Anda di halaman 1dari 5

PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN

USAHA BAWANG MERAH


Disampaikan pada

: Pemberdayaan kelembagaan usaha sayuran dan tanaman obat


Dinas Pertanian Propinsi DIY

Tanggal

: 14 Juni 2012

Oleh

: Kadiso (Penangkar benih bawang merah)


Kelompok tani Ngudi Makmur, Samiran, Parangtritis, Kretek, Bantul

Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta,
komoditas ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Bagi kami bawang merah merupakan
komoditas unggulan sekaligus andalan untuk menopang kebutuhan keluarga

Bicara agrobisnis bawang merah kita harus memperhatikan 5 padat, sebagai berikut :
1. Padat modal
Agrobisnis bawang merah membutuhkan modal yang jauh lebih

tinggi dibanding

komoditas yang lain yaitu 60.000.000/Ha


2. Padat tenaga
Agrobisnis bawang merah membutuhkan tenaga yang jauh lebih banyak dibanding
komoditas lainnya, hampir tiap hari harus ke lahan untuk melakukan pemeliharaan dan
pengamatan tanaman ibaratnya seperti memelihara anak kecil
3. Padat teknologi
Agrobisnis bawang merah membutuhkan teknologi yang lebih dibanding dengan
agrobisnis tanaman pangan agar hasil produksinya bisa maksimal
Contoh kasus : Tahun 1999 karena dana KUT hampir semua petani membudidayakan
bawang merah akan tetapi karena belum menguasai teknologi sehingga banyak yang
mengalami kerugian bahkan gagal panen.
4. Padat resiko
Agrobisnis bawang merah memiliki tingkat resiko kerugian maupun kegagalan yang
lebih tinggi dibanding komoditas yang lain. Faktor yang menyebabkan terjadinya resiko
tersebut antara lain :
Iklim (cuaca)
Bencana alam
Serangan hama dan penyakit
Saat panen harga jatuh
5. Padat keuntungan
Keuntungan dari agrobisnis bawang merah jauh lebih tinggi dibanding dengan komoditas
yang lain untuk panen saat ini keuntungan sekitar Rp.60.000.000/Ha Perkembangan
ekonomi masyarakat daerah sentra bawang merah lebih baik dibanding daerah sentra
tanaman pangan. Dalam agrobisnis bawang merah ada istilah kalau berani jangan takuttakut, akan tetapi jika takut jangan berani-berani, bagi yang belum terbiasa agrobisnis
bawang merah sekali jatuh pasti akan kapok.

Perkembangan bawang merah di Kabupaten Bantul 3 (tiga) tahun terakhir ini sangat
memprihatinkan dari luas tanam, produksi dan produktifitas semakin menurun, luas tanam
normal adalah 900 Ha sedangkan saat ini hanya 300 Ha dengan daerah sentra Sanden, Kretek,
Srandakan, dan Imogiri. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain :
1. Perubahan iklim (anomali iklim)
Dengan adanya perubahan iklim maka sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produktifitas bawang merah. Karena perubahan iklim bisa menyebabkan cuaca beruahubah sulit diprediksi dan menyebabkan ledakan hama dan penyakit sehingga produksi
menjadi rendah bahkan gagal panen
2. Bencana banjir
Tahun 2010 dan 2011 terjadi bencana banjir selama 3 kali musim tanam berturut-turut
yaitu musim tanam I bulan Mei 2010 terjadi banjir dan musim tanam II bulan September
2010 juga terjadi banjir, serta musim tanam I 2011 bulan Mei terjadi banjir lagi sehingga
banyak yang rugi bahkan fuso.
3. Harga benih mahal

Pengaruh dari produksi rendah dan gagal panen mengakibatkan stok benih sangat
berkurang sehingga harga benih menjadi sangat mahal.
4. Serangan hama dan penyakit
Dengan terjadinya perubahan iklim maka berakibat muncul serangan hama dan penyakit
terutama penyakit Moler (Fusarium), bercak ungu/trotol (Alternaria porri), dan embun
tepung/lodoh (Perenospora).
5. Harga jatuh
Saat panen sering terjadi harga jual jatuh yang disebabkan oleh bersamaan panen dengan
daerah sentra lainnya dan terutama disebabkan oleh bawang merah import sehingga
petani banyak rugi.dalam kurun waktu 3 tahun terakhir petani bawang merah banyak
mengalami kerugian, baru musim panen bulan Mei ini harga cukup tinggi kisaran
Rp.10.000 s/d Rp.12.000/kg kering panen
Diwilayah kami luas tanam bawang merah tidak mengalami penurunan, untuk musim tanam I
bulan Maret 2012 luas tanam diwilayah Desa Parangtritis seluas 150 Ha dan musim tanam ke
II bulan Juli besuk luas tanam bisa mencapai 167 Ha, penambahan luas tanam ini karena lahan
genangan sudah bisa ditanami
Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan sehingga bawang merah tetap bisa eksis antara lain :
Budidaya bawang merah
Sistem budidaya bawang merah yang kami lakukan adalah system tumpang gilir
dengan cabe merah. Dalam satu tahun ada dua musim tanam yaitu :
Musim tanam I pada bulan Maret, pada musim tanam I ini umur tanaman
50 - 60 hari dengan produksi 12 14 ton / Ha
Musim tanam ke II pada bulan Juli, pada musim ke II ini umur tanaman
60 - 70 hari dengan produksi 16 20 ton / Ha
Sertifikasi benih bawang merah varietas biru lancor.
Permohonan sertifikasi
Permohonan pemeriksaan lapang
Permohonan uji laboratorium
Pelabelan

Uji adaptasi 5 varietas, dalam rangka pelepasan Varietas Crok kuning menjadi
varietas unggul

Nasional

kami melakukan uji adaptasi 5 varietas, tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk mengetahui keunggulan dari varietas Crok kuning. 5
varietas tersebut adalah :
Crok kuning
Biru lancor
Bima brebes
Bauji
Tiron
Pemurnian bawang merah varietas Crok kuning
Kegiatan ini dilakukan baik perorangan maupun melalui kegitan dinas pertanian
Kegiatan ini bertujuan untuk memurnikan benih bawang merah varietas crok kuning
dari campuran varietas lain sehingga menghasilkan benih bawang merah yang benarbenar berkualitas sebagai benih sumber untuk penangkaran

Penangkaran benih bawang merah Varietas Crok kuning, dengan menyelamatkan


benih sisa-sisa banjir kami tangkarkan terus sehingga stok benih bisa diselamatkan
dan mampu mencukupi kebutuhan benih diwilayah kami
Dalam melaksanakan kegiatan Sertifikasi, Uji adaptasi maupun penangkaran benih
bawang merah kami selalu bekerjasam dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih Pertanian ( BPSB P ) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Fasilitas yang sudah ada di kelompok kami untuk pendukung penangkaran benih bawang merah
adalah :

Gudang benih 2 unit dengan kapasitas 36 ton


Mesin pengolah tanah (cultivator 1 unit)
Embung (1 paket)

Pemasaran benih bawang merah di kelompok tani Ngudi Makmur :


1. Kabupaten Bantul
Kretek
Imogiri
Sanden
Srandakan
2. Kabupaten Gunung Kidul
3. Kabupaten Kulon Progo
Sentolo
Galur
4. Kabupaten Sleman Kecamatan Moyudan
5. Propinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi)
Permintaan benih yang belum terpenuhi :
1. Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam dan Propinsi Riau

Peluang Agrobisnis bawang merah sangat menjanjikan terutama untuk pemasaran benih, setiap
musim tanam kami selalu kekurangan stok belum memenuhi permintaan konsumen

Kemitraan yang sudah terjalin dalam pemasaran benih dengan beberapa kelompok tani salah
satunya kelompok tani Di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Jawa
Barat. Untuk kemitraan dengan pihak perusahaan kami belum berani, hal ini dibayangi oleh
beberapa pengalaman kelompok lain yang sudah bermitra petani selalu dirugikan

Dalam rangka pemberdayaan kelompok tani kami melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pertemuan routin tiap bulan
2. Arisan dan simpan pinjam ( pinjaman modal usaha )

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Simpanan pokok
Simpanan wajib tiap bulan
Menyediakan saran produksi dengan system yarnen
Iuran benih bawang merah setiap panen musim tanam ke II tiap anggota 3kg
Penyewaan gudang benih dengan nilai sewa Rp.150;/kg benih
Penyediaan jasa alsintan

Masalah yang dihadapi :


1.
2.
3.
4.
5.

Belum ada irigasi, pengairan sistem pompanisasi sehingga biaya sangat tinggi.
Sering terjadi bencana banjir.
Serangan hama dan penyakit.
Harga jual jatuh saat panen
Perguliran rotasi tanam tidak imbang antara Mt I dan Mt II sehingga musim simpanan
benih terlalu lama sehingga terjadi penyusutan dan kebusukan yang cukup tinggi. MT I
panen benih bulan September ditanam lagi bulan Maret (6-7 bulan musim simpan). MT II

panen bulan Mei ditanam lagi bulan Juli (2 bulan musim simpan).
6. Belum bisa sertifikasi karena varietas crok kuning belum dilepas.
7. Penyimpanan benih bawang merah masih menggunakan pestisida yang cukup tinggi
tingkat residunya
8. Belum bisa memenuhi permintaan konsumen setiap musim tanam selalu kekurangan stok
benih
Upaya pemecahan masalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Mengusulkan agar dibuatkan bendung sungai Opak.


Normalisasi drainase.
Penerapan SOP, GPP, dan SL-PHT bawang merah.
Penerapan sistem tunda jual bila harga jatuh.
Pemanfaatan lahan pesisir dan perengan untuk budidaya bawang merah sehingga bisa 3

atau 4 kali musim tanam dalam 1 tahun.


6. Mengusulkan agar varietas crok kuning segera dilepas.
7. Berupaya mencari teknologi penyimpanan yang lebih baik
8. Peningkatan luas lahan penangkaran

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai