ROADMAP

industri
kelapa
terpadu
SULAWESI TENGGARA
 Tercatat, 95 kabupaten di Indonesia menghasilkan
kelapa dengan luas masing-masing lebih dari 10.000
hektare. Potensi kesejahteraan berada di tangan 2
juta petani kelapa Indonesia dengan komposisi
98,93% adalah petani kecil.
Selain itu, pasar untuk produk kelapa terus
Petani Kelapa berkembang karena kampanye kesehatan dan isu
lingkungan yang mempengaruhi preferensi
konsumen. Produk bernilai tinggi seperti minyak
dan Paradoks kelapa murni, air kelapa, dan karbon aktif
menciptakan pasar baru di seluruh dunia. Sebagai
negara penghasil kelapa terbesar dunia, Indonesia
Industri Kelapa mendominasi rantai suplai kelapa di pasar-pasar
berkembang ini. Tahun 2017, total ekspor hasil
perkebunan kelapa Indonesia mencapai US$ 1,4
milyar atau setara dengan Rp. 14,1 triliun.
Namun, pertumbuhan industri yang
memberikan kontribusi pertumbuhan
ekonomi signifikan ini, ironisnya juga
merupakan rumah bagi sektor-sektor
termiskin di Indonesia. 2 juta petani dan
buruh yang menjadi tulang punggung
industri kelapa hidup dengan NTP yang
tidak jauh dari titik impas.
Menurut data statistik tiga tahun terakhir;
kakao, kelapa, jambu mete, cengkeh, lada.
- secara berurutan merupakan lima
komoditas unggulan di Sulawesi Tenggara.
Namun dua daerah penyumbang produksi
kelapa terbesar, Bombana & Konawe
Kepulauan masih berstatus daerah
tertinggal..
 KONDISI
Sistem ekonomi
pribumi; Tanaman
pangan, holtikultura
dan perkebunan
rakyat.
Dikelola hanya untuk
menghasilkan bahan mentah
Akses pasar global bukan
solusi petani. Permasalahan
justru pada kurangnya akses
pasar lokal sendiri karena
monopoli oleh produk-produk
luar yang lebih murah
RENCANA SASARAN
Integrasi Industri • Industri/pasar
hulu dan hilir. lokal
Mengembangkan
Kampanye loyalitas
Industri Antara. produk. Prioritas
konsumen lokal
Memberi value pada
komoditas pertanian
kelapa dan • Pemberdayaan
pertumbuhan ekonomi Industri Hulu
berkualitas.
Mempengaruhi rantai Edukasi peningkatan
distribusi yang mutu dan swa-Produksi
mengendalikan harga (cluster industri antara
komoditas baru)
INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI
HULU ANTARA HILIR
Suplier Memproses produk Mengolah
bahan baku turunan kelapa produk akhir
produk: Produk: Produk:
buah kelapa, air Kopra, arang, cocofiber/peat Minyak goreng,
sabut, tmepurung Desiccated coco, santan VCO, briket, Charcoal
 COCO FIBER COCO MESH NON TREATMENT PRODUCT

SERABUT MACHINERY TREATMENT

COCO PEAT

TEMPURUNG ARANG CHARCOAL BRIKET

ASAP CAIR

VCO
DESICCATED SANTAN
COCONUT
MINYAK
GORENG
DAGING
BUNGKIL
AMPAS
MINYAK
KOPRA

NATA DE COCO
PRODUK
AIR TURUNAN KELAPA
POTENSI PENGEMBANGAN
VINEGAR SKALA KECIL-MENENGAH
potensi
bahan
baku
 potensi
bahan baku
• kuantitas KOLAKA TIMUR

KONUT

BUTON, BUSEL, BUTENG

KONAWE

BUTUR

KOLAKA UTARA

KONSEL
PRODUKSI (TON)
KOLAKA
LAHAN (HA)
KONKEP
DAERAH DENGAN
PRODUKSI KELAPA MUNA, MUBAR
> 1.000 TON
STATISTIK PERKEBUNAN
INDONESIA 2015-2017
BOMBANA
DIRJEN PERKEBUNAN
wujud produksi: kopra
- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
 potensi
bahan baku KOLAKA UTARA
• kualitas
KOLAKA
PRODUKTIVITAS
KONAWE
LUAS LAHAN

KONAWE KEPULAUAN

KONAWE UTARA

MUNA, MUBAR

KONAWE SELATAN

BOMBANA

KOLAKA TIMUR

BUTON UTARA
PRODUKTIVITAS
KILOGRAM/HEKTAR
BUTON, BUTENG, BUSEL

STATISTIK PERKEBUNAN - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
INDONESIA 2015-2017
DIRJEN PERKEBUNAN
wujud produksi: kopra
 potensi BOMBANA
bahan baku
• kontinuitas BUTON UTARA

KOLAKA

KONAWE SELATAN

MUNA, MUBAR

BUTON, BUTENG, BUSEL

KONAWE

KOLAKA TIMUR
PERBANDINGAN
LAHAN YANG MASIH KONAWE UTARA
TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
AKAN & SEDANG TANAMAN MENGHASILKAN
BERPRODUKSI TANAMAN RUSAK/TIDAK MENGHASILKAN
KONAWE KEPULAUAN

STATISTIK PERKEBUNAN
INDONESIA 2015-2017
DIRJEN PERKEBUNAN
wujud produksi: kopra KOLAKA UTARA

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

 potensi
bahan baku
• aksesbilitas

WILAYAH WILAYAH WILAYAH

HINTERLAND HINTERLAND HINTERLAND
PELABUHAN PELABUHAN PELABUHAN
KENDARI POMALAA BAUBAU
teknis
teknologis
 TARGET PRODUKSI

5.000 TON
2.500.000 BUTIR

TARGET PEMBERDAYAAN

1 HEKTARE PER POHON 1 Ha LAHAN

BERBUAH MENGHASILKAN

50
POHON 20BUTIR
3000
BUTIR
PERIODE PANEN
PER 4 BULAN 10 Kg 600 Kg

makauntuk mencapaitarget produksi

dibutuhkanlahan perekebunan seluas

833 Ha
 SERABUT
560.000 Kg
COCO FIBER

35% 1.750.000 Kg
140.000 Kg
PENYUSUTAN COCO PEAT
PENGOLAHAN
250.000 Kg
350.000 Kg MINYAK GORENG
SANTAN

DAGING
250.000 Lt
232.500 Kg VCO
28% 1.400.000 Kg DESICCATED COCO

500.000 Kg
KOPRA

AIR
1.000.000 Kg
28% 1.250.000 Kg NATA DE COCO

200.000 Kg 150.000 Kg
ARANG BRIKET
TEMPURUNG

12% 600.000 Kg
360.000 Kg
ASAP CAIR
 KELAPA BROWN DAGING KELAPA
KUPAS KERNEL PARUT

DEHUSKING DESHELLING GRINDING ECTRACTING

PARING

TEPUNG
TESTA KELAPA

diolah menjadi
minyak goreng grade 2
atau pakan ternak

PENGOLAHAN PENGOLAHAN PENGOLAHAN PENGOLAHAN

SABUT TEMPURUNG AIR DAGING
 ALUR PRODUKSI
SABUT

KELAPA
KUPAS

KULIT
PENGUPAS SABUT PENGURAI

GAMBUT SERABUT
KASAR KASAR

PRESS
GAMBUT
HALUS

SERAT
HALUS
COCO PENYARING
FIBER COCO
PEAT
 ALUR PRODUKSI
TEMPURUNG

KERNEL

PENCUNGKIL

ASAP
CAIR

PENEPUNG
PENGARANGAN
PEMBAKARAN 1 2 PIROLISIS

ARANG

GRANUL
BUBUK
ARANG

BRIKET

PENYARING
PENCETAK PENGADUK
 ALUR PRODUKSI
AIR

BAKTERI
AIR ASAM STARTER
KELAPA CUKA

GULA

REBUS PEMBIBITAN FERMENTASI RENDAM REBUS IRIS

 ALUR PRODUKSI
DAGING
TEPUNG
DESICCATED KELAPA
COCO
PARUT
PASTEURISASI
SANTAN
CAIR

SANTAN
SANTAN
BUBUK

PARUT PASTEURISASI

MINYAK
GORENG MESIN MINYAK
GORENG
MINYAK
PENYARING

PRESS

VCO VCO

PENDINGIN MIXER PENGHANGAT CENTRIFUGE

 MESIN PRODUKSI
SEGMEN MESIN PENGGERAK KAPASITAS HARGA

•RAW PENGUPAS SABUT DIESEL

PENGOLAH •FIBRE/PEAT PENGURAI SABUT DIESEL
SABUT •FIBRE/PEAT PENYARING SABUT DIESEL
•FIBRE/PEAT PRESS COCOFIBER DIESEL
•PEAT PRESS COCOPEAT DIESEL
•RAW PENCUNGKIL BATOK ELEKTRO
•ASAP CAIR REAKTOR PIROLISIS
•BRIKET DISK MILL DIESEL
PENGOLAH •BRIKET PENYARING ELEKTRO
TEMPURUNG •BRIKET PENGADUK DIESEL
•BRIKET PENCETAK DIESEL
•BRIKET PENGIRIS ELEKTRO
•RAW PENGUPAS TESTA ELEKTRO
•NATA PEMASAK NATA ELEKTRO
•RAW MESIN PARUT DIESEL
PENGOLAH •BUNGKIL PRESS SANTAN ELEKTRO
DAGING •SANTAN PASTEURISASI ELEKTRO
& AIR •MINYAK PEMASAK MINYAK ELEKTRO
•MINYAK PENYARING
•VCO PENDINGIN ELEKTRO
•VCO MIXER ELEKTRO
•VCO PEMANAS ELEKTRO
•VCO CENTRIFUGE ELEKTRO
 INVESTASI

LAHAN
KONSTRUKSI
MESIN
PERLATAN KANTOR & LAB
UTILITAS
BIAYA PRA OPERASI
BIAYA OPERASIONAL AWAL
 PENDAPATAN
NO ITEM TARGET HARGA PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN
PRODUKSI JUAL PERHARI PERBULAN PER TAHUN
1 MAIN-PRODUCT
COCOFIBER 560.000 KG 2.000 3.733.333 93.333.333 1.120.000.000
COCOPEAT 140.000 KG 2.000 933.333 23.333.333 2 80.000.000
NATA DE COCO 1000 KG 1.000 3.333.333 83.333.333 1.000.000.000
MINYAK GORENG 15000 LT 15.000 12.500.000 3 12.500.000 3.750.000.000
2 BY-PRODUCT
TEMPURUNG 600.000 KG 750 1.500.000 37.500.000 4 50.000.000
BUNGKIL 175.000 KG 500 291.666 7.291.666 87.500.000
AMPAS MINYAK 125.000 KG 5.000 208.333 5.208.333 62.500.000
20.737.498 562.499.99 6.750.000.000

25 HARI KERJA/BULAN
 PENGELUARAN
NO ITEM PERHARI PERBULAN PERTAHUN

A BIAYA TETAP
1 GAJI KARYAWAN 3.600.000 90.000.000 1.080.000.000
2 PENYUSUTAN 4.000.000 100.000.000 1.200.000.000

B BIAYA VARIABEL
1 BAHAN BAKU 8.400.000 210.000.000 2.520.000.000
2 PRODUKSI 2.000.000 50.000.000 600.000.000

TOTAL 18.000.000 450.000.000 5.400.000.000

25 HARI KERJA/BULAN
Kajian keuangan belum detil
 Stretegi bisnis masih berdasarkan
asumsi dan prediksi , dibutuhkan kajian
lapangan lebih lanjut
Analisis Resiko : Internal

PERSPEKTIF INDIKATOR PREDIKSI KAJIAN LAPANGAN

FINANSIAL Pengembalian modal Pengelolaan keuangan

Economic value added Analisa kinerja keuangan

Efisiensi biaya biaya varibel produksi, break event point

PASAR Market Segment Pangsa pasar rendah, Dinamika pasar,

Marcom Pendekatan komunikasi, brand awareness, loyalitas

distribusi Jalur & sistem penjualan, kontinyuitas, ,

interkoneksi konsumen, respon
Consumer Gain Konsumsi end user terbatas, Pembeli masih
kebanyakan sektor industri
Retensi Kompetisi harga & daya beli, preferensi konsumen,
kontinyuinatas pasokan, Kualitas
Produksi Efisiensi produksi Sarana Teknologi, pemanfaatan bahan baku

Kualitas Kesadaran produk

Inovasi Resiko pasar, resiko teknik, resiko pengelolaan

DEVELOPMENT Kualitas SDM Kompetensi

Kepuasan SDM Pemenuhan Kesejahteraan

Kinerja Team Pola pikir kesisteman, kemampuan manajerial

Analisis Resiko : external

SUBSISTEM PREDIKSI STRATEGI

HULU Varietas, Produktivitas , Bangun jaringan distribusi melalui pendekatan community development, menjadi
jaringan distribusi perantara industri hulu (petani) dan stakeholder, program bibit dan peremajaan

PRODUKSI Teknologi budidaya Upgrade program development , pengendalian hama, pengelolaan tanaman ,
integrasi tanaman dengan usaha lain

PENGOLAHAN Kualitas Strategi pengendalian mutu dan diversifikasi produk

PEMASARAN Integrasi pasar membangun simpul agribisnis, integrasi harga, menyediakan informasi pasar

KELEMBAGAAN sosiologis Upgrade program development, membantu terwujudnya organisasi budidaya,

pemasaran dan pembiayaan
 KOMUNIKASI

SEGMENTASI DISTRIBUSI
identifikasi dan
pengelompokan
kostumer/pasar potensial PRODUK

POSITIONING
Implementasi pesan. Daya
TAGET tarik dan pendekatan
target pasar
Memilih segmen

HARGA PROMOSI