Anda di halaman 1dari 4

Rayhansyah Wibisana

207010038
Pengantar Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi
Nama tempat : Kampung Muaraberes
Nama narasumber : Suryati
Umur : 46 taun 
Jenis kelamin : Perempuan
Waktu kunjungan : 28 oktober 2021

Bergantinya Profesi Petani Padi di Muaraberes

Diawali dengan kunjungan saya ke salah satu rumah tetangga yang berlokasi di Kampung
Muaraberes, Kel. Sukahati, Kec. Cibinong, Kab.Bogor yang merupakan mantan petani padi,
kebetulan beliau memiliki warung yang menjual minum-minuman sachetan, cemilan, mie dan
semacamnya. Agar suasana tidak terlalu kaku saya pun membeli kopi liong sachet yang ia jual
agar bisa memulai obrolan dengan beliau. Beliau ini memang sudah sangat dekat dengan saya,
jarak rumah saya dengan beliau hanya sekitar 2 meter. Beliau seperti ibu kedua bagi saya ketika
ibu kandung saya sedang pergi keluar kota ataupun pulang kampung, ia yang menyediakan
makanan, mengurus rumah saya, dan beliau mempersilahkan saya menginap dirumahnya bila
keluarga saya sedang pergi keluar kota. Beliau bernama Suryati.

Ibu Suryati atau yang biasa dipanggil mpok Kanon lahir pada tahun 1975, beliau sekarang
berumur 46 tahun. Sebutan mpok dikampung saya memang bukanlah hal yang asing,
dikarenakan kampung saya banyak mengadaptasi gaya bahasa dari budaya Betawi. Menurut
Bankjim.com di artikel tentang istilah kekerabatan di betawi kata “Mpok” adalah sebutan untuk
memanggil kakak perempuan, kata yang sama juga dapat digunakan untuk menyebut seorang
wanita yang usianya lebih tua dari yang menyebutnya.

Mpok kanon ini dulunya mempunyai lahan sawah sekitar 1 hektar yang berlokasi tidak jauh dari
rumahnya. Lahan sawah tersebut kemudian dibeli oleh PT. Cemerlang yang bergerak dalam
bidang pembangunan perumahan. Sebenarnya dari pihak PT tersebut masyarakat masih
diperbolehkan untuk tetap menanam padi selama perumahan belum dibangun oleh pihak PT,
tetapi karena seringnya terjadi banjir di lahan sawah tersebut mengakibatkan sampah-sampah
terbawa oleh air dan lahan sawah juga tergenang oleh air yang menyebabkan para petani tidak
bisa lagi menanam padi di lahan tersebut. Mpok Kanon ini sekarang beralih menanam pohon
jeungjing dan pohon alpukat. Menurut Wikipedia pohon Jeungjing adalah nama
sejenis pohon penghasil kayu anggota suku Fabaceae. Pohon yang diklaim memiliki
pertumbuhan tercepat di dunia ini, dapat mencapai tinggi 7m dalam waktu setahun, nama
ilmiahnya adalah Paraserianthes falcataria. Jeunjing menghasilkan kayu ringan yang berwarna
putih, cocok untuk konstruksi ringan, peti-peti pengemas, papan partikel (particle board)
dan papan lapis (blockboard). Kebetulan mpok kanon ini memiliki usaha mebel, jadi ia bisa
memanfaatkan pohon jeunjing dan pohon alpukat yang ditanamnya untuk dijadikan bahan mebel.
Karena ketidakmungkinan masyarakat untuk menanam padi di kampung saya, masyarakat jadi
banyak yang beralih profesi dari petani padi menjadi petani alpukat.
Tidak hanya itu, masyarakat juga banyak yg beralih profesi menjadi pengusaha UMKM yang
menjual berbagai minuman sachet dan makanan cemilan. Mpok Kanon juga merupakan salah
satu masyarakat yang beralih profesi dari petani dan membuka usaha UMKM. Banyak kelebihan
yang bisa dirasakan masyarakat jika memiliki UMKM. Berikut adalah keuntungan masyarakat
jika memiliki UMKM;
1. Dengan memiliki UMKM masyarakat dapat merasakan fleksibilitas untuk berinovasi. Hal ini
memungkinkan pemilik usaha memegang hak penuh untuk berinovasi karena manajemen yang
belum terstuktur dengan kuat. Masyarakat juga bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan
perkembangan pasar saat itu.
2. Lalu masyarakat juga bisa menggeluti bidang usaha sesuai minat karena pemilik usaha
memegang penuh kontrol terhadap usahanya sendiri. Usaha yang sesuai dengan minat dan
kesukaan juga akan dapat membantu proses pengerjaan lebih sukarela karena tidak ada paksaan
oleh atasan.
3. Tidak dibutuhkan modal besar untuk memulai UMKM. Sebagai contoh jika masyarakat ingin
membuka usaha warung kopi maka modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Masyarakat
juga dapat memulai UMKM tanpa khawatir akan uang bangunan, karena biasanya masyarakat
memulai UMKM menggunakan rumahnya sendiri untuk berjualan. Mpok kanon juga membuka
UMKM dengan menggunakan lapak rumahnya sendiri.
4. Kebebasan untuk menentukan harga merupakan salah satu kelebihan dari memiliki UMKM.
Barang yang diperjualbelikan dapat dengan bebas ditentukan harganya, karena usahawan
memegang sendiri usaha yang ia miliki tanpa ada aturan dari atasan.
“Tapi bang, buka warung gini juga ada enak sama enggak enaknya sih. Soalnya ga menentu
pemasukannya juga, kadang rame anak-anak beli jajanan kadang sepi yang jajan. Kadang modal
juga gaketutup sama hasil penjualan.” Ujar mpok Kanon.

Mpok kanon juga merasakan kekurangan dari memiliki UMKM. Ada beberapa kekurangan dari
memiliki UMKM. Berikut adalah kekurangannya;
1. Dengan minimnya tenaga ahli, produk yang dijual atau di hasilkan akan cenderung lebih
rendah mutunya ketimbang dengan produk yang dihasilkan perusahaan besar. Minimnya tenaga
ahli juga menjadikan pasar UMKM cenderung hanya untuk sekedar mengikuti tren saja atau
hanya untuk menutupi kebutuhan rumah tangga pemilik usaha. Mpok Kanon juga mengakui
kalau UMKM yang ia miliki hanya sekedar untuk menambah pemasukan keuangannya saja.
2. Modal yang kecil juga bisa menyebabkan minimnya anggaran dan pembiayaan. Biasanya
pembiayaan UMKM berasal hanya dari uang pemilik usaha saja. Dengan minimnya pendanaan
UMKM maka menjadikan produk yang dijual juga tidak terlalu bervariasi.
3. Dengan banyaknya UMKM di kampung saya maka hal tersebut bisa menjadikan pemilik
UMKM bersaing dengan pemilik usaha UMKM yang serupa. Biasanya jika suatu usaha sedang
naik tren di pasar, maka akan banyak masyarakat pemilik UMKM serupa untuk menirunya.
Sebagai contoh di kampung saya banyak pemilik UMKM yang menjual berbagai minuman
sachet dan makanan ringan, jika dihitung mungkin ada lebih dari 10 pemilik usaha yang serupa,
itupun hanya di RT saya, belum lagi di RT sebelah mungkin akan lebih banyak jumlah pemilik
usaha yang serupa.
“Tapi saya lebih fokus ke usaha mebel saya aja sih, buka warung ini sebenernya awalnya cuma
iseng-iseng aja. Soalnya kalo ngandelin pemasukan dari warung doang kebutuhan keluarga
gaakan terpenuhi. Sekarang anak saya aja ada 5, yang satu udah nikah jadi udah pisah juga
rumahnya, nah yang 4 ini kan masih sekolah jadi harus saya yang penuhin kebutuhannya, mulai
dari uang sekolah, uang jajan, dll.” Ujar mpok Kanon.
Mpok kanon juga mengatakan bahwa pindahnya profesi dari petani padi menjadi pemilik usaha
UMKM tidak terlalu efektif, karena jumlah pemasukan keuangan yang didapat tidak terlalu
besar.
“Kalo dibandingin sama warung yang saya punya sih lebih mending bisnis mebel kemana-mana
sih bang, soalnya tiap harinya pasti ada yg pesen, entah itu pesen pintu, lemari, atau apalah itu
yang berhubungan ama kayu. Kalo warung kan yang belinya juga gaterlalu banyak, apalagi
warung saya Cuma jual minum-minuman sachet ama cemilan, paling anak-anak doang yang
jajan itupun gasetiap hari rame.” Ujar mpok Kanon.
Mpok Kanon lebih memilih untuk lebih fokus terhadap bisnis mebelnya karena pendapatan
keuangannya pun cukup stabil jika dibandingkan bisnis UMKM yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai