SKRIPSI
Oleh
Ayu Retno Mileniawati
NIM. 181510601084
SKRIPSI
diajukan guna memenuhi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pertanian
Dosen Pembimbing
Julian Adam Ridjal, S.P., M.P.
Oleh
Ayu Retno Mileniawati
NIM. 181510601084
Gambar 1.1 Rata-rata harga gabah pada tingkat petani di Jawa Timur menurut kelompok
kualitas tahun 2020 (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020)
Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui bahwa rata-rata harga gabah pada
tingkat petani di Jawa Timur mengalami fluktuasi setiap bulannya. Rata-rata harga
gabah pada gambar diatas dikelompokkan berdasarkan kualitasnya. Rata-rata harga
gabah tertinggi berada pada kualitas GKG (Gabah Kering Giling) sedangkan rata-
rata harga gabah terendah terdapat pada gabah dengan kualitas rendah. Rata-rata
harga tertinggi untuk kualitas GKP (Gabah Kering Panen) yaitu Rp 5,146.17 per
Kg, untuk harga gabah kualitas GKG (Gabah Kering Giling) yaitu Rp 5,884.78 per
Kg, dan untuk gabah kualitas rendah yaitu Rp 4,924.72 per Kg. Rata-rata harga
gabah terendah terjadi pada gabah kualitas rendah yaitu Rp 4,059.87 per Kg.
Menurut Saliem dkk., (2020), harga komoditas pangan yang tidak stabil ini
menimbulkan kesenjangan harga yang semakin tinggi. Kesenjangan harga terjadi
antara harga komoditas pangan di tingkat petani dan konsumen. Harga komoditas
pangan di tingkat konsumen cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan harga
komoditas pangan di tingkat konsumen ini terjadi karena terhambatnya pasokan
komoditas pangan di pasaran sebagai akibat dari adanya kebijakan PSBB pada masa
pandemi covid-19. Situasi lain terjadi pada harga komoditas pangan di tingkat
petani yang cenderung mengalami penurunan. Penurunan harga komoditas pangan
di tingkat petani semakin rendah karena bersamaan dengan waktu panen raya.
Penurunan harga komoditas pangan di tingkat petani juga disebabkan oleh turunnya
permintaan terutama untuk pangan sumber protein dan mineral.
Kesenjangan harga gabah ditingkat petani dengan harga beras ditingkat
konsumen akhir cukup tinggi. Berikut merupakan tabel harga gabah ditingkat petani
dan harga beras ditingkat konsumen akhir.
Tabel 1.2 Kesenjangan Harga Padi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020
2020 Selisih Harga
Bulan Harga Harga Harga Beras-GKP Beras-GKG
GKP (Rp) GKG (Rp) Beras (Rp) (Rp) (Rp)
Januari 5273.34 5797.61 10650.00 5376.66 4852.39
Februari 5176.25 5826.33 10700.00 5523.75 4873.67
Maret 4936.25 5765.96 10750.00 5813.75 4984.04
April 4599.71 5671.29 10750.00 6150.29 5078.71
Mei 4622.58 5587.91 10700.00 6077.42 5112.09
Juni 4720.19 5845.42 10650.00 5929.81 4804.58
Juli 4788.30 5451.48 10600.00 5811.70 5148.52
Agustus 4817.60 5396.44 10550.00 5732.40 5153.56
September 4891.18 5390.02 10500.00 5608.82 5109.98
Oktober 4814.71 5405.62 10550.00 5735.29 5144.38
November 4721.91 5311.80 10500.00 5778.09 5188.20
Desember 4776.49 5357.08 10500.00 5723.51 5142.92
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021
Berdasakan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa selisih harga yang diterima
petani dengan harga yang dibayarkan konsumen cukup tinggi. Harga beras pada
tabel diatas adalah rata-rata harga beras semua kualitas di Jawa Timur. Rata-rata
selisih harga antara harga beras dengan harga Gabah Kering Panen (GKP) adalah
sebesar Rp. 5,771.79 per kg. Rata-rata selisih harga beras dengan harga Gabah
Kering Giling (GKG) adalah sebesar Rp. 5,049.42 per kg. Selisih harga yang terjadi
merupakan gambaran terjadinya kesenjangan harga bahan pangan ditingkat petani
dan ditingkat konsumen. Kesenjangan harga yang terjadi dikarenakan tingginya
harga beras ditingkat konsumen dan rendahnya harga gabah ditingkat petani.
Perbedaan yang cukup tinggi antara harga gabah dan harga beras adalah
bentuk kesenjangan harga yang terjadi pada bahan pangan. Harga beras yang
diperdagangkan di pasar telah diatur harga eceran tertingginya. Harga Eceran
Tertinggi (HET) beras diatur dalam Permendagri No. 57/M-DAG/PER/8/2017
tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras. HET beras untuk wilayah Jawa
yang ditetapkan pada peraturan tersebut adalah sebesar Rp. 9,450 per kg untuk
beras kualitas medium dan Rp. 12,800 per kg untuk beras kualitas Premium.
Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2021), rata-rata harga
beras di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020 adalah Rp. 10,327 per kg untuk beras
kualitas medium dan Rp. 11,408.33 per kg untuk beras kualitas premium.
Rata-rata harga beras kualitas medium di pasar Provinsi Jawa Timur melebihi
HET yang telah ditetapkan Menteri Perdagangan. Harga beras kualitas medium di
Provinsi Jawa Timur lebih mahal sebesar Rp. 877 per kg. Rata-rata harga beras
kualitas premium di Provinsi Jawa Timur telah sesuai dengan HET yang ditetapkan
Menteri Perdagangan yaitu berada dibawah Rp. 12,800 per kg. Harga beras di
pasaran ini dapat mempengaruhi harga jual gabah ditingkat petani. Harga beras
yang berfluktuasi setiap bulannya juga menyebabkan terjadinya fluktuasi harga
gabah di tingkat petani di Provinsi Jawa Timur.
Harga gabah di tingkat petani yang berfluktuasi akan berdampak pada kondisi
petani padi di Provinsi Jawa Timur. Fluktuasi harga gabah yang terjadi dapat
berpengaruh pada pendapatan petani padi. Pendapatan yang diperoleh petani ini
akan dapat mempengaruhi kesejahteraan petani padi di Provinsi Jawa Timur.
Menurut Chritoporus et al., (2020), kesejahteraan petani dapat dilihat dari nilai
tukar petani. Nilai tukar petani yang tinggi menunjukkan tingginya harga yang
diterima petani. Nilai tukar petani dapat digambarkan sebagai kemampuan daya beli
petani. Nilai tukar petani yang semakin tinggi mengindikasikan bahwa semakin
tinggi pula kesejahteraan petani.
Nilai tukar petani dapat dikelompokkan berdasarkan komoditas yang
dibudidayakan petani. Nilai tukar petani padi merupakan salah satu nilai tukar
petani yang mengalami fluktuasi. Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi
yang nilai tukar petani padinya mengalami fluktuasi. Fluktuasi nilai tukar petani
padi khususnya di Provinsi Jawa Timur terjadi pada masa pandemi covid-19.
Fluktuasi nilai tukar petani ini salah satunya dikarenakan oleh fluktuasi harga
komoditas pangan pada masa pandemi covid-19 di Provinsi Jawa Timur. Hal ini
menunjukkan bahwa perlunya dilakukan penelitian mengenai dampak pandemi
covid-19 terhadap nilai tukar petani padi di Provinsi Jawa Timur.
Keterangan:
Y = Pendapatan
P = Harga Produk
Q = Jumlah produk yang diproduksi
Menurut Nugraha dan Maria (2021), pendapatan petani padi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pendapatan petani padi adalah modal, luas lahan, dan tenaga kerja. Modal
merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pendapatan petani padi. Faktor luas lahan dan tenaga kerja merupakan
faktor yang dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usahatani
padi. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pendapatan petani padi yaitu
faktor produksi, harga jual, dan jumlah produksi padi yang dihasilkan petani.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar petani Dampak pandemi covid-19
padi di Provinsi Jawa Timur terhadap nilai tukar petani padi
(Inflasi, harga beras, luas panen di Provinsi Jawa Timur
padi, harga jagung, dan
pandemi covid-19)
Akbar, T., M. Fauzi, dan H. Fajeri. 2019. Affecting factors farmer exchange rate (
NTP ) of food crops South Kalimantan Province. IOSR Journal of Agriculture
and Veterinary Science, 12(7): 83–91.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh. 2009. Budidaya Tanaman
Padi. Aceh: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2020. Harga Gabah di Tingkat Petani
Menurut Kualitas. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2021. Statistik Nilai Tukar Petani
Provinsi Jawa Timur 2020. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Timur.
Badan Pusat Statistik. 2021. Produksi Padi Nasional Menurut Provinsi. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Dinar, M. dan M. Hasan. 2018. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Makassar:
CV. Nur Lina Bekerjasama dengan Pustaka Taman Ilmu.
Febriana, F., T. Hadi P., dan A. Widjajanti. 2015. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Tukar Petani di Provinsi Jawa Timur. Karya Ilmiah
Civitas Akademika Program Studi Ekonomi Pembangunan Tahun 2015. 1-8.
Jamilah. 2017. Peluang Budidaya Tanaman Padi sebagai Penyedia Beras dan
Pakan Ternak Menunjang Kedaulatan Pangan. Sleman: Deepublish.
Juliandi, A., Irfan, dan S. Manurung. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Konsep
dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.
Mahyarni dan A. Meflinda. 2015. Ekonomi Makro Terintegrasi. Riau: Suska Press.
Pratiwi, S. H. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Sawah pada
Berbagai Metode Tanam dengan Pemberian Pupuk Organik. Gontor
Agrotech Science Journal, 2(2): 1-19.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional. 2021. Harga Beras Menurut
Kualitasnya di Provinsi Jawa Timur. Jakarta: PIHPS Nasional.
Ramadhanu, R., Ginting, R., & Ayu, S. F. (2021). Analysis of factors affecting
farmer exchange rate in North Sumatera Province. IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science, 782(2): 1-6.
Rizal, K. 2021. Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit.
Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.
Saliem, H. P., Agustian, A., & Perdana, R. P. (2020). Dinamika Harga, Permintaan,
dan Upaya Pemenuhan Pangan Pokok pada Era Pandemi Covid-19. Dampak
Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi Dan Resiliensi Sosia Ekonomi
Pertanian, 361–379.
Widarjono, A. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: Ekonisia.