KALIMANTAN TENGAH,
KEBIJAKAN INSTAN
SARAT KONTROVERSI
pantaugambut.id
FOOD ESTATE KALIMANTAN TENGAH, KEBIJAKAN INSTAN SARAT KONTROVERSI 1
DAFTAR ISI
Topik food estate di lahan gambut masih hangat Salah satu respons cepat pemerintah dalam
diperbincangkan di media massa. Menteri menanggapi peringatan FAO adalah dengan
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga mengeluarkan rencana pembangunan food estate
Hartarto, mengemukakan bahwa Presiden Joko di atas lahan bekas proyek pengembangan lahan
Widodo (Jokowi) menginstruksikan Badan gambut (PLG) di Kalimantan Tengah. Program
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencetak cetak sawah baru bertujuan menjaga kebutuhan
sawah baru melalui program food estate yang stok pangan nasional, terutama beras, dengan
berada di lahan basah dan lahan gambut dalam prioritas kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi
Rapat Terbatas 28 April 2020 lalu. Instruksi ini lahan sawah. Pembangunan food estate ini juga
berawal dari respon cepat pemerintah terhadap telah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional
peringatan dari Badan Pangan dan Pertanian (PSN) sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan
Dunia (FAO) mengenai krisis pangan dunia Presiden No. 109/2020.
yang akan melanda akibat pandemi COVID-19.
Pada 24 Maret 2020, FAO menyatakan bahwa Namun, apakah program tersebut merupakan
krisis pangan dunia berpotensi terjadi akibat tindakan yang tepat dalam mengantisipasi
kebijakan negara-negara dalam menerapkan bahaya krisis pangan yang diumumkan oleh FAO?
karantina wilayah yang akan berdampak pada Terutama jika mempertimbangkan dampak buruk
terganggunya rantai pasokan. terhadap lingkungan dan sosial yang dapat terjadi
akibat kebijakan ini.
Perkiraan Bulog
Produksi: 11,87 juta ton Produksi: 7,97 juta ton Produksi: 6,52 juta ton Akhir 2020
Awal 2020
Surplus stok:
Stok: 3,5 juta ton Kebutuhan: 7,61 juta ton Kebutuhan: 7,49 juta ton Kebutuhan: 9,99 juta ton 4,7 juta ton
Sumber: Katadata & Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Bulog memprediksi stok akhir beras pada 2020 seharusnya masih mencukupi kebutuhan.
bulan Desember 2020 surplus dengan angka Dosen Fakultas Pertanian dan Kepala Pusat
mencapai 4,7 juta ton. Sedangkan berdasarkan Bioteknologi IPB, Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa,
hasil perhitungan ketersediaan dan kebutuhan M.S., menyebutkan bahwa indeks ketahanan
beras tahun 2020 dari Kementan, dengan jumlah pangan Indonesia tahun 2019 dinilai membaik.
penduduk hampir 270 juta jiwa dan kebutuhan Sebagai informasi, ketahanan pangan merupakan
beras nasional sebesar 111,58 kilogram/kapita/ kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
tahun, total kebutuhan beras diperkirakan dengan kebutuhan perseorangan. Tentunya pangan
mencapai 30,08 juta ton. Sementara itu, ini tidak hanya mencakup beras, tetapi juga bahan
perkiraan produksi beras nasional pada tahun pokok lainnya.
2020 diprediksi mencapai 30,26 juta ton,
sehingga terdapat surplus beras sekitar 175,87 Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh
ribu ton. Ditambah dengan stok awal tahun 2020 Global Food Security Index (GFSI), Indeks
sebesar 5,94 juta ton, stok beras pada akhir tahun Ketahanan Pangan Indonesia naik dari peringkat
2020 akan surplus sebesar 6,11 juta ton. 65 pada tahun 2018 menjadi peringkat 62 di
tahun 2019. Indeks ini dinilai dari tiga aspek, yaitu
Dengan melihat prediksi stok beras dari Bulog keterjangkauan (affordability), ketersediaan
dan Kementan serta prediksi kebutuhan beras (availability), serta kualitas dan keamanan
tahun 2020, stok beras nasional untuk tahun pangan (quality dan safety).
80 74
72 71 69
70 64 66 65 62
60
62,6
50 54,8
51,3
40 46,8 46,5 46,7 50,6
45,6
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1
Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, atau makanan yang masih mentah, tetapi
sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang.
Kondisi ini berpotensi diperparah dengan dasar KHKP. Padahal, mengacu kepada UU
diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan No. 41/1999, pemanfaatan dalam kawasan
Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. hutan lindung hanya terbatas pada hasil hutan
24/2020 yang memperbolehkan penggunaan bukan kayu.
kawasan hutan untuk pembangunan food estate.
Kajian kebijakan yang dikeluarkan Indonesian Selain bertentangan dengan peraturan-
Center for Environmental Law (ICEL) menemukan peraturan lain, Permen LHK No. 24/2020
bahwa peraturan tersebut bertentangan juga mengakibatkan ketidakpastian hukum
dengan Undang-Undang (UU) No. 41/1999 dengan digunakannya instrumen KLHS (Kajian
tentang Kehutanan yang telah mengatur secara
Lingkungan Hidup Strategis) Cepat untuk
terbatas pemanfaatan hutan lindung yaitu
perubahan peruntukan kawasan hutan. Tidak ada
untuk pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan,
penjelasan komprehensif mengapa pemerintah
dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.
Klausa Pasal 38 UU No. 41/1999 juga sudah memilih KLHS Cepat. Padahal, KLHS Cepat hanya
jelas mengharuskan penetapan secara selektif mengandalkan analisa kualitatif dari pandangan
untuk pembangunan di kawasan hutan lindung ahli sehingga mengurangi esensi dari KLHS
serta melarang kegiatan-kegiatan yang dapat yang seharusnya berisi analisa komprehensif,
mengakibatkan kerusakan serius dan hilangnya sistematis, dan kolaboratif untuk memastikan
fungsi hutan yang bersangkutan. Walaupun prinsip pembangunan berkelanjutan terintegrasi
pada pasal 19 Permen LHK No. 24/2020 dalam pembangunan wilayah. Pelaksanaan KLHS
disebutkan bahwa kawasan hutan lindung yang Cepat sangat perlu dikritisi melihat rekam jejak
dapat dimanfaatkan adalah yang sudah tidak projek-projek food estate di atas lahan gambut
sepenuhnya berfungsi lindung sesuai dengan yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan
ketentuan perundang-undangan, tetapi tidak ada lingkungan yang serius.
penjelasan tentang proses penetapan hingga
akhirnya hutan lindung tersebut sudah benar- Selain itu, dengan diperbolehkannya penggunaan
benar tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
kawasan hutan lindung menjadi kawasan food
estate dikhawatirkan akan meningkatkan laju
Temuan lain berdasarkan kajian ICEL mengenai
deforestasi yang justru bertolak belakang dengan
Permen LHK No. 24/2020, terdapat pada Pasal
kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan
30 ayat (1) yang mengatur bahwa Keputusan
sebagai komitmen Indonesia dalam upaya
Menteri tentang Pengelolaan Kawasan Hutan
pencegahan perubahan iklim. Perubahan
untuk Ketahanan Pangan (KHKP) dapat berlaku
iklim berdampak buruk bagi pertanian karena
sebagai izin pemanfaatan kayu (IPK). Artinya,
berpotensi memicu terjadinya kekeringan, banjir,
pepohonan yang berada di kawasan hutan lindung
serangan hama, serta menyulitkan petani dalam
dapat ditebang dan dimanfaatkan kayunya atas
memprediksi musim panen.
FOOD ESTATE KALIMANTAN TENGAH, KEBIJAKAN INSTAN SARAT KONTROVERSI 5
Isu sosial Gambar 6 | Persiapan lahan untuk kegiatan
budidaya padi oleh masyarakat
Suraya Afiff Ph.D, pengajar antropologi dari
Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa
kawasan eks-PLG yang direncanakan dalam
program food estate ini memiliki sejarah konflik
tenurial yang panjang dan belum seluruhnya
terselesaikan sampai sekarang. “Jika klaim-klaim
lahan dan status kepemilikan yang berlapis masih
belum terselesaikan, akan dipastikan konflik lahan
akan terjadi, yang berujung pada ditinggalkannya
proyek tersebut,” ungkapnya.
Keterangan: Perbandingan ini hanya mempertimbangkan hasil produksi padi yang ditanam di lahan gambut dan nongambut.
Parameter seperti jenis padi, iklim/cuaca, teknik pengelolaan/budidaya, dan perlakuan lainnya terhadap padi tidak masuk
dalam pertimbangan.
Gambar 7 | Lahan pertanian di Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah
Isu keterbukaan dan keakuratan potensial seluas 165 ribu ha, yang merupakan
informasi kawasan aluvial, bukan gambut, pada lahan eks
PLG di Kalimantan Tengah.
Selain isu-isu kontroversial program food estate
dan ancaman kebakaran hutan dan lahan, Namun, dalam rapat lanjutan pembahasan
informasi mengenai lokasi dan luasan cetak food estate pada tanggal 23 September 2020,
sawah pun masih simpang siur. Beberapa pihak Presiden Jokowi menyebutkan bahwa food estate
menyebutkan angka luasan rencana cetak sawah akan dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah
yang berbeda-beda. Menteri Koordinator Bidang di lahan seluas 148 ribu ha yang sudah memiliki
Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan, jaringan irigasi untuk tanaman padi dan 622 ribu
pihaknya tengah menyiapkan 900.000 ha lahan ha daerah non-irigasi untuk tanaman singkong,
untuk mendukung program tersebut. jagung dan peternakan.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Pengerjaan perbaikan irigasi sudah dimulai
Limpo, menyebutkan dalam Rapat Dengar dan sekitar 30 ribu ha sudah mulai digarap di
Pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin tahun 2020 dengan menggunakan tanaman
4 Mei 2020, bahwa kurang lebih sudah ada 600 padi, walaupun belum dilakukan studi AMDAL.
ribu ha lahan yang disiapkan, terdiri dari 400 ribu Presiden Jokowi juga telah melakukan
ha lahan gambut dan 200 ha lahan kering. penanaman perdana pada 8 Oktober lalu.
Kemudian, pada akhir Mei 2020 beredar Ditengah simpang siur informasi yang beredar,
dokumen laporan interim KLHS Cepat dari KLHK pemerintah belum juga mempublikasikan
yang menyebutkan bahwa ada sekitar 165 ribu hasil kajian kesesuaian lahan dan peta
ha lahan yang potensial di atas bekas PLG untuk lokasi program cetak sawah ini. Kelanjutan
intensifikasi dan ekstensifikasi sawah. perencanaan lokasi cetak sawah (ekstensifikasi)
tersebut dikhawatirkan masih akan masuk ke
Pada tanggal 16 Juni Menteri Pekerjaan area lindung. Jika hal ini benar terjadi, maka
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki dipastikan akan terjadi dampak sosial dan
Hadimuljono, menuturkan bahwa terdapat lahan lingkungan yang besar.
Sebenarnya sudah banyak program food estate di B. Isu teknologi dan pengetahuan
lahan gambut di masa lampau yang mengalami • Jaringan irigasi yang tidak sesuai
kegagalan, di antaranya: dengan pengelolaan lahan gambut
di lokasi pelaksanaan program ini
1. Ketapang Food Estate (KFE) mengakibatkan langkanya air di musim
Program cetak sawah di Ketapang, Kalimantan kemarau dan terjadinya banjir di
Barat, ini direncanakan oleh Menteri BUMN, musim hujan.
Dahlan Iskan, pada tahun 2012-2014. Luas • Masalah budi daya, di antaranya:
lahan awalnya direncanakan sebesar 100.000 1) Biaya mekanisasi mahal; 2)
ha, tetapi yang terealisasi hanya sekitar 0,1 Pembukaan lahan baru menimbulkan
persen (100 ha) di Desa Sukamaju, Ketapang. serangan hama; 3) Jenis padi yang
Kendala dan isu yang dihadapi program ini ditanam tidak sesuai dengan lahan;
yang berujung pada kegagalan adalah: dan 4) Teknik pembukaan lahan
tidak sesuai karena dilakukan oleh
A. Isu korupsi kontraktor jalan.
• Program cetak sawah ini gagal dan
dihentikan lantaran ada dugaan korupsi
yang merugikan keuangan negara
hingga mencapai Rp.67,69 miliar.
Dari hasil kajian dan analisis Pantau Gambut keuntungan yang akan didapat, baik dalam
di atas, maka rencana cetak sawah atau jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
ekstensifikasi di atas lahan gambut dalam
rangka menjawab ancaman krisis pangan di Selain itu, masih banyak pertanyaan yang harus
Indonesia perlu dikaji ulang secara mendalam. dijawab oleh pemerintah mengenai program
Justru, yang perlu diatasi adalah permasalahan food estate ini, seperti:
distribusi pangan yang terhambat karena a) Bagaimana kajian mengenai dampak
beberapa negara dan daerah menerapkan lingkungan sosial dan ekonominya?
pembatasan sosial, dan bukan dikarenakan b) Bagaimana strategi perencanaan,
kurangnya pasokan cadangan pangan. pelaksanaan dan monitoring?
c) Bagaimana rencana pengembangan food
Dengan perencanaan yang tidak matang, estate tahap selanjutnya?
program food estate yang akan masuk ke lahan d) Bagaimana upaya keterbukaan dan
gambut dikhawatirkan akan menimbulkan keakuratan informasi kepada publik?
kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan
pantaugambut pantaugambut
Pantau Gambut adalah wadah atau platform daring yang menyediakan akses terhadap informasi mengenai perkembangan
kegiatan dan komitmen restorasi ekosistem gambut yang dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan di Indonesia.