Disusun oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
MATERI I
(MIKROSKOP)
BAB I
MIKROSKOP
3.1 Kesimpulan.
a. Mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati benda-benda yang
sangat kecil karena kekuatannya kemampuan pembesar.
b. Sifat bayangan yang dimiliki lensa objektif, yaitu nyata, terbalik dan di
perbesar sedangakan sifat bayangan lensa okuler adalah maya, tegak,
diperbesar.
c. Kondensor dalam mikroskop memiliki fungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk.
3.2 Saran
Saran saya pelaksanaan postest yang sedang berlangsung sebaiknya sedikit
diperpanjang waktu pelaksanaannya agar mahasiswa bisa mengoreksi jawaban
kembali dan mendapatkan nilai maksimal nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Jaringan ikat longgar adalah jaringan ikat yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
hewan bertulang belakang dan serat penyusunya tersusun secara longgar. Fungsi
jaringan ikat longgar yang banyak ditemui sebagai pengikat antara jaringan epitel
dengan jaringan yang terletak di bawah jaringan epitel. Fungsi lain dari jaringan ikat
longgar adalah membungkus organ pada tubuh agar tetap berada pada tempat yang
semestinya.
C. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan lunak yang membentuk otot dalam tubuh hewan dan
menimbulkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini bertentangan dengan
komponen atau jaringan lain di otot, seperti tendon atau perimysium. Jaringan otot
terbentuk selama perkembangan embrionik melalui proses yang dikenal sebagai
myogenesis.
Jaringan otot bervariasi sesuai dengan fungsi dan lokasi dalam tubuh. Jenis otot pada
mamalia adalah (1) Otot rangka atau lurik; (2) Otot halus atau polos dan (3) Otot
jantung yang dikenal sebagai setengah lurik dan setengah polos. Otot halus dan jantung
berkontraksi tanpa sengaja dan tanpa intervensi sadar. Jenis otot ini dapat diaktifkan
baik melalui interaksi sistem saraf pusat maupun dengan menerima persyarafan dari
pleksus perifer atau aktivasi endokrin (hormon). Otot lurik atau rangka hanya
berkontraksi secara sukarela berdasarkan pengaruh sistem saraf pusat. Refleks adalah
suatu bentuk aktivasi otot rangka secara tidak sadar, meskipun timbul melalui aktivasi
sistem saraf pusat dan tidak melibatkan struktur kortikal sampai setelah kontraksi
terjadi.
Jenis otot yang berbeda berakibat bervariasi dalam responsnya terhadap neurotransmiter
dan zat endokrin, seperti asetilkolin, noradrenalin, adrenalin, nitrat oksida dan
tergantung pada jenis otot dan lokasi pasti dari otot. Sub- kategorisasi jaringan otot juga
dimungkinkan, tergantung pada kandungan mioglobin, mitokondria, miosin ATPase dan
lain- lain.
D. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf adalah komponen jaringan utama sistem syaraf. Sistem syaraf
mengatur dan mengontrol fungsi dan aktivitas tubuh dan terdiri dari dua bagian, yaitu:
(1) Sistem saraf pusat atau central nervous system (CNS) yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dan (2) Sistem syaraf tepi atau peripheral nervous system
(PNS) yang terdiri dari syaraf tepi yang bercabang. Sistem syaraf tepi terdiri dari neuron
atau sel-sel syaraf yang menerima dan mengirimkan impuls dan neuroglia, juga dikenal
sebagai sel glial atau glia, yang membantu propagasi impuls syaraf serta memberikan
nutrisi ke neuron.
Jaringan syaraf terdiri dari berbagai jenis sel syaraf yang semuanya memiliki akson.
Akson adalah bagian sel yang panjang seperti batang berfungsi mengirimkan sinyal
potensial aksi ke sel berikutnya. Kumpulan akson membentuk syaraf di PNS dan jalur
di CNS. Fungsi sistem saraf adalah integrasi input sensorik, kontrol otot dan kelenjar,
homeostasis dan aktivitas mental.
14
1.2 Sitologi Tumbuhan
Sitologi tumbuhan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bentuk
dan susunan serta sifat-sifat fisik maupun kimia sel tumbuhan. Pertama kali sel
ditemukan oleh ROBERT HOOKE (1667) pada irisan gabus botol yang diamati
dibawah mikroskop, kemudian tahun 1831 ROBERT BROWN menemukan benda bulat
didalam sel tumbuhan yang selanjutnya disebut nukleus atau inti sel. Bentuk sel
tumbuhan bermacam-macam, antara lain kubus, peluru, prisma, silindris, poliedris,
memanjang dan sebagainya. Panjang sel antara 10-100 µm, tetapi ada juga yang
mencapai panjang sampai 25 cm atau lebih, bahkan ada yang mencapai panjang sampai
beberapa meter, misalnya sel-sel serabut dan sel-sel buluh getah.
Adanya dinding sel merupakan ciri karakteristik pada sel tumbuhan dan berbeda
dengan sel hewan pada umumnya yang tidak mempunyai dinding sel. Sel hewan hanya
terdapat membran plasma atau membran sel saja. Fungsi dinding sel pada tumbuhan
adalah untuk memberi bentuk sel, melindungi isi sel dan memperkuat isi sel.
Dinding sel adalah tipis pada sel yang masih muda, makin dewasa sel tersebut
dinding selnya relatif makin bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat
erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-
masing sel adalah berbeda-beda, karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga
terdapat perbedaan bentuk sel.
Dinding sel tumbuhan pada umumnya tersusun oleh zat-zat organik dan zat
anorganik. Jarang sekali dinding sel hanya terdiri dari satu zat penyusun, tetapi
mengandung beberapa macam zat. Pada umumnya dinding sel mengandung zat
selulose. Selain selulose pada dinding sel terdapat zat-zat lain, seperti ligni,
hemiselulose, suberin, khitin dan sebagainya.
Bagian tengah amilum kadang-kadang tampak seperti terkerat, proses ini disebut korosi,
yang terjadi pada butir-butir amilum dalam biji yang sedang berkecambah. Butir
amilum biji Phaseolus vulgaris (kacang tanah), kadang-kadang tampak retak bagian
tengahnya. Hal ini terjadi pada biji yang kering, karena kepekatan di bagian tengah
butir amilum berkurang.
Sel : Unit terkecil yang terdapat dalam makhluk hidup baik hewan, tumbuhan dan
manusia.
Bentuk – Bentuk Sel : kubus, peluru, prisma, silindris, poleidris, memanjang.
Fungsi Dinding Sel :
➢ Memberi bentuk sel
➢ Melindungi isi sel
➢ Memperkuat isi sel
C. Sel Mati
• Gossypium sp. (kapas) – (pembesaran 100x, 400x)
➢ Memiliki dinding sel
➢ Memiliki lumen: ruang kosong yang terdapat diantara dinding sel.
➢ Torsi (pilin): memudahkan pemintalan.
Lumen
Dinding sel
Torsi(pilin)
Ceiba petandra (kapuk) – (pembesaran 100x, 400x)
- Memiliki air bubble: untuk mengembalikan kapuk kebentuk semula.
- Memiliki dinding sel
- Memiliki lumen
lumen
Dinding sel
air bubble
D. Sel Hidup
E. Benda Ergastik
benda mati yang terdapat pada sel hidup.
Amilum adalah bagian mati yang terdapat pada sel hidup.
• Solanum tuberosum – diambil sarinya (100x)
- Memiliki lamella: titik perbesaran hilus
- Memiliki hilus : titik initial (permulaan) terbentuknya amilum. Memiliki tipe
hilus eksentris.
- Memiliki dinding sel
• Manihot utilissima (amilum) –diambil sarinya (100x)
- Memiliki hilus tipe kosentris
- Memiliki dinding sel
- Memiliki lumen
- Memiliki lamella
Protozoa
• Jenis – jenis protozoa
- Ciliata (bulu getar)
a. Holotrica : seluruh tubuh ditutupi dengan cilia
b. Oligotrica : cilia terletak pada salah satu ujung.
Stomata :
➢ Respirasi : pertukaran CO2 dan H2O
➢ Gutasi : pengaturan kadar air
➢ Transpirasi : penguapan
25
3.1 Kesimpulan.
a. Jaringan ikat tersusun atas tiga jenis serat, yaitu serat kolagen, serat elastin
dan serat retikuler.
b. Epidermis merupakan jaringan paling luar dari tumbuhan yang umumnya
terdiri dari selapis sel, dan berfungsi melindungi bagian dalam organ
tumbuhan, sehingga disebut sebagai jaringan pelindung.
c. Jaringan epithel berfungsi untuk menutupi permukaan dan melapisi rongga
dalam tubuh dan susunannya rapat satu sama lain.
3.2 Saran
Saran saya praktikum kedepannya lebih memberikan kesempatan bertanya
kepada mahasiswa yang belum pernah bertanya pada sesi tanya jawab agar semua
siswa dapat berperan aktif dalam praktikum yang sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Wangko, S. dan R. Karundeng. 2014. Komponen Sel Jaringan Ikat. Jurnal biomedik.
6(3) :S1-7
Javelle, M., V.Vernoud., P.M. Rogowsky., and G.C. Ingram. 2011. Epidermis: the
formation and functions of a fundamental plant tissue. New Phytologist. 189:17-
39
Soesilawati, P. 2020. Histologi Kedokteran Dasar. Surabaya: Airlangga University
Press
MATERI III
(MITOSIS DAN MEIOSIS)
BAB I
MITOSIS DAN MEIOSIS
1.1 Mitosis
- Pembelahan Mitosis
Suatu proses pembelahan yang menghasilkan 2 sel anak yang
identik dengan induknya.
- Pembelahan Meiosis
Merupakan pembeahan sel yang menghasilkan sel
– sel gonad atau sel kelamin.
B. Tahap - tahap Pembelahan Mitosis
Metafase
Anafase
Profase
Metafase Anafase
Telofase
D. Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Aspek Perbedaan Mitosis Meiosis
Letak Sel – sel Sel – sel gonad
tubuh
Jumlah 1 2
Pembelahan
Jumlah Sel Anak 2 4
E. Bentuk Kromosom
a. Telosentrik
Tahap Pofase I DNA dikemas dalam kromosom pada proses Meiosis I pada
dan pada akhir Profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan
membentuk tetrad. Tahap Profase I dibagi menjadi lima subfase, yaitu:
1. Leptonema. Benang-benang kromatin memendek dan menebal, serta
mudah menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami
Kondensasi.
2. Zigonema. Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Kromosom homolog saling berpasangan (Sinapsis).
3. Pakinema. Kromosom mengalami duplikasi.
A. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (sel
spermatozoa atau spermatozoon) yang terjadi di dalam testis dan oogenesis
merupakan pembentukan sel kelamin betina (sel telur atau ovum) yang terjadi
di ovary.
Spermatogenesis
B. Oogenesis
3.2Saran
Saran saya peraturan tata tertib praktikum lebih di tegaskan kembali karena
banyak praktikan yang tidak mengikuti tata tertib praktikum dengan baik, seperti
menyalakan kamera ketika pemaparan materi sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA