Guru Besar UNILA, Dosen Pascasarjana SB-IPB Ekonom Senior INDEF dan Ketua Umum PERHEPI Talkshow BPS “Kick-off Publisitas Sensus Pertanian 2023”, tanggal 29 November 2022 di Jakarta Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan Pertanian Rendah • Ekonomi Indonesia Q3-2022 tumbuh 5,72% (y-on-y), tidak terlalu buruk dibanding Kawasan. Sektor pertanian tumbuh 1,65%, pernah menjadi bantalan resesi selama Pandemi Covid-19, cukup sulit untuk dijadikan andalan pengentasan kemiskinan dan pembangunan manusia; • Angka kemiskinan Maret 2022 turun menjadi satu digit 9,54% (26,16 juta jiwa). Mayoritas tinggal di perdesaan (12,29%), mereka adalah petani, buruh tani, dan pekerja tidak tetap dll. • Kemiskinan di Jawa (13,85 juta 52,96%), Sumatera (5,74 juta 21,93%), Bali-Nusra (2 juta 7,91%), Sulawesi (2,01 juta 7,69%), Kalimantan (0,98 juta 3,73%), Papua (1,5 juta 5,78%) Pertumbuhan Ekonomi 2019-2022 (%, y-on-y) Pertumbuhan Pertanian 2019-2022 (%, y-on-y)
Sumber: BPS, 5 November 2022
Pertumbuhan subsektor pertanian tidak stabil sejak Covid-19 Description 2018 2019 2020 2021 2022q1 2022q2 2022q3
Perbaikan Data dari ST2013 ke ST2023 Integrasi Sensus dan Survei Pertanian Analisis Tematik dan Tafsir Hasil ST2023 1. Dinamika Struktur Rumah Tangga Pertanian 2. Perubahan Demografi dan Permintaan Pangan Fungsional 3. Penajaman Petani Sasaran Subsidi Input dan Output 4. Pemberdayaan Petani Gurem melalui Kemitraan 5. Korporatisasi Petani-Nelayan Produsen Pangan 6. Monitoring-Evaluasi Pencapaian SDGs melalui Pertanian 7. Ketahanan Air dan Kesehatan Tanah untuk Keberlanjutan 8. Dimensi Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk Hilirisasi 9. Pengembangan Pembayaran Jasa Lingkungan Pertanian