Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS EKONOMI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN

DI PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI KEBUMEN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
Karina Maestika
D1B020006

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI PETERNAKAN
PURWOKERTO
2021
ANALISIS EKONOMI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN
DI PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI KEBUMEN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
Karina Maestika
D1B020006

Disusun sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan


penelitian pada Program Sarjana Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI PETERNAKAN
PURWOKERTO
2021
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS EKONOMI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN


DI PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI KEBUMEN

Oleh:

Karina Maestika
D1B020006

Diterima dan disetujui


Pada tanggal :……………….

Pembimbing I Pembimbing II

Novie Andri Setianto, S.Pt., M,Sc., Ph.D Dr. Yusmi Nur Wakhidati, S.Pt., M.Si.
NIP. 19751130 199903 1 002 NIP. 19780303 200212 2 002

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik

Novie Andri Setianto, S.Pt., M,Sc., Ph.D


NIP. 19751130 199903 1 002
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Subsektor peternakan unggas merupakan salah satu yang memberikan kontribusi
pada perekonomian nasioanal, serta mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga
dapat diandalkan untuk memperbaiki perekonomian nasional. Populasi ayam broiler dari
sabang sampai merauke terus meningkat setiap tahunya, di tahun 2020 mencapai
2.970.493.660 ekor di Indonesia (BPS 2020). Populasi ayam di Jawa Tengah mencapai
227.905.630 ekor dan di Kabupaten Kebumen mencapai 2.007.500 (BPS Provinsi Jateng).
Jumlah populasi ayam broiler di Kabupaten Kebumen memiliki potensi untuk
dikembangkan, karena dapat membantu meningkatkan pendapatan dan perekonomian di
Wilayah tersebut. Menurut presentase penduduk miskin di Jawa Tengah, Kabupaten
Kebumen merupakan Kabupaten termiskin di Jawa Tengah dengan presentase 17,59%
(BPS 2020).
PT. Cemerlang Unggas Lestari Kebumen merupakan perusahaan kemitraan ayam
broiler yang berada di Kabupaten Kebumen. Kandang closed house merupakan kandang
yang tertutup dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stres yang
terjadi pada ayam. Terdapat dua jenis kandang closed house yaitu grade satu dan grade
dua. Jenis kandang closed house grade satu merupakan kandang ayam modern yang
semua sistemnya sudah otomatis, sedangkan closed house grade dua memiliki perbedaan
pada tempat pakan yaitu masih menggunakan tempat pakan manual.
Berdasarkan jenis kandang yang digunakan closed house grade satu dan closed
house grade dua pada kandang ayam broiler tentu dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha tersebut. Kedua jenis kandang tersebut mempengaruhi perbedaan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pemeliharaan ayam, sehingga akan
mempengaruhi profit yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan analisis ekonomi
peternakan ayam broiler dengan jenis kandang tersebut. Analisis ekonomi yang dicari
meliputi, pendapatan, BEP, R/C ratio, rentabilitas dan payback period.
1.2 Perumusan Masalah
Peternakan ayam broiler di Kabupaten Kebumen menggunakan jenis kandang
closed house grade satu dan closed house grade dua. Kandang dengan jenis closed house
grade satu memiliki peluang usaha yang lebih menjanjikan. Penggunaan jenis kandang
yang berbeda kemungkinan mengalami produktivitas dan keuntungan yang berbeda,
serta perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pemeliharaan
ayam. Oleh karena itu diperlukan analisis ekonomi usaha peternakan ayam broiler dengan
jenis kandang tersebut. Analisis ekonomi dapat diketahui dengan menghitung
pendapatan, BEP, R/C ratio, rentabilitas dan payback period. Kabupaten Kebumen dengan
presentasi penduduk termiskin di Jawa Tengah dapat mengembangkan usaha peternakan
ayam broiler dengan jenis kandang closed house untuk meningkatkan pendapatanya.
Berdasarakan penjelasan diatas dapat dirumuskan masalah perbedaan tingkat
keuntungan pada kandang closed house grade satu dan closed house grade dua.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.  Berapa perfoman kinerja ekonomi usaha peternakan ayam broiler dengan jenis
kandang closed house grade satu dan closed house grade dua?
2.  Adakah perbedaan performan kinerja ekonomi usaha peternakan ayam broiler
dengan jenis kandang closed house grade satu dan closed house grade dua?
1.3 Hipotesis
1.  H0: tidak terdapat perbedaan perfoman kinerja ekonomi yang nyata antara jenis
kandang closed house grade satu dan closed house grade dua.
2.  H1: terdapat perbedaan perfoman kinerja ekonomi yang nyata antara jenis
kandang closed house grade satu dan closed house grade dua.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perfoman kinerja ekonomi usaha peternakan ayam broiler dengan
jenis kandang closed house grade satu dan closed house grade dua.
2. Mengetahui perbandingan perfoman kinerja ekonomi usaha peternakan ayam
broiler dengan jenis kandang closed house grade satu dan closed house grade dua.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada peternak tentang perfoman kinerja ekonomi usaha
peternakan ayam broiler dengan jenis kandang closed house grade satu dan
closed house grade dua di Kabupaten Kebumen.
2. Memberikan informasi kepada pemerintah tentang potensi usaha peternakan
ayam broiler dengan jenis kandang closed house grade satu dan closed house
grade dua di Kabupaten Kebumen.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler


Usaha ayam broiler merupakan komoditas peternakan yang mempunyai potensi
cukup besar untuk memenuhi kebutuhan hewani. Meningkatnya jumlah pendapatan,
jumlah penduduk dan pendidikan menyebabkan meningkatnya jumlah kebutuhan protein
hewani terutama daging. Peternakan ayam broiler mempuyai prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan, baik dalam peternakan besar ataupun peternakan kecil (Utomo
dkk., 2015). Usaha ternak yang memiki strategi dan manajemen baik mampu bertahan
lama, usaha peternakan untuk dapat berkembang dan bertahan harus memiliki srategi
tertentu (Ekapriyatna dkk., 2016)
Usaha peternakan ayam broiler dalam pemeliharaanya menuntut manajemen dan
pengetahuan yang baik, apabila tidak meiliki pengetahuan dan mana manajeman yang
baik, maka efesiensi usaha tidak tercapai. Presentase 59,46 persen peternak menjadikan
usaha peternakan ayam sebagai usaha sampingan (Wakhidati dkk., 2016). Usaha
peternakan merupakan usaha sampingan. Hal tersebut disebabkan peternak memelihara
ternak dengan jumlah relatif kecil. Oleh karena itu kondisi tersebut dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan peternak. Pendapatan yaitu laba dari usaha dalam waktu satu tahun,
untuk pemilik, upah, manajemen dan kapital milik sendiri yang dipakai dalam usaha
(Ratnasari dkk., 2015).
Alasan usaha peternakan komoditas ayam broiler adalah memiliki siklus produksi
yang relatif pendek serta perputaran modal relatif cepat, sehingga cocok untuk
peternakan rakyat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja (Murti dkk., 2015). Ayam
broiler atau ayam pedaging mempunyai kemampuan pertumbuhan relatif cepat.
Umumnya ayam siap dipanen pada umur 28-45 hari dengan berat badan 1,2-2 kg/ekor.
Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Prinsipnya pertumbuhan ayam
dan efisiensi kebutuhan pakan yang maksimum tidak dapat tercapai, apabila ayam yang
dipelihara di atas atau di bawah suhu lingkungan yang tidak sesuai (Sebayang dkk., 2016).
2.2 Sistem Kemitraan
Sistem kemitraan merupakan cara menjalin kerjasama dengan perusahaan yang
menyediakan sarana produksi, dengan ketentuan peternak harus menjual semua hasil
produksi kepada perusahaan inti sesuai dengan kesepakatan harga yang tertera dalam
kontrak yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak peternak dan perusahaan yang
bersangkutan. Isi dari kontrak kerjasama tersebut tentang perusahaan berperan sebagai
inti dan peternak berperan sebagai plasma (Windarsari, 2012). Usaha kemitraan
merupakan kerjasama antara badan usaha yang bersifat sukarela, dilandasi prinsip saling
menghidupi, saling membutuhkan saling memperkuat serta saling menguntungkan
(Fatmawaty dkk., 2020).
Usaha kemitraan ayam broiler merupakan perusahaan besar yang menyediakan
DOC, pakan dan obat-obatan. Peternak hanya menyediakan kandang, tenaga kerja untuk
pemeliharaan ayam dari DOC sampai panen dan peralatannya. Usaha dengan pola
kemitraan diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak
seperti pengetahuan tatalaksana pemeliharaan, permodalan dan pemasaran hasil
produksi (Pramita dkk., 2017). Usaha ternak unggas mempunyai prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan dan usaha menjanjikan bagi masyarakat di wilayah pedesaan
(Nurcholis dkk., 2018).
Sistem kemitraan pola dagang umum dilakukan dengan menjalin kerjasama
pemasaran, penyediaan lokasi usaha, penerimaan pasokan dari usaha mikro kecil maupun
menengah oleh usaha besar yang dilakukan secara terbuka. Sistem kemitraan pola
dagang umum dilakukan oleh peternak dengan bentuk kerjasama pemasaran dan
penerimaan pasokan untuk perusahaan industri pengolahan (Amam dkk., 2019). Usaha
peternakan ayam pedaging banyak diminati, karena mempunyai permintaan pasar yang
tinggi (Rohani dan Darwis, 2017).
2.3 Sistem Perkandangan
Tata laksana sistem perkandangan yang biasa dilakukan yaitu persiapan sebelum
DOC datang adalah membersihkan kandang, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
seperti, tempat minum, tempat pakan, persiapan brooding dan penebaran sekam (Dahlan
dan Hudi, 2011). Peningkatan konsumsi protein daging ayam memerlukan peternak-
peternak yang mampu memanajeman pemeliharaan ayam pedaging dengan baik. Salah
satu yang dapat mempengaruhi keberhasilan peternak untuk menghasilkan ayam
pedaging yang baik adalah sistem perkandangannya. Sistem perkandangan yang baik
memerlukan pengelolaan pengkondisian udara yang tepat, karena ayam memerlukan
temperatur yang berbeda pada setiap masa pertumbuhanya. Umur ayam pada masa
brooding yaitu 0 sampai dengan 14 hari, ayam membutuhkan temperatur sekitar 29-34
°C, sedangkan umur 14 hari sampai dengan panen (kurang lebih 32 hari)
ayam memerlukan temperatur udara sekitar 26-27 °C (Sofia dan Abdurrachim, 2015).
Kandang sistem closed house merupakan kandang tertutup dikontrol dengan
sistem otomatis yang mengatur pemberian pakan, pengaturan suhu kandang dan
mengatur kelembaban pada kandang (Trisanto dkk., 2015). Peternakan ayam dengan
menggunakan kandang closed house dapat meningkatkan daya tampung atau
kapasitas kandang. Hal tersebut disebabkan karena peralatan kandang closed house dapat
menciptakan kondisi nyaman bagi ayam di dalam kandang dengan mengeluarkan
kelebihan uap air, kelebihan panas dan gas-gas yang berbahaya seperti karbon dioksida
(CO2), karbon monoksida (CO), dan amoniak (NH 3) dengan menyediakan kebutuhan
oksigen (O2) bagi ayam pedaging. Tujuan penggunaan kandang closed house yaitu untuk
meningkatkan produktivitas, menciptakan sistem sirkulasi yang terkendali di
dalam kendang, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan usaha peternakan
yang ramah lingkungan, namun pembangunan kandang closed house membutuhkan
modal atau biaya yang sangat mahal (Pakage dkk., 2020).
Kelebihan kandang jenis closed house adalah populasi atau kapasitas jauh lebih
banyak, ayam terjaga dari gangguan luar seperti cuaca, terhindar dari polusi, maupun
serangan penyakit, pakan lebih efisien dan keseragaman ayam lebih bagus. Kandang jenis
closed house memberi kemudahan, kondisi angin mudah terkontrol dibandingkan dengan
kandang jenis terbuka. Kelebihan kandang jenis closed house yaitu membutuhkan biaya
operasional yang cukup tinggi untuk membangunya (Susanti dkk., 2016). Tujuan
penggunaan kandang jenis closed house yaitu untuk menciptakan iklim mikro terkendali
di dalam kandang, menciptakan usaha peternakan yang ramah lingkungan, meningkatkan
produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja (Sujana dkk., 2011).
2.4 Analisis Ekonomi
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan tunai dikurangi seluruh biaya
yang dikorbankan dalam satu periode pemeliharaan yang dinyatakan dengan rupiah
(Rahmah, 2015). Pendapatan merupakan tujuan dari setiap jenis usaha. Pendapatan
dapat tercapai apabila jumlah penerimaan yang didapat dari hasil usaha lebih besar dari
pada jumlah pengeluarannya. Tingginya selisih pengeluaran dan penerimaan, semakin
meningkatnya hasil yang diperoleh.  Pendapatan yang diperoleh oleh peternak selain dari
hasil penjualan ayam, dipengaruhi oleh harga pasar, pemeliharaan, bonus serta penjualan
kotoran dan karung (Zentiko dkk., 2015).
Analisis break even point (BEP) memilik peran penting untuk membantu pelaku
bisnis memproyeksikan jumlah produk yang diproduksi dan perbandingannya dengan
pendapatan atau uang (Firdaus dan Pujotomo, 2015). Analisis Bep atau titik impas
merupakan hubungan antara biaya total dan laba yang dapat membantu mengetahui
volume penjualan dan volume produksi suatu perusahaan tidak mengalami kerugian dan
tidak pula mendapatkan keuntungan (Ismail, 2013). Analisis rentabilitas merupakan
perbandingan antara modal dengan laba yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto,
2011). Rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
atau keuntungan (Ngantung dkk., 2018).
R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya
(Hartono, 2012). Payback Period adalah untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan agar
investasi awal kembali. Payback period dapat menjadi indikator keberhasilan sebuah
usaha. Payback Period menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modal
dalam bisnisnya (Gandhy dan Sutanto, 2017). Payback Periode adalah rasio yang
memperhitungkan jangka waktu yang dibutukhan untuk mengembalikan modal usaha
yang telah ditanamkan pada sebuah usaha (Firdaus dan Pujotomo, 2015).
III. METODE PENELITIAN

3.1 Sasaran Penelitian


Sasaran penelitian adalah peternak ayam broiler dengan jenis kandang closed
house grade satu dan closed house grade dua yang bermitra dengan PT. Cemerlang Ungga
s Lestari di Kabupaten Kebumen.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Metode penelitian menggunakan metode Survei. Metode Pengambilan sampel ya
ng digunakan adalah Sensus, yaitu sebanyak 92 peternak yang terdiri dari kandang closed
house grade satu sebanyak 54 peternak dan closed house grade dua sebanyak 38
peternak yang bermitra dengan PT. Cemerlang Unggas Lestari di Kabupaten Kebumen.
Metode pengambilan data dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan (kuisioner)
yang akan diajukan kepada responden sebagai sampel.
3.3 Definisi Operasional
Performan kinerja ekonomi yang dihitung meliputi:
1. Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan tunai dikurangi seluruh biaya
yang dikeluarkan dalam satu periode pemeliharaan yang dinyatakan dengan rupiah.
2. Break Even Point (BEP) unit adalah perbandingan antara total biaya tetap dengan selisi
h harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Break Even Point (BEP) penjualan
merupakan perbandingan antara total biaya tetap dengan selisih 1 dengan perbanding
an total biaya variabel dan total harga jual.
3. R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya.
4.  Rentabilitas merupakan perbandingan antara modal dengan laba yang menghasilkan
laba tersebut.
5. Payback period adalah waktu minimal untuk mengembalikan investasi awal dalam
bentuk aliran kas yang didasarkan atas total penerimaan dikurangi semua biaya.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel yang diukur dalam penelitian antara lain pendapatan, Break Even Point (B
EP), R/C ratio, rentabilitas dan payback period.
3.5 Kerangka Pemikiran
Populasi ayam di Jawa Tengah mencapai 227.905.630 ekor dan di Kabupaten
Kebumen mencapai 2.007.500 (BPS Provinsi Jateng). Jumlah populasi ayam broiler di
Kabupaten Kebumen memiliki potensi untuk dikembangkan, karena dapat membantu
meningkatkan pendapatan dan perekonomian di Kabupaten tersebut. Menurut
presentase penduduk miskin di Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten
termiskin di Jawa Tengah dengan presentase 16,82%.
PT. Cemerlang Unggas Lestari Kebumen merupakan perusahaan kemitraan ayam
broiler yang berada di Kabupaten Kebumen. Kandang closed house merupakan kandang
yang tertutup dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stres yang
terjadi pada ayam. Terdapat dua jenis kandang closed house yaitu grade satu dan grade
dua. Jenis kandang closed house grade satu merupakan kandang ayam modern yang
semua sistemnya sudah otomatis, sedangkan closed house grade dua memiliki perbedaan
pada tempat pakan yaitu masih menggunakan tempat pakan manual. Kedua jenis
kandang tersebut mempengaruhi perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam proses pemeliharaan ayam, sehingga akan mempengaruhi profit yang diperoleh.
Oleh karena itu diperlukan analisis ekonomi peternakan ayam broiler dengan jenis
kandang tersebut. Analisis ekonomi yang dicari meliputi, pendapatan, BEP, R/C ratio,
rentabilitas dan payback period.
Gambar 1.Bagan Kerangka Pemikiran

Peternakan Ayam Broiler

kandang closed house grade kandang closed house grade


satu dua

Analisis Ekonomi

 Pendapatan
 BEP Produk dan BEP
Harga
 R/C Rasio
 Rentabilitas
 Payback Period
3.6 Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder
selama beberapa periode dalam satu tahun terakhir. Pengambilan data primer dengan
melakukan wawancara dengan peternak dan pihak perusahaan (technical servis) PT.
Charoen Phokpand Indonesia di Kabupaten Kebumen. Pengambilan data sekunder
dilakukan dengan mengambil data yang dimiliki oleh peternak dan PT. Charoen Phokpand
Indonesia di Kabupaten Kebumen. Penelitian analisis ekonomi usaha peternakan ayam
broiler menggunakan jenis kandang closed house grade satu dan closed house grade dua
pada skala usaha berbeda dilakukan dengan metode survey terhadap peternak ayam
broiler di Kabupaten Kebumen.
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menghitung
pendapatan, BEP, R/C ratsio, rentabilitas dan payback period. Cara untuk mengetahui
analisis ekonomi usaha peternakan ayam broiler beberapa diantaranya yaitu:
1. Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan tunai dikurangi seluruh biaya
yang dikeluarkan dalam satu periode pemeliharaan yang dinyatakan dengan rupiah.
Hartono, (2008) Menuliskan:
π = TR – TC
Keterangan:
π = Pendapatan usaha (Rp/periode)
TR = Total revenue atau total penerimaan usaha (Rp/periode)
TC = Total cost atau total biaya produksi usaha (Rp/periode).
2. Break Event Point
Break Even Point (BEP) unit adalah perbandingan antara total biaya tetap dengan s
elisih harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Break Even Point (BEP) penjualan
merupakan perbandingan antara total biaya tetap dengan selisih 1 dengan perbandingan
total biaya variabel dan total harga jual. Suprjitno (2015) menggambarakan secara sistem
atis sebagai berikut:
a. Break Event Point Unit
BEP Unit = Total Biaya Tetap / Harga Jual Per Unit
Keterangan :
Total Biaya Tetap (Rp./ periode)
Harga Jual Per Unit (Rp./ periode)
b. Break Event Point Penjualan
Total Biaya Tetap / (1-(Total Biaya Variabel/ Total harga Jual))
Keterangan :
Total Biaya Tetap (Rp./ periode)
Total Harga Jual (Rp./ periode)
Total Biaya variabel (Rp./ periode)
3. R/C Rasio (Revenue Cost Ratio)
Usaha atau bisnis dinyatakan layak (feasible) jika R/C Ratio > 0. Jika R/C Ratio < 0
usaha atau bisnis dinyatakan tidak layak, sedangkan jika R/C Ratio = 0 usaha dinyatakan
impas. Semakin besar nilai R/C Ratio maka usaha tersebut akan semakin menguntungkan,
karena penerimaan yang diperoleh produsen dari setiap pengeluaran biaya produksi
sebesar 1 unit akan semakin besar. Hartono (2012) menuliskan:
R/C ratio = Penerimaan / total biaya produksi
Keterangan:
R = Revenue (Rp/Periode)
C = Cost (Rp/Periode)
4. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan perbandingan antara modal dengan laba yang
menghasilkan laba tersebut. Riyanto (2011) menuliskan:
R = L/M × 100%
Keterangan: R = Rentabilitas %
L = Laba
M = Modal
5. Pay Back Period
Estimasi jangka waktu pengembalian investasi suatu industri dapat ditunjukkan
dengan perhitungan Payback Period. Payback periode adalah waktu minimal untuk
mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran kas yang didasarkan atas total
penerimaan dikurangi semua biaya. Gandhy dan Sutanto (2017) menuliskan:
Payback Period = I/N
Keterangan I = biaya investasi
N = manfaat bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya
3.7.2 Uji T
Menurut Ghozali (2016) Uji statistik t merupakan uji yang menentukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variabel
dependent. Pengujian statistik dilakukan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α
=5%). Rumus dari uji-t adalah sebagai berikut:
x 1−x 2
t=
1 1

s
+
n1 n2

2 ( n1 −1 ) s 1 ²+ ( n2−1 ) s2 ²
s=
n1 +n2−2
Keterangan:
x 1=¿ Rata-rata nilai variabel x 1usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang
closed house grade satu
x 2= Rata-rata nilai variabel x 2usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang
closed house grade dua
s2 = Simpangan baku rataan
s1 = Simpangan baku usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang closed
house grade satu
s2 = Simpangan baku usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang closed
house grade dua
n1 = Jumlah sampel usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang closed
house grade satu
n2 = Jumlah sampel usaha pemeliharaan ayam broiler menggunakan kandang closed
house grade dua
Kriteria pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut :
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

3.7.3 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan hasil perhitungan analisis
ekonomi yang terdiri dari pendapatan, BEP, R/C ratio, rentabilitas dan payback period,
serta hasil Uji T pada kandang closed house grade satu dan closed house grade dua. Hasil
perhitungan analisis ekonomi dibedakan berdasarkan periode. Menurut (Winda dkk.,
2016) tujuan dari analisis deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran tentang suatu
data agar data yang tersedia dapat mudah dipahami oleh pembaca. Analisis ini juga
digunakan untuk menjelaskan mengenai hasil uji beda.
3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan setelah seminar proposal. Bertempat di PT.
Cemerlang Unggas Lestari Kebumen.
Tabel 1. Rencana Waktu Penelitian
NO Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal

2 Seminar Proposal
3 Perbaikan Proposal
4 Persiapan Penelitian
5 Pelaksanan Penelitian dan Pengambilan
Data
6 Analisis Data

7 Pembuatan Skripsi
8 Ujian Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Amam, A., Z. Fanani, B. Hartono, dan B. A Nugroho. 2019. Usaha Ternak Ayam Pedaging
Sistem Kemitraan Pola Dagang Umum: Pemetaan Sumber Daya dan Model
Pengembangan. Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan, 17(2): 5-11.
Dahlan, M., dan N. Hudi. 2011. Studi manajemen perkandangan ayam broiler di Dusun
Wangket desa Kaliwates kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Jurnal
ternak, 2(01): 24-29.
Ekapriyatna, I. D. G. B., I. M Nuridja, dan A. Zukhri. 2016. Analisis Strategi Pengembangan
Usaha Peternakan Ayam Pedaging (Broiler) Ananta Guna di Desa Sidan Kecamatan
Gianyar Kabupaten Gianyar. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 7(2): 1-13.
Fatmawaty, F., F. Fadilah., A. Alamsyah, dan A. S Halimah. 2020. Analisis Usaha Peternakan
Ayam Broiler Pola Kemitraan: Studi Kasus Peternakan SMK Negeri 3 Sidrap. Jurnal
Ketahanan Pangan. 3(2): 1-7.
Firdaus, Y. F., dan D. Pujotomo. 2015. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler
dengan Pola Kemitraan (Studi Kasus di CV. Mustika Semarang). Industrial Engineering
Online Journal, 4(4): 1-10.
Gandhy, A., dan D. Sutanto. 2017. Analisis Finansial dan Sensitivikasi Peternakan Ayam
Broiler PT. Bogor Eco Farmaning, Kabupaten Bogor. Optima, 1(1): 1-11.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Denagn Program IBM SPSS. Edisi 8. Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.
Hartono, B. 2012.Ekonomi Bisnis Peternakan, UB Press. Malang.
Is, Asnawati. 2019. Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Komoditas Telur Ayam Ras Petelur
(Layer).  Jurnal Agri Sains 3(2): 1-12.

Ismail, I. 2013. Analisis Ekonomi Usaha Peternakan Broiler ada Pola Kemitraan (Studi Kasus
Di Pt. Sinar Sarana Sentosa Kota Malang). Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya.
Jaelani, A. 2013. Analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler di kecamatan tapin utara
kabupaten tapin. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 13(2): 42-48.
Murti, A. T., B. Hartono, dan Z. Fanani. 2015. Elastisitas Produksi Usaha Peternakan Broiler
Pola Kemitraan di Kabupaten Blitar. Indonesian Journal of Environment and
Sustainable Development, 6(2): 123-132.
Ngantung, I. F., A. F Makalew., V. V Panelewen, dan I. D Lumenta. 2018. Analisis Rentabilitas
Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur UD. Tetey Permai Di Kecamatan Dimembe
Kabupaten Minahasa Utara. ZOOTEC, 39(1): 13-22.
Pakage, S., B. Hartono., Z. Fanani., B. A Nugroho., D. A Iyai., J. A Palulungan, dan D.
Nurhayati. 2020. Pengukuran Performa Produksi Ayam Pedaging pada Closed House
System dan Open House System di Kabupaten Malang Jawa Timur Indonesia. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia, 15(4): 383-389.
Pramita, D. A., N. Kusnadi, dan Harianto. 2017. Efisiensi Teknis Usaha Ternak Ayam Broiler
Pola Kemitraan di Kabupaten Limapuluh Kota. Jurnal Agribisnis Indonesia. 5(1): 1-10.
Pranata, M. 2020. Impletasi Sensor Infra Merah dengan Jaringan Nirkabel untuk Sistem
Pemantauan Blower Kandang Ayam. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika.
9(3): 304-312.
Rahmah, U. I. L. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging pada Pola
Usaha yang berbeda di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian dan Peternakan 3(1): 1-15.
Ratnasari, R., W. Sarengat, dan Setiadi. 2015. Analisis pendapatan peternak ayam broiler
pada sistem kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Animal Agriculture
Journal. 4(1): 47-53.
Riyanto, B. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE: Yogyakarta.
Rohani, S. dan M. Darwis. 2017. Pengaruh faktor sosialdan ekonomi peternak terhadap
pertumbuhanusaha ternak ayam broiler di Kabupaten MarosProvinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan. 5(2): 113-116.
Sebayang, R. K., O. Zebua, dan N. Soedjarwanto. 2016. Perancangan Sistem Pengaturan Suhu
Kandang Ayam Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Informatika dan Teknik Elektro
Terapan, 4(3): 1-9.
Sofia, E., dan Abdurrachim. 2015. Kajian Aspek Ekonomis Penggunaan Heat Pump sebagai
Pemanas Alternatif pada Kandang Peternakan Ayam Broiler Sistem
Tertutup. Prosiding Semnastek. 1-5.
Sujana, E., S. Darana, dan I Setiawan. 2011. Implementasi Teknologi Semi Closed house
System pada Perfor-man Ayam Broiler di Test Farm Sustainable Livestock Techno
Park, Kampus Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor. In Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (pp. 362-366).
Susanti, E. D., M. Dahlan., dan D. Wahyuning. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam
Broiler terhadap Sistem Kandang Terbuka (open house) dan Kandang Tertutup
(closed house) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Ternak, 7(1): 1-7.
Trisanto, A., R. Prihandanu, dan Yuniati, Y. 2015. Model sistem kandang ayam closed house
otomatis menggunakan omron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. Electrician, 9(1): 54-62.
Utomo, H. R., H. Setiyawan, dan S. I. Santoso, S. I. 2015. Analisis Profitabilitas Usaha
Peternakan Ayam Broiler Dengan Pola Kemitraan Di Kecamatan Limbangan
Kabupaten Kendal. Animal Agriculture Journal. 4(1): 7-14.
Wakhidati, Y. N., S. Nur, dan A. Einstein, A. 2017. Efesiensi Usaha Peternakan Ayam Broiler di
Kabupaten Magelang. In Prosiding Seminar Teknologi Agribisnis Peternakan (Stap)
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. 5: 396-403.
Winda, A. (2016). Pola konsumsi daging ayam broiler berdasarkan tingkat pengetahuan dan
pendapatan kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Students e-Journal, 5(2): 1-16.
Windarsari, L. D. 2012. Kajian usaha peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten
Karanganyar: Membandingkan antara pola kemitraan dan pola mandiri. Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan. 1(1): 65-72.
Zentiko, B. D., M. Handayani, dan S. I Santoso. 2015. Analisis Break Even Point Usaha
Peternakan Ayam Broiler Di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Analysis of
Break Even Point at Broiler Farm in Limbangan Distric Kendal Regency. Animal
Agriculture Journal. 4(1): 15-21.
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Alamat Tinggal :
5. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/PT
6. Pekerjaan/Jabatan :
7. Lama Beternak (thn) :
8. Grade Kandang : Grade satu/Grade dua
KUESIONER KOMPONEN BIAYA DAN ANALISIS USAHA DALAM SATU MASA PANEN (1
PERIODE)
1.Mohon Bapak/Ibu/Sdr/I menjelaskan modal yang dipergunakan untuk usaha pemeliharaan
ayam broiler kemitraan.
Investasi Peralatan Jumlah Harga (Rp)
Pengadaan bibit DOC (ekor)
Pembuatan kandang
Pembuatan gudang pakan
Bola Lampu
Timbangan
Tempat pakan dan minum
Instalasi listrik
Lainnya:

Total
2.Mohon Bapak/Ibu/Sdr/I menjelaskan biaya operasional yang dipergunakan untuk usaha
pemeliharaan ayam broiler pada pola kemitraan.
Biaya Tetap Jumlah Harga (Rp)
Penyusutan pengadaan bibit
Penyusutan kandang
Penyusutan gudang
Penyusutan bola lampu
Penyusutan timbangan
Penyusutan tempat pakan dan minum
Penyusutan instalasi listrik
Gaji Karyawan
Lainnya

Total Biaya

Biaya Variabel Jumlah Harga (Rp)


Pakan ayam
Alas kendang/liter
Alat habis pakai
Vitamin
Vaksin/obat
BBM
Gaji karyawan Air dan listrik

Lainnya

Total Biaya

Anda mungkin juga menyukai