Anda di halaman 1dari 9

KEWIRAUSAHAAN

BAKPAO AYAM KOTA TEPIAN SAMARINDA

Oleh:

Veronika Ensy Laom

1411114043319

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU


SAMARINDA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Kewirausahaan yang berjudul “Kewirausahaan Bakpao ayam
Kota Tepian Samarinda” dengan baik.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata kuliah Kewirausahaan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan
makalah. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bernarda Teting, BSN, MSN selaku Direktur Akademi Keperawatan
Dirgahayu Samarinda.
2. Yovita Erin Sastrini, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Kewirausahaan yang telah membantu dan memberi bimbingan.
3. Bapak MK selaku narasumber.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima masukan berupa saran dan kritik yang besifat
membangun dalam usaha menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan
khususnya Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda.

Samarinda, 22 April 2017

Penulis
HASIL WAWANCARA

Pada hari Sabtu 22 April 2017 pukul 11.30 WITA saya melakukan
wawancara dengan bapak MK berusia 29 tahun. Bapak MK merupakan
seorang pengusaha Bakpao Ayam Kota Tepian Samarinda yang berlokasi
di depan Rumah Sakit Dirgahayu. Jenis usaha bapak MK merupakan
usaha perorangan dan bapak MK merupakan orang kedua karena tidak
memproduksi bapkpaonya sendiri melainkan mengambil ditempat bosnya
di Rumah Mikro di jalan Ks.Tubun.

Awalnya pada saat bapak MK lulus SMP pada tahun 2003 ekonomi
di rumah sedang tidak stabil membuat bapak MK mau tidak mau harus
merantau dari Jawa Timur ke Bangka Belitung, kurang lebih 6 bulan di
Bangka Belitung bapak MK kembali ke kampong halaman karena tidak
tahan. Kemudian bapak MK menelpon kakaknya dan kemudian diajak ke
Samarinda. Tiba di Balikpapan untuk pertamakalinya pada tanggal 8
November 2006 dan langsung melanjutkan perjalanan ke Samarinda, di
Samarinda bapak MK berjualan barang pecah belah di daerah Pasar Pagi,
karena orang-orang melihat bapak MK bekerja dengan rajin dan bagus
sehingga bapak MK mendapat banyak tawaran pekerjaan dari orang-
orang yang ada di sana, karena belum mengenal banyak orang dan takut
kena tipu bapak MK memilih untuk tetap pada pekerjaannya walaupun bos
bapak MK pada saat itu terkenal galak dan hanya mendapat gaji selama 7
bulan pertama, itu pun setelah meminta gaji mulai pukul 07.00 tetapi baru
mendapat gaji pukul 22.00. Kemudian pada bulan Februari 2007 bapak
MK di tawari oleh kakaknya untuk bergabung di usaha bakpao milik
temannya. Bapak MK masuk pertama kali di usaha bakpao di bagian
pengolahan bakpao, kemudian beberapa bulan kemudian bapak MK di
tawari untuk berjualan menggunakan gerobak tetapi bapak MK tidak
tertarik, sebulan kemudian barulah bapak MK tertarik untuk berjualan
bakpao karena melihat temannya setiap pulang jualan bakpao membawa
uang yang banyak. Bapak MK memulai jualannya untuk pertama kalinya
di depan Rumah Sakit Dirgahayu, yang pada awalnya berjualan masih
malu-malu untuk berbicara sampai sekarang sudah berani untuk berbicara
dengan pembeli bakpaonya. Bapak MK hanya berjualan di depan Rumah
Sakit Dirgahayu saja tidak berkeliling karena tempat berjualannya sudah
strategis dekat dengan rumah sakit dan sekolahan serta lingkungan
penduduk, sasaran dalam berjualan bakpao adalah untuk semua jenis
usia. Bapak MK mulai berjualan pukul 07.00 terkadang 06.45 terkadang
pukul 07.15 sampai pukul 14.00 jika rame, tapi kalau sepi sampai pukul
17.00. Cara bapak MK dalam merarik pelanggan yaitu dengan melihat
kareakter pembeli, banyak bicara dan banyak senyum agar pelanggan
merasa senang dan tidak kecewa.

Modal awal bapak MK adalah Rp.15.000,- untuk membeli plastik


dan uang pecahan Rp.150.000,- untuk angsulan, uang tersebut
merupakan uang pribadi dari gaji sebelum berjualan bakpao. Menurut
bapak MK uang untuk modal pertama kali masih kurang karena ada yang
beli bakpao satu buah dengan uang Rp.100.000,- sehingga uang pecahan
untung angsulan masih sangat kurang pada saat itu.

Pada saat pertama kali berjualan bakpao bapak MK mendapat


keuntungan bersih Rp. 54.000,- dari penjualan 93 buah bakpao dengan
keuntungan bersih satu buah bakpao Rp. 600,- sedangkan sekarang
bapak MK sudah bisa menjual 270 buah bakpao di tambah 50 buah
bakpao lagi jika pembeli ramai dengan untung bersih lebih dari
Rp.150.000,- per hari dengan keuntungan dari satu buah bakpao yang
awalnya Rp.600,- menjadi Rp.700,- namun bakpao tidak selalu habis jika
cuaca hujan seharian atau banjir bakpao pasti tidak habis, jika bakpao
tidak habis bakpao akan di bawa pulang di setor ke bos, biasanya bos
akan membagi-bagikan ke asrama di samping rumah produksi atau di
bagikan ke anggota jika mau di bagikan untuk keluarga atau teman-
temannya. Bapak MK juga menerima pesanan bakpao lewat HP,
terkadang dalam seminggu ada yang memesan terkadang tidak, biasanya
sekitar 150 buah untuk acara gereja, paling banyak biasanya untuk acara
syukuran sekitar 250 buah pesanan atau lebih. Berkat menjual bakpao
sekarang bapak MK bisa membuka rekening dan mempunyai motor
pribadi.

Hambatan dalam berjualan bakpao biasanya karena hujan mulai


pagi atau satu harian kemudian banjir sehingga orang-orang malah keluar
rumah untuk membeli bakpao. Biasanya bila bapak MK sakit akan tetap
berjualan karena tidak ada yang mengurusi pada saat sakit di rumah atau
jika parah akan ada yang menggantikan berjualan kalaupun ada yang
mau. Bapak MK juga mengatakan pernah terkena raziah namun tetap
berjualan lagi. Selama berjualan bakpao bapak MK di tawari temannya
kerja 5 bulan dengan gaji 15 juta kemudia tertarik namun ternyata itu
hanya tipuan temannya karena ingin mengambil alih tempat jualan bapak
MK, selama berjualan tidak pernah mengalami kerugian besar hanya saja
ada yang pernah pesan bakpao banyak lalu tiba-tiba pesanannya
dikurangi, ada juga yang makan bakpao tidak bayar karena keasikan
mengobrol, pernah juga bapak MK kena tipu dengan alasan lupa bawa
uang. Jika harga bensin naik belum tentu harga bakpao naik karena yang
menentukan harga bakpao adalah bos bapak MK.
KESIMPULAN

Bapak MK merupakan seorang penjual Bakpao Ayam Kota Tepian


Samarinda yang berjualan di depan Rumah Sakit Dirgahayu dengan
sasaran semua rentang usia. Bapak MK sudah berjualan Bakpao sejak
tahun 2008 dengan modal awal Rp.15.000,- untuk membeli plastik dan
Rp.150.000,- untuk menyiapkan uang angsulan pembeli. Saat awal
menjual bakpao bapak MK mendapat keuntungan Rp.54.000,- dari
penjualan 93 buah bakpao hingga sekarang dapat mencapai lebih dari
Rp.150.000,- dari penjualan 270 buah bakpao yang kadang di tambah 50
buah bakpao lagi. Jika bakpao tidak habis, bakpao akan di kembalikan ke
rumah produksi dan akan di bagi-bagikan ke asrama yang bertempat di
samping rumah produksi. Bapak Mk juga menerima pesanan Bakpao
dalam jumlah banyak melalui telepon. Berkat penjualan bakpao, sekarang
bapak MK bisa membuka rekening tabungan sendiri dan mempunyai
motor pribadi. Bapak Mk berharap agar omset Bakpaonya bisa semakin
bertambah banyak.
LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai