Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pratikum minggu lalu tentang mikroskop pada tanggal 18 Maret 2019 bertepatan di
laboraturium Universitas Muhammadiyah Jember, adapun pembahasan yang akan kami bahas
yaitu :
4.1 Sejarah Mikroskop
Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang
bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang
yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop
pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat
perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli. Temuan mikroskop saat itu mendorong
ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo
mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya
diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini
menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik.
Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam
memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh
panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar
200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di
bawah 200 nanometer
.Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
terus mengembangkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan
peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota
Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-seratpada kain.
Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang
penemu mikrobiologi.
Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air
sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda
kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda
bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih
meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan
memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya
tersebut danmengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada
tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang
dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang
melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus
maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat
dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu
mikrobiologi.
Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat
binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya untuk
mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian tentang
serangga secara mendetail.
4.2 Macam-macam Mikroskop
Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang menggunakan cahaya untuk mengamati
objeknya. Sumber cahaya bisa dengan menggunakan cahaya sekitar yang dipantulkan dengan
menggunakan cermin atau menggunakan cahaya lampu yang terhubung dengan listrik. Contoh
mikroskop cahaya adalah mikroskop monokuler, mikroskop binokuler, mikroskop digital, dan
mikroskop stereo.
Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan berkas elektron yang
terletak di bagian atas sebagai sumber energi, bukan cahaya. Berkas elektron difokuskan kepada
objek oleh lensa pembalik yang kemudian diproyeksikan ke layar atau ke komputer dengan
perbesaran jutaan kali. Mikroskop jenis ini digunakan oleh para profesional dan peneliti.
Terdapat dua macam mikroskop elektron yakni SEM (Scanning Electron Microscope) dan TEM
((Transmition Electron Microscope).
4.3 Bagian Mikroskop
a. LENSA OKULER adalah jenis lensa yang berfungsi untuk memperbesar gambar objek dari
lensa objektif sehingga terlihat oleh mata. Lensa okuler dapat diganti sesuai dengan kebutuhan
ukuran pembesarannya. Pembesaran lensa okuler yakni 5x, 10x, dan 15x.
b. LENSA OBYEKTIF adalah jenis lensa untuk memperbesar objek agar terlihat oleh lensa
okuler. Lensa okuler memiliki pembesaran bermacam-macam sesuai dengan model dan pabrik
pembuatannya. Pembesaran lensa okuler yakni 4x, 10x, 40x, dan 100x. Pergantian perbesaran
lensa objektif diatur oleh revolver.
c. TABUNG MIKROSKOP adalah tempat penghubung lensa okuler dan lensa objektif
d. MAKROMETER (PENGATUR FOKUS KASAR) berfungsi untuk memfokuskan lensa
dengan pergerakan yang kasar dan juga menaik-turunkan bagian tabung mikroskop dengan
cepat.
e. MIKROMETER (PENGATUR FOKUS HALUS) berfungsi untuk memfokuskan lensa
dengan pergerakan yang halus dan juga menaik-turunkan bagian tabung mikroskop dengan
lambat
f. REVOLVER berfungsi untuk memutar posisi lensa objektif yang disesuaikan dengan
pembesaran.
g. LENGAN MIKROSKOP adalah bagian pegangan saat membawa atau memegang mikroskop. 
h. MEJA MIKROSKOP berfunsgi untuk tempat meletakkan preparat yang diamati.
i. PENJEPIT PREPARAT berfungsi untuk menjepit preparat / slide agar tidak mudah berubah
posisinya. Penjepit mikroskop ada yang bisa digeser maju mundur dan ada yang tidak bisa
digeser.
j. DIAFRAGMA berfungsi untuk mengatur atau menyaring banyaknya cahaya yang masuk 
k. SUMBER CAHAYA berfungsi untuk memberikan cahaya agar objek dapat terlihat. Sumber
cahaya pada mikroskop ada yang menggunakan cermin dan lampu. Mikroskop yang
menggunakan cermin terdiri dari cermin datar dan cermin cekung. Mikroskop yang
menggunakan lampu sebagai sumber cahaya 
l.KAKI MIKROSKOP berfungsi sebagai penumpu atau menopang mikroskop.

 
4.4 Perbedaan Monokuler dan Binokuler
a. Mikroskop Monokuler
Sama dengan penamaannya, mikroskop monokuler ini dibekali dengan 1 lensa untuk
pembesaran saja. Mikroskop jenis ini dengan gampang kita temukan di laboratorim sekolah.
Jenis mikroskop ini cuma bisa dipakai untuk melihat benda atau objek yang sederhana, tidak
memungkinkan untuk digunakan melihat objek yang teramat sangat tipis. Gambar dari
mikroskop monokuler seperti gambar sebelumnya tadi yang sudah aku lengkapi dengan nama-
nama bagiannya.
b. Mikroskop Binokuler
Mikroskop jenis ini memiliki 2 lensa pembesar yang mana keduanya saling memperkuat
detail dari sebuah objek yang akan dilihat dengan mikroskop ini. Untuk benda-benda sangat kecil
atau makroskopis, mikroskop jenis ini pilihan yang benar untuk dipakai karena hasil fokus benda
yang dihasilkan akan sangat fokus ketimbang jika memakai mikroskop satu lenda tadi. Jika kamu
ingin tahu lebih jelas lagi tentang penggolongan jenis-jenis mikroskop ini.
4.5 Perbesaran 4, 10, 100
4.6 4.6 Langkah Kerja Mikroskop

1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan revolver. Lensa
objektif harus diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang sama dengan arah
masuknya cahaya dan lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus menggunakan
lensa okuler dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang Anda gunakan adalah binokuler
maka Anda dapat melihatnya dengan kedua mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang diperlukan
dapat terpenuhi untuk melakukan pengamatan preparat.
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar sinar yang
diterima mata dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara mengatur
makrometer searah jarum jam.
7. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa objektif.
Gunakan penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm dengan
menggunakan makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja preparat
menggunakan mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif dengan
perbesaran yang lebih tinggi pada kedudukannya.
11. Pastikan lensa objektif tidak bersentuhan dengan preparat karena dapat merusak hasil
pengamatan.
12. Fokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer ke arah berlawanan jarum jam
dengan perlahan.
13. Jika hasil pengamatan belum terlihat jelas maka atur pencahayaan.
14. Putar revolver pada lensa objektif ke keadaan semula yaitu perbesaran paling kecil
setelah Anda selesai melakuka pengamatan.
15. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop.
16. Ambil preparat dari meja preparat

4.7 Perawatan Mikroskop

1. Disimpan di tempat yang sejuk, kering, bebas debu, dan bebas dari uap asam. Tempat
penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel yang bersifat
higroskopis sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab atau diletakkan dalam lemari
yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan
menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop, dapat
digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisu lensa yang diberi alkohol 70%. Hindari membersihkan lensa dengan
menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol atau alkohol. Pada
penggunaan xilol harus hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop
non optik karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga hindari menggunakan
larutan xilol pada bagian lensa.
5. Sebelum menyimpan, bersihkan mikroskop selalu, terutama bersihkan semua minyak
imersi di permukaan lensa sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta
mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkan dan menyebabkan
goresan sehingga dapat menurunkan ketajaman lensa.
6. Meja mikroskop sebelum disimpan, diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan dari meja
preparat dengan memutar alat penggerak ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali,
lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (apabila mikroskop listrik).

Beberapa petunjuk penggunaan mikroskop dengan menerapkan prinsip perawatan, agar dapat
bertahan lebih lama, yaitu:

1. Selama menggunakan perbesaran kuat, dilarang menggerakkan alat pemutar kasar, sebab
semakin kuat/besar kekuatan lensa, panjang tubus lensa objektif semakin panjang sehingga
jarak antara lensa objektif dengan gelas objek semakin dekat. Menggerakkan pemutar kasar, ada
kemungkinan lensa objektif dan gelas objek saling bersentuhan, hal ini dapat berakibat lensa
atau gelas objek pecah.
2. Untuk lensa objektif dengan perbesaran 100x, biasanya perlu penambahan minyak imersi,
agar lensa objektif yang digunakan semakin tebal sehingga lebih sulit ditembus cahaya, tanpa
minyak imersi dapat mengalami kesulitan untuk menemukan bayangan objek. Untuk
membersihkan minyak imersi yang menempel pada lensa objektif digunakan xilol yang
diteteskan pada kertas lensa, kemudian dioleskan pada lensa objektif sampai tidak ada lagi
minyak imersi yang menempel pada lensa objektif.
3. Selama penggunaan mikroskop sebaiknya meja objek tetap diatur dalam posisi datar, agar
menghindarkan adanya air atau larutan lainnya yang tumpah dan mengotori mikroskop.
4. Dilarang menyentuh lensa dengan jari tangan atau kain yang kasar, kotor, basah atau
berminyak.
5. Reflektor mudah terlepas, maka saat memindahkan mikroskop, pegang tangkainya
menggunakan tangan kiri. Topang bagian kaki mikroskop dengan tapak tangan kanan (atau
sebaliknya).

Anda mungkin juga menyukai