NIM : B1D018116
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
I
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
IMRON HADI
B1D018116
MENYETUJUI :
Program Studi Peternakan
Ketua, Pembimbing
Dr. Ir. I Wayan Wariata, M.Si Dr. Ir. I Gusti Lanang Media, M.si.
NIP. 196112311987031016 195909171986031002
II
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
Tuhan yang maha esa, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
usulan proposal Praktik Kerja Lapang ini tepat pada waktu yang direncanakan.
Penulis berharap kegiatan PKL ini nantinya dapat menambah penguasaan ilmu dan
teknologi peternakan bagi mahasiswa bersangkutan.
Melalui kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak, terutama dosen pembimbing baik secara materil maupun secara
moril dan sekaligus penulis meminta doa agar kegiatan PKL yang akan dilaksanakan
dapat berjalan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
usulan proposal ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca sebagai perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap
semoga usulan proposal ini dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca.
Penulis
III
DAFTASR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................I
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................II
KATA PENGANTAR..................................................................................III
DAFTAR ISI................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
LAMPIRAN
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk menghasilkan telur dan mulai bertelur pada umur ± 5 bulan dengan jumlah
telur sekitar 250-300 butir per ekor per tahun. Bobot telur ayam ras rata-rata 57,9
gram dan rata-rata produksi telur hen day ≥ 70% (Susilorini dkk., 2008).
Produksi yang baik dengan fertilitas dan daya tetas yang baik dihasilkan dari
pemeliharaan yang baik pula, terutama diawal pemeliharaan yaitu pada fase starter.
Tatalaksana fase starter akan mempengaruhi fase-fase berikutnya yaitu fase growing
dan fase laying. Apabila fase starter baik maka fase growing dan laying juga akan
baik serta akan berproduksi dengan baik pula.
Peternakan di UD Zaki, Desa Bangket Tengak, Kecamatan jonggat,
Kabupaten Lombok Tengah ini bergerak di bidang peternakan ras ayam petelur.
Pemilihan lokasi di peternakan ini sebagai tempat pelaksanaan praktik kerja lapang
(PKL) dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam
pengelolaan manajemen usaha peternakan, khususnya pengelolaan ayam ras petelur.
1.2.2 Kegunaan
Adapun kegunaan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut :
2
a. Mengetahui secara langsung tata laksana usaha ayam petelur dalam
subsistem hulu yang didapat selama mengikuti PKL
b. Mengetahui alur penanganan telur ayam layer pasca panen
c. Mengetahui bagaimana sistem pemasaran telur ayam subsistem hilir.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
ternak, obat-obtan, feed supplement, vaksin, dan peralatan ternak. Jadi,
berdasarkan beberapa definisi tentang subsistem agribisnis hulu yang ada, dapat
disimpulkan bahwa subsistem hulu merupakan subsistem yang berperan sebagai
penyedia sarana produksi atau modal awal untuk melakukan kegiatan pertanian
atau usaha tani, seperti benih atau bibit, pupuk, obat-obatan, alat dan mesin
pertanian, dan sebagainnya.
Adapun dalam praktik kerja lapangan subsistem hulu ini akan berfokus pada
pengamatan breeding, feeding, dan vaksinasi.
1. Breeding
Pemilihan bibit merupakan langkah awal agar menghasilkan produksi yang
baik. Pemilihan bibit berdasarkan kriteria jenis ayam, bentuk fisik, umur, bobot
badan, produksi dan kesehatan. Pemilihan strain bibit dilakukan berdasarkan
kemampuan berproduksi dari jenis ayam (Chinthia dkk., 2014). Ayam petelur
dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe ringan dan tipe medium. Ayam tipe
ringan memiliki ciri-ciri badan ramping, bulunya berwarna putih bersih,
berjengger merah dan produksi daging sedikit. Ayam tipe medium memiliki
ciri-ciri bobot tubuh sedang, lebih berat daripada tipe ringan tetapi lebih kecil
daripada ayam broiler, bulunya berwarna coklat dan telur yang dihasilkan
berwarna coklat. Ayam tipe medium disebut juga tipe dwiguna karena
produksi telur dan daging cukup banyak (Rasyaf, 2009).
2. Feeding
Tujuan pemeliharaan adalah untuk menghasilkan produksi yang baik. Salah
satu faktor yang mempengaruhi adalah pakan. Pakan yang sesuai dan
berkualitas maka akan menghasilkan produksi yang baik. Nutrien dalam pakan
harus tepat sehingga memenuhi kebutuhan ayam. Ayam petelur membutuhkan
pakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan, produksi bulu dan produksi telur
(Mulyantini, 2010). Pakan ayam petelur tersusun dari beberapa bahan pakan
seperti jagung, dedak, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan. Beberapa
bahan kimia ditambahkan atau dicampurkan ke ransum untuk mencukupi
5
kebutuhan mineral dan vitamin (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).
Kecukupan pakan pada ayam dapat diketahui dengan menghitung nilai feed
conversation ratio (FCR) adalah nilai konversi pakan yang berarti
perbandingan jumlah pakan yang dihabiskan dengan total jumlah telur
(Primaditya dkk., 2015). Pada fase akhir grower sampai fase awal layer terjadi
perkembangan organ reproduksi yang menjadi titik rawan untuk periode
puncak produksi.
3. Vaksinasi
Pengendalian penyakit pada unggas sangat penting karena unggas termasuk
ternak yang rentan terhadap penyakit. Perlu perencanaan untuk mencegah
timbulnya dan mengatasi penyakit. Jika penyakit mudah berkembang dapat
menyebabkan kerugian. Pencegahan bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit, mencegah berkembangnya penyakit dan mengatasi penyakit.
Pencegahan penyakit dapat dilaksanakan dengan sanitasi secara teratur pada
kandang dan perlengkapan kandang (Marconah, 2002). Pecegahan penyakit
dapat dilakukan dengan cara sanitasi teratur, mencegah burung/hewan liar
masuk ke dalam kandang, pemberian ransum dengan mutu yang baik,
pembersihan air minum yang bersih dan vaksinasi. Vaksinasi merupakan
kegiatan memasukkan bakteri atau virus yang telah dilemahkan (vaksin) ke
tubuh ternak yang bertujuan untuk antibodi ayam meningkat sehingga kebal
terhadap penyakit (Fauzi, 2014). Vaksinansi dilakukan terjadwal sesuai dengan
umur ayam atau untuk mengantisipasi penyakit yang sedang mewabah. Vaksin
dapat dilakukan dengan cara suntik ke dalam tubuh ternak, dicampur dengan
air minum, tetes mata atau hidung, suntik ke tubuh ayam dan semprot
(Mulyantini, 2010).
6
yang telah maju. Penanganan mekanis di Indonesia belum banyak dikerjakan
meski pun pada beberapa peternak dan pengusaha sudah menyadari betapa
pentingnya penanganan yang baik.
Pengumpulan telur dari kandang disarankan sesering mungkin untuk
menghin dari jumlah telur yang pecah, kotor dan dapat segera diberi perlakuan
pendinginan. Pendinginan yang tepat diperlukan untuk mencegah kerusakan
yang tidak diinginkan pada suhu 50o F selama 12 - 24 jam. Penyimpanan
disarankan pada kelembaban yang terkontrol yaitu 70 - 80% untuk
menghindari pertumbuhan jamur dan penguapan dari telur.
Pengepakan sebaiknya dilakukan dengan cara dilakukan seleksi
terlebih dahulu terhadap telur, dalam satu kemasan sebaiknya ukuran telur
seragam. Telur sebaiknya jangan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk mengurangi kerusakan dalam penyimpanan , memperpendek waktu
produksi dan konsumsi, telur harus cepat dijual ke konsumen.
2. Perawatan
Perawatan telur harus dikerjakan segera setelah telur diletakan oleh
induknya. Telur dikumpulkan secara teratur duakali sehari dan didinginkan
secepatnya setelah dikumpulkan. Apabila ada penanganan secara mekanis dari
sarang ke ruang pendingin atau ruang pengumpul dalam hal ini akan sangat
menolong. Pendinginan pada suhu 50 – 60o F dan kelembaban udara tidak
kurang dari 75 persen. Aliran udara dingin harus diusahakan mengenai setiap
telur sehingga pendinginan dapat berjalan cepat. Hal ini dapat dikerjakan
dengan menempatkan telur-telur dalam keranjang kawat atau wadah yang
berlubang-lubang sehingga udara dingin dapat mengalir diantara telur-telur.
Dengan demikian telur sudah dapat dibawa ke suhu penyimpanan dalam waktu
beberapa jam setelah pendinginan. Penyimpanan pada suhu 10o F dan
kelembaban sekitar 70 – 75 persen. Kecepatan udara dingin diatur anatara 125
– 175 ft per menit. Untuk telur-telur yang dapat ditunjukan untuk ditetaskan,
pendinginan dan penyimpanan dikerjakan pada suhu 40 – 65o F atau rata-rata
55o F untuk menjaga perkembangan embrionya.
7
3. Pencucian dan Pembersihan
Sortasi telur termasuk kebersihan kulit luarnya sehingga telur perlu
dibersihkan kulitnya dari kotoran atau noda-noda darah dan sebagainya. Untuk
membersihkan kulit telur ini dapat dikerjakan dengan menggosok kulit luar
telur dengan ampril yang halus atau mencuci telur kemudian mengeringkannya
di udara terbuka. Untuk pencucian digunakan air bersuhu 160o – 170oF selama
1/3 menit pencucian. Pekerjaan tersebut tidak akan menaikkan suhu telur lebih
dari 2oF dan menambah kecepatan pengeringan. Apabila dikehendaki
pencucian dengan waktu yang lama, maka air pencuci harus diberi germisida.
Kadang-kadang telur diperlakukan pasteurisasi dengan cara
mencelupkan telur yang telah dicuci pada air yang bersuhu 144oF selama 2
menit.
Perlakuan dalam air panas dari air dingin menyebabkan
pengembangan yang cepat dapat menyebabkan keretakan. Demikian juga
perlakuan dari air panas ke air dingin, selain itu dalam perlakuan dari panas
dan didinginkan memungkinkan perkembangbiakan mikroba yang ada dan
kemungkinan dapat masuk kedalam telur. Untuk menghindari terjadinya
kerusakan tersebut digunakan semprotan air yang berisi sanitaiser, diikuti
dengan pembilasan dengan air hangat dan dikeringkan dengan aliran udara
panas.
4. Pengeringan dan Pemberian lapisan minyak.
Setelah dibersihkan dan dicuci, maka telur secepatnya dikeringkan
diudara terbuka pada suhu kamar. Sesudah kering, telur-telur diberi lapisan
minyak untuk menutup pori-pori kulit sehingga udara, uap air, dan bakteri-
bakteri tidak dapat masuk ke dalam telur. Untuk mencegah pemindahan cairan
dari putih telur ke kuning telur dapat dikerjakan scaling, yaitu telur
dimasukkan ke dalam ruang tertutup yang berisi karbondioksida sebanyak 10
persen. Tujuan pelapisan kulit telur adalah untuk menutupi pori-pori kulit
sehingga penguapan air dan karbon dioksida terhambat. Dengan demikian telur
menjadi lebih tahan lama disimpan. Sebelum dilakukan pelapisan, kulit telur
8
harus dibersihkan terlebih dahulu. Caranya kulit telur dicuci dengan air dingin
yang bersih, dicuci dengan air hangat suhu suam-suam kuku (60oC), atau
digosok dengan ampelas nomor 0.
7. Pembungkusan
Telur yang telah mengalami grading mutu lalu diletakkan dengan
teratur dalam suatu wadah khusus untuk telur dan dimasukkan dalam
bungusbungkus yang belum ditutup karena masih harus mengalami
pemeriksaan dulu oleh pengawas. Pemeriksaan ini meliputi jumlah isi telur
dalam satu wadah, kebenaran mutu, dan sebagainya. Setelah mengalami
pemeriksaan, bungkus ditutup dan diberi label yang menunjukkan mutu, isi dan
tanggal.
1. Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan terencana bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai produk berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan. Pemasaran dimulai
dengan pemenuhan kebutuhan kemudian berubah menjadi keinginan
(Rachmawati, 2011). Variabel penting dalam pemasaran yaitu produk, harga,
9
promosi dan distribusi yang disebut bauran pemasaran atau Marketing Mix
(Barusman dan Yoshoa, 2014). Proses pemasaran dilakukan dalam seluruh
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan dapat dilakukan pemasar. Pemasar
merupakan individu atau kelompok yang berperan untuk terwujudnya kesepakatan
berkaitan dengan produk dan sebagai perantara produk dari produsen sampai
konsumen. Kegiatan pemasaran meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi kerja
dan pengawasan. Kegiatan pemasaran dilakukan sebelum produk dihasilkan, saat
produk dihasilkan sampai pembelian produk serta kegiatan setelah transaksi jual
beli terjadi. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan,
penetapan harga, promosi serta penyaluran produk yang dhasilkan untuk
memenuhi kebutuhan individu atau kelompok (Kotler, 2002).
2. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal dalam kegiatan dan dapat mempermudah
mencapai tujuan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
memuat usaha dan tindakan yang diambil sehingga tercapai tujuan kegiatan
(Lengkey dkk., 2014). Jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, langkah kegiatan, alat
yang digunakan, kemungkinan masalah dan pemecahan masalah yang akan datang
dapat diantisipasi adanya perencanaan. Sehingga perencanaan penting dan perlu
dipikirkan matang. Perencanaan dilakukan secara tepat sehingga kegiatan berjalan
lancar. Perencanaan terdiri dari pengadaan produk, promosi, pentapan harga,
saluran penjualan, nilai yang ditawarkan dan layanan (Kotler dan Keller, 2008).
Perencanaan memungkinkan pengoptimalan kemampuan karyawan untuk
mencapai tujuan pemasaran (Rachmawati, 2011).
3. Harga
Harga merupakan ukuran nilai produk yang dikeluarkan untuk mendapatkan
produk tersebut. Antara produsen dan konsumen biasanya terjadi pertukaran
pendapat untuk harga. Konsumen menginginkan harga yang ditetapkan turun
sedangkan produsen menginginkan harga tinggi sesuai dengan kualitas dan
keuntungan dalam pemasaran produk (Kotler dan Keller, 2008). Beberapa faktor
yang mempengaruhi dalam penetapan harga adalah permintaan dan penawaran,
10
loyalitas konsumen, harga persaingan pasar dan biaya produksi yang dikeluarkan.
Penetapan harga penting karena berfungsi sebagai bertahan dari pesaing lain,
loyalitas konsumen, laba yang diperoleh dan kualitas (Rachmawati, 2011). Jika
harga yang ditetapkan terlalu rendah akan merugikan produsen dan harga yang
ditetapkan terlalu tinggi konsumen tidak berminat.
4. Saluran distribusi
Saluran distribusi merupakan kumpulan perantara yang saling terhubung dalam
proses pembuatan produk dan menyalurkan hingga ke konsumen. Perantara
tersebut terdiri dari pedagang besar, pedagang kecil dan agen. Mereka menjadi
penghubung tersalurnya produk dari produsen ke konsumen. Adanya perantara
makan membantu produsen untuk memasarkan produk. Saluran distribusi terdiri
dari beberapa pola. Semakin banyak perantara dari produsen ke konsumen maka
saluran distribusi akan semakin banyak pola. Produk yang dipasarkan akan
semakin luas wilayah pemasaran. Saluran distribusi terdiri dari 4 pola yaitu
(Kotler dan Keller, 2008 ) :
Pola I : Produsen Konsumen
Pola II : Produsen Pengecer Konsumen
Pola III : Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen
Pola IV : Produsen Pedagang besar Penyalur Pengecer Konsumen
Saluran distribusi mempengaruhi harga yang ditetapkan dan lama waktu istribusi
sehingga mempengaruhi laba yang diperoleh. Penggunaan saluran distribusi
mempengaruhi jangkauan penjualan dan biaya (Rachmawati, 2011). Semakin
banyak tingkat/perantara dalam distribusi maka semakin luas jangkauan pemasaran
produk. Penggunaan saluran distribusi dapat menggambarkan efektif dan efisien
pada kegiatan pemasaran. Akan tetapi, penggunaan saluran distribusi yang tidak
tepat dapat menyebabkan kualitas produk turun karena tidak memperhatikan daya
tahan produk (Tamuntuan, 2013).
11
5. Margin pemasaran
Margin pemasaran adalah selisih harga yang diterima oleh konsumen dan
produsen. Margin pemasaran dapat dipengaruhi oleh biaya pemasaran dan
keuntungan yang diterima oleh pemasar tersebut (Hastian, 2010). Semakin
panjang/banyak pemasar dalam saluran distribusi maka margin pemasaran akan
semakin besar. Sedangkan semakin sedikit panjang/banyak pemasar dalam saluran
distribusi makan semakin sedikit margin pemasaran. Margin pemasaran setiap
saluran berbeda tergantung dari aktivitas untuk transportasi, penjemputan,
pengepakan dan tenaga kerja.
12
BAB III
JADWAL KEGIATAN
13
Jadwal kegiatan yang disusun secara matrik sebagai berikut:
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survei Lokasi
PKL
Usulan Judul
Usulan Dosen
Pembimbing PKL
Usulan Proposal
PKL
Pelaksanaan PKL
Penyusunan
Laporan
Ujian PKL
DAFTAR PUSTAKA
14
Abidin, Zainal. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Agromedia
Pustaka. Tangerang
15
NIM : B1D018116
Agama : Islam
Jurusan : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan
Total SKS :
IPK :
No. Hp : 082340751026
16