda-benda yang
sangat kecil karena kekuatannya kemampuan pembesar.
b. Sifat bayangan yang dimiliki lensa objektif, yaitu nyata, terbalik dan di
perbesar sedangakan sifat bayangan lensa okuler adalah maya, tegak,
diperbesar.
c. Kondensor dalam mikroskop memiliki fungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk.

3.2 Saran
Saran saya pelaksanaan postest yang sedang berlangsung sebaiknya sedikit
diperpanjang waktu pelaksanaannya agar mahasiswa bisa mengoreksi jawaban
kembali dan mendapatkan nilai maksimal nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati,S.,A.Harjoko.T.W.Supardi.2011.The Digital Microscope and Its Image


Processing Utility. TELKOMNIKA. 9(3): 565-574
Novitasari.E.,Supurwoko dan Surantoro.2013.Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis IT Berbentuk Permainan Ular Tangga Materi Alat Optik Untuk Kelas
VIII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1): 37
Suparti. 2010. Mikroskop. Semarang: ALPRIN
MATERI II
(SEL DAN JARINGAN HEWAN DAN
TUMBUHAN)
BAB I
SEL DAN JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN

1.1 Sel-Sel Penyusun Jaringan Hewan


Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan pada
hewan dibagi menjadi empat jaringan utama, yaitu jaringan epithel, jaringan ikat atau
penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf.
Jaringan epithel terdiri dari sel-sel polihedral yang saling melekat secara kuat
dengan sangat sedikit zat intersel. Jaringan epithel umumnya berupa selapis atau lebih
sel yang menutupi permukaan dan melapisi rongga dalam tubuh. Berdasarkan
strukturnya, jaringan epithel dibagi menjadi tujuh macam, yaitu epithel pipih
(squamous), epithel kubus (cuboidal), epithel silindris (columnar), epithel bersilia,
epithel berflagela, epithel berlapis tunggal dan epithel berlapis banyak.
A. Sel/jaringan epithel (Epithelium cell/tissue)
- menutupi permukaan dan melapisi rongga dalam tubuh
- fungsi: absorpsi, reabsorpsi, sekretori
Contoh: pada usus halus (absorpsi) dan ginjal (eskresi)
SIFAT UMUM:
➢ Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas
➢ terletak paling luar
➢ susunannya rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan
sebagai jaringan yang seluler.
➢ jika di saluran selain proteksi juga bisa untuk akses transportasi misal alveolus,
usus halus (sebagai absorbsi bisa osmose maupun difusi ) jika di kulit bisa
sebagai indra.
➢ Regenerasi sangat cepat

Pengelompokan jaringan epitel, sebagai berikut:


a. Epitel pipih berlapis tunggal
Epitel ini disusun oleh sel-sel pipih dan hannya satu lapis. Epitel jenis ini terdapat pada
bagian-bagian tubuh yg jarang mengalami gesekan kuat misalkan alveoli, jantung, dan
glomerulus.
b. Epitel pipih berlapis banyak
Epitel jenis ini berhubungan dengan fungsi proteksi misalnya terhadap gesekan
misalnya di kerongkongan dan rongga hidung.
c. Epitel kubus berlapis tunggal
Epitel ini membentuk banyak kelejar dan juga terdapat pada permukaan ovarium, lensa
mata dan tubulus ginjal.
d. Epitel kubus berlapis banyak
Epitel ini berperan sebagai pelindung dari gesekan yang memungkinkan terjadi
pengelupasan. Umumnya, terletak dibagian dalam mulut, kerongkongan dan kelenjar
keringat.
e. Epitel silindris berlapis tunggal
Epitel ini memiliki inti yang relative terletak disalah satu sisi, tidak persis ditengah dan
terdapat pada saluran pencernaan dan memiliki sel goblet yang berfungsi menghasilkan
lender dalam mempermudah dalam mengabsorbsi makanan.
f. Epitel silindris berlapis banyak
Umumya terletak pada lapisan paling luar seperti saluran ekskresi kelenjar ludah, uretra,
dan pada laring.
g. Epitel silindris berlapis semu
Epitel ini memiliki inti sel tidak pada satu garis, seolah olah terdiri dari beberapa
lapisan. Pada permukaannya dipenuhi tonjolan halus disebut silia yang berfungsi
mengarahkan partikel yang ada diatasnya.
h. Epitel transisi
Epitel ini terdapat pada kandung kemih, saluran ureter dan
ginjal dan memiliki banyak lapis.
B. Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta menyokong
bagian jaringan yang lain. Penyusun jaringan ikat adalah sel yang tersusun dalam
suatu matriks ekstraseluler dan tersusun menyebar. Matrik tersebut umumnya berupa
cairan, benda kenyal seperti agar dan padatan. Jaringan ikat ada beberapa macam, yaitu
jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati
dan darah.
Jaringan ikat tersusun atas tiga jenis serat, yaitu serat kolagen, serat elastis dan serat
retikuler. Serat kolagen terbentuk dari protein dan memiliki sifat lentur. Meskipun, serat
kolagen memiliki sifat lentur, tetapi serat ini sulit 'diregangkan'. Serat kolagen memiliki
warna putih dan berbeda dengan serat elastis yang berwarna kuning. Serat elastis
memiliki sifat tahan terhadap panas, dingin dan enzim pencernaan. Serat retikuler
berbentuk kecil serta bercabang-cabang membentuk struktur reticulum.

Jaringan ikat longgar adalah jaringan ikat yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
hewan bertulang belakang dan serat penyusunya tersusun secara longgar. Fungsi
jaringan ikat longgar yang banyak ditemui sebagai pengikat antara jaringan epitel
dengan jaringan yang terletak di bawah jaringan epitel. Fungsi lain dari jaringan ikat
longgar adalah membungkus organ pada tubuh agar tetap berada pada tempat yang
semestinya.
C. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan lunak yang membentuk otot dalam tubuh hewan dan
menimbulkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini bertentangan dengan
komponen atau jaringan lain di otot, seperti tendon atau perimysium. Jaringan otot
terbentuk selama perkembangan embrionik melalui proses yang dikenal sebagai
myogenesis.
Jaringan otot bervariasi sesuai dengan fungsi dan lokasi dalam tubuh. Jenis otot pada
mamalia adalah (1) Otot rangka atau lurik; (2) Otot halus atau polos dan (3) Otot
jantung yang dikenal sebagai setengah lurik dan setengah polos. Otot halus dan jantung
berkontraksi tanpa sengaja dan tanpa intervensi sadar. Jenis otot ini dapat diaktifkan
baik melalui interaksi sistem saraf pusat maupun dengan menerima persyarafan dari
pleksus perifer atau aktivasi endokrin (hormon). Otot lurik atau rangka hanya
berkontraksi secara sukarela berdasarkan pengaruh sistem saraf pusat. Refleks adalah
suatu bentuk aktivasi otot rangka secara tidak sadar, meskipun timbul melalui aktivasi
sistem saraf pusat dan tidak melibatkan struktur kortikal sampai setelah kontraksi
terjadi.
Jenis otot yang berbeda berakibat bervariasi dalam responsnya terhadap neurotransmiter
dan zat endokrin, seperti asetilkolin, noradrenalin, adrenalin, nitrat oksida dan
tergantung pada jenis otot dan lokasi pasti dari otot. Sub- kategorisasi jaringan otot juga
dimungkinkan, tergantung pada kandungan mioglobin, mitokondria, miosin ATPase dan
lain- lain.
D. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf adalah komponen jaringan utama sistem syaraf. Sistem syaraf
mengatur dan mengontrol fungsi dan aktivitas tubuh dan terdiri dari dua bagian, yaitu:
(1) Sistem saraf pusat atau central nervous system (CNS) yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dan (2) Sistem syaraf tepi atau peripheral nervous system
(PNS) yang terdiri dari syaraf tepi yang bercabang. Sistem syaraf tepi terdiri dari neuron
atau sel-sel syaraf yang menerima dan mengirimkan impuls dan neuroglia, juga dikenal
sebagai sel glial atau glia, yang membantu propagasi impuls syaraf serta memberikan
nutrisi ke neuron.
Jaringan syaraf terdiri dari berbagai jenis sel syaraf yang semuanya memiliki akson.
Akson adalah bagian sel yang panjang seperti batang berfungsi mengirimkan sinyal
potensial aksi ke sel berikutnya. Kumpulan akson membentuk syaraf di PNS dan jalur
di CNS. Fungsi sistem saraf adalah integrasi input sensorik, kontrol otot dan kelenjar,
homeostasis dan aktivitas mental.

14
1.2 Sitologi Tumbuhan
Sitologi tumbuhan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bentuk
dan susunan serta sifat-sifat fisik maupun kimia sel tumbuhan. Pertama kali sel
ditemukan oleh ROBERT HOOKE (1667) pada irisan gabus botol yang diamati
dibawah mikroskop, kemudian tahun 1831 ROBERT BROWN menemukan benda bulat
didalam sel tumbuhan yang selanjutnya disebut nukleus atau inti sel. Bentuk sel
tumbuhan bermacam-macam, antara lain kubus, peluru, prisma, silindris, poliedris,
memanjang dan sebagainya. Panjang sel antara 10-100 µm, tetapi ada juga yang
mencapai panjang sampai 25 cm atau lebih, bahkan ada yang mencapai panjang sampai
beberapa meter, misalnya sel-sel serabut dan sel-sel buluh getah.
Adanya dinding sel merupakan ciri karakteristik pada sel tumbuhan dan berbeda
dengan sel hewan pada umumnya yang tidak mempunyai dinding sel. Sel hewan hanya
terdapat membran plasma atau membran sel saja. Fungsi dinding sel pada tumbuhan
adalah untuk memberi bentuk sel, melindungi isi sel dan memperkuat isi sel.
Dinding sel adalah tipis pada sel yang masih muda, makin dewasa sel tersebut
dinding selnya relatif makin bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat
erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-
masing sel adalah berbeda-beda, karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga
terdapat perbedaan bentuk sel.
Dinding sel tumbuhan pada umumnya tersusun oleh zat-zat organik dan zat
anorganik. Jarang sekali dinding sel hanya terdiri dari satu zat penyusun, tetapi
mengandung beberapa macam zat. Pada umumnya dinding sel mengandung zat
selulose. Selain selulose pada dinding sel terdapat zat-zat lain, seperti ligni,
hemiselulose, suberin, khitin dan sebagainya.

A. Bagian sel yang hidup


Sel yang masih hidup mempunyai protoplasma, maka sel tersebut dikatakan masih
hidup dengan pengertian bahwa sel dalam keadaan normal atau wajar. Bagian-bagian
yang hidup dalam sel adalah:
1. Nukleus atau inti sel, berbentuk bulat atau lonjong terdapat dalam plasma sel
(sitoplasma).
2. Sitoplasma atau plasma sel atau plasma merupakan zat cair yang lengket, lebih
kental daripada air, berbutir-butir halus, terdapat diantara dinding sel dan inti
sel.
3. Plastida, merupakan zat-zat pembawa warna, mempunyai ukuran lebih kecil
daripada inti sel dan terdapat dalam plasma
4. Mitokondria atau kondriosoma, merupakan benda-benda berbentuk batang,
lonjong atau butir-butir kecil.

B. Bagian sel yang mati (benda ergastik dalam sel)


Selain benda-benda hidup, didalam sel hidup juga terdapat benda-benda yang tidak
hidup atau disebut benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair dan yang
bersifat padat. Benda ergastik yang bersifat padat, antara lain:
- Amilum
Mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n terdapat didalam plastida yang berupa
karbohidrat atau polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung disebut
amiloplas yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
➢ Leukoamiloplas, berwarna putih menghasilkan tepung cadangan makanan
➢ Kloroamiloplas, berwarna hijau menghasilkan tepung asimilasi
Titik initial (permulaan) terbentuknya amilum disebut hilus (hilum). Berdasarkan letak
hilus, butir amilum dibedakan menjadi dua, yaitu:
➢ Amilum tipe konsentris, jika hilus terletak di bagian tengah
➢ Amilum tipe eksentris, jika hilus terletak di tepi
Di dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamela-
lamela ini disebabkan pada waktu pembentukan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar
air yang berbeda, sehingga indeks biasnya berbeda. Lamela- lamela ini akan hilang,
bila ditambahkan alkohol, karena air akan diserap oleh alkohol dan indeks
biasnya menjadi sama. Menurut banyaknya hilus dalam amilum, dibedakan:
➢ Butir amilum tunggal, pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus
➢ Butir amilum setengah majemuk, terdapat dua hilus yang masing-masing
dikelilingi oleh lamelae, tetapi kemudian terbentuk lamelae yang mengelilingi
seluruhnya.
➢ Butir amilum majemuk, setiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan hilus-
hilus ini dikelilingi oleh lamelae masing-masing.

Bagian tengah amilum kadang-kadang tampak seperti terkerat, proses ini disebut korosi,
yang terjadi pada butir-butir amilum dalam biji yang sedang berkecambah. Butir
amilum biji Phaseolus vulgaris (kacang tanah), kadang-kadang tampak retak bagian
tengahnya. Hal ini terjadi pada biji yang kering, karena kepekatan di bagian tengah
butir amilum berkurang.
Sel : Unit terkecil yang terdapat dalam makhluk hidup baik hewan, tumbuhan dan
manusia.
Bentuk – Bentuk Sel : kubus, peluru, prisma, silindris, poleidris, memanjang.
Fungsi Dinding Sel :
➢ Memberi bentuk sel
➢ Melindungi isi sel
➢ Memperkuat isi sel

C. Sel Mati
• Gossypium sp. (kapas) – (pembesaran 100x, 400x)
➢ Memiliki dinding sel
➢ Memiliki lumen: ruang kosong yang terdapat diantara dinding sel.
➢ Torsi (pilin): memudahkan pemintalan.

Lumen

Dinding sel

Torsi(pilin)
Ceiba petandra (kapuk) – (pembesaran 100x, 400x)
- Memiliki air bubble: untuk mengembalikan kapuk kebentuk semula.
- Memiliki dinding sel
- Memiliki lumen

lumen

Dinding sel
air bubble

Ciri – Ciri Sel Mati


➢ Tidak memiliki nucleus
➢ Tidak memiliki protoplasma
➢ Tidak memiliki plastida
➢ Tidak memiliki mitokondria

D. Sel Hidup

• Allium cepa – (pembesaran 100x, 400x)


➢ Memiliki dinding sel
➢ Memiliki nuleus : mengatur seluruh kegiatan sel
➢ Memliki Protoplasma Protoplasma terbagi 2 yaitu : sitoplasma : cairan yang
terdapat diluar nucleus dan berfungsi untuk metabolisme sel ; nukleoplasma :
cairan yang terdapat di nucleus dan berfungsi untuk melindungi nucleus
terhadap materi genetic yang ada di dalamya.

• Manihot utilissima (gabus) – (100x)


➢ Memiliki dinding sel
➢ Memiliki lumen

Ciri – Ciri Sel Hidup


➢ Memiliki nucleus
➢ Memiliki protoplasma
➢ Memiliki mtokondria : berfungsi untuk respirasi sel
➢ Memiliki plastida : berfungsi sebagai zat pembawa warna.

E. Benda Ergastik
benda mati yang terdapat pada sel hidup.
Amilum adalah bagian mati yang terdapat pada sel hidup.
• Solanum tuberosum – diambil sarinya (100x)
- Memiliki lamella: titik perbesaran hilus
- Memiliki hilus : titik initial (permulaan) terbentuknya amilum. Memiliki tipe
hilus eksentris.
- Memiliki dinding sel
• Manihot utilissima (amilum) –diambil sarinya (100x)
- Memiliki hilus tipe kosentris
- Memiliki dinding sel
- Memiliki lumen
- Memiliki lamella

Berdasarkan letaknya hilus terbagi menjadi 2 yaitu :


1. Eksntris : jika hilus terletak dibagian tepi. Contohnya pada solanum tuberosum
2. Kosentris : jika hilus terletak dibagian tengah. Contohnya pada manihot
utilissima
Berdasarkan jumlahnya hilus terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Tunggal : terdapat satu hilus yang dikelilingi satu lamella.
2. Setengah majemuk : terdapat dua hilus yang masing – masing dikelilingi oleh
lamella.
3. Majemuk : terdapat lebih dari satu hilus yang masing – masing dikelilingi
lamella
Mikroba Rumen : suatu mikroorganisme yang berukuran mikroskopis yang hidup
secara anaerob yang berada didalam rumen dan berfungsi untuk membantu pencernaan
secara fermentative.
Jenis – jenis miroba rumen
1. Bakteri
2. Protozoa
3. Jamur (fungi)
4. Virus

Protozoa
• Jenis – jenis protozoa
- Ciliata (bulu getar)
a. Holotrica : seluruh tubuh ditutupi dengan cilia
b. Oligotrica : cilia terletak pada salah satu ujung.

Flagellata (bulu cambuk)


Tujuan : memahami ciri-ciri dan dapat membedakan antara sel hidup dan sel mat

1.3 Histologi Tumbuhan


Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan yang ada pada makhluk hidup.
A. Tujuan
Mengamati susunan jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan
Sistem jaringan pada tumbuhan ada tiga macam, yaitu:
1. Sistem jaringan penutup, meliputi: jaringan-jaringan epidermis dan periderm.
2. Sistem jaringan dasar, meliputi: jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
3. Sistem jaringan pembuluh, meliputi: jaringan xilem dan floem
Jaringan Pelindung (Epidermis dan derivatnya)
B. Dasar Teori
Epidermis merupakan jaringan paling luar dari tumbuhan yang umumnya terdiri dari
selapis sel, dan berfungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut
sebagai jaringan pelindung. Epidermis batang kadang-kadang telah rusak karena batang
telah mengalami perkembangan sekunder, sehingga fungsi epidermis sebagai pelindung
diambil alih oleh jaringan dibawahnya, yaitu periderm. Epidermis batang mempunyai
derivat, misalnya sel-sel silika dan sel-sel gabus yang terdapat pada batang tebu
(Saccharum officinarum). Epidermis batang kadang-kadang dilapisi oleh kutikula.
Epidermis akar, disebut epiblem atau rizodermis, hanya dijumpai pada akar yang masih
muda. Epidermis akar umumnya tidak berkutikula, hanya pada beberapa tumbuhan
terdapat lapisan kutin pada permukaan akarnya, misalnya pada akar Poaceae dan
Palmae. Epidermis akar udara dari tumbuhan familia Orchidaceae dapat berkembang
menjadi velamen, yaitu jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan sel, sehingga
membentuk epidermis ganda (multiple epidermis).
Epidermis daun, biasanya hanya selapis sel saja, kecuali pada beberapa genus, misalnya
Ficus yang mempunyai epidermis ganda. Ada pustaka yang menyebut bahwa epidermis
ganda terdiri dari selapis sel epidermis dengan selapis atau beberapa lapisan sel
hipodermis. Kadang-kadang sel-sel epidermis mengandung air, sehingga disebut
jaringan air (pada daun Ficus sp.).
Diantara epidermis daun terdapat alat-alat tambahan yang disebut derivat epidermis,
misalnya rambut daun (trikomata), mulut daun (stomata) dan sel kipas (terdapat pada
daun Poaceae).
Jaringan epidermis berfungsi sebagai jaringan pelindung terhadap penguapan,
kerusakan mekanis, perubahan temperatur dan mencegah hilangnya zat-zat hara.
Bentuk sel epidermis bermacam-macam, misalnya kubus, ada yang tidak teratur
sehingga bila dilihat dari permukaan merupakan segi banyak, ada yang dindingnya
berkelok-kelok tidak teratur, ada yang mempunyai tonjolan- tonjolan seperti papila dan
lain-lain. Sifat-sifat sel epidermis adalah:
➢ Selnya masih hidup, letaknya rapat satu sama lain, tanpa ruang antar sel
➢ Dinding sel bagian luar yang berbatasan dengan udara relatif lebih tebal
daripada dinding sebelah dalam.
➢ Plasma sel melekat pada dinding sel sebagai selaput dengan sebuah vakuola
besar di bagian tengah.
➢ Plastida umumnya berupa leukoplas, hanya pada 24 tumbuhan
tertentu berupa kloroplas.

Kutikula : berfungsi untuk menghambat atau mengurangi laju penguapan


Epidermis atas : berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya
Mesofil terbagi atas dua jaringan yaitu
1. Jaringan palisade : tempat melekatnya kroloplas dimana didalam kroloplas
terdapt klorofil (zat hijau daun) & tempat berlangsungnya fotosintesis
2. Jaringan spons (gabus) : sebagai generasi sel & melindungi jaringan yang
dibawahnya agar tidak kekurangan air
Epidermis bawah (hipodermis) : melindungi jaringan yang ada dibawahnya.

Stomata :
➢ Respirasi : pertukaran CO2 dan H2O
➢ Gutasi : pengaturan kadar air
➢ Transpirasi : penguapan
25

Guard Cell : melindungi stomata


Fotosintesis :
6CO2 + 6H20 cahaya matahari 6O2 + C6H12O6 + energi/ATP
klorofil

Perbedaan dikotil dan monokotil berdasarkan letak xylem dan floem :


1. Dikotil : letak xylem dan floem beraturan
2. Monokotil : letak xylem dan floem tidak beraturan Fungsi xylem dan floem :
➢ Xylem : untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun
➢ Floem : untuk mengangkut hasil fotosintasis dari daun ke seluruh tubuh

Korteks : untuk penyokong dan memperkuat batang Endodermis : untuk


melindungi jaringan
Empulur : untuk transport nutrisi ke bagian radical
Xylem : untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun
Floem : untuk mengangkut hasil fotosintasis dari daun ke seluruh tubuh
tanaman
Kambiun : untuk pertumbuhan skunder
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Jaringan ikat tersusun atas tiga jenis
serat, yaitu serat kolagen, serat elastin dan serat retikuler. Hal ini sesuai dengan Wangko
dan Karundeng (2014) bahwa matriks intersel/ekstrasel yaitu bahan yang terdapat di
antara sel-sel pada jaringan ikat, dan terdiri dari protein serat (serat kolagen, serat
retikular, dan system serat elastin).

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Epidermis merupakan jaringan


paling luar dari tumbuhan yang umumnya terdiri dari selapis sel, dan berfungsi
melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut sebagai jaringan
pelindung. Hal ini sesuai dengan Javelle, et al. (2010) bahwa lapisan sel terluar
(epidermis) mereka untuk memenuhi dua peran; yang merupakan penghalang pelindung
yang ketat terhadap agen biotik atau abiotik dan yang dari antarmuka aktif yang
mengendalikan pertukaran vital gas, air dan nutrisi dengan lingkungan.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Jaringan epithel berfungsi untuk


menutupi permukaan dan melapisi rongga dalam tubuh dan susunannya rapat satu sama
lain. Hal ini sesuai dengan Soesilawati (2020) bahwasannya jaringan epitel berfungsi
terdiri atas sel yang tersusun rapat dan hanya terdapat sedikit zat perekat antar sel.
Epitel merupakan lapisan yang berfungsi untuk membatasi atau menutupi permukaan
serta merupakan suatu massa sel pada suatu kelenjar.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan.
a. Jaringan ikat tersusun atas tiga jenis serat, yaitu serat kolagen, serat elastin
dan serat retikuler.
b. Epidermis merupakan jaringan paling luar dari tumbuhan yang umumnya
terdiri dari selapis sel, dan berfungsi melindungi bagian dalam organ
tumbuhan, sehingga disebut sebagai jaringan pelindung.
c. Jaringan epithel berfungsi untuk menutupi permukaan dan melapisi rongga
dalam tubuh dan susunannya rapat satu sama lain.

3.2 Saran
Saran saya praktikum kedepannya lebih memberikan kesempatan bertanya
kepada mahasiswa yang belum pernah bertanya pada sesi tanya jawab agar semua
siswa dapat berperan aktif dalam praktikum yang sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA

Wangko, S. dan R. Karundeng. 2014. Komponen Sel Jaringan Ikat. Jurnal biomedik.
6(3) :S1-7
Javelle, M., V.Vernoud., P.M. Rogowsky., and G.C. Ingram. 2011. Epidermis: the
formation and functions of a fundamental plant tissue. New Phytologist. 189:17-
39
Soesilawati, P. 2020. Histologi Kedokteran Dasar. Surabaya: Airlangga University
Press
MATERI III
(MITOSIS DAN MEIOSIS)
BAB I
MITOSIS DAN MEIOSIS

1.1 Mitosis

Mitosis menghasilkan sel-sel tubuh (somatik) baru. Satu sel membelah


tetua membelah menghasilkan dua sel anakan. Pembentukan organisme
dewasa berasal dari ovum yang telah difertlisasi, reproduksi aseksual,
regenerasi dan pemeliharaan atau perbaikan bagian tubuh melalui pembelahan
sel secara mitosis. Jumlah kromosom sel anakan sama dengan sel tetua.

A. Pengertian Pembelahan Mitosis dan Meiosis

- Pembelahan Mitosis
Suatu proses pembelahan yang menghasilkan 2 sel anak yang
identik dengan induknya.
- Pembelahan Meiosis
Merupakan pembeahan sel yang menghasilkan sel
– sel gonad atau sel kelamin.
B. Tahap - tahap Pembelahan Mitosis

- Kariokinesis : Adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari


beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Anafase
- Sitokinesis : Adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel
anak hasil pembelahan. Sitokinesis terjadi setelah telofase. Dan
setelah ini, terbentuk individu yang identik.
C. Fase – fase Mitosis

a. Interfase (Replikasi DNA)

Merupakan fase persiapan atau istirahat. Terjadi metabolisme sel


dan replikasi DNA.
Terbentuklah nukleas dan nukled envelope. Kromosom belum
tampak sehingga dalam bentuk kromatid. Terdapat dinding sel.
b. Profase

Nuklead envelope mulai hancur dan terbentuk 2 sentriol yang


bergerak menuju arah berlawanan yang di hubungkan oleh benang
– benang spindel. Kromatin mengalami penebalan menjadi
kromosom.
c. Metafase

Sentrriol sudah samapai pada kutub yang berlawanan/kutub


masing-masing.. Sentromer terletak pada garis tengah yang di sebut
dengan Garis Equator.
d. Anafase

Kromosom membelah menjadi kromatid. Kromatid di tarik oleh


benang spindel kearah berlawanan menuju sentriol.
e. Telofase

Kromatid berubah menjadi benang – benang kromatin. Munculnya


membran pemisah dan nuklead envelope baru.

Metafase
Anafase

Profase

Metafase Anafase
Telofase
D. Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Aspek Perbedaan Mitosis Meiosis
Letak Sel – sel Sel – sel gonad
tubuh
Jumlah 1 2
Pembelahan
Jumlah Sel Anak 2 4

Jumlah Kromosom 2n (diploid) n (haploid)

Tujuan Pertumbuhan Pembentukan sel kelamin


dan
regenerasi
sel

E. Bentuk Kromosom
a. Telosentrik

yaitu kromosom yang letak sentromer nya terletak di ujung


kromosom.
b. Akrosentrik

yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada diantara tengah


dan ujung lengan kromatid.
c. Submetsentrik

adalah kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian


tengah, namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatid nya
terlihat sedikit panjang sebelah. (Membentuk huruf L)
d. Metasentrik

yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di tengah kromatid


sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian
(Membentuk huruf V). 34
Divisi Biologi, Fakultas Peternakan UB,
Malang
1.2 Meiosis

Meiosis adalah pembelahan sel yang berperan dalam pembentukan sel


gamet jantan dan betina (hewan) dan spora (tumbuhan). Sel-sel tersebut
mempunyai kromosom setengah dari jumlah kromosom tetua. Ciri pembelahan
secara meiosis adalah (1) Pembelahan terjadi pada sel kelamin, (2) Jumlah sel
anaknya empat, (3) Jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
induknya dan (4) Pembelahan sel terjadi dua kali.
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan
nuftah. Perpasangan terjadi dari kromosom homolog pada meiosis dan terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. dua kali periode
pembelahan sel pada meiosis, yaitu: pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan
II (meiosis II).

Tahap Pofase I DNA dikemas dalam kromosom pada proses Meiosis I pada
dan pada akhir Profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan
membentuk tetrad. Tahap Profase I dibagi menjadi lima subfase, yaitu:
1. Leptonema. Benang-benang kromatin memendek dan menebal, serta
mudah menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami
Kondensasi.
2. Zigonema. Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Kromosom homolog saling berpasangan (Sinapsis).
3. Pakinema. Kromosom mengalami duplikasi.

4. Diplonema. Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan


berbentuk X (Kiasma) dan merupakan tempat terjadinya 'Crossing Over'.
5. Diakenesis. Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada
kutub yang berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.
Tahap Metafase I. Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator.
Sentromer menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
Tahap Anafase I. Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang
berlawanan. Benang spindel dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.
Meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet, seperti
spermatosit (jantan) atau ovum pada manusia dan hewan, sedangkan pada
tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries dan menghasilkan
meiospor yang perlahan terdiferensiasi menjadi sel gamet juga.
Gametogenesis adalah proses pembelahan sel secara mitosis (diploid)
dan meiosis (haploid) yang terjadi pada sel gamet atau sel kelamin.
Gametogenesis mengalami diferensiasi untuk membentuk gamet haploid
dewasa tergantung dari siklus hidup biologis organisme. Gametogenesis
dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi
berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid.
Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit.
Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora.
Gametogenesis pada hewan, meliputi:
Spermatogenesis (jantan) dan oogenesis (betina).

A. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (sel
spermatozoa atau spermatozoon) yang terjadi di dalam testis dan oogenesis
merupakan pembentukan sel kelamin betina (sel telur atau ovum) yang terjadi
di ovary.

Spermatogenesis
B. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam


ovarium.Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan
spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu
menghasilkan satu ovum matang sekali waktu
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya pada tahap profase


kromatin mengalami penebalan menjadi kromosom. Hal ini sesuai dengan
McIntosh (2016) bahwasannya "Kromatin" yaitu serat yang dibentuk DNA saat
membungkusnya di sekitar octamers histone. Pemadatan profase menurun
panjang dan menambah ketebalan setiap kromosom.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya meiosis adalah


pembelahan sel yang berperan dalam pembentukan sel gamet jantan dan betina
(hewan) dan spora (tumbuhan). Sel-sel tersebut mempunyai kromosom
setengah dari jumlah kromosom tetua. Ciri pembelahan secara meiosis adalah
(1) Pembelahan terjadi pada sel kelamin, (2) Jumlah sel anaknya empat, (3)
Jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induknya dan (4)
Pembelahan sel terjadi dua kali. Hal ini sesuai dengan Reflina (2020)
bahwasannya pembelahan sel secara meiosis adalah pembelahan sel yang juga
melalui tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai
pembelahan reduksi, yaitu pembelahan sel induk diploid (2n) menghasilkan
empat sel anakan haploid. Pembelahan ini terjadi pada proses pembentukan sel
gamet yang terjadi pada organ reproduktif.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya bentuk kromosom ada


Telosentrik yaitu kromosom yang letak sentromer nya terletak di ujung
kromosom, Akrosentrik yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada
diantara tengah dan ujung lengan kromatid, Submetsentrik adalah kromosom
yang letak sentromernya mendekati bagian tengah, namun tidak pada bagian
tengah, sehingga kromatid nya terlihat sedikit panjang sebelah. (Membentuk
huruf L), dan Metasentrik yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di
tengah kromatid sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian
(Membentuk huruf V). Hal ini sesuai dengan Aristya, dkk.(2015) bahwasannya
berdasarkan letak sentromernya, terdapat empat bentuk kromosom yaitu :
Metasentris yaitu bentuk kromosom saat sentromer terletak di tengah
kromosom (median) sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan yang
sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V, Submetasentris yaitu
bentuk kromosom ketika sentromer terletak di arah salah satu ujung
kromosom(submedian) sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak
sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J; Aksosentris yaitu bentuk
kromosom pada waktu sentromer terletak di dekat ujung kromosom
(subterminal) sehingga kromosom tidak membengkok, tetapi tetap lurus seperti
batang. Lengan kromosom terbagi menjadi dua, satu lengan kromosom sangat
pendek sedangkan yang lainnya sangat panjang; Telosentris yaitu bentuk
kromosom pada waktu sentromer terletak di ujung kromosom sehingga
kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan dan berbentuk lurus menyerupai
batang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
a. Pada tahap profase kromatin mengalami penebalan menjadi kromosom.
b. Meiosis adalah pembelahan sel yang berperan dalam pembentukan sel gamet
jantan dan betina (hewan) dan spora (tumbuhan). Sel-sel tersebut mempunyai
kromosom setengah dari jumlah kromosom tetua. Ciri pembelahan secara
meiosis adalah (1) Pembelahan terjadi pada sel kelamin, (2) Jumlah sel
anaknya empat, (3) Jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
induknya dan (4) Pembelahan sel terjadi dua kali.
c. Bentuk kromosom ada Telosentrik yaitu kromosom yang letak sentromer nya
terletak di ujung kromosom, Akrosentrik yaitu kromosom yang letak sentromer
nya berada diantara tengah dan ujung lengan kromatid, Submetasentrik adalah
kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah, namun tidak
pada bagian tengah, sehingga kromatid nya terlihat sedikit panjang sebelah.
(Membentuk huruf L), dan Metasentrik yaitu kromosom yang sentromer nya
terletak di tengah kromatid sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi
dua bagian (Membentuk huruf V).

3.2Saran
Saran saya peraturan tata tertib praktikum lebih di tegaskan kembali karena
banyak praktikan yang tidak mengikuti tata tertib praktikum dengan baik, seperti
menyalakan kamera ketika pemaparan materi sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

McIntosh, J. R. 2016. Mitosis. Cold Spring Harb Perspect Biol. 8 :a023218


Reflina.2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Pembelahan
Sel Kelas XII-MIA 2 di SMAN 5 Kota Jambi Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal
Ilmiah Dikdaya. 10(1) : 43-51
Aristya, G. R; B.S. Daryono, N.S.N. Handayani, dan T. Arisuryanti. 2015.
Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Anda mungkin juga menyukai